Referensi bibliografi yang terdapat dalam tulisan ilmiah ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan serta dimuat dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa artikel ilmiah ini merupakan plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Latar belakang penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat ujian untuk memperoleh gelar Diploma III Pendidikan Kebidanan pada Program Studi Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin.
Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu kami dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada penulis. Ibu Putri Vidiasari, SSi., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini. Peneliti menyadari bahwa pembuatan dan penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu peneliti dengan rendah hati mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan.
Kami berharap penelitian yang disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah ini dapat membawa manfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Latar Belakang Masalah
Tanah gambut juga bersifat asam, keasaman gambut dipengaruhi oleh kandungan asam organik yang terdapat pada koloid gambut. Angka kejadian infeksi bayi baru lahir di Indonesia sekitar 24% hingga 34% yang sebagian besar disebabkan oleh tetanus neonatal. Bakteri tanah gambut mempunyai banyak keunggulan selain banyak menghasilkan enzim protease (sebagai zat antimikroba) dan juga pengurai.
Pada tahun 2017, terdapat 18 kasus penyakit menular dan parasit bawaan, dengan rincian 17 pasien sembuh dan 1 pasien meninggal. Ruang Teratai (Bayi) bahwa pada tahun 2016 terdapat 431 kasus infeksi neonatal dan 33 kasus sepsis neonatal. Dari data tersebut masih tingginya angka kejadian infeksi neonatal yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, sehingga peneliti tertarik untuk membuat artikel penelitian ilmiah tentang sifat bakteri sebagai obat: studi kasus pada bayi yang menderita infeksi.
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah artikel ini adalah: 'Apa ciri-ciri bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi?
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang sifat-sifat bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada mahasiswa mengenai sifat-sifat bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru sebagai tambahan materi tentang sifat-sifat bakteri tanah gambut sebagai agen farmasi.
Penelitian ini dapat dikembangkan untuk melihat karakteristik bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan, khususnya pada kasus infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Tanah gambut fibrik berwarna hitam muda, gambut hemik berwarna hitam pekat, dan gambut saprik berwarna hitam pekat. Sifat kimia, fisik dan biologi tanah gambut Menurut Hartatik dkk. 2004) Sifat kimia dan fisik lahan gambut merupakan sifat lahan gambut yang penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan lahan gambut.
Selain itu, agar tanah gambut dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama, laju subsiden (penurunan permukaan tanah) dan sifat pengeringan permanen harus dikendalikan agar gambut tidak cepat habis. Tanah gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik, sehingga kandungan karbon pada tanah gambut sangat tinggi. Sifat kimia tanah gambut di Indonesia sangat beragam dan ditentukan oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis tumbuhan penyusun gambut, jenis mineral pada substrat (di dasar gambut) dan tingkat degradasi gambut. .
Sifat-sifat kimia tanah gambut terdiri dari : .. 1991) gambut adalah suatu massa tumbuhan atau bahan organik yang telah terurai tidak sempurna dengan kandungan unsur hara yang rendah dan pH yang sangat rendah atau sangat asam. Sebagian besar tanah gambut di Indonesia bereaksi masam hingga sangat asam dengan pH 3 – 5 (Agus dan Subiksa, 2008). Tingkat keasaman tanah gambut erat kaitannya dengan kandungan asam organik yaitu asam humat dan asam fulvat.
Bahan organik yang telah mengalami dekomposisi mempunyai gugus reaktif karboksil dan fenol yang bersifat asam lemah, diperkirakan 85-95% sumber keasaman tanah gambut disebabkan oleh kedua gugus karboksil dan fenol tersebut. Tanah gambut juga mengandung unsur jejak dalam jumlah yang sangat rendah dan terikat cukup kuat (terikat) oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Kandungan unsur mikro pada tanah gambut dapat ditingkatkan dengan menambahkan tanah mineral atau pemupukan mikro (Kapasitas Tukar Kation (KTK).
Tanah gambut secara alami memiliki tingkat kesuburan yang rendah karena kandungan unsur hara yang rendah dan mengandung berbagai asam organik yang beberapa di antaranya bersifat racun bagi tanaman. Tingkat kesuburan tanah gambut bergantung pada beberapa faktor: ketebalan lapisan tanah gambut dan derajat dekomposisi, serta komposisi tanaman. Sifat fisik tanah gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian antara lain kadar air, berat jenis (BD), daya dukung beban, penurunan permukaan tanah (subsidence), dan pengeringan ireversibel.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Klinik Akademi Kebidanan dan Sekolah Ilmu Kesehatan Sari Mulia Banjarmasin Jalan Pramuka 02 Banjarmasin. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian tanah gambut di kawasan Jl. Gubernur Syarkawi Km 3,9 Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan di kawasan RSJ Sambang Lihum, Kalimantan Selatan, mengambil sampel lapisan permukaan tanah (Irfan, 2014). Definisi operasional adalah dapat didefinisikan secara operasional berdasarkan ciri-ciri yang diamati/diteliti, sehingga memungkinkan peneliti dapat melakukan pengamatan atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
Alat Ukur Variabel DO Hasil pengukuran Skala ukur.. a) Ciri-ciri bakteri merupakan cara untuk menentukan karakter.. bentuk/morfologi, sifat, motilitas, sifat kimia bakteri.. b) Tanah gambut Menurut Musmohon (2003), gambut tanah adalah tanah yang terbentuk dari bahan organik di dalamnya Oleh karena itu, suatu agen farmasi merupakan pemicu atau penemuan suatu sediaan baru yang menghasilkan produk/produk farmasi yang dapat digunakan sebagai obat. Data diperoleh dari hasil studi pendahuluan di ruang anak dan rekam medis RSUD Ulin Banjarmasin untuk memperoleh data kejadian infeksi mikroorganisme pada bayi.
Bahan dan Alat 1. Bahan
Prosedur Kerja
Alat-alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen hingga bersih, kemudian dibilas dengan air mengalir dan dikeringkan. Alat-alat yang terbuat dari kaca, plastik, dan logam kemudian disterilkan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Bahan ditimbang sesuai komposisi masing-masing media yang akan dibuat, kemudian dilarutkan dalam air suling steril (aquades), kemudian disterilkan dalam autoklaf pada tekanan atmosfer 1 atm dan suhu 121°C selama 15 menit. Siapkan wadah pengambilan sampel tanah (cawan petri steril, penggaris dan sekop steril) dan alat pelindung diri atau APD (sarung tangan karet dan masker).
Tuang media nutrisi agar secara merata ke dalam cawan petri dan segera tutup, lalu biarkan dingin hingga memadat membentuk agar. Ambil 0,1 ml sampai 1 ml contoh tanah yang diencerkan sesuai laju pengenceran dengan menggunakan mikropipet dan diratakan dengan batang L/metode yang digunakan atau batang pengaduk (metode semprot). Sampel koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media NA diambil sebelumnya kemudian ditanam kembali pada NA dengan metode scratch or coretan plate dengan menggunakan loop needle dan digores pada permukaan media agar dengan pola tertentu dengan harapan akhir periode tersebut. awal hanya akan melepaskan beberapa sel bakteri dari loop dan menempel pada medium.
Sel-sel bakteri individu ini akan membentuk satu koloni, yang kemudian dapat dipindahkan ke media berikutnya untuk mendapatkan kultur murni. Rentangkan jarum dan tunggu hingga dingin, kemudian ambil bakteri dari kultur sebelumnya dan sebarkan pada spesimen kaca hingga berbentuk lingkaran lonjong. Bakteri dikeluarkan dari media nutrisi agar kemudian ditanam kembali pada media nutrisi agar dengan cara berdiri tegak kemudian ditusuk secara vertikal ke ujung dasar tabung dengan putaran lurus.
Hasilnya diamati untuk melihat apakah terdapat pergerakan bakteri pada tabung yang dibor secara negatif dengan melihat pertumbuhan koloni bakteri yang menyebar sedangkan tidak. Bakteri diperoleh dari media isolasi yang berisi bakteri dengan menggunakan lingkaran bulat pada kaca objek.
Metode Analisis Data
Berdasarkan hasil uji pH tanah, pHnya 5 dengan pH meter universal yang berarti tanah gambut bersifat asam. Tanah gambut yang diteliti memiliki pH 5 yang berarti bersifat asam karena dipengaruhi oleh kandungan asam organik pada koloid gambut. Berdasarkan hasil penanaman bakteri permukaan tanah gambut dengan kultur NA diperoleh 200 koloni bakteri dengan masa inkubasi 24 jam pada suhu 320C.
Penelitian Irfan (2014) bertajuk Isolasi dan Pencacahan Bakteri Tanah Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit PT Tambang Hijau, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar menemukan kokus gram positif, kokus gram negatif, dan basil gram negatif. Berdasarkan uji motilitas diketahui bahwa ciri-ciri bakteri tanah gambut adalah motil (memiliki alat gerak) dan anaerobik fakultatif, artinya bakteri ini dapat hidup secara aerob (membutuhkan oksigen) dan anaerobik (tidak memerlukan oksigen). Berdasarkan uji bakteri katalase diketahui bahwa ciri-ciri bakteri tanah gambut pada seluruh sampel bakteri yang diuji dengan hasil katalase negatif terlihat dengan tidak adanya pembentukan gelembung udara pada sediaan yang diteteskan reagen H202 3.
Uji katalase yang negatif berarti bakteri tanah gambut tidak dapat menghasilkan enzim katalase. Hasil isolasi bakteri tanah gambut menunjukkan tumbuh 200 koloni bakteri yang diinkubasi pada suhu 32°C selama 24 jam. Uji bakteri katalase, bakteri tanah gambut bersifat katalase negatif, artinya tidak memiliki enzim katalase yang dapat memecah hidrogen peroksida menjadi oksigen dan air.
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan beberapa saran mengenai karakteristik bakteri tanah gambut sebagai agen. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan dalam bidang kebidanan dan menambah pengetahuan tentang karakteristik bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi: studi kasus bayi yang menderita infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, dan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. pada karakteristiknya. bakteri tanah gambut sebagai agen farmasi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber data penelitian mengenai karakteristik bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi dan pengetahuan metode penelitian.
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai karakteristik bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi: studi kasus bayi yang menderita infeksi mikroorganisme, apabila hal ini terus berlanjut di kemudian hari. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik bakteri tanah gambut sebagai bahan farmasi: studi kasus pada bayi yang menderita infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. Isolasi dan Pencacahan Bakteri Tanah Gambut di Perkebunan Kelapa Sawit PT Tambang Hijau, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Karakterisasi dan Kepadatan Bakteri Pendegradasi Selulosa Pada Tanah Gambut di Desa Parit Banjar Kabupaten Pontianak.