• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ekonomi - Universitas Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jurnal Ekonomi - Universitas Riau"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

65

ANALISIS BIAYA DENGAN MENGUNAKAN TIME DRIVEN AKTIVITY BASED COSTING SYISTEM (TDABC) SEBAGAI DASAR

PENENTUAN BIAYA PER MAHASISWA (UNIT COST) : STUDI KASUS UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

Zulkarnain, Ria Nelly Sari, Kamaliah

Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

Universitas Pasir Pengaraian (UPP) memiliki 7 Fakultas dan 15 Program Studi.

Pendapatan utama UPP berasal dari sumbangan mahasiswa (SPP). Untuk itu perlu adanya perhitungan yang akurat dalam menentukan biaya per unit mahasiswa sehingga dari sumbangan mahasiswa tersebut dapat menutupi biaya operasional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis biaya untuk menetapkan besarnya unit cost per mahasiswa pada masing-masing program studi yaitu Program Studi Pendidikan Matematika, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Agroteknologi dan Agribisnis yang harus dibayar mahasiswa pada setiap semesternya.

Penilitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data seluruh biaya-biaya UPP pada tahun 2016. Analisis biaya dilakukan dengan menggunakan pendekatan Time Driven Activity Based Costing System (TDABC).

Hasil penelitian ini menunjukkan biaya kuliah per mahasiswa pada masing- masing Program Studi terlihat berbeda, Program Studi MTK Rp.2.904.105, PORKES Rp.2.899.954, Agribisnis Rp.3.970.346, Agroteknologi Rp.5.919.633, Teknik Sipil Rp.5.164.530, Teknik Mesin Rp.5.631.767 perbedaan ini disebabkan karena aktivitas proses pembelajaran pada masing-masing program studi yang terlihat berbeda sehingga menyebabkan biaya yang dikonsumsinya berbeda.

Kata Kunci : Sumbangan Mahasiswa, Time Driven Activity Based Costing System (TDABC).

(2)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

66 PENDAHULUAN

Universitas Pasir Pengaraian adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Pembangunan Rokan Hulu (YPRH).

Universitas Pasir Pengaraian yang disingkat dengan (UPP) merupakan aset berharga Kabupaten Rokan Hulu. Universitas ini berdiri tanggal 03 September 2009, beralamat di Jalan Tuanku Tambusai, Kumu Desa Rambah, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, RIAU. Berdirinya Universitas Pasir Pengaraian memberikan dampak kemajuan Kabupaten Rokan Hulu khususnya dalam bidang pendidikan.

Sebelum berdirinya Universitas Pasir Pengaraian, mahasiswa dari Kabupaten Rokan Hulu pada umumnya melanjutkan pendidikakan pada perguruan tinggi yang ada di Ibu Kota Provinsi RIAU. Jarak dari Kabupaten Rokan Hulu ke Pekan Baru mencapai 170 km. Jarak tempuh tersebut menghabiskan waktu lebih kurang (±) 3 jam. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh tersebut menuntut pihak Universitas Pasir Pengaraian untuk membuat strategi dalam meningkatkan daya saing antar perguruan tinggi yang ada di ibu kota Provinsi sehingga akan mampu meningkatkan minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Pasir Pengaraian.

Pada dasarnya sumber pendapatan Universitas Pasir Pengaraian tidak hanya bersumber pada SPP mahasiswa namun sumber pendapatan diperoleh dari bantuan dana hibah kabupaten Rokan Hulu. Dana hibah diberikan pada tiap semesternya dengan jumlah yang berfluktuatif sesuai dengan kondisi keuangan yang ada di pemerintah daerah Kab. Rokan Hulu. Namun dari tahun 2016 hingga sekarang pemerintah kabupaten Rokan Hulu tidak lagi memberikan dana hibah sebagai mana tahun-tahun sebelumnya. Alasan pemerintah kabupaten Rokan Hulu terkait dengan dana hibah adanya rasionalisasi anggaran sehingga dana hibah tersebut tidak dapat diberikan.

Dengan demikian satu-satunya sumber pendapatan yang ada pada Universitas Pasir Pengaraian pada saat sekarang ini adalah SPP mahasiswa. Sehingga penetapan biaya SPP merupakan hal yang perlu diperhatikan. Tinggi atau rendahnya biaya SPP akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi tersebut.Khairul Fahmi, MT Wakil Rektor II bagian Keuangan menyebutkan, bahwa penetapan biaya SPP mahasiswa selama ini mengunakan metode perhitungan tradisional dan perbandingan biaya SPP yang berlaku di Universitas yang ada di Ibu Kota Provinsi Riau terutama universitas yang berstatus swasta.

(3)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

67

Dengan pendekatan tradisonal seperti ini peristiwa undercosting dan overcosting kemungkinan besar dapat terjadi. Bourn (1994) menyatakan “bahwa sistem akuntansi biaya tradisional tidaklah menyediakan informasi yang penting untuk mendukung keputusan manajer Universitas”. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan terhadap penetapan biaya tarif SPP mahasiswa yaitu dengan melakukan analisis biaya, Dengan demikian tarif SPP dapat di tetapkan secara akurat dan menjadi strategi Universitas untuk meningkatkan jumlah mahasiswa.

Selain itu tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak memiliki ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak memiliki informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha atau tidak.Sisa hasil usaha ini sangat diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan eksistensi lembaga pendidikan tersebut dalam jangka panjang.

Begitu juga tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak akan dapat mengetahui akurasi didalam penetapan biaya penyelenggara pendidikan itu apakah terlalu mahal atau terlalu murah sehingga analisis biaya dapat juga membantu mnajemen dalam mengalokasikan berbagai sumber ekonomi untuk menghasilkan sumber ekonomi yang lain. Alasan lain yang memperkuat perlunya perguruan tinggi melakukan analisis biaya disebabkan adanya tuntutan akuntabilitas keuangan kepada stakeholders (mahasiswa, orang tua mahasiswa, pemerintah ataupun badan penyelenggara). Berdasarkan fenomena diatas diperlukan suatu metode untuk menentukan biaya yang akurat yaitu metode ABC atau yang dikenal dengan versi terbarunya yaitu Time Driven Activity Based Costing (TDABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing-ABC) merupakan metode untuk menentukan biaya yang akurat (Edwar J. Blocher:2011).

Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurang penghasilan (Dr.R.A. Supriyono, S.U.,Akuntan:2011). Biaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, (Weetman, 2010) menjelaskan bahwa secara tradisional biaya bisa dikelompokkan menjadi tiga (3) tipe: (a) Variabel costs dan fixed costs (b) Direct costs dan indirect costs, (c) Product costs dan period costs. Dalam analisis pengambilan keputusan manajer perlu mempertimbangkan biaya satuan (per unit) (Horngren TC, 2012), karena biaya total terkadang tidak cukup menjadi dasar dalam pengambilan keputusan.

(4)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

68

(VanDerbeck, 2010) menjelaskan manfaat dari informasi harga satuan sebagai berikut: (a) Menentukan harga jual dari produk atau jasa, (b) Untuk persaingan, (c) Dengan mengetahui apa saja yang membentuk harga satuan dari sebuah produk atau jasa maka perusahaan dapat menentukan harga beli yang tepat, (d) Menganalisa keuntungan, dengan informasi biaya satuan perusahaan bisa menentukan laba per masing-masing produk. Ada beberapa cara dalam menentukan biaya satuan produk atau jasa seperti: (a) Job Costing, (b) Process Costing, dan (c) Activity based costing

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas “Accounting Based Costing (ABC)”

Metode Activity Based Costing (ABC) sudah dikembangkan sejak tahun 1980an oleh Cooper dan Kaplan (Kumar & Mahto, 2013)(Lima, 2011), sebagai salah satu metode analisis biaya yang dapat memberikan informasi yang lebih tepat mengenai biaya per produk atau servis pada perusahaan, dibandingkan dengan metode biaya tradisional (Amir, et al., 2012), (Lima, 2011)(Abu Tapanjeh, 2008).

Menurut (Kinney & Raiborn, 2011) activity based costing (ABC) adalah sebuah sistem akuntansi yang memfokuskan kepada aktivitas organisasi dan mengumpulkan biaya berdasarkan aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan.

Secara umum konsep dasar ABC dapat digambarkan lebih sederhana sebagaimana gambar 1 :

Gambar 1 : Konsep Dasar ABC

Ada beberapa tahap dalam implementasi ABC, menurut (Hansen, et al., 2009) ada enam langkah dalam mengimplementasikan ABC: (a) Mengidentifikasi, menentukan dan mengkalisfikasikan aktivitas dan data-data yang dibutuhkan, (b) Menentukan jumlah biaya untuk setiap aktivitas, (c), Mengalokasikan biaya aktivitas penunjang (secondary activity) ke aktivitas utama (primary activity), (d) Mengidentifikasi objek biaya dan menentukan jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap objek biaya, (e) Menghitung tarif aktivitas utama (primary activity), (f) Mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap objek biaya.

Sumber Daya

(Resources) Aktivitas

(Activities) Produk/P

elanggan

(5)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

69 Time Driven Activity Based Costing

(Kaplan & Anderson, 2007) menjelaskan bahwa keunggulan model TDABC dapat mengatasi permasalahan pada model ABC tradisional. Diantara keunggulan TDABC adalah :

a. Lebih mudah dan cepat dalam membangun model yang akurat. Kerena dalam model TDABC tidak membutuhkan proses wawancara dan survey kepada para karyawan dalam mengalokasikan biaya kesetiap aktivitas sebelum dialokasikan ke objek biaya. Kemudian TDABC hanya memerlukan estimasi terhadap dua paramenter, yaitu biaya per unit kapasitas dan jumlah waktu yang dikonsumsi oleh sebuah aktivitas.

b. Terintegrasi dengan baik menggunakan sistem Enterprise Resources Plannning (ERP) dan Customer Relationship Management (CRM)

c. Model TDABC mudah untuk di update oleh manager karena ketika terjadi perubahan skala baik jumlah biayanya tau aktivitasnya maka dalam TDABC yang perlu di update hanya tarif biaya per kapasitas.

d. Dapat digunakan untuk menentukan biaya per unit dan jumlah unit waktu yang digunakan untuk berbagai jenis transaksi. Seperti misalnya memproses pesanan kusus atau melayani pelanggan baru.(Kaplan & Anderson, 2004).

e. Dengan menggunakan time equation TDABC memperkecil jumlah data yang akan diolah. Dan menambah akurasi dalam menentukan biaya karena menggunakan data waktu aktual dari sebuah transaksi, bukan berdasarkan estimasi waktu yang dihabiskan oleh seorang karyawan dalam mengerjakan sebuah aktivitas. Contohnya Hunter Company mengubah dari 1.200 aktivitas menjadi 200 biaya departemen.(Kaplan & Anderson, 2004)

f. Model TDABC juga menyediakan informasi mengenai apakah sebuah proses operasi sudah dijalankan sesuai dengan kapasitas yang tersedia atau di bawah kapasitasnya. Sehingga menejer dapat mengambil keputusan dalam mengatasi kapasitas yang belum terpakai.

g. Model TDABC dapat diimplementasikan pada perusahaan atau industri yang memiliki kompleksitas pada pelanggan, produk, segmen, mengelola orang banyak dan pengeluaran modal yang besar.

Secara umum ada dua langkah dalam TDABC, yang pertama adalah estimasi biaya per unit (tarif) kapasitas dan yang kedua menghitung estimasi waktu untuk setiap aktivitas(Kaplan & Anderson, 2004);(Tjahjadi, 2010);(Hansen, et al., 2009).

(6)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

70 Perhitungan Unit Cost Pada Perguruan Tinggi

Menurut (Paulsen & John C, 2001) metode yang paling umum digunakan untuk menghitung biaya satuan per mahasiswa adalah dengan rumus sebagai berikut :

Penerapan Activity Based Costing Pada Perguruan Tinggi

Dalam menerapkan Activity Based Costing pada perguruan tinggi ada beberapa langkah yang harus dilakukan (Abu Tapanjeh, 2008) : (a) Mengidentifikasi sumber biaya, (b) Mengidentifikasi aktivitas utama dengan menggunakan cost drivers, (c) Membuat Cost Pool (Cost Center) untuk setiap aktivitas utama, (d) Mengidentifikasi atau mengalokasikan biaya aktivitas ke masing-masing produk dengan menggunakan cost drivers. Berdasarkan aktivitas utama maka diturunkan menjadi lebih detail menjadi model dari ABC pada institusi. (Abu Tapanjeh, 2008) memberikan contoh model ABC dalam menentukan biaya kuliah sebagai berikut :

Gambar 2 : Activity Based Costing Model

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif oleh Cresswell (2016) didefinisikan “Qualitative research focuses on the process that is occurring as well as the product or outcome. Researchers are particulars interested in understanding how things occurs.” Proses penelitian kualitatif dengan jenis fenomenologis mempunyai 3 tahap, yaitu intuiting, analyzing, dan describing. Penelitian ini dilakukan pada Universitas Pasir Pengaraian, Jalan Tuanku Tambusai, Kumu Rambah Hilir, Kab. Rokan Hulu, Riau. Data yang digunakan adalah data tahun 2016.

(7)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

71

Data pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. data primer yaitu data-data aktivitas yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen anggaran dan laporan keuangan, terutama data tentang biaya pada Universitas Pasir Pengaraian pada tahun 2016. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Terdapat 3 macam sumber data, yaitu : Person, Place dan Paper. Adapun siklus dari keseluruhan proses analisis data oleh Miles dan Huberman digambarkan dalam skema berikut :

Gambar 3 : SIKLUS PROSES ANALISIS DATA

Sumber : Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif (Miles dan Huberman, 2007:20)

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Mengumpulkan seluruh data-data biaya dan Mengidentifikasi sumber biaya, (b) Mengidentifikasi aktivitas utama dengan menggunakan cost drivers, (c) Mengalokasikan biaya aktivitas penunjang (secondary activity) ke aktivitas utama, (d) Membuat Cost Pool (Cost Center) untuk setiap aktivitas utama, (e) Menentukan aktivitas-aktivitas yang terjadi disetiap program studi, (f) Menentukan jumlah waktu praktikal yang dikonsumsi aktivitas setiap program studi, (g) Menentukan jumlah waktu yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas setiap program studi, (h) Menghitung biaya per mahasiswa setiap program studi, dengan cara:

Data

collection Data

display

Data

reduction Verifiying

(8)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

72 HASIL PEMBAHASAN

Langkah awal dalam menghitung biaya per unit mahasiswa dengan menggunakan metode ABC adalah dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang ada dilingkup Universitas Pasir Pengaraian. Berikut adalah aktivitas operasional/rutin yang dilakukan oleh Universitas Pasir Pengaraian :

Tabel 5 : Deskripsi Aktivitas

NO AKTIVITAS DESKRIPSI

1 Registrasi Mahasiswa baru Kegiatan yang dilakukan untuk menerima calon mahasiswa baru

2 Penerimaan mahasiswa baru Calon mahasiswa yang telah lulus seleksi akan menjadi mahasiswa baru

3 PKK (Pengenalan Kehidupan Kampus)

Masa orientasi mahasiswa baru untuk lebih mengenal kehidupan kampus

4

Registrasi Semester 1-8

Registrasi sebelum kegiatan

perkuliahn dimulai untuk melihat jumlah mahasiwa per semester yang aktif untuk mengikuti kegiatan perkuliahan 5 Kuliah Semester 1-8 Proses belajar mengajar yang dilaksanakan disetiap semester 6 Praktikum Salah satu proses atau kegiatan belajar mengajar

7 Pembimbing Utama Akademik per mhs sd selesai

Kegitan bimbingan oleh dosen wali kepada mahasiswa wali 8 Pembuatan soal per soal baru Pembutan soal ujian

9 Pengawas ujian per pengawas Pengawasan kegiatan ujian

10 Pembekalan KKN Persiapan dengan pemberian materi kepada mahasiswa sebelum melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

11 Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata 12

Monitoring

Pemantauan Dosen Pembimbing kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN

13

Pelaporan Hasil KKN Mahasiswa memberikan laporan KKN

14 Bimbingan TA Pembimbingan oleh Dosen untuk pembuatan Tugas Akhir

15 Seminar Proposal TA Pelaksanaan Seminar Proposal 16

Sidang TA Pelaksanaan Tugas Akhir

17

Test Toefl Pelaksanaan Tes Toefl

18 Rapat Yudisium Pelaksanaan Rapat Yudisium 19 Upacara Yudisium Pelaksanaan Upacara Wisuda 20 Pendaftaran wisuda Pendaftaran peserta wisuda 21

Perlengkapan Wisuda Pengambilan Perlengkapan Wisuda

22 Upacara wisuda Pelaksanaan Wisuda 23 Kegiatan Ekstra Pelaksanaan Ekstra

(9)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

73

Setelah aktivitas ditentukan langkah selanjutnya adalah menetukan biaya pada tiap Cost Center, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 6 : Biaya pada Cost Center

Cost Center Biaya Cost Center Total Biaya Cost Center

Cost Center A (AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN) Rp.892.950.000

Belanja Barang dan jasa Rp.30.280.000

Belanja Modal Rp.862.670.000

Cost Center B (ADM DAN KEUANGAN) Rp.4.450.240.283

Biaya Langsung Rp.4.153.840.283

Belanja Pegawai Rp.1.480.295.283

Belanja Barang dan jasa Rp.726.565.000

Belanja Modal Rp.1.729.780.000

Biaya Pelatihan Dosen/Pegawai Rp.217.200.000

Biaya Tidak langsung Rp. 296.400.000

Biaya Gaji LB Rp. 62.400.000

Tunjangan jabatan Struktural (Dekan) Rp. 162.000.000

Tunjangan Jabatan Struktural (Ka. Prodi) Rp.72.000.000

Cost Pool D (Porkes) Rp.384.593.297

Belanja Pegawai Rp.321.613.516

Belanja Barang dan jasa Rp.14.881.781

Biaya Penyelenggaraan dan Pengembangan SDM Rp.4.125.000

Belanja Modal Rp.2.548.000

Biaya Praktikum Rp.39.025.000

Biaya Telekomunikasi Rp.2.400.000

Cost Pool E(Teknik Sipil) Rp.775.306.792

Biaya langsung Rp.466.408.290

Biaya barang dan jasa Rp.51.616.000

Biaya Praktikum Rp.41.650.000

Belanja Alat Kebersihhan Rp.20.250.000

Belanja Modal Rp.97.287.502

Biaya Penyelengaraan Rp.13.000.000

Biaya Kemahasiswaan Rp.17.520.000

Biaya Pemeliharaan dan Pengembangan Rp.67.575.000

Cost Pool F(Teknik Mesin) Rp.656.184.474

Biaya langsung Rp.314.340.972

Biaya barang dan jasa Rp.51.616.000

Biaya Praktikum Rp.74.595.000

Belanja Alat Kebersihhan Rp.20.250.000

Belanja Modal Rp.97.287.502

Biaya Penyelengaraan Rp.13.000.000

Biaya Kemahasiswaan Rp.17.520.000

Biaya Pemeliharaan dan Pengembangan Rp.67.575.000

Cost Pool G (Agribisnis) Rp.659.764.785

Biaya Langusng Rp.342.821.785

Biaya Operasional Rp.26.130.500

(10)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

74

Cost Center Biaya Cost Center Total Biaya Cost Center

Biaya Praktikum Rp.82.500.000

Biaya Honor Kegiatan Rp.49.500.000

Biaya Pengembangan Akademik Rp.80.937.500

Biaya Modal Rp.77.875.000

Cost Pool H (Agroteknologi) Rp.510.030.717

Biaya Langusng Rp.244.837.717

Biaya Operasional Rp.26.130.500

Biaya Praktikum Rp.30.750.000

Biaya Honor Kegiatan Rp.49.500.000

Biaya Pengembangan Akademik Rp.80.937.500

Biaya Modal Rp.77.875.000

Cost Pool I (LP2M) Rp.553.644.672

Belanja Pegawai Rp.52.450.000

Belanja Barang dan jasa Rp.427.444.672

Belanja Modal Rp.39.750.000

Biaya Pelatihan Tenaga LPPM Rp.34.000.000

Cost Pool J (PUSKOM) Rp.299.437.078

Biaya Belanja barang Habis Pakai Rp.51.060.000

Belanja Pegawai Rp.84.032.078

Belanja Modal Rp.164.345.000

Cost Pool K (Perpustakaan) Rp.165.874.000

Biaya Belanja Pegawai Rp.9.500.000

Belanja Barang dan jasa Rp.54.054.000

Belanja Modal Rp.102.320.000

Cost Pool L (P2K2) Rp.141.775.000

Biaya Belanja barang Habis Pakai Rp.42.450.000

Belanja Pegawai Rp.83.625.000

Belanja Modal Rp.15.700.000

Cost Pool M (LPMI) Rp.93.495.000

Biaya Belanja Pegawai Rp.38.845.000

Belanja Barang dan jasa Rp.44.000.000

Belanja Modal Rp.10.650.000

TOTAL Rp 9.583.296.098

Selanjutnya dari tabel cost center dilakukan perhitungan pembebanan dari cost center ke program studi dengan mengunakan cost driver sebagi pengalokasian biaya. Pengalokasian biaya dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Tarif alokasi per Mahasiswa = Total Biaya BAK Total Mahasiswa

(11)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

75

Tabel 7 : Alokasi Biaya BAK ke Program Studi

PROGRAM STUDI RESOURCE DRIVER B ELANJA B ARANG DAN JASA B ELANJA M ODAL GRAND TOTAL MTK 143 Rp 2.039.585 Rp 57.511.333 Rp 59.550.919 PORKES 140 Rp 1.996.797 Rp 57.511.333 Rp 59.508.130 T. SIPIL 117 Rp 1.668.752 Rp 53.916.875 Rp 55.585.627 T. MESIN 95 Rp 1.354.969 Rp 53.916.875 Rp 55.271.844 AGROTEKNOLOGI 78 Rp 1.112.501 Rp 53.916.875 Rp 55.029.376 AGRIBISNIS 139 Rp 10.155.139 Rp 53.916.875 Rp 64.072.014 GRAND TOTAL 712 Rp 18.327.744 Rp 330.690.167 Rp 349.017.910 RESOURCE DRIVER 2123 Rp 30.280.000 Rp 862.670.000 Rp 892.950.000

Tabel 8 : Alokasi Biaya ADM ke Program Studi

P R O G R A M S T U D I B I A Y A L A N G S U N G B A I A Y T I D A K

L A N G S U N G G R A N D T O T A L M T K R p 276.922.686 R p 11.118.881 R p 288.041.567 P O R K E S R p 276.922.686 R p 10.885.714 R p 287.808.400 T . S IP IL R p 276.922.686 R p 27.184.615 R p 304.107.301 T . M E S IN R p 276.922.686 R p 27.126.316 R p 304.049.002 A G R O T E K N O L O G I R p 276.922.686 R p 27.584.615 R p 304.507.301 A G R IB IS N IS R p 276.922.686 R p 27.431.655 R p 304.354.341 G R A N D T O T A L R p 1 .6 6 1 .5 3 6 .1 1 3 R p 1 3 1 .3 3 1 .7 9 6 R p 1 .7 9 2 .8 6 7 .9 0 9

Tabel 9 : Alokasi Biaya PUSKOM ke Program Studi

PROGRAM STUDI RESOURCE DRIVER BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA MODAL GRAND TOTAL MTK 143 Rp 5.660.192 Rp 3.439.275 Rp 11.069.870 Rp 20.169.337 PORKES 140 Rp 5.541.447 Rp 3.367.122 Rp 10.837.635 Rp 19.746.204 T. SIPIL 117 Rp 4.631.066 Rp 2.813.952 Rp 9.057.167 Rp 16.502.185 T. MESIN 95 Rp 3.760.267 Rp 2.284.833 Rp 7.354.110 Rp 13.399.210 AGROTEKNOLOGI 78 Rp 3.087.377 Rp 1.875.968 Rp 6.038.111 Rp 11.001.456 AGRIBISNIS 139 Rp 5.501.865 Rp 3.343.071 Rp 10.760.224 Rp 19.605.160 GRAND TOTAL 712 Rp 28.182.214 Rp 17.124.220 Rp 55.117.117 Rp 100.423.551 RESOURCE DRIVER 2123 Rp 84.032.078 Rp 51.060.000 Rp 164.345.000 Rp 299.437.078

Tabel 10 : Alokasi Biaya Perpustakaan ke Program Studi

PROGRAM STUDI RESOURCE DRIVER BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA MODAL GRAND TOTAL MTK 143 Rp 639.896 Rp 3.640.943 Rp 6.892.021 Rp 11.172.860 PORKES 140 Rp 626.472 Rp 3.564.560 Rp 6.747.433 Rp 10.938.464 T. SIPIL 117 Rp 523.552 Rp 2.978.953 Rp 5.638.926 Rp 9.141.431 T. MESIN 95 Rp 425.106 Rp 2.418.808 Rp 4.578.615 Rp 7.422.529 AGROTEKNOLOGI 78 Rp 349.034 Rp 1.985.969 Rp 3.759.284 Rp 6.094.287 AGRIBISNIS 139 Rp 621.997 Rp 3.539.098 Rp 6.699.237 Rp 10.860.333 GRAND TOTAL 712 Rp 3.186.057 Rp 18.128.332 Rp 34.315.516 Rp 55.629.905 RESOURCE DRIVER 2123 Rp 9.500.000 Rp 54.054.000 Rp 102.320.000 Rp 165.874.000

(12)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

76

Tabel 11 : Alokasi Biaya LP2M ke Program Studi

PROGRAM STUDI

RESOURCE DRIVER

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG DAN JASA

BELANJA MODAL

PELATIHAN

PENELITIAN GRAND TOTAL MTK 7 Rp 1.105.263 Rp 24.844.456 Rp 2.347.368 Rp 842.105 Rp 29.139.193 PORKES 8 Rp 1.263.158 Rp 28.393.664 Rp 2.682.707 Rp 962.406 Rp 33.301.935 T. SIPIL 8 Rp 1.263.158 Rp 28.393.664 Rp 2.682.707 Rp 962.406 Rp 33.301.935 T. MESIN 5 Rp 789.474 Rp 17.746.040 Rp 1.676.692 Rp 601.504 Rp 20.813.709 AGROTEKNOLOGI 6 Rp 947.368 Rp 21.295.248 Rp 2.012.030 Rp 721.805 Rp 24.976.451 AGRIBISNIS 7 Rp 1.105.263 Rp 24.844.456 Rp 2.347.368 Rp 842.105 Rp 29.139.193 GRAND TOTAL 41 Rp 6.473.684 Rp 145.517.530 Rp 13.748.872 Rp 4.932.331 Rp 170.672.418 GRAND TOTAL 133 Rp 21.000.000 Rp 472.044.672 Rp 44.600.000 Rp 16.000.000 Rp 553.644.672

Tabel 12 : Alokasi Biaya LPMI ke Program Studi

PROGRAM STUDI RESOURCE

DRIVER BELANJA

PEGAWAI BELANJA BARANG

DAN JASA BELANJA

MODAL GRAND TOTAL

MTK Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000

PORKES Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000

T. SIPIL Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000 T. MESIN Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000 AGROTEKNOLOGI Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000 AGRIBISNIS Program Studi Rp 2.589.667 Rp 2.933.333 Rp 710.000 Rp 6.233.000 GRAND TOTAL 6 PRODI Rp 15.538.000 Rp 17.600.000 Rp 4.260.000 Rp 37.398.000 RESOURCE DRIVER 15 Rp 38.845.000 Rp 44.000.000 Rp 10.650.000 Rp 93.495.000

Dari tabel alokasi pusat biaya tersebut dapat dismpulkan secara keseluruhan bahwa besarnya pengalokasian biaya pada setiap program studi relatif berbeda hal ini disebabkan karna aktivitas yang terjadi pada sebagian program studi berbeda sehingga menyebabkan perbedaan pada pengalokasian biayanya. Setelah biaya operasional dari depertemen atau pusat biaya pembantu dialokasikan ke masing-maisng programs tudi, selanjutnya dibuat cost pool dari masing-maisng program studi. Berikut adalah cost pool dari alokasi biaya dari pusat pembantu ke program studi :

Tabel 13 : Cost Pool

MATEMATIKA PORKES AGRIBISNIS AGROTEKNOLOGI TEKNIK SIPIL TEKNIK MESIN

BIAYA LANGSUNG Rp 406.272.651 Rp 384.593.297 Rp 659.764.785 Rp 510.030.717 Rp 775.306.792 Rp 656.184.474 Rp 3.392.152.716 1 Akademik dan Kemahasiswaan Rp 59.550.919 Rp 59.508.130 Rp 64.072.014 Rp 55.029.376 Rp 55.585.627 Rp 55.271.844 Rp 349.017.910 2 Administrasi Umum dan Keuangan Rp 288.041.567 Rp 287.808.400 Rp 304.354.341 Rp 304.507.301 Rp 304.107.301 Rp 304.049.002 Rp 1.792.867.912 3 LP2M Rp 29.584.066 Rp 33.810.362 Rp 29.584.066 Rp 25.357.771 Rp 33.810.362 Rp 21.131.476 Rp 173.278.103 4 Pusat Komputer dan Internet Rp 20.169.337 Rp 19.746.204 Rp 19.605.160 Rp 11.001.456 Rp 16.502.185 Rp 13.399.210 Rp 100.423.552 5 Perpusatakaan Universitas Rp 11.172.860 Rp 10.938.464 Rp 10.860.333 Rp 6.094.287 Rp 9.141.431 Rp 7.422.529 Rp 55.629.904 6 Pusat Pengembangan Karir dan KewirausahaanRp 9.549.611 Rp 9.349.270 Rp 9.282.489 Rp 5.208.897 Rp 7.813.318 Rp 6.344.147 Rp 47.547.732 7 LPMI Rp 6.233.000 Rp 6.233.000 Rp 6.233.000 Rp 6.233.000 Rp 6.233.000 Rp 6.233.000 Rp 37.398.000

424.301.360

Rp Rp 427.393.830 Rp 443.991.403 Rp 413.432.088 Rp 433.193.224 Rp 413.851.208 Rp 2.556.163.113 830.574.011

Rp Rp 811.987.127 Rp 1.103.756.188 Rp 923.462.805 Rp 1.208.500.016 Rp 1.070.035.682 Rp 5.948.315.829

No DEPERTEMEN/PUSAT BIAYA PROGRAM STUDI

BIAYA TIDAK LANGSU NG

Sub Total Biaya Tidak Langsung Grand Total

GRAND TOTAL

(13)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

77

Dari tabel 13 terlihat bahwa alokasi biaya pada masing-masing program studi sangat berbeda, hal ini akan memicu terjadinya perbedaan biaya SPP pada masing-masing program studi yang ada pada Universitas Pasir Pengaraian. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa alokasi biaya yang terbesar terdapat pada program studi teknik sipil yaitu sebesar Rp. 1.208. 500.016,- dan alokasi biaya yang terkecil pada Program Studi pendidikan olahraga dan kesehatan yaitu sebesar Rp. 811.987.127,-. Setelah dilakukan alokasi biaya ke masing-masing programs tudi selanjutnya menghitung capacity cost rate untuk masing-masing program studi. Tarif per kapasitas dihitung dengna mengunakan rumus :

Capacity cost rate = Total Biaya Program Studi

Total Kapasistas Praktis Program Studi Tabel 14 : Cost Rate

Program Studi capacity cost

Praktical Capacity/Prodi

(hour )

Praktical Capacity/Prodi

(Minute)

Capacity Cost Rate (Rp/Minute)(Minute) MTK 830.574.011 13.594 815.616 1.018,34 Porkes 811.987.127 12.902 774.144 1.048,88 Agribisnis 1.103.756.188 12.442 746.496 1.478,58 Agrotekologi 923.462.805 9.677 580.608 1.590,51 Teknik Sipil 1.208.500.016 15.206 912.384 1.324,55 Teknik Mesin 1.070.035.682 14.976 898.560 1.190,83 Grand Total 5.948.315.829 78.797 4.727.808 7.651,70

Dari tabel Cost Rate tersbeut dapat dilihat Capacity cost yang terbesar yaitu program studi Teknik Sipil Rp. 1.208.500.016 dengan Capacity Cost rate Rp.1.324,55, dan Capacity cost yang terendah yaitu program studi PORKES Rp.

811.987.127 dengan Capacity Cost rate Rp.1.048,88, dapat disimpulkan bahwa semakin besar Capacity cost yang dimiliki program studi maka Capacity Cost ratenya semakin kecil.

(14)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

78

Tabel 15 : Biaya Per ktivitas Per Program Studi

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 35.311

1.018 35.958.240 70.621

1.018 71.916.480 35.311

1.018 35.958.240 616.201

1.018 627.501.761 12.927

1.018 13.164.373 19.391

1.018 19.746.559 25.855

1.018 26.328.745 815.616

830.574.397

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 34.327

1.049 36.005.315 34.634

1.049 36.326.791 34.327

1.049 36.005.315 617.893

1.049 648.095.678 11.769

1.049 12.344.680 17.654

1.049 18.517.019 23.539

1.049 24.689.359 774.144

811.984.159

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 34.956

1.479 51.684.633 5.179

1.479 7.656.983 2.589

1.479 3.828.491 647.844

1.479 957.888.535 12.429

1.479 18.376.758 18.643

1.479 27.565.138 24.857

1.479 36.753.517 746.496

1.103.754.056

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 30.697

1.591 48.823.564 61.394

1.591 97.647.127 30.697

1.591 48.823.564 410.460

1.591 652.840.792 10.525

1.591 16.739.507 15.787

1.591 25.109.261 21.049

1.591 33.479.015 580.608

923.462.830

MTK

PORKES

AGRIBISNIS

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang

Pengajaran: Persiapan Kelas Pengajaran: PBM

Pengajaran: Evaluasi GROTEKNOLOGI Pengabdian Masyarakat

Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang

Pengajaran: Persiapan Kelas Pengajaran: PBM

Pengajaran: Evaluasi

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang

Pengajaran: Persiapan Kelas Pengajaran: PBM

Pengajaran: Evaluasi

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Penelitian

Pengajaran: Persiapan Kelas Pengajaran: PBM

Pengajaran: Evaluasi

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 49.586

1.325 65.679.251 99.172

1.325 131.358.503 49.586

1.325 65.679.251 632.899

1.325 838.306.083 18.031

1.325 23.883.364 27.047

1.325 35.825.046 36.063

1.325 47.766.728 912.384

1.208.498.227

Total Time Driver (Minute)

Cpacity

Cost Rate Activity Costs 54.955

1.191 65.442.316 109.910

1.191 130.884.632 54.955

1.191 65.442.316 578.298

1.191 688.654.524 22.320

1.191 26.579.648 33.480

1.191 39.869.472 44.641

1.191 53.159.297 898.560

1.070.032.205

5.948.305.874

Pengajaran: Persiapan Kelas

GRAND TOTAL Pengajaran: PBM

Pengajaran: Evaluasi

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang Pengajaran: Evaluasi

Pengajaran: Proses Tugas Akhir dan Kerja Praktek Penelitian

Pengabdian Masyarakat

Pengembangan Akademik dan Kegiatan Penunjang TEKNIK MESIN

Pengajaran: Persiapan Kelas Pengajaran: PBM

TEKNIK SIPIL

Dapat kita lihat dari tabel 15 diatas, bahwa setelah dialokasikan biaya operasional per program studi berdasarkan capacity cost rate ke masing-masing aktivitas dengan menggunakan total waktu masing-masing aktivitas, bahwa biaya operasional untuk setiap program studi berbeda-beda.

(15)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

79

Dari enam program studi, program studi yang terbesar mengkonsumsi biaya yaitu program studi Teknik Sipil yaitu sebesar Rp.1.208.498.227 dan biaya alokasi yang terendah yaitu program studi pendidikan PORKES sebesar Rp. 811.984.158,72, hal ini disebabkan masing-masing program studi memiliki aktivitas dengan jumlah jam yang berbeda-beda.

Tabel 16 : Biaya Per Unit Mahasiswa Program Studi Operasional Activity

Cost Of Prodi Sum Of Student

Unit Cost Of Student/Year

Unit Cost Of Student/Semester MTK 830.574.011 143 5.808.210 2.904.105 PORKES 811.987.127 140 5.799.908 2.899.954 Agribisnis 1.103.756.188 139 7.940.692 3.970.346 Agrotekologi 923.462.805 78 11.839.267 5.919.633 Teknik Sipil 1.208.500.016 117 10.329.060 5.164.530 Teknik Mesin 1.070.035.682 95 11.263.533 5.631.767 Grand Total 5.948.315.829 712 52.980.670 26.490.335 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada masing-masing program studi terdapat adanya perbedaan biaya per unit mahasiswa, hal ini dikarenakan aktivitas pada masing-maisng program studi yang berbeda sehingga memicu konsumsi biaya yang berbeda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis biaya dengan menggunakan metode TDABC menghasilkan perhitungan yang lebih terinci, dimana denominator yang dipergunakan sebagai pembagi tidak hanya jumlah mahasiswa saja melainkan aktivitas lain seperti Jumlah Dosen dan jumlah jumlah Program Studi. Pada penelitian lain sejenis yang mengambil sampel pada biaya Rumah Sakit, juga ditemukan hal yang sama, yaitu perhitungan dengan metode ABC lebih terperinci dan akurat, sebagaimana dikemukakan oleh pendapat para ahli yang menyatakan informasi biaya produk menggunakan ABC lebih akurat dan informative yang membantu manajer untuk mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan. Penentuan biaya yang akurat akan menurunkan kemungkinan penentuan harga jual yang terlalu tinggi (overpricing) ataupun harga jual terlalu rendah ( underpricing). Jika dibandingkan dengan biaya per unit mahasiswa dengan mengunakan hitungan TDABC maka terdapat selisih pada masing-masing program studi, seperti yang terlihat pada tabel berikut :

(16)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

80

Tabel 17 : Selish Biaya SPP

Program Studi Uang Kuliah Unit Cost/Semester Selisih MTK Rp 2.250.000 2.904.105 Rp 654.105 Porkes Rp 2.250.000 2.899.954 Rp 649.954 Agribisnis Rp 2.250.000 3.970.346 Rp 1.720.346 Agrotekologi Rp 2.250.000 5.919.633 Rp 3.669.633 Teknik Sipil Rp 2.250.000 5.164.530 Rp 2.914.530 Teknik Mesin Rp 2.250.000 5.631.767 Rp 3.381.767 Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat selisih biaya per unit mahasiswa yang signifikan pada masing-masing program studi. Secara umum seluruh program studi dibawah dari biaya Unit cos/semesternya dengan selisih yang berbeda-beda pada masing-masing program studi, artinya uang kuliah yang dibayarkan oleh mahasiswa Universitasa Pasir Pengaraian pada dasarya belum menutupi biaya kuliah yang dikeluarkan untuk menyelengarakan pendidikan terhadap mahasiswa persemesternya pada masing-masing program studi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dengan mnegunakan sistem time driver activity based costing (TDABC) yang telah dilakukan pada Universitas Pasir Pengaraian, maka besaran unit cost per mahasiswa per program studi adalah sebagai berikut: (a) Program Studi Pendidikan Matematika adalah sebesar Rp.2.904.105,-, (b) Program Studi Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan adalah sebesar Rp. 2.899.954,-, (c) Program Studi Agribisnis adalah sebesar Rp. 3.970.346,-, (d) Program Studi Agroteknologi adalah sebesar Rp. 5.919.633,-, (e) Program Studi Teknik SIpil adalah sebesar Rp.

5. 164.530,-, (f) Program Studi Teknik Mesin adalah sebesar Rp. 5. 631.767,- Selain itu dapat disimpulkan bahwa penetapan biaya per unit mahasiswa yang diterapkan Universitas Pasir Pengaraian selama ini terjadi under costing dengan perbedaan biaya sebagai berikut: (a) Program Studi Pendidikan Matematika adalah sebesar Rp.654.105,-, (b) Program Studi Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan adalah sebesar Rp. 649.954,-, (c) Program Studi Agribisnis adalah sebesar Rp. 1.720.346,-, (d) Program Studi Agroteknologi adalah sebesar Rp.

3.669.633,-, (e) Program Studi Teknik SIpil adalah sebesar Rp. 2.914.530,-, (f) Program Studi Teknik Mesin adalah sebesar Rp. 3.381.767,-

(17)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

81

Berdasrkan pada pembahasan diatas maka beberapa saran dapat diberikan kepada pihak manajemen UPP :

1. Diharapkan Pihak Universitas Pasir Pengaraian dapat menetapkan biaya per unit mahasiswa dengan mengunakan sistem Time Driver Activity based costing, sehingga dalam penetapan biaya per unit lebih akurat.

2. Berdasarkan perhitungan unit cost serta pertimbangan-pertimbangan lain, maka biaya per unit Mahasiswa pada masing-masing program studi disarankan untuk dinaikkan untuk menutupi biaya pada masing-masing program studi tersebut.

3. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen kampus dalam penerimaan jumlah mahasiswa pada masing-masing program studi, akrena jumlah mahasiswa merupakan salah satu Cost Driver dalam penentuan biaya per unit mahasiswa.

4. Penelitian ini hanya dilaksanakan pada sebagian program studi yang ada pada Universitas Pasir Pengaraian, untuk itu perlu dilakukan penelitian yang sama di beberapa program studi yang lainnya agar dapat diketahui besaran SPP yang lebih akurat untuk prodi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Tapanjeh, A., 2008. Activity Based Costing Approach to Handle The Uncertainty Costing of Higher Educational Institution: Perspective from an Academic Collage. Journal of King Abdul Aziz University: Econ & Adm, 22(2), pp. 29-57.

Am. Masyhudi. 2008. Analisis biaya dengan metode activity based costing Kepaniteraan klinik mahasiswa fakultas kedokteran Unissula di rumah sakit pendidikan (studi kasus di rumah sakit islam sultan agung).

Akuntan, Dr. R.A. Supriyono, S.U., 2011., akuntansi biaya., 2th ed., BPFE., Yokyakarta.

Akyol, Derya Eren., Tuncel, Gonca., dan Bayhan, G Mirac. 2007. “A Comparative Analysis of Activity-Based Costing and Traditional Costing”. World Academy of Science, Engineering and Technology 3 p.580-583.

Blocher Edwar J, Stout Davit E, Cokins Gary, manajemen Biaya, 2011 Salmeba Empat, Jakarta Selatan.

Bourn., 1994., The Applicability of the Principles of Activity-Based Costing System in a Higher Education Institution., Economics and Management Research Projects: An International Journal.

(18)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

82

Bustami, bastian., nurlela., 2006. Akuntansi Biaya. 1th ed. Graha ilmu.

yokyakarta.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Abdullah Wasilah., 2012. Akuntansi Biaya, Selemba Empat, Jakarta.

Drury, C., 2006. Cost and Management Accounting. 6th ed. London, UK:

Thomson.

Fattah Nanang dan Gautama Budi Pamungkas., 2017. Penerapan Biaya Pendidikan Berbasis Activity-Based Costing dalam meningkatkan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi: Studi Kasus di Universitas Pendidikan Indonesia. UPI (Indonesia University Of Education), Bandung, Wes Java, Indonesia.

Hansen, D. R., Mowen, M. M. & Guan, L., 2009. Cost Management Accounting

& Control. Sixth ed. United States: South Western Cengage Learning.

Horngren Charles T. Datar Srikant M. Foster George, Akuntansi Biaya, 2008 Erlanga, Jakarta.

Horngren TC, D. M. J. M., 2012. Cost Accounting: A Managerial Emphasis, s.l.:

s.n.

Indonesia, R., 2008. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tentang Pendanaan Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Indonesia, R., 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tentang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.

Jakarta: Sekretariat Negara.

Indonesia, R., 2003. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.

John W. Creswell., 2016. Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran, Pustaka Pelajar

Kebudayaan, M. P. d., 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

93 Tentang Penetapan Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi Pada Perguruan Tinggi Negeri dan Badan Hukum. s.l.:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kebudayaan, M. P. d., 2014. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2014 Tentang BIaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal Pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: s.n.

Kinney, M. R. & Raiborn, C. A., 2011. Cost Accounting: Foundations and Evolutions. 8th ed. Mason, USA: South Western Cengage Learning.

(19)

JURNAL EKONOMI Volume 26, Nomor 3 September 2018

83

Kurniawan Siswandaru dan Sutawijaya., 2012. Model Penerapan Activity Based Costing Dalam Perhitungan Biaya pendidikan Mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka.

Mulyadi., 2012. Akuntansi biaya. 5th ed. Sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN.

Yokyakarta

Opu Nur Vita, Suriana Ida, Mulyani Yogiana. 2010. Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Mahasiswa Berdasarkan Activity Based Costing Pada Politeknik

“X” Di Balikpapan

Raiborn, Cecily A., Kinney, Michael R., cost accounting., 2011., 7th ed., salemba empat., Jakarta selatan.

Witjaksono, armanto., 2006., akuntansi biaya., 1 th ed., graha ilmu., yokyakarta.

Tukang besi, jarak., Dolly., 2007., The Applicability of the Principles of Activity-Based Costing System in a Higher Education Institution., Economics and Management Research Projects: An International Journal.

VanDerbeck, E. J., 2010. Principles of Cost Accounting. 15th ed. Mason, USA:

South Western Cengage Learning.

Wardi Jeni , Yonnisa, Siregar Inova Fitri., 2010. Penentuan Pembebanan Tarif Unit Cost Mahasiswa Dengan Metode Biaya Berdasarkan Aktifitas (Activity Based Costing/Abc) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning.

Weetman, P., 2010. Management Accounting. 2nd ed. s.l.:Pearson & Prentice Hall.

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 3, September 2018 Transformasi Mineral Pirolusit pada Temperatur Tinggi 179 - 186 Transformation of Pirolusite Mineral at High

Rancang Sistem Pengisian Baterai Secara Cepat dan Pemutus Arus Otomatis dengan Regulator LM338K.. Universitas Muhammadiyah Surakarta :