• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Sutirna

1*)

, Haerudin

2

, Kamal Prihandani

3

123Universitas Singaperbangsa Karawang

*Corresponding author, e-mail: sutirna@staff.unsika.ac.id

Received Maret 05, 2022;

Revised April 20, 2022;

Accepted Mei, 2022;

Published Online Mei, 2022

Conflict of Interest Disclosures:

The authors declare that they have no significant competing financial, professional or personal interests that might have influenced the

performance or presentation of the work described in this manuscript.

Abstract: The purpose of this study was to determine the effect of the implementation of the principle of guidance and counseling services in learning mathematics as a solution to the low learning outcomes of mathematics that have occurred so far. The instrument used was a written test in the form of multiple choice, and to strengthen the results of the study it was connected with the results of interviews with students and learning observation assessment sheets by mathematics teachers as observers. The results showed that the positive direction of the simple linear regression equation, namely Y = 2.019 + 0.901 X, so that the hypothesis test had a significant effect on the treatment given to student learning outcomes as indicated by the percentage increase in learning outcomes. Implementation of the principles of integrated guidance and counseling services in the implementation of the teaching and learning process is very effective, because the learning atmosphere will be warmer, hormonal, and encouraging so that student learning outcomes, student perceptions of the subject and teacher and high student motivation to learn will be created.

Keywords: guidance and counseling services, in learning mathematics, learning outcomes

Abstrak: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh implementasi prinsip layanan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran matematika sebagai solusi menjawab rendahnya hasil belajar matematika selama ini yang terjadi. Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis berbentuk pilihan banyak, dan untuk memperkuat hasil penelitian dihubungkan dengan hasil wawancara dengan peserta didik dan lembar penilaian observasi pembelajaran oleh para guru matematika sebagai observer. Hasil penelitian diperoleh bahwa arah positif persamaan regresi linear sederhana, yaitu Y = 2,019 + 0,901 X, sehingga uji hipotesis pengaruhnya signifikan dari perlakuan yang diberikan terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan adanya persentase kenaikan hasil belajar. Implementas prinsip layanan bimbingan dan konseling yang terintegrasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat efektif, karena suasana pembelajaran akan lebih hangat, hormonis, dan menggembirakan sehingga hasil belajar peserta, persepsi peserta didik terhadap mata pelajaran maupun gurunya serta motivasi peserta didik yang tinggi untuk belajar akan tercipta.

Kata kunci: bimbingan dan konseling, belajar matematika, hasil belajar

This is an open access article distributed under the Creative Commons 4.0 Attribution License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.

©2017 by author

(2)

JBKI Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 2 ISSN: Print 2615-1170 ISSN : Online 2615-1189

How to Cite: Sutirna, Haerudin, Kamal Prihandani. 2022. Implementasi Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. JBKI, 7 (1): pp. 00-00, https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/jurnal_bk

Pendahuluan

Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan interaksi antara guru dan peserta didik dalam sebuah proses belajar dengan tujuan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran atau dapat dikatakan juga sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dan dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru.

Dewasa ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik (student center). Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjamin terlaksananya pembelajaran bermakna para peserta didik, didorong membangun sendiri pemahamannya, dan guru berperan sebagai fasilitator, apalagi dijaman era teknologi dan informasi ini. Namun kenyataannya, pembelajaran dihampir seluruh belahan dunia masih masih cenderung teacher center,

Barnnet Berry (2011) mantan seorang guru di Amerika Serikat menulis Buku Teaching 2030 menyampaikan memiliki permasalahan yang sama seperti pengajaran di Indonesia, yaitu pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik, tidak ada perubahan cara mengajar, selalu berpikir negatif, pembelajaran tidak menyenangkan dan guru tidak berniat untuk menjadi seorang agent of change. (Barnett Berry, 2011), (Sutirna, 2020), (Sutirna, 2018), (Sutirna, 2013),(Sutirna, 2021)

Hetaher C. Hill and Deborah Loewanberg Ball melakukan kegiatan in the summer workshop and workshop focus on mathematical analysis, reasoning, and communication predicted teacher’s learning. Hal ini dilakukan untuk pengembangan profesioal guru matematika di California, meningkatkan partisipasi peserta didik lebih luas, membantu keberhasilan matematika peserta didik, dan pengembangan keterampilan guru matematika dalam mengajar. (Hill & Ball, 2004). Dengan memperhatikan gerakan menuju perubahan mengajar di Amerika serikat memberikan gambaran kepada kita sebagai guru matematika di Indonesia harus bisa melakukan dengan berbagai inovasi-inovasi menuju keberhasilan pembelajaran matematika.

Gerakan seperti di Amerika Serikat tersebut di Indonesia sudah ada wadah yang peduli pada pelajaran matematika, namanya yaitu YPMI (Yayasan Peduli Matematika Indonesia) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran matematika di SD, SMP, SMA di Indonesia. Dengan demikian usaha untuk mencapai keberhasilan pembelajaran matematika, baik di Indonesia dan manca negara terus dilakukan oleh berbagai masyarakat yang peduli terhadap pendidikan matematika, khusus dalam pembelajaran matematika.

Nampaknya dengan berbagai upaya meningkatkan pembelajaran untuk mencapai hasil belajar matematika yang optimal masih belum tercapai, apalagi dengan situasi dan kondisi pandemi covid 19 yang masih terus muncul varian-varian baru, sehingga mengakibatkan penyelenggaraan pembelajaran dialihkan dengan cara online atau di Indonesia dikenal dengan sistem pembelajaran tatap muka terbatas. Hal ini pun menjadi sebuah permasalahan baru bagi dunia pendidikan di Indonesia, karena dengan keadaan masyarakat yang sangat heterogeny ekonomi, letak geografis, dan budaya, belajar online masih menjandi kendala. (Amalia, 2021)

Apalagi memperhatikan hasil prestasi Matematika dan Sains siswa kelas 4 dan 8 di beberapa negara telah dilakukan suatu penelitian melalui Trend In International Mathematics And Science Study (TIMSS) yang dilakukan secara rutin setiap 4 tahun sekali, yaitu tahun 1995, 1999, 2003, 2007, 2011 dan 2015. Indonesia termasuk salah satu negara yang menjadi objek TIMSS pada empat periode terakhir. Hasil TIMSS selama 2003-2015 dapat diperhatikan tabel 1 di bawah ini:. (Hadi & Novaliyosi, 2019)

Tabel 1. Hasil TIMSS Indonesia (2003-2015) Tahun Peringkat Peserta Rata rata Skor

Indonesia

Rata rata Skor Internasional

2003 35 46 Negera 411 467

2007 36 49 Negara 397 500

2011 38 42 Negara 386 500

(3)

2015 44 49 Negara 397 500

Kriteria survey TIMM dibagi menjadi 4 tingkat, yaitu rendah (Low 400), sedang (Intermediate 475), tinggi (high 550), dan lanjut (advanced 625) berdasarkan table 1 di atas, maka selama periode 2003-2015 Indonesia masuk ke dalam tingkat rendah, bahkan tahun 2011 Indonesia di bawah negara Palistina dimana negara ini kondisi yang sedang bergejolak perang. Selanjutnya beberapa hasil penelitian bahwa motivasi belajar matematika dan prestasi hasil belajar matematika belum optimal baik itu di jenjang sekolah dasar maupun di jenjang sekolah menengah. (Suyanti, 2010), (Briliannur, Dwi, 2020), (Adhetya Cahyani, 2020), (Putriana & Noor, 2021)

Berdasarkan uraian di atas, prinsip layanan bimbingan dan konseling yang digunakan konselor sekolah nampaknya sangat tepat untuk diimplementasikan dalam proses pembelajaran matematika, karena akan tercipta interaksi pembelajaran yang hangat dan harmonis sehingga pembelajaran akan bermakna. Tujuan dalam penelitian ini diharapkan menjadi sebuah gambaran bagi guru matematika dalam upaya memberikan layanan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga akan berdampak kepada peningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.

Metode

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif jenis disainnya adalah the one- group pretest-posttest design dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap kelompok yang menjadi sampel penelitian. Disain penelitiannya digambarkan sebagai berikut:

O X O

Pretest Treatment Posttest

Soal Pilihan banyak dengan empat pilihan sebanyak 20 soal

Pembelajaran Matematika bernuansa prinsip layanan bimbingan dan konseling

Soal Pilihan banyak dengan empat pilihan sebanyak 20 soal

Dependent Variable Independent Variable Dependent Variable Gambar 1. Disain Penelitian (Fraenkel & Wallen, 1993)

Kemudian untuk kelompok yang dijadikan sampel penelitian diambil berdasarkan hasil diskusi dengan guru matematika di lokasi tempat peelitian yang terkait dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik yang dapat mewakili populasi, oleh karena itu pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Telukjambe Timur Karawang pada peserta didik kelas VIII dengan jumlah rombongan belajarnya sebanyak 10 kelas dan terpilih sebagai sampel penelitian adalah kelas VIII B.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes tertulis dengan jenis pilihan banyak, wawancara dengan peserta didik, dan observasi pembelajaran.Seluruh instrument sebelum digunakan dilakukan validitas konstruk oleh guru matematika dan peneliti.

Gambar 2. Kegiatan Uji Validasi Instrumen Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dari tanggal 11 Oktober 2022 sampai dengan 19 November 2022 dengan diawali memberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, kemudian memberikan

(4)

JBKI Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 4 ISSN: Print 2615-1170 ISSN : Online 2615-1189

treatment (perlakuan pembelajaran bernuansa prinsip layanan bimbingan konseling), dan terakhir memberikan posttest untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan peneliti.

Gambar 3. Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Prinsip Layanan Bimbingan dan Konseling Teknik pengolahan data penelitian (pretest dan posttes) menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk menggambarkan apakah ada pengaruh atau tidak dari treatment yang dilakukan. Uji pengaruh ini mengambil uji regresi liniear sederhana y = ax + b. Penarikan kesimpulan akhir hasil penelitian diperkuat oleh hasil wawancara dengan peserta didik setelah seluruh rangkaian pembelajaran selesai dan lembar penilaian observasi pembelajaran dari guru matematika.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

1. Hasil Pretest dan Posttest

Pelaksanaan pretest dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2021 dan posttest pada tanggal 15 November 2022, hasil pretest dan posttest dapat diperhatikan tabel berikut:

Tabel 2. Descriptive Statistics Hasil Pretest dan Posttest Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X 17 4 11 7.88 2.176

Y 17 0 16 9.12 4.167

Valid N (listwise) 17

Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai untuk pretest diperoleh 7,88 dan rata- rata nilai posttest 9,12. Dengan demikian dapat dilihat ada kenaikan rata-rata nilai setelah diberikan perlakuan pembelajaran sebesar 58,49%. Dengan rincian perhitungan sebagai berikut:

𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑒 𝑎𝑛𝑑 𝑃𝑜𝑠𝑡 𝑇𝑒𝑠

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑋 100%

𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 1,24

2,12 𝑋 100%

𝐾𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 58,49%

(5)

2. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik

Pelaksanaan wawancara dilaksanakan setelah seluruh rangkaian pembelajaran selesai dengan mengambil sampel secara acak sebanyak 3 peserta didik, yaitu Eful Ramdhani, Hilda Nurul Fauziah, dan Muhammad Bagus Isro.

Tabel 3. Deskripsi Hasil Wawancara dengan Peserta Didik

No. Nama Deskripsi Wawancara

Sebelum Pelaksanaan Pembelajaran Setelah Pelaksanaan Pembelajaran 1. Eful Ramdhani - Tidak menyukai mata pelajaran

matematika.

- Membuat pusing dengan hitungannya.

- Memiliki sifat acuh terhadap matematika

- Menyukai pembelajaran matematika

- Menyenangkan pembelajarannya - Semangat mengikuti

pembelajaran 2. Hilda Nurul Fauziah - Tidak suka matematika

- Kurang semangat jika ada pelajaran matematika - Asal mengikuti saja, jika ada

matematika

- Menjadi menyukai matematika

- Ingin dilanjutkan bapak yang mengajarnya

- Selalu serius pokoknya pas bapak masuk

3. Muhammad Bagus Isro

- Takut jika ada pelajaran matematika

- Tidak semangat belajar matematika

- Asal masuk saja sekolah

- Menyenangkan komentarnya jika pembelajarannya seperti ini Pak.

- Jadi semangat Pak

- Saya ingin bisa matematika Dari hasil wawancara terhadap peserta didik tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan perlakuan pembelajaran yang harmonis, penuh kehangatan, penuh kegembiraan dan menyenangkan akan memberikan dampak yang sangat positif terhadap peserta didik yang semula rasa takut, acuh terhadap matematika, dan rasa sulit menjadi senang terhadap matematika. Bahkan sebagai bukti empiris disampaikan oleh wali kelas yang menjadi sampel penelitian, bahwa atas nama Eful Ramdhani berhasil mencapai peringkat atau rangking pertama di kelas tersebut, yang sebelumnya peserta didik tersebut malas, tidak semangat belajar.

3. Hasil Observasi Pembelajaran

Pelaksanaan observasi pembelajaran dilakukan setiap kali pertemuan yang dilakukan oleh guru matematika sebagai observer. Nilai observer pada masing-masing implementasi prinsip layanan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran matematika dapat diperhatikan tabel berikut ini:

Tabel 4. Hasil Penilaian Observer dalam Pelaksanaan Pembelajaran No Prinsip Layanan

Bimbingan dan Konseling (Permendikbud No.

111/2014)

Implementasi dalam Proses Pembelajaran

Skore Penilaian Observer

Persentase

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(6)

JBKI Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 6 ISSN: Print 2615-1170 ISSN : Online 2615-1189

1. Bagi semua

konseli/peserta didik

Layanan pembelajaran matematika untuk semua peserta didik, artinya tidak ada diskriminasi dalam pemberian pengajaran, pendidikan, dan pembimbingan.

6 2 75 25

2. Setiap peserta didik memiliki sifat unik (berbeda-beda)

Layanan pembelajaran harus mengakomodir semua peserta didik yang berbeda- beda kemampuannya (tinggi, sedang, dan rendah)

6 2 75 25

3. Pemberian layanan untuk hal-hal yang positif

Layanan pembelajaran selalu memberikan hal-hal yang positif bagi semua peserta didik.

2 6 25 75

4. Kegiatan Bersama seluruh komponen sekolah

Layanan pembelajaran diupayakan adanya

kolaburasi multi arah seluruh komponen yang ada di kelas.

8 0 100

5. Pengambilan keptusan ada di peserta didik

Seluruh kegiatan layanan pembelajaran, keputusan penerimaan materi, mengerjakan Latihan soal, ada pada peserta didik, guru hanya sebagai fasilitator.

6 2 75 25

6. Layanan Bimbingan dapat dilaksanakan dengan berbagai setting

Layanan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai setting (adegan)

7 1 87,5 12,5

7. Layanan Bimbingan bagian integral dari program

Pendidikan

Layanan pembelajaran merupakan bagian dari program Pendidikan

8 100 0

8. Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia

Layanan pembelajaran berbasis budaya Indonesia atau 5S (Sopan, Santun, Sapa, Senyum dan Salam)

8 100 0

9. Bersifat fleksibel Layanan pembelajaran harus fleksibel

1 7 12,5 87,5

10. Layanan bimbingan harus professional

Layanan pembelajaran harus professional

5 3 62,5 37,5

11 Layanan disusun berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik

Layanan pembelajaran dengan system student center

6 2 75 25

12 Harus ada evaluasi dan tindak lanjut

Layanan pembelajaran wajib ada evaluasi sebagai feed back

7 1 87,5 12,5

(7)

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata observer memberikan penilaian pada setiap indicator implementasi prinsip layanan bimbingan dan konseling dalam proses pembelajaran dikategorikan baik sebesar 64,58% dan kategori sangat baik sebasar 35,42%.

4. Hasil Pengaruh Treatment terhadap Hasil Belajar

Hasil pengaruh untuk perlakuan terhadap hasil digunakan uji regresi linear sederhana melalui program SPSS, hasilnya dapat diperhatikan output SPSS sebagai berikut:

Tabel 5. Output SPSS Nilai Korelasi dan Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .470a .221 .169 3.79746

a. Predictors: (Constant), X

Tabel hasil output SPSS menginformasikan bahwa besarnya nilai korelasi atau hubungan (R) yaitu sebesar 0,470 sedangkan koefisien determinasi yang merupakan hasil pengkudratan dari R yaitu sebesar 0,221 yang pengertian bahwa pengaruh variabel bebas terhadap veriabel terikat 22,1% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain.

Tabel 6. Output SPSS Nilai F Hitung dan Sig.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 61.454 1 61.454 4.262 .057b

Residual 216.311 15 14.421

Total 277.765 16

a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X

Tabel output SPSS tentang apakah ada pengaruh yang nyata (signifikan) variable X terhadap variable partisipasi (Y). Dari output tersebut dapat dilihat hasil untuk F hitung sebesar 4,262 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05 dengan demikian model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi variable partisipasi.

Tabel 7. Output SPSS Nilai Konstanta, Koefisien dan t Hitung Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.019 3.560 .567 .579

X .901 .436 .470 2.064 .057

a. Dependent Variable: Y

Pada tabel output SPSS di atas dapat diketahui bahwa untuk nilai a adalah 2,019 dan nilai b sebesar 0,901 sehingga persamaan regresi lienarnya adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 + 𝑏 𝑋 𝑌 = 2,019 + 0,901 𝑋

(8)

JBKI Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 8 ISSN: Print 2615-1170 ISSN : Online 2615-1189

Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa arah hubungannya positif. Selanjutnya hasil dari SPSS dilanjutkan uji hipotesis dari regresi linear sederhana, yaitu dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara variable X dengan variable Y

H1 : Ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara variable X dengan variable Y

b. Menentukan kriteria uji hipotesis Kriteria Pengujian nilai t hitung dan t table Jika nilai thit < ttab, maka H0 diterima, H1 ditolak Jika nilai thit > ttab, maka H0 ditolak, H1 diterima

Berdasarkan hasil output SPSS di dapat t hitung = 2,064 dan t tabel = 0,688. Maka nilai t hitung lebih dari t table (2,064 > 0,688) , dengan demikian Ho ditolak, artinya H1 diterima yaitu ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara variabel X dengan variabel Y

Pembahasan

Mengapa prestasi hasil belajar matematika menjadi sebuah permasalahan yang berkelanjutan? Ayu Ardilla dan Suryo Hartanto (2017) menyampaikan ada empat factor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika, yaitu (1) kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika, (2) kurangnya konsentrasi siswa selama proses pembelajaran, (3) rendahnya konsep pemahaman, dan (4) kurangnya kedisiplinan siswa. (Ardilla

& Artanto, 2017). Selanjutnya Tasya Nabilah dan Agung P. Abadi (2019) menyampaikan dalam artikelnya bahwa factor rendahnya hasil belajar matemtika diakibatkan oleh dua factor, yaitu factor internal, yaitu dari dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi belajar matematika dan (2) factor eksternal, yaitu dari luar diri siswa, misalnya metode yang digunakan guru tidak menarik perhatian peserta didik. (Nabilah & Abadi, 2019)

Secara umum terjadi perubahan trend strategi dalam pembelajaran matematika dari masa ke masa. Trend ini terjadi di seluruh dunia walaupun tidak dalam waktu yang bersamaan. Di masa lalu pada permulaan abad ke- 20, otak dianggap tersusun atas fakulti-fakulti yang perlu dilatih sehinga pembelajaran matematika dianggap sebagai latihan mental. (Ruseffedi, 2006). Akibatnya materi yang diberikan adalah yang sulit, semakin sulit semakin bagus. Pada saat ini paradigma tersebut bergeser menuju pada paradigma belajar yang mana pelaksanaan pembelajaran lebih mengedepankan pada kepentingan siswa. Terkait dengan hal ini, Canfied dan Hansenn (Canvied & Hansen, 2004) mengutip ungkapan Meladee McCarty bahwa “anak-anak di dalam kelas mutlak lebih penting daripada pelajaran yang kita ajarkan kepada mereka”.

Dengan demikian jelas sekali permasalahan rendahnya hasil belajar matematika yang terjadi sekarang ini jika dikaitkan dengan trend strategi pembelajaran yang harus dikelola dengan baik oleh seorang guru matematika.

Memperhatikan keberadaan anak didik atau yang dikenal dengan paradigma student center learning (SCL) merupakan paradigma pembelajaran yang sangat populer dikalangan praktisi Pendidikan di dunia. Dede Rosyada (2015) menyampaikan bahwa SCL dipercaya sangat efektif dalam meningkatkan proses pembelajaran guna meraih hasil belajar mahasiswa secara optimal. Ini sesuai dengan filosofi belajar, bahwa belajar merupakan kegiatan memperoleh pengetahuan baru dimana semakin banyak pengetahuan didapat mahasiswa, semakin besar peluang mereka untuk terus meningkatkan kualitas sikap dan prilakunya. Pandangan ini sejalan dengan pendekatan belajar yang dikembangkan aliran psikologi kognitif yang meyakini bahwa para mahasiswa yang memiliki informasi pengetahuan sangat banyak dapat melakukan eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar baru, baik sendiri maupun bersama-sama dengan peer group-nya. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh banyak informasi pengetahuan baru dan terus menambah kesimpulan-kesimpulan baru. (Rosyada, 2015)

(9)

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai: (a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan, (b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan individu-individu lain, (d) harmoni antara cita- cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat umumnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu; (2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis; (3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri; (4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal; (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama; (6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam lingkungannya; (7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat: (1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin; (2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri; (3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial- ekonomi, dan kebudayaan; (4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya; (5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan; (6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan- kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.

Berdasarkan pengertian dan tujuan bimbingan dan konseling di atas, maka diperlukan adanya prinsip-prinsip layanan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan oleh guru layanan bimbingan dan koseling di sekolah.

Peratruran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 5 menjelaskan prinsip layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif;

2. merupakan proses individuasi;

3. menekankan pada nilai yang positif;

4. merupakan tanggung jawab bersama antara kepala satuan pendidikan, Konselor atau guru Bimbingan dan Konseling, dan pendidik lainnya dalam satuan pendidikan;

5. mendorong Konseli untuk mengambil dan merealisasikan keputusan secara bertanggungjawab;

6. berlangsung dalam berbagai latar kehidupan;

7. merupakan bagian integral dari proses pendidikan;

8. dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia;

9. bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan;

10. dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional Bimbingan dan Konseling; dan 11. disusun berdasarkan kebutuhan Konseli.

Berdasarkan prinsip layanan bimbingan dan konseling di atas, maka suasana pembelajaran matematika yang selama ini didominasi persepsi peserta didik negatif perlu mengadopsi prinsip tersebut ke dalam suasana pembelajaran matematika atau mengimplementasikan prinsip tersebut dalam suasana pembelajaran matematika sehingga faktor kendala hasil belajar matematika yang selama ini rendah, menakutkan, membosankan, dan kurang minat belajar matematika akan terjewantahkan oleh suasana pembelajaran bernuansa prinsip layanan bimbingan dan konseling.

(10)

JBKI Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia 10 ISSN: Print 2615-1170 ISSN : Online 2615-1189

Simpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dibutuhkan mengimplementasikan prinsip layanan bimbingan dan konseling yang terintegrasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, karena suasana pembelajaran akan lebih hangat, hormonis, dan menggembirakan sehingga hasil belajar peserta, persepsi peserta didik terhadap mata pelajaran maupun gurunya serta motivasi peserta didik yang tinggi untuk belajar akan tercipta. Hal ini semua dapat ditunjukkan berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data penelitian dimana ada pengaruh yang signifikan dari perlakuan implementasi prinsip layanan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran matematika.

Ucapan Terimakasih

Terima kasih saya ucapkan kepada Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang yang telah memberikan kesempatan untuk mendapatkan hibah internal penelitian melalui LPPM Unsika tahun 2021. Kepala Sekolah dan Guru Matematika SMP Negeri 1 Telukjambe Barat yang telah bekerjasama dalam melaksanakan penelitian. Tim Penelitian Hibah Internal yang selalu bekerjasama dalam melaksanakan penelitian dari sejak awal persispan sampai dengan laporan akhir penelitian. Mahasiswa yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian

Refrensi

Adhetya Cahyani, D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19.

Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 123–140. https://journal.ptik.ac.id

Amalia, P. (2021). Adaptasi Kuliah di Masa Pandemi. https://www.youtube.com/watch?v=QhydRwi87ks Ardilla, A., & Artanto, S. (2017). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MTS ISKANDAR MUDA BATAM. Phytagoras, 6(2), 175–186. https://doi.org/ISSN 23015314 Barnett Berry, A. a. (2011). Teaching 2030 (What We Do for Our Students and Our Public Schools) (1st ed.).

Teachers College Columbia University.

Briliannur, Dwi, C. (2020). Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19. Mahaguru:

Pendidikan Sekolah DasarJurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(2), 28–37. htpps://ummaspul.e- journal.id

Canvied, J., & Hansen, M. V. (2004). Chicken Soup for The Teacher’s Soul (R. Buntaran (ed.); Alih Bahas). Gramedia.

Fraenkel, J. R., & Wallen, N. E. (1993). How To Design and Evaluate Research (S. H. Gillams (ed.); 2nd ed.).

McGraw-Hill. INC.

Hadi, S., & Novaliyosi. (2019). TIMSS INDONESIA (TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY). Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers Program Studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Siliwangi, 562–569. https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sncp/article/viewFile/1096/754 Hamalik, O. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. http://perpus.tasikmalayakab.go.id/opac/detail-

opac?id=3619

Hill, H. C., & Ball, D. L. (2004). Learning Mathematics for Teaching: Results from MPDIs (California’s Mathematics Professional Development Institute). Journal for Research in Mathematics Education, 35(5), 330–352.

https://www.jstor.org/stable/30034819

Mahmudi, A. (2011). Mengembangkan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, 75–81. https://eprints.uny.ac.id/7175/1/PM-10 - Ali Mahmudi.pdf

Nabilah, T., & Abadi, A. P. (2019). Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika Sesiomadika 2019. FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA, 659–633.

https://journal.unsika.ac.id

Prayitno. (2003). Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Depdiknas Dirjen Dikdasmen.

Prayitno. (2008). Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling. Renika Cipta.

(11)

Putriana, C., & Noor, N. L. (2021). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa. MATH LOCUS: Jurnal Riset Dan Inovasi Pendidikan Matematika, 2(1), 1–6.

https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.31002/mathlocus.v2i1.1642

Rosyada, D. (2015). Student Center Learning (SCL).

http://dederosyada.lec.uinjkt.ac.id/reviews/studentcenteredlearning

Ruseffedi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA: Perkembangan Komptensi Guru (Edisi Revi). Tarsito.

Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseing (Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal). Andy Offset.

Sutirna. (2018). Inovasi Pembelajaran Media untuk Menghentikan Siswa Menjadi Jenuh dan Bosan (Penelitian Survey di Lingkungan Guru Se Komisariat Telukjambe Karawang).

Sutirna. (2020). Subject teachers’ perceptions of academic mentoring and counseling services. COUNS-EDU The International Journal of Counseling and Education, 4(4), 129–133. https://doi.org/DOI : https://doi.org/10.23916/0020190423040

Sutirna. (2021). Bimbingan dan Konseling (Bagi Guru dan Calon Guru Mata Pelajaran) (Pertama). Deepublish (CV.

Budi Utama).

https://books.google.co.id/books/about/Bimbingan_Dan_Konseling_Bagi_Guru_Dan_Ca.html?id=kXskE AAAQBAJ&redir_esc=y

Sutirna, Haerudin, & Kamal Prihandani. (2022). FGD Model Pembelajaran Matematika Berbasis Prinsip Layanan Bimbingan Dan Konseling Bagi Guru-Guru Matematika. DIKMAS (Pengabdian Kepada Masyarakat), 2(1), 1–16. https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/dikmas/article/view/1116/799

Suyanti, S. (2010). penerapan pendekatan pembelajaran Tutorial dibandingkan pendekatan struktural NHT pada pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan awal siswa. Http://Eprint.Ums.Ac.Id.

http://eprint.ums.ac.id

Article Information (Supplementary)

Conflict of Interest Disclosures:

The authors declare that they have no significant competing financial, professional or personal interests that might have influenced the performance or presentation of the work described in this manuscript.

Copyrights Holder: <Sutirna > <2022> First Publication Right: JBKI Undiksha

Open Access Article | CC-BY Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Word Count:

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 3 inst ruktur berpengalaman dan 2 profesional menggunakan rumus indeks kredibilitas konten CVR dan CVI indeks

Maka dari itu berdasarkan penelitian-penelitian tersebut menunjukkan ketika remaja sudah memiliki kematangan karir yang tinggi pastinya ditunjang pula dengan memiliki konsep diri yang