Judul Skripsi: Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009 dan 2010. Ukuran perusahaan dan struktur aset pada perusahaan manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang.
Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur Dan Non Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Tinjauan Pustaka
- Kepemilikan Manajerial
 - Kepemilikan Institusional
 - Kebijakan Hutang
 
Namun manajer mempunyai kecenderungan untuk melakukan perilaku oportunistik, tindakan oportunistik yang dimaksud adalah melakukan tindakan yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi manajer dan mengambil keputusan yang tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan. Pengaruh investor institusi terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting dan dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Solomon dan Solomon, 2004 dalam Sabrinna, 2008).
Teori Kebijakan Hutang
- Teori Keagenan (agency theory)
 - Teori Sinyal (signalling theory)
 - Static Trade Off Theory
 - Pecking Order Theory
 
Murni dan Andriana (2007) serta Putri dan Handayani (2009) menemukan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Ha2: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. 1992), Noor (2008) meneliti interaksi antara kepemilikan orang dalam dan kebijakan hutang (DER). Jalu (2008) dalam penelitiannya menguji pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang pada perusahaan non manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Penelitian ini dirancang untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang. Penelitian ini dirancang untuk menguji secara empiris pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang.
Jadi disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur dan non-manufaktur. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Non Produksi di BEI Periode 2004-2006.
Pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang perusahaan manufaktur di BEI periode 2004-2006.
Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Hutang
Review penelitian terdahulu
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan orang dalam, volatilitas pendapatan, penelitian dan pengembangan, pengeluaran iklan, pertumbuhan, kepemilikan institusional mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap rasio utang. Variabel kontrol seperti ukuran perusahaan dan volatilitas laba juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio utang, sedangkan pertumbuhan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap rasio utang. Faisal (2000) dalam Jalu (2008) menunjukkan bahwa keberadaan kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio utang namun mempunyai arah negatif yang sejalan dengan penelitian Bathala et.al (1994).
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional pada perusahaan manufaktur yang diteliti mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap rasio utang perusahaan. Menurut Wahidahwati, kehadiran kepemilikan institusional pada industri manufaktur berdampak signifikan terhadap rasio utang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan insider dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan utang.
Priyono Widodo menemukan keberadaan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap rasio utang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang.
Rerangka pemikiran
Putri dan Handayani (2009) menguji pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dividen dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur dan perusahaan non-manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif searah dengan kebijakan hutang perusahaan, namun tidak signifikan. Kepemilikan institusional akan memunculkan upaya pengawasan yang lebih besar sehingga dapat menghambat perilaku oportunistik manajer.
Kerangka kerja ini membantu menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu pengaruh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kebijakan utang.
Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian
Pengukuran ukuran perusahaan berkaitan dengan fleksibilitas dan kemampuan memperoleh dana serta memperoleh keuntungan dengan melihat pertumbuhan penjualan perusahaan. Hasil penelitian Moh'd dkk. 1994) dalam Masdupi (2005) menemukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Perusahaan yang lebih fleksibel akan cenderung menggunakan utang lebih banyak dibandingkan perusahaan dengan struktur aset yang tidak fleksibel.
Variabel ASSET mengacu pada struktur aset perusahaan yang selalu digunakan dalam aktivitas perusahaan dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat dijadikan jaminan. Oleh karena itu, variabel ASSET diukur dengan membagi jumlah aktiva tetap dengan total aktiva (Adedeji, 1999, dalam Spica, 2002). Perusahaan yang lebih fleksibel akan melakukannya. cenderung menggunakan lebih banyak utang dibandingkan perusahaan yang struktur asetnya tidak fleksibel.
Hasil penelitian Jensen dkk. 1998) dalam Masdupa (2005) menemukan bahwa struktur aset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Dummy karakteristik perusahaan merupakan variabel kontrol yang digunakan untuk mengendalikan pengaruh kedua jenis perusahaan yang diteliti dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dampak dua jenis perusahaan yang berbeda (non-manufaktur dan manufaktur) terhadap kebijakan utang. .
METODOLOGI PENELITIAN
- Desain Penelitian
 - Populasi dan Sampel
 - Jenis dan Sumber data
 - Model Penelitian
 - Definisi Operasional dan Pengukuranya
 - Variabel Dependen
 - Variabel Independen
 - Variabel Kontrol
 - Metode Analisis Data
 - Teknik Pengolahan Data
 - Uji Asumsi Klasik
 - Teknik Pengujian Hipotesis
 
Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan perusahaan non manufaktur dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Nilai kepemilikan manajemen (MOWN) diperoleh dari total persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh dewan dan komisaris, manajemen dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Wahidhwati, 2002). H02: Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang Ha2: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang.
Artinya kebijakan utang (DER) pada perusahaan manufaktur lebih tinggi sebesar 0,325190 dibandingkan dengan perusahaan non-manufaktur. H01: Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang Ha1: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan utang. Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (MOWN) tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel SIZE pada perusahaan non manufaktur dan manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DER. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel BATE pada perusahaan non manufaktur dan manufaktur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DER.
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel
- Proses Pemilihan Sampel
 
Dimensi waktu yang digunakan adalah cross-sectional yang artinya penelitian ini dilakukan pada waktu tertentu. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur dan non-manufaktur, kecuali perusahaan keuangan, yang terdaftar di BEI dan melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan dalam Panduan Pasar Modal Indonesia dan website BEI. Perusahaan manufaktur dan non-manufaktur kurang memiliki kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada periode 2009 dan 2010.
Perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional secara konsisten pada periode tahun 2009 dan 2010. Perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang tidak mempublikasikan informasi rasio hutang, penjualan bersih perusahaan dan aset perusahaan. Berdasarkan Direktori Pasar Modal Indonesia (ICMD), terdapat 402 perusahaan non-manufaktur dan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2009 dan 2010.
Terdapat 245 perusahaan nonmanufaktur dan manufaktur yang tidak memiliki manajemen dan kepemilikan institusional yang konsisten. Dalam penelitian ini konsisten artinya suatu perusahaan harus mempunyai kepemilikan manajerial dan institusional di dalam perusahaan tersebut selama periode tahun 2009 dan 2010.
Analisa dan Pembahasan Hasil Penelitian
- Statistik Deskriptif
 - Uji Asumsi Klasik
 - Uji Normalitas
 - Uji Multikolinearitas
 - Uji Autokolerasi
 - Uji Heterokedastisitas
 - Analisis Linier Berganda
 - Analisis Uji Hipotesis
 - Koefisien Determinasi ( goodness of fit )
 - Uji Signifikansi Parameter Individual ( Uji t)
 - Uji Signifikansi Simultan ( Uji F )
 
Nilai mean variabel dummy sebesar 0,4026 yang berarti 40% sampelnya adalah perusahaan manufaktur, sisanya adalah perusahaan non-manufaktur. Artinya seluruh variabel independen dan variabel dependen adalah perusahaan non manufaktur dan perusahaan. Jika kepemilikan manajerial (MOWN), kepemilikan institusional (INST), ukuran perusahaan (SIZE), struktur aset (ASSETS) dan DUMMY diasumsikan mempunyai nilai konstan, maka nilai DER pada perusahaan non manufaktur dan manufaktur periode 2009-2010 is akan berkurang 1,927388 unit.
Hal ini menunjukkan bahwa DER pada perusahaan nonmanufaktur dan manufaktur akan meningkat sebesar 0,001056 persen untuk setiap persen peningkatan kepemilikan manajerial, dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini menunjukkan bahwa DER pada perusahaan nonmanufaktur dan manufaktur akan meningkat sebesar 0,025199 persen untuk setiap persen perubahan kepemilikan institusional, dengan asumsi variabel lain konstan. Hal ini menunjukkan bahwa DER pada perusahaan nonmanufaktur dan manufaktur akan meningkat sebesar 0,063603 persen untuk setiap persen kenaikan ukuran perusahaan, dengan asumsi variabel lain konstan.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila DER pada perusahaan manufaktur mengalami kenaikan sebesar 1%, maka DER pada perusahaan non manufaktur akan mengalami penurunan sebesar satu persen. Nilai F-probability sebesar 0,000000 dapat diartikan bahwa secara bersama-sama atau simultan variabel independen yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional mampu mempengaruhi variabel dependen yaitu kebijakan hutang secara signifikan.
Pembahasan
Selain itu, kebijakan utang perusahaan juga berperan sebagai mekanisme pengawasan terhadap tindakan para manajer dalam pengelolaan perusahaan. Dengan demikian hipotesis H02 yang menyatakan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang ditolak, sedangkan hipotesis Ha2 yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan utang diterima. Besarnya pengaruh variabel ASSET pada penelitian ini membuktikan bahwa perusahaan yang mempunyai jumlah aset yang besar maka akan mempunyai hutang yang tinggi juga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis perusahaan yaitu non manufaktur dan manufaktur juga mempengaruhi perbedaan tingkat kebijakan utang (DER). Perusahaan besar dengan struktur aset yang baik merupakan perusahaan yang cenderung menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan eksternal. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang diuji, dimana ukuran dan variabel aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang (DER).
Dalam melakukan investasi, diharapkan investor dapat menangkap sinyal dari perusahaan yang sudah ada. Perusahaan yang menggunakan utang lebih tinggi merupakan sinyal positif bagi investor, sedangkan perusahaan yang menerbitkan saham atau saham baru merupakan sinyal negatif.
Implikasi Manajerial
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Selain hasil diatas, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel kontrol yang diuji seperti: ukuran perusahaan (SIZE), struktur aset (ASSET) dan variabel dummy (DUMMY) mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang (DER).
Saran
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya perusahaan-perusahaan keuangan tersebut dapat dijadikan sampel karena perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai spesifikasi tertentu. Analisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan utang, profitabilitas, ukuran perusahaan dan peluang investasi terhadap kebijakan dividen. Analisis Persamaan Struktural: Aktivisme Institusional, Kepemilikan Institusional dan Manajerial, Kebijakan Dividen dan Hutang untuk Mengatasi Masalah Keagenan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan Swasta Nasional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009.