• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Literasi Agama Masyarakat Desa Kuta Inang Simeulue Cut Melalui Kegiatan Karantina Ta’lim Alquran

N/A
N/A
Ahmad Afandi

Academic year: 2023

Membagikan "Penguatan Literasi Agama Masyarakat Desa Kuta Inang Simeulue Cut Melalui Kegiatan Karantina Ta’lim Alquran"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Penguatan Literasi Agama Masyarakat Desa Kuta Inang Simeulue Cut Melalui Kegiatan Karantina Ta’lim Alquran

Abstract

This research is motivated by the limited human resources and educational facilities in Kuta Inang Village compared to the community's need for Islamic education. The need for teachers or Quran teachers and educational facilities such as Taman Pendidikan Alquran is still very limited. The aim of this research is to make children accustomed to reciting the Quran, memorizing some short surahs, and daily prayers. In addition, it aims to provide religious lectures by STAI As-Sunnah KKL students to villagers as enlightenment and guidance to continue their enthusiasm for seeking knowledge of Islamic religion. The method applied in this research is Asset Based Community Development (ABCD) with 5 stages of asset reinventing through data collection (observation and FGD), designing types of activities, communicating the activities to potential beneficiaries, implementing the activities, and evaluating them. The results show that participants in the Quranic recitation quarantine have been able to memorize short surahs that they can read during prayer. In terms of performing ablution and prayer, the participants have also mastered the techniques. During the competition, they were very enthusiastic about participating in the activities. From these results, continuity of the activities is needed to address the challenges of limited Islamic teaching in Kuta Inang Village through a collaborative program between the village officials and campus/NGO partners.

Keywords: Strengthening, Religious Literacy, Ta’lim Alquran Quarantine.

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan sumber daya manusia dan sarana pendidikan di Desa Kuta Inang berbanding dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama islam. Kebutuhan akan pengajar/atau guru mengaji dan sarana pendidikan seperti TPA masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini untuk menjadikan anak-anak terbiasa mengaji alquran, menghafal beberapa surah-surah pendek, dan doa dalam kehidupan sehari-hari. Serta memberikan pengajaran melalui ceramah agama oleh Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah kepada warga desa sebagai pencerahan dan pendampingan untuk meneruskan semangat menuntut ilmu agama islam. Metode yang diterapkan adalah Asset Based Community Development (ABCD) dengan 5 tahapan asset reinventing melalui pengumpulan data (observasi dan FGD), merancang jenis kegiatan (designing), sosialisasi kegiatan kepada calon penerima manfaat (communicating), pelaksanaan kegiatan (implementing), Evaluasi kegiatan (evaluating).

Hasil menunjukkan peserta karantina Ta’lim Alquran sudah dapat menghafal surah- surah pendek yang dapat mereka baca ketika shalat. Dalam hal praktek wudhu dan shalat juga sudah dikuasai oleh peserta. Dan saat ujian dalam bentuk lomba mereka sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dari hasil ini dibutuhkan kelanjutan/kesinambungan kegiatan yang dapat mengatasi persoalan/tantangan keterbatasan pengajaran islam pada Desa Kuta Inang melalui program kerjasama antara perangkat desa dengan mitra kampus/LSM.

Kata Kunci: Penguatan, Literasi Agama, Ta’lim Alquran

(2)

Introduction

Literasi agama menurut Diana L Moore1 “Religious literacy entails the ability to discern and analyze the fundamental intersections of religion and social/political/cultural life through multiple lenses” yakni kemampuan untuk melihat dan menganalisis titik temu antara agama dan kehidupan sosial, politik, dan budaya dari beragam sudut pandang. Orang yang melek agama akan sadar nilai-nilai yang diperoleh dari pembelajaran agama islam untuk mempraktekkan dalam kehidupan sebagai wujud aktualisasi diri. Sehingga terbentuk pribadi muslim yang moderat dalam beragama (Wasathiyyah). Dan sebagai bentuk implikasi dari hadis nabi saw. “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”2. Melalui kegiatan literasi agama dapat menumbuhkan minat baca, kesadaran beragama, kesadaran berakhlak mulia pada sarana pendidikan formal, informal, maupun nonformal.

Simeulue sebagai salah satu kabupaten di Aceh yang memiliki jumlah penduduk 94,876 jiwa mayoritas 99% masyarakatnya beragama islam3. Di kecamatan Simeulue Cut ada 3,466 jiwa seluruhnya beragama islam.

Sejak resmi menjadi kabupaten pada 12 Oktober 1999 pemerintah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas pemerataan pendidikan di kabupaten Simeulue melalui program pembangungan desa. Salah satu desa di kecamatan Simeulue Cut yang menjadi objek pembangunan desa adalah Desa Kuta Inang. Desa ini terdiri dari 105 keluarga 48 Aparatur Pemerintahan. Pada tahun 2018 Indek Pembangunan Desa sebesar 62,04% meningkat dari indeks 4 tahun sebelumnya (2014) sebesar 52,17%4.

Minat masyarakat Desa Kuta Inang terhadap agama sangat tinggi sebagaimana yang dituturkan oleh kepala Desa Kuta Inang5 namun, sarana pendidikan yang masih terbatas terkhusus pendidikan agama islam. Sarana pendidikan islam di Desa Kuta Inang sangat terbatas hanya terdapat 1 Madrasah Ibtidaiyyah (MI) setingkat sekolah dasar, dan 1 Madrasah Aliyah (MA) setingkat menengah atas6. Sebaran guru pendidikan agama islam yang tidak merata di kabupaten Simeulue menjadi salah satu faktor belum mencapai kualitas dan mutu pendidikan islam yang baik. Hal ini disebabkan karena sebab geografis letak beberapa kecamatan termasuk daerah 3T, formasi yang disediakan oleh pemerintah pusat yang masih minim, dan kekurangan sumber daya

1 Diane L. Moore, “Overcoming Religious Illiteracy: A Cultural Studies Approach,”

World History Connected 4, no. 1 (November 2006),

https://worldhistoryconnected.press.uillinois.edu/4.1/moore.html.

2 Muhammad Ibn Yazid Abu ‘Abd Allah al-Qazwayni, Sunan Ibnu Majah (Beirut: Dar Al-Fikr, t.t.), 81.

3 “Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue,” 67, diakses 1 Mei 2023, https://simeuluekab.bps.go.id/publication/2023/02/28/ca489a2aa0fcbc63c4a9b635/kabu paten-simeulue-dalam-angka-2023.html.

4 “Pusat Data Desa Indonesia Dashboard,” diakses 1 Mei 2023, https://pddi.kemendesa.go.id/desa?id=1109102003.

5 Wawancara bersama Toni Kepala Desa Kuta Inang, 25 Maret 2023.

6 “Pusat Data Desa Indonesia Dashboard.”

(3)

manusia7. Pemerintah Kabupaten Simeulue terkhusus dinas pendidikan berupaya menanggulangi masalah pemerataan pendidikan secara umum dengan penguatan UU dan regulasi penempatan guru dengan memberikan sanksi bagi siapa yang melanggar dan bekerjasama dengan berbagai pihak seperti LSM dan Universitas. Tantangan lain dalam hal pendidikan di Kab. Simeulue adalah minim ketersediaan buku siswa dan guru (K-13), Pembinaan dan Pendampingan yang masih minim dari dinas pendidikan8.

Bila melihat lebih khusus lagi penelitian yang dilakukan Nelli Gustiana9 menyampaikan dalam hasil pembahasannya bahwa di Desa Teupah Barat (Kab. Simeulue) SDN 3 masih banyak murid-murid yang belum dapat membaca Alquran. Selain sebab internal dari siswa namun sebab eskternal seperti ketersediaan buku Paket PAI siswa juga tidak tersedia.

Guru hanya mengandalkan satu kitab suci alquran dan buku Paket PAI guru.

Lebih jauh lagi implementasi dari Qanun 31 Tahun 2012 tentang Taman Pendidikan Al-Quran di Kabupaten Simeulue belum terealisasi dengan baik, karena pembangunan Taman Pendidikan Al-Quran hanya sebagian kecil desa saja. Perintah pembuatan peraturan bupati juga belum terlaksana. Terdapat beberapa kendala tidak jalannya perintah dari qanun tersebut, antara lain peraturan bupati belum dibuat karena ketidaksiapan peraturan yang menjadi acuan dalam menjalankan qanun itu. Tidak adanya kepastian honorarium para tenaga pengajar, menjadi satu kendala tersendiri, sehingga menjadi penyebab tidak jalannya Taman Pendidikan Al-Quran yang sudah ada sebelumnya10. Di kecamatan Simeulue Cut terdapat 3 TPA dan tidak terdapat di Desa Kuta Inang11. Relevan dengan fakta diatas, salah satu tri dharma peruguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat diharapkan memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitar baik dalam lingkup lokal, regional dan nasional.

Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah mengambil peran untuk ikut membantu upaya pemerintah dinas pendidikan/keagamaan Kabupaten Simeulue dalam menguatkan literasi agama bagi masyarakat Desa Kuta Inang.

Kegiatan pengabdian dilakukan dengan pendekatan sosial yang melibatkan secara aktif pemangku kepentingan dan penerima manfaat.

Metode yang diterapkan Asset Based Community Development (ABCD) dengan 5 tahapan asset reinventing melalui pengumpulan data (observasi dan FGD), merancang jenis kegiatan (designing), sosialisasi kegiatan

7 Hayatur Riza, “ANALISIS PENEMPATAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KABUPATEN SIMEULUE” (Banda Aceh, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, t.t.), 41–50.

8 Nurita Nurita, Nurhaidah Nurhaidah, dan M. Yamin, “Kendala-kendala Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD Negeri 7 Teupah Barat Kabupaten Simeulue” (Journal:eArticle, Universitas Syiah Kuala, 2018), 111–18, https://www.neliti.com/id/publications/459253/.

9 160201134 Nelli Gustiana, “Upaya Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan SD Negeri 3 Teupah Barat Simeulue” (other, UIN Ar-Raniry Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2022), 87–108, https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/22479/.

10 Safdiarman Safdiarman, Eddy Purnama, dan Muhammad Sjafei, “Implementasi Qanun Taman Pendidikan Al-Quran di Kabupaten Simeulue,” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 22 (4 Mei 2020): 133–48, https://doi.org/10.24815/kanun.v22i1.11481.

11 “Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue,” 201.

(4)

kepada calon penerima manfaat (communicating), pelaksanaan kegiatan (implementing), Evaluasi kegiatan (evaluating)12.

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan kepala desa dan bagian keagamaan di Desa Kuta Inang yang dibutuhkan masyarakat adalah pengajaran membaca Al-quran dan fiqih ibadah praktis seperti bersuci, shalat dan pemahaman rukun islam lainnya. Dengan demikian untuk memenuhi kebutuhan tersebut Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah rapat bersama perangkat desa dan kenaziran masjid untuk merancang kegiatan karantina Alquran selama 11 hari (Designing). Kegiatan ini meliputi pengajaran dasar membaca Al-quran untuk peserta tingkat sekolah dasar melalui metode talqin dan takrir, program hafalan surah-surah pendek serta doa-doa yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari. Kegiatan dilaksanakan selama Ramadhan 27 Maret – 7 April 2023. Dalam mensosialisasikan (Communicating) kepala desa dan Mahasiswa mengumpulkan para warga dan menyampaikan kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan beserta tujuannya. Kegiatan secara interaktif dan diselingi ice breaking untuk mencegah rasa bosan peserta saat pelaksanaan kegiatan (Implementing). Bentuk pengukuran yang dilakukan terhadap peserta adalah dengan mengadakan ujian hafalan dan bacaan yang dibuat dalam bentuk kompetisi perlombaan sebagai ukuran pencapaian para peserta karantina alquran (Evaluating).

Result and Discussion

Pelaksanaan kegiatan diawali dengan diskusi bersama perangkat desa dan tokoh agama islam/kenaziran masjid terkait kondisi sosial agama masyarakat setempat.

12 Tim Penyusun, Metodologi Pengabdian Masyarakat (Jakarta: Pendis Press, 2022), 236–37.

(5)

Gambar 1. Diskusi bersama Bapak Toni kepala desa Kuta Inang (asset reinventing)

Gambar 2. Duduk diskusi bersama tokoh agama/kenaziran masjid (asset reinventing)

Dari hasil diskusi minat masyarakat terhadap pendidikan agama islam cukup tinggi namun keterbatasan pengajar di desa menjadikan masih banyak anak-anak masyarakat rentang sekolah dasar hingga sekolah menengah yang belum mahir membaca alquran dan ibadah- ibadah mahdah khususnya bersuci dan shalat. Kelebihan dari warga Desa Kuta Inang concern terhadap Da’i dan Pengajar agama islam yang datang ke desa mereka.

Kemudian mahasiswa KKL STAI As-Sunnah turun bersama tokoh masyarakat menentukan lokasi untuk melaksanakan kegiatan Karantina Ta’ilm Alquran. Masjid menjadi basis penyelnggaraan kegiatan karantina

(6)

ta’lim alquran sekaligus disampaikan oleh kenaziran masjid untuk menghidupkan masjid dan menjadikan tempat pengajaran alquran.

Gambar 3. Mahasiswa STAI As-Sunnah merancang kegiatan karantina ta’lim alquran (designing)

(7)

Rancangan (designing) kegiatan yang akan diselenggarakan dengan anak-anak sekolah dasar sampai setingkat menengah pertama sebagai peserta kegiatan karantina ta’lim alquran. Waktu pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah waktu ashar hingga jam 18.30 WIB. Kegiatan dilakukan selama 12 hari 27 Maret – 7 April 2023 dengan target hafalan surah pendek setengah dari Juz 30 mulai dari surah Ad-Dhuha sampai An-Nas.

1-2 April 2023 pelaksanaan praktek bersuci (wudhu) dan shalat. 8 April 2023 kegiatan ujian hafalan surah-surah pendek sebagai bentuk penilaian terhadap kegiatan. Melalui kegiatan karantina diharapkan dapat menjadi langkah awal pembentukan karakter anak di usia belia mereka seperti kedisiplinan, tanggungjawab, kemandirian dan kejujuran. Menurut Mulianah13 pembentukan karakter pada anak dapat dibentuk dengan memberikan aturan yang jelas apa yang boleh/tidak boleh dilakukan oleh anak. Dalam kegiatan ini pembentukan sikap ditempuh dengan pemberian punishment untuk mencegah pengulangan sikap yang tidak diharapkan dan memberikan reward untuk mempertahankan perilaku sikap yang diharapkan dari kegiatan karantina ta’lim alquran.

Untuk kegiatan pendamping Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan ceramah keagamaan pada saat hari jum’at sebagai khatib dan

selepas shalat isya sebelum pelaksanaan tarawih. Dalam kegiatan pendamping tersebut lebih dititikberatkan kepada motivasi-motivasi menuntut ilmu dari nash alquran dan hadis nabi saw. Serta penanaman nilai semangat beribadah berdasarkan tuntunan alquran dan hadis nabi saw. Target capaian dari kegiatan pendamping ini menumbuhkan kesadaran terhadap beribadah dan berkeyakinan islam didasarkan pada keilmuan yang bersumber dari alquran dan hadis nabi saw.

Gambar 4. Perkenalan Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah dan Sosialiasi Kegiatan Karantina Ta’lim Alquran (Communicating)

Bentuk sosialisasi (communicating) yang dilakukan melalui ceramah yang diberikan kesempatan oleh kenaziran masjid setelah shalat isya sebelum pelaksanaan tarawih. Salah satu mahasiswa memberikan gambaran umum terkait kegiatan karantina ta’lim alquran seperti memperlancar bacaan alquran (Tahsin), pengajaran alquran metode talqin dan takrir (untuk yang masih iqra’), Hafalan setengah juz 30 dari surah Ad-Dhuha sampai An-Nas. Begitu juga praktek tata cara bersuci dan ibadah shalat agar anak-anak dapat terbiasa beribadah sejak kecil.

Tujuan kegiatan ini yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta

13 Mulianah Khaironi, “PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI,” Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi 01, no. 2 (2017): 83–87.

(8)

karantina. Sebagai kegiatan literasi agama kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKL pada dasarnya sebagai pemantik pondasi awal untuk kegiatan KKL berikutnya.

Kegiatan Menghafal (Tahfizh) terdiri dari 3 rangkaian kegiatan: 1) Pra hafalan, peserta karantina mendengarkan surah yang dibaca oleh

Mahasiswa KKL dan peserta menyimak kemudian mengikuti dan mengulangi bacaan secara bersama dengan peserta lainnya. 2) Kegiatan Inti, menghafalkan dan menyetorkan hafalan kepada pengajar. 3) Pengulangan (Muraja’ah), setelah selesai menyetorkan kepada guru dan diperbaiki bacaan dari hafalan peserta menyetorkan kembali kepada peserta lainnya. Sebelum pelaksanaan ditentukan aturan terkait penambahan hafalan surah bagi yang tidak menyetorkan di hari yang sama. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan aspek kedisiplinan pada para peserta karantina ta’lim alquran.

Gambar 5. Peserta menyetorkan hafalan kepada Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah (implementing)

Kendala yang dihadapi oleh Mahasisswa KKL STAI As-Sunnah pada program hafalan setengah Juz 30 adalah prilaku beberapa peserta yang suka bermain-main saat kegiataan hal ini mengganggu peserta lainnya dan membuat mereka tidak mampu menyelesaikan hafalan surah dihari yang sama. Dalam hal ini pemberian punishment diperlukan dengan menambahkan hafalan bagi peserta yang tidak mampu menyetorkan hafalan dihari yang sama. Kendala dari peserta adalah pada pelafalan huruf yang benar dan hukum-hukum tajwid menjadikan mereka lambat dalam hafalan.

Kegiatan program tahsin untuk perbaikan bacaan alquran peserta dan pengajaran tajwid dasar dilakukan oleh pengajar lainnya.

Pengucapaan huruf yang menjadi kesulitan bagi peserta didik adalah huruf dhaad menjadi Dal, Dzal menjadi Zai, dan Kha’ menjadi Ko.

Menurut Abdurrahman14 kesulitan pada aspek fonem untuk penutur non- arab adalah pada beberapa huruf ق ،غ ،ع ،ظ ،ط ،ض ،ص ،خ ،ح ،أ، perlu diberikan pelatihan dan pengulangan satu per satu huruf tersebut dengan

14 Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan, Idha’at Li Mu’allim Al-Lughah Al-’Arabiyah (Riyadh: Arabic for All, 2015), 175.

(9)

dicontohkan pelafalan yang benar dari pengajar. Dan kesulitan ini dihadapi oleh peserta didik sehingga fokus perbaikan fonem dititikberatkan pada huruf-huruf tersebut.

Gambar 6. Mahasiswa KKL menyimak bacaan alquran peserta tahsin (implementing).

Pada 1-2 April 2023 pengajaran materi wudhu dan shalat dilaksanakan secara teori dan praktek. Praktek wudhu dan shalat dilakukan di Masjid. Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah

mendemonstrasikan tata cara wudhu yang benar sesuai mazhab imam Syafi’i dari mulai niat hingga doa selesai berwudhu. Dan peserta dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing peserta mempraktekan wudhu yang telah dicontohkan Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah. Kesalahan seperti urutan anggota wudhu yang harus dibasuh maka Mahasiswa KKL langsung mengoreksi hingga peserta dapat mengetahui urutan anggota wudhu yang seharusnya. Untuk praktek shalat dilakukan secara jamaah sekaligus untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara shalat wajib yang dilakukan secara berjamaah. Peserta mengikuti dengan antusias, hafalan surah-surah pendek yang telah mereka hafal langsung dipraktekkan pada praktek shalat berjamaah. Kemudian dilatih juga praktek shalat individu (Munfarid). Kegiatan praktek shalat dilakukan selama dua hari.

Gambar 7. Praktek wudhu dibimbing mahasiswa KKL STAI As-Sunnah (implementing)

Gambar 8. Praktek shalat berjamaah dibimbing mahasiswa KKL STAI As- Sunnah (implementing)

Tujuan kegiataan untuk memberikan kesadaran (awareness) akan urgensi shalat dan pelatihan sejak dini untuk membentuk karakter bertanggungjawab terhadap kewajiban yang disyariatkan dalam islam salah satunya adalah shalat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(10)

Uswatun15 karakter yang dapat dibentuk melalui pembiasaan shalat berjamaah adalah karakter religius, toleransi, disiplin, kerja keras, bersahabat/komunikatif dan tanggungjawab. Hal ini dapat diwujudkan melalui 3 tahapan: 1) pembiasaan dan penerapan, 2) keteladanan, 3) memberikan arahan. Tahapan tersebut juga harus dilakukan di tengah keluarga sebab karantina dan pengajaran wudhu/shalat hanya sebagai pondasi awal untuk membangkitkan kesadaran anak-anak warga desa Kuta Inang.

Dalam kegiatan pendamping, mahasiswa KKL STAI As-Sunnah diberi kesempatan secara bergantian untuk memberikan ceramah kepada jamaah masjid di desa Kuta Inang. Materi ceramah terkait penyadaran akan urgensi menuntut ilmu agama islam, beramal sesuai ajaran Alquran dan hadis, serta penanaman akidah yang shahih berdasarkan dalil naqli dan ‘aqli.

Akhir kegiatan ta’lim alquran 8 April 2023 diadakan ujian hafalan para peserta yang sudah berhasil menyelesaikan target hafalan. Peserta yang berhasil berjumlah 9 anak dari 15 anak yang menghafal. Ujian terlaksana sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Setelah kegiatan

ujian hafalan setengah Juz 30. Pada malam hari mahasiswa KKL STAI As- Sunnah mengadakan buka puasa bersama sekaligus penyerahan hadiah kepada peserta karantina alquran dan cenderamata di masjid. Kegiatan buka puasa bersama ditujukan untuk mengumpulkan warga masyarakat desa Kuta Inang sekaligus merekatkan keberasamaan (Ukhwuah Islamiyah) serta menjalin komunikasi antar sesama warga desa. Warga desa Kuta Inang dan Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah bahu-mebahu disiang hari hingga sore mempersiapkan makanan dan minuman yang akan dihidangkan untuk kegiatan buka puasa bersama. Dengan diadakan buka puasa bersama diharapkan hubungan persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga desa Kuta Inang semakin terjalin harmonis.

Gambar 9. Buka puasa bersama dan shalat maghrib berjamaah Kegiatan penyerahan penghargaan (reward) kepada peserta karantina ta’lim alquran yang berhasil lulus ujian serta penyerahan cenderamata berjalan dengan baik. Secara umum warga desa Kuta Inang

15 Uswatun Khasanah, “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN SHALAT BERJAMAAH DI MAN 1 MATARAM,” UIN Mataram, 2022, 86–99.

(11)

menerima sangat baik kegiatan yang dilaksanakan selama kegiatan KKL oleh mahasiswa STAI As-Sunnah. Acara diakhiri dengan kata sambutan dari kepala desa dan tokoh masyarakat hingga kata perpisahan dari mahasiswa KKL STAI As-Sunnah.

Gambar 10. Penyerahan cenderamata dan foto bersama warga desa Kuta Inang

Evaluasi kegiatan KKL dilakukan oleh mahasiswa untuk melihat efektivitas kegiatan yang telah dilaksanakan dan potensi kegiatan lanjutan yang dapat menjadi saran untuk kegiatan pada tim KKL selanjutnya. Kegiatan karantina ta’lim alquran dan kegiatan pendamping (ceramah) dinilai telah terlaksana dengan baik dan mencapai kriteria minimum dari kegiatan. Namun terdapat kendala yaitu, pertama waktu yang pendek untuk memperbaiki seluruh bacaan alquran peserta karantina. Kendala kedua adalah mengubah kebiasaan untuk senang dalam melaksanakan kewajiban agama seperti shalat membutuhkan proses panjang dan ini membutuhkan keterlibatan aktif peran orang tua dalam keluarga.

Solusi dari kendala pertama adalah pemerintah kecamatan membuat program training of trainer untuk calon pengajar alquran atau guru mengaji untuk dapat melahirkan generasi yang mampu mengajarkan membaca alquran atau dengan mendirikan taman pendidikan alquran sebagai bentuk wujud pelaksanaan Qanun 31 Tahun 2012 di Kabupaten Simeulue. Untuk solusi kendala yang kedua adalah pemerintah dapat memberikan pelayanan sebulan sekali dapat melalui penyuluh desa untuk memberikan pembimbingan terkait parenting islam. Sehingga dapat memberikan wawasan kepada warga desa Kuta Inang terkait pembiasaan ibadah dan karakter/akhlak islami di tengah keluarga.

Conclusion

Dari evaluasi yang dilakukan mahasiswa KKL STAI As-Sunnah dinilai seluruh program kegiatan pada karantina ta’lim alquran sudah memenuhi kriteria minimum dari yang direncanakan. Dari 15 peserta program hafalan setengah Juz 30 terdapat 6 anak yang tidak mencapai target hafalan 9 anak berhasil menyelesaikan hafalan dari surah Adh- Dhuha sampai An-Nas. Peserta karantina juga secara kognitif sudah mengetahui tata cara berwudhu dan shalat baik jamaah maupun sendiri dan sudah mampu mendemonstrasikannya di depan peserta lainnya.

Dalam program pendamping penyampaian ceramah setelah shalat isya dan khatib jum’at juga berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan ini bagian dari mengoptimalkan literasi masyarakat terhadap agama islam.

Agar kesadaran (awareness) dari masyarakat terbangun sehingga minat yang tinggi terhadap agama islam diimbangi dengan semangat belajar dan beramal yang didasarkan pada keilmuan islam itu sendiri. Oleh karena itu, literasi idealnya dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan perencanaan yang lebih matang dan terarah sebagaimana yang diperoleh dari hasil evaluasi.

Ucapan terima kasih kepada pihak yang memberikan sumbangsih finansial untuk kegiatan parsial pada Mahasiswa KKL STAI As-Sunnah yaitu Yayasan Ar-Risalah Al-Khairiyyah sehingga dapat direncanakan dan

(12)

terlaksana kegiatan sosial berbuka bersama warga desa Kuta Inang. Juga pihak lain pemerintah kecamatan Simeulue Cut dan kepala Desa Kuta Inang serta tokoh agama atas kerjasama sehingga kegiatan KKL dapat berjalan dengan baik. Perlu dilakukan program berkelanjutan yang terarah baik dari Pemerintah daerah dengan Lembaga/kampus untuk menggali potensi dan pengembangan literasi agama masyarakat. Dengan menggali problematika yang menjadi penghambat pengembangan Lembaga agama seperti madrasah, dayah, ataupun pengajian di masjid di Desa Kuta Inang Kec. Simeulue Cut. Serta pengkaderan elit agama (ustadz/guru mengaji) agar kebutuhan akan pengetahuan agama masyarakat diimbangi dengan sebaran ketersediaan elit agama (ustadz/guru mengaji).

Reference

Abdurrahman bin Ibrahim Al-Fauzan. Idha’at Li Mu’allim Al-Lughah Al-’Arabiyah. Riyadh: Arabic for All, 2015.

“Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue.” Diakses 1 Mei 2023.

https://simeuluekab.bps.go.id/publication/2023/02/28/ca489a2aa0fcb c63c4a9b635/kabupaten-simeulue-dalam-angka-2023.html.

Khaironi, Mulianah. “PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI.” Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi 01, no. 2 (2017).

Khasanah, Uswatun. “PEMBENTUKAN KARAKTER MELALUI PEMBIASAAN SHALAT BERJAMAAH DI MAN 1 MATARAM.” UIN Mataram, 2022.

Moore, Diane L. “Overcoming Religious Illiteracy: A Cultural Studies Approach.” World History Connected 4, no. 1 (November 2006).

https://worldhistoryconnected.press.uillinois.edu/4.1/moore.html.

Muhammad Ibn Yazid Abu ‘Abd Allah al-Qazwayni. Sunan Ibnu Majah. 1 vol. Beirut: Dar Al-Fikr, t.t.

Nelli Gustiana, 160201134. “Upaya Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan SD Negeri 3 Teupah Barat Simeulue.” Other, UIN Ar-Raniry Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, 2022. https://repository.ar- raniry.ac.id/id/eprint/22479/.

Nurita, Nurita, Nurhaidah Nurhaidah, dan M. Yamin. “Kendala-kendala Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 di SD Negeri 7 Teupah Barat Kabupaten Simeulue.” Journal:eArticle, Universitas Syiah Kuala, 2018. https://www.neliti.com/id/publications/459253/.

“Pusat Data Desa Indonesia Dashboard.” Diakses 1 Mei 2023.

https://pddi.kemendesa.go.id/desa?id=1109102003.

Riza, Hayatur. “ANALISIS PENEMPATAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KABUPATEN SIMEULUE.” UIN Ar-Raniry Banda Aceh, t.t.

Safdiarman, Safdiarman, Eddy Purnama, dan Muhammad Sjafei.

“Implementasi Qanun Taman Pendidikan Al-Quran di Kabupaten Simeulue.” Kanun Jurnal Ilmu Hukum 22 (4 Mei 2020): 133–48.

https://doi.org/10.24815/kanun.v22i1.11481.

Tim Penyusun. Metodologi Pengabdian Masyarakat. Jakarta: Pendis Press, 2022.

(13)

LINK TEMPLATE JURNAL AL-ARKHABIIL

https://onedrive.live.com/view.aspx?resid=2E2C029DD36FB50B!915&ithint=file

%2cdocx&wdo=2&authkey=!ANtKD8v7yOgfawU

Referensi

Dokumen terkait