• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL Dampak Perkembangan Ilmu Fisika pada Kemajuan Teknologi dalam Astronomi Modern LITERATUR REVIEW

FARID MAULANA FARHAN

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL Dampak Perkembangan Ilmu Fisika pada Kemajuan Teknologi dalam Astronomi Modern LITERATUR REVIEW"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Perkembangan Ilmu Fisika pada Kemajuan Teknologi dalam Astronomi Modern: Tinjauan Studi Literature Review

Vandan Wiliyanti1

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Email: vandanwiliyanti@radenintan.ac.id1 Farid Maulana Farhan2, Fijira Pasyah 3

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Email: faridmaullana7@gmail.com2 , pasyahfijira@gmail.com 3

Abstrak- Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, Fisika disebut sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sementara, seorang Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Dalam kajian penelitian mencakup dua objek, adalah formal dan material. Objek material bersifat statis, sedangkan objek formal adalah sudut pandang. Objek materialnya adalah lintasan dari benda-benda langit tersebut, sedangkan Objek formal Astronomi adalah benda-benda langit.

Metode penelitian kepustakaan, studi kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian atau topik cerita yang diusung ke dalam karya tulis non-ilmiah.Ilmu astronomi sangat erat kaitannya dengan benda-benda langit, seperti planet, bintang, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi). Untuk mengkaji suatu hal dengan pendekatan astronomi, tentu tidak mudah dan harus melalui serangkaian upaya ilmiah. Secara keilmuan, astronomi dikenal dari artifak- artifak astronomis yang bermula dari era prasejarah. Dari hasil penelitian tentang pendekatan astronomi dalam studi Islam dilihat dari pengertian, metode, dan implementasinya maka aksi yang dapat dilakukan adalah semoga pengembangkan pendekatan astronomi supaya lebih bisa diterima disemua pihak.

Kata kunci- Fisika, Astronomis, Astronomis, Studi Islam.

Abstract- Physics is the science that studies natural phenomena and the surrounding environment. Therefore, Physics is referred to as a branch of Natural Sciences or Science.

Meanwhile, a physicist studies the behavior and properties of matter in very diverse fields, ranging from submicroscopic particles that make up all matter (particle physics) to the behavior of matter in the universe as a cosmic unit. In research studies, two objects are involved, namely formal and material. Material objects are static, while formal objects are viewpoints. The material objects are the trajectories of these celestial bodies, while the formal objects of Astronomy are the celestial bodies. The library research method, literature study is an activity to collect information that is relevant to the topic or problem that is the object of research or the topic of the story that is carried into non-scientific writing.

Astronomy is very closely related to celestial bodies, such as planets, stars, comets, nebulae, star clusters, or galaxies). To study something with an astronomical approach, of course it is not easy and must go through a series of scientific endeavors. Scientifically, astronomy is

(2)

known from astronomical artifacts originating from the prehistoric era. From the results of research on the astronomical approach in Islamic studies in terms of understanding, methods and implementation, the action that can be taken is to hopefully develop an astronomical approach so that it is more acceptable to all parties.

Keywords- Physics, Astronomy, Astronomy, Islamic Studies.

(3)

I. Pendahuluan

Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala alam dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, Fisika disebut sebagai cabang Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sementara, seorang Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi, salah satunya adalah hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini disebut sebagai hukum fisika.[1]

Sejarah fisika [2] berkisar pada tahun 2400 SM, ketika kebudayaan harapan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang diangkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika, dan filosofi, melainkan melalui teknologi juga membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada sekitar tahun 1600, sehingga dapat dikatakan menjadi batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik, dan berlanjut ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru yaitu era fisika modern[3].

Fisika modern termasuk salah satu cabang ilmu fisika yang dibangun sejak awal abad ke-20. Ilmu fisika biasanya dibagi menjadi dua topik besar, yaitu fisika klasik dan fisika modern. Fisika klasik mempelajari tentang fenonema fisis dari

Materi yang berukuran makro dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih kecil daripada kecepatan cahaya. Sebaliknya, fisika modern, yang dikenal sejak awal abad ke-20, mempelajari tentang fenomena fisis berukuran atom dan bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya.

Secara mendasar, topik fisika modern terdiri atas relativitas dan mekanika kuantum.[4] Mekanika kuantum merupakan ilmu yang mempelajari gerak atau dinamika partikel pada skala atomik atau skala lebih kecil ketimbang atom.[5]

mekanika kuantum juga mempengaruhi beberapa aspek, salah satunya Sektor dirgantara.

Sektor dirgantara memiliki keterkaitan yang erat dengan bidang astronomi.

Banyak teknologi yang digunakan dalam sektor dirgantara juga diterapkan dalam astronomi, terutama dalam pengembangan teleskop dan perangkat keras instrumen, pencitraan, dan teknik pengolahan citra.[6]

pengolahan citra satelit menggunakan peranti lunak dan metode pengolahan data yang juga digunakan pada citra astronomis.

Citra astronomis dapat memperluas pengetahuan ilmu fisika fundamental yang mengatur alam semesta dan memungkinkan kita untuk melihat dan mempelajari objek-objek alam semesta yang tidak dapat diakses secara langsung.

Oleh manusia karena jarak yang sangat jauh, kondisi ekstrem, atau karakteristik khususnya.

Karakteristik khisusnya akan dapat memungkinkan kita dapat mempelajari yang ada dilangit malam secara mendetail, memahami fenomena langit malam.

(4)

Tabel 1. Daftar spesifik pengembangan dalam bidang astronomi:

No

. Pengamatan Kontribusi

1

Pemantauan dan deteksi objek luar angkasa

Teknologi dan metode yang digunakan dalam pemantauan objek luar angkasa, seperti asteroid dan satelit, juga dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman potensial yang mendekati Bumi, seperti rudal balistik antarbenua.

2

Pencitraan dan pengintaian

Teknologi citra astronomi, termasuk teknik pencitraan dan pengolahan citra, telah diterapkan dalam pengintaian militer

3

Komunikasi satelit

Satelit astronomi membutuhkan sistem komunikasi yang andal untuk mengirim informasi dan instruksi antara stasiun pemantau Bumi dan teleskop.

4 Navigasi dan pemosisian

Sistem navigasi dan penentuan posisi berdasarkan satelit, seperti Global Positioning System (GPS), memiliki tampilan yang jelas dengan pengetahuan astronomi.

Pengembangan dalam bidang astronomi memberikan fondasi ilmiah dan teknologi yang penting bagi bidang pertahanan, dengan memanfaatkan pengetahuan tentang luar angkasa, teknik pencitraan, pengolahan data, dan komunikasi satelit untuk memperkuat keamanan dan keberlanjutan nasional dalam teknologi.

Teknologi adalah suatu yang digunakan untuk mengolah data, termasuk pada memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, pemerintahan dan merupakan informasi

yang sangat strategis untuk pengambilan keputusan.[7]

Strategi pengambilan keputusan, dalam lingkungan yang kompleks dan dinamis seperti yang kita alami saat ini, membutuhkan perencanaan multisektoral daripada hanya berfokus pada satu area.[8]

Berdasarkan uraian diatas, peneliti melakukan penelitian dengan judul Dampak Perkembangan Ilmu Fisika pada Kemajuan Teknologi dalam Astronomi Modern Tinjauan Studi Literature Review.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengilustrasikan dan menganalisis pengaruh kemajuan ilmu fisika pada teknologi yang digunakan dalam astronomi kontemporer.

II. Metodologi Penelitian

Dalam kajian penelitian mencakup dua objek, adalah formal dan material.

Objek material bersifat statis, sedangkan objek formal adalah sudut pandang. Objek materialnya adalah lintasan dari benda- benda langit tersebut, sedangkan Objek formal Astronomi adalah benda-benda langit.[9] Astronomi mengajarkan tentang tikungan yang terletak di luar angkasa, di luar tubuh, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Astronomi adalah satu-satunya cabang ilmu yang secara aktif terlibat dalam memahami fenomena jangka panjang. Dalam klasifikasi Ikhwn ash-Shaf, astronomi dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, para astronom membahas orbit-orbit tata susun dan kuantitas planet-planet (bintang- bintang), serta klasifikasi tanda-tanda zodiak ditinjau dari jarak, gerak, dan faktor lainnya. Kedua, para astronom mendiskusikan tabel terkait astronomi dan penggunaannya dalam situasi praktis. Para

(5)

astronom yang akan membahas bagaimana memahami pusaran benda-benda dalam bab ini. langit, terbit dan tenggelam rasi- rasi bintang, gerak dan peredaran planet- planet (bintang) di atas alam sebelum berada dibawah orbit (lingkaran) bulan.

[10]

Penulis kajian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan, studi kepustakaan adalah kegiatan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang menjadi objek penelitian atau topik cerita yang diusung ke dalam karya tulis non-ilmiah.

[11] Kajian pustaka adalah suatu hal yang wajib dilakukan dalam sebuah penelitian, terutama pada penelitian yang berfungsi untuk mengembangkan aspek praktis dan teoritis. Penelitian yang yang bersifat kepustakaan dengan umpulkan data-data dari karya tulis ilmiyah, atau menelaah Pustaka dengan tujuan memecahkan masalah yang kritis dan mendalam. Kajian pustaka memiliki fungsi membangun teori sebagai dasar studi pada penelitian. Studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. [12]

Informan berarti memberikan informasi kondisi latar belakang.[13]

Untuk mencapai sebuah kesimpulan, penelitian membutuhkan sumber informasi yang disebut dengan adanya data. Sumber data penelitian terbagi menjadi dua sumber, data sekunder dan primer. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) “data sekunder yaitu data yang berasal dari beberapa dokumen berbentuk grafis yang dapat memperkuat data primer”. Data sekunder merupakan

data yang tersedia dan dikumpulkan pihak lain di luar instansi yang diteliti. Adapun buku yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 buku dan 13 jurnal, diantaranya Gerhana Matahari Perspektif Astronomi (Alimuddin); Dinamika Pengkajian Astronomi di Indonesia (Arwin); Astronomi Islam (Butar);

Planetarium surabaya (Dewi); Gelanggang Astronomi Di Tomohon berkaitan dengan pendekatan astronomis (Dompas);

Pengamatan Astronomi (Fajrin, M).

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menelaah karya tulis ilmiah. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam peneletian, karena tujuan penulisan adalah mendapatkan data.[14] Prosedur studi kepustakaan yaitu dengan: (1) Pemilihan topik, (2) Ekplorasi informasi terhadap topik yang dipilih untuk menentukan fokus penelitian; (3) Menentukan fokus penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh dan dapat berdasarkan prioritas permasalahan; (4) Sumber data yang dikumpulkan adalah berupa informasi atau data empiric; (5) Membaca sumber kepustakaan merupakan sebuah kegiatan perburuan yang menuntut keterlibatan pembaca secara aktif dan kritis agar bisa memperoleh hasil maksimal; (6) Membuat catatan penelitian boleh dikatakan tahap yang paling penting dan barang kali juga merupakan puncak dalam keseluruhan rangkaian penelitian;

(7) Mengolah catatan penelitian, semua sumber yang telah dibaca kemudian diolah atau dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang disusun dalam bentuk laporan penelitian; (8) Penyusunan laporan sesuai dengan sistematika penulisan yang berlaku.[15]

Teknik analisis data adalah metode dalam memproses data menjadi informasi.

(6)

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan melalui pencarian data, kemudian data yang diperoleh dari dokumentasi dan catatan lapangan disusun dengan mengelompokkan data pada kategorinya, menjabarkan denan rinci setiap unitnya, mensintesis, menyusun pola, memilih yang terpenting untuk dipelajari, juga membuat simpulan dengan diceritakan pada orang lain. Pada penelitian ini, dilakukan proses analisis data kualitatif, yaitu analisis data yang berasal dari data-data yang terjaring dari proses pengumpulan data, yaitu catat dan tinjauan pustaka[16]. Analisis data secara induktif ialah analisis data yang prosesnya berlangsung dari fakta-fakta (data) ke teori. Penggunaan analisis dengan cara induktif ini karena untuk menghindari manipulasi data-data penelitian, sehingga berdasarkan data baru disesuaikan dengan teori. Teknik analisis data kualitatif adalah analisis yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,simpulan dan verifikasi.[17]

III. Hasil dan Pembahasan

Kata astron yang berarti (bintang) dan nomos yang berarti (hukum atau budaya) meruapakan asal kata dari Astronomi yang berasal dari bahasa Yunani (KBBI, 2018) Secara harfiah astronomi “hukum / budaya bintang-bintang”[18] (KBBI, 2018) Secara harfiah astronomi “hukum /budaya bintang-bintang”. Astronomi merupakan dari secara etimologi berarti “ilmu bintang” adalah ilmu yang melibatkan penjelasan dan pengamatan mengenai sesuatu yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya (KBBI, 2022) ilmu ini mempelajari benda-benda yang dapat dilihat di Langit dan luar bumi dari segi asal-usul, evolusi, sifat fisik dan

kimiawinya. Selain itu, astronomis juga berfungsi untuk Perhitungan atau patokan arah bagi para nelayan tradisional, Perhitungan terjadinya pasang surut air laut, Perhitungan musim tanam para petani, prediksi cuaca, menentukan waktu dengan berpatokan matahari atau bulan.

Menurut Dallal, astronomi adalah sains eksakta yang terus dipelajari dan dikaji oleh manusia sepanjang zaman, bukan hanya berkaitan dengan persoalan keilmuan semata, namun juga terkait aktifitas sosial dan ibadah manusia.

Khusus bagi umat Islam (arah kiblat, awal bulan, waktu salat, dan lain-lain).

Dari penjelasan data diatas, dapat dipahami bahwa pendekatan astronomi dalam studi Islam merupakan usaha nyata dalam mengkaji Islam yang dapat dilihat dari benda-benda yang terdapat di langit dan luar bumi melalui asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi. Dengan banyaknya manfaat dan fungsi yang didapatkan dari mempelajari ilmu astronomi ini, menjadikan ilmu astronomi ini penting, perlu dipelajari dan dikaji. Karena dengan ilmu ini, umat Islam dapat mengetahui kejadian yang terjadi dilangit dan luar bumi serta dapat menggali berbagai manfaat dari benda-benda yang ada dilangit dan diluar bumi. Melalui pendekatan astronomi, umat Islam dapat mengetahui jam, hari, bulan, tahun, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan waktu. Dan bahkan, secara lebih luas Ilmu ini bukan hanya berkaitan dengan persoalan keilmuan semata, namun juga terkait dengan aktifitas sosial dan ibadah manusia. Khusus bagi umat Islam, ilmu ini juga berkaitan dengan ibadah yaitu salat dan puasa diantaranya mengenai masalah arah kiblat, awal bulan, waktu salat, dan lain-lain.

(7)

Disamping kegunaan dan manfaat yang begitu besar, ilmu astronomi juga mempunyai sisi kelemahan yang tidak dapat dipungkiri, astronomi sebagai pendekatan yang digunakan dalam studi Islam tidak dapat bekerja sendiri, namun perlu adanya bantuan dari bebagai disiplin ilmu. Seperti ilmu fiqh, astronomi tidak dapat berguna jika tidak ada ilmu fiqh, karena apa yang dibahas di dalam ilmu fiqh sangat berkaitan dengan ilmu astronomi yaitu mengenai hukum dan ketentuan-ketentuan yang ada. Mereka mempunyai hubungan yang sangat erat, seperti penetapan hilal, tanpa adanya ilmu fiqh, maka ilmu astronomi ini tidak akan terinspirasi dengan adanya penentuan hilal, kemudian ilmu-ilmu modern lainnya yang sangat berhubungan dengan astronomi seperti ilmu fisika, kimia, matematika, geografi, dan lain-lain. Dalam mempelajari ilmu astronomi juga, bagi seorang muslim haruslah mempunyai pengetahuan tauhid yang menopang agar tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan sebuah kemusyrikan, seperti mempelajari ilmu astrologi dalam penentuan zodiak, bintang jatuh, dan lain-lain. Kehati-hatian dalam mempelajari ilmu tersebut sangat dibutuhkan.

Ilmu astronomi sangat erat kaitannya dengan benda-benda langit, seperti planet, bintang, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi). Untuk mengkaji suatu hal dengan pendekatan astronomi, tentu tidak mudah dan harus melalui serangkaian upaya ilmiah. Secara keilmuan, astronomi dikenal dari artifak-artifak astronomis yang bermula dari era prasejarah; misalnya monumen-monumen dari Mesir dan Nubian sebagai ilmu pengetahuan, astronomi memiliki dua metode astronomi Islam, yaitu teoretis dan praktis (nazhary

dan tathbiqy) [10] Teoretis lebih menitik beratkan pada pembahasan alam (al-kawn) seperti benda-benda langit yang diilustrasikan oleh para ulama melalui penelitian gerak semunya (harakah zhahiriyyah) ilmu perhitungan segi tiga bola (hisab al-mutsallatsät, spherical astronomy) yang merupakan sarana utama dalam memecahkan persoalan astronomi bola (falak) merupakan sarana atau alat- alat yang digunakan dalam penelitian teorotis. Sementara kreasi cemerlang astronom muslim tergambar dalam penerapannya yang bersifat praktik dan praktis merupakan astronomi terapan.

Dari kedua metode tadi (teori dan praktik), metode teori adalah metode penelitian astronomis yang dilakukan berdasarkan teori yang ada mengenai posisi benda-benda yang ada dilangit, seperti planet, bintang, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi). Sedangkan metode terapan adalah, metode penelitian astronomis yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat membantu proses penelitian astronomis seperti teleskop, astrolabe, sine quadrant, dan lain- lain. Dari dua metode ini, menyebabkan astronomis memiliki dua kecenderungan.

pertama, kecenderungan Ptolemaik atau astronomi yang matematis, kedua, kecenderungan alami atau thabii.

Astronomi Ptolemaik yang bersumber dari dan oleh Ptolemeus dalam Almagest'nya menitik beratkan pada perhitungan- perhitungan astronomis benda-benda langit dan kesesuaiannya yang didasarkan dengan observasi lapangan. penelitian ini lebih menggunakan percobaan atas ilmu yang ada dan sesuai kaidah. Sementara astronomi alami (thabi), keserasian dan keselarasan menjadi titik focus terhadap alam dari gambaran ilmiah yang bersifat

(8)

paraktis dan terkadang hanya berdasarkan pengamatan tanpa perhitungan matematis yang rinci.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti kajian astronomi adalah dengan menyiapkan sarana-sarana atau alat-alat yang menopang kajian penelitian astronomi misalnya pada metode astronomis teoritis seorang astronomis melakukan penelitiannya dengan menggunakan sarana utama dalam memecahkan persoalan astronomi bola (falak kurawy) seperti ilmu perhitungan segi tiga bola (hisāb al- mutsallatsāt, spherical astronomy). pada penelitian astronomis terapan Misalnya Perhitungan dan pengamatan gerak harian matahari dalam menentukan waktu salat.

Membuat pola dalam bentuk alat-alat astronomi sepertirub’ al-mujayyab (sine quadrant), mizwalah (jam matahari), astrolabe(al-usthurlāb), dan lain-lain.

hakikat dari keberhasilan sebuah penelitian adalah dari pelaku penelitian itu sendiri.

Oleh karena itu, dibutuhkan etos kepribadian didalamnya, diantaranya pencari kebenaran, kejujuran dan orisinilitas, kosmopolitanisme dan universalisme. Seorang ilmuwan tidak akan menyelasaikan penelitian dengan baik tanpa semua itu. Karena Oleh karena itu selain metode, peralatan dan sarana yang harus dipersiapkan, kedisiplinan dan ketekunan sangat dibutuhkan karena semua itu akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk kedepannya.

Sebagai contoh implikasi studi Islam menggunakan pendekatan astronomi adalah penelitian “Astronomi Dan Kosmologi Dalam perspektif Al Qur’an”

dijelaskan bahwa dalam Al Qur’an mengandung berbagai inspirasi bagi

kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu kosmologi dan astronomi. dengan ilmu tersebut dapat menentukan peristiwa- peristiwa penting dalam kehidupan seperti:

Pembahasan awal bulan Qamariah dalam sebuah makalah “ Otoritas Dalam Penetapan Awal Bulan Qamariyah” [19],

“Hilal Dan Pengaruhnya Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji”(Rakhmadi, 2020) , kemudian Pembahasan waktu- waktu salat dalam makalah “Penentuan Waktu Salat Magrib, Isya, Dan Subuh Perspektif Fikih Astronomi”[20] dan Pembahasan arah kiblat dalam makalah

“Studi Analisis Penentuan Arah Kiblat Mobile Masjid Dalam Perspektif Astronomi Dan Fiqih”[21] Pembahasan kapan dan dimana terjadinya gerhana

“gerhana matahari perspektif astronomi”

penetapan kalender yang berjudul “ Penerapan Ilmu Astronomi Dalam Upaya Unifikasi Kalender Hijriyah di Indonesia”

didalam makalah-makalah tersebut dijabarkan bahwa ilmu astronomi mempunyai peran besar dan tidak bisa terlepas darinya.

Dari data yang dijelaskan diatas,

membuktikan bahwa astronomi

mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan penjelasan mengenai astronomi telah dipaparkan didalam al-qur’an jauh sebelum para ahli yang menafsirkan ilmu- ilmu mengenai astronomi tersebut, diantaranya terdapat dalam al-qur’an.

Dalam al-Qur’an sendiri banyak ayat yang berbicara tentang astronomi, semisal al- Anbiyā: 33 dan Yasin: 40 yang bercerita tentang rotasi dan revolusi; al-Baqarah:

187 yang menjelaskan tentang panjangnya waktu berpuasa, dan lain-lain. Hal tersebut tidakah bisa dimanfaatkan secara maksimal jika ayat itu belum dikolerasikan dengan ilmu yang memang sangat

(9)

berhubungan dengan itu, yakni ilmu astronomi. Dalam paradigma keilmuan integratif interkonektif, pemahaman al- Qur’an dan hadis harus diintegrasi interkoneksikan dengan keilmuan umum maupun filsafat. Sehingga tidak akan didapatkan pandangan hitam-putih, dikotomi ilmu agama dan umum, serta pandangan tentang superioritas sebuah ilmu. Begitu pula ayat-ayat yang berbicara tentang astronomi haruslah diintegrasi interkoneksikan dengan keilmuan yang berbicara tentang itu supaya mendapatkan penafsiran yang bisa dikatakan ideal bagi masa sekarang.

Selain banyaknya orang yang menggunakan ilmu astronomi untuk menentukan apa yang terjadi di dunia ini, banyak orang di Indonesia yang berbeda dalam cara mereka menggunakan dan menggunakan ilmu astronomi. Misalnya, beberapa ormas berdebat tentang cara menetapkan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Beberapa ormas berfokus pada hitungan daripada rukyat hilal. Salah satu kelompok lebih suka menggunakan metode hisab atau perhitungan dengan kriteria wujudul hilal. Ketika posisi hilal di atas nol derajat (ufuk), Ramadhan telah masuk. Pihak lain lebih suka menggabungkan hisab dengan rukyatul hilal. Metode ini digunakan untuk menentukan apakah hilal dapat dilihat dengan rukyat atau mata. Meskipun ada banyak perbedaan di Indonesia, ini menunjukkan

Studi ini merefleksikan dan mencerminkan bahwa astronomi sebagai ilmu dan pendekatan bukanlah sesuatu yang perlu dihindari—terutama dalam studi Islam. Teori astronomi dapat digunakan dalam konteks Islam, meskipun

di Indonesia sering terjadi perbedaan dalam penggunaan dan penggunaan ilmu astronomi. Ini benar, dan dapat dibuktikan bahwa pendekatan astronomi memiliki banyak manfaat dan hikmah, seperti mengetahui hilal Ramadhan, Hari Raya Fitri, dan Haji, dll. Namun, perlu diingat bahwa pendekatan astronomi tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan ilmu modern lainnya yang sangat berhubungan, seperti ilmu fisika, kimia, matematika, geografi, ilmu Al Quran, dan ilmu lainnya. Hal ini sangat membantu menjaga agar seorang muslim tidak menyimpang dari keyakinan mukmin saat mempelajari ilmu astronomi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan astronomi dalam studi Islam tidak dapat diterima dalam konteks kehidupan manusia. Dalam setiap interpretasi, pendekatan ini tidak hanya mempelajari benda-benda di langit, seperti bulan, bintang, matahari, rasi bintang, dan bima sakti, tetapi juga mempelajari bagaimana alam semesta terbentuk.

Kehidupan manusia juga menggunakan benda langit ini untuk menentukan waktu terbaik untuk bercocok tanam, klender, dan navigasi. seperti kehidupan agraris, khususnya masyarat. Selain itu, orang- orang di Indonesia menggunakan benda langit untuk membantu mereka menanam dan memanen. Juga sebelum adanya kelender, orang menggunakan bintang untuk mengetahui kapan siang dan malam, pasang dan surut air laut, dan migrasi.

Bagi sebagian orang, gejala alam menunjukkan waktu. Masyarakat maritim Indonesia menggunakan instrumen Ilmu Astronomi untuk membantu navigasi.

Dengan melihat pendekatan astronomi dalam studi Islam, penelitian ini mengimplikasikan dan memberikan

(10)

dampak positif pada studi Islam seiring berkembangnya peradaban Islam. Ini menciptakan pengaruh besar pada berbagai bidang ilmu, termasuk astronomi. Ilmuwan Muslim telah menemukan banyak hal yang penting tentang hasil astronomi karena terkait dengan banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan memengaruhi ketentraman dan stabilitas agama. Ilmu astronomi memiliki kalkulasi (perhitungan) yang sangat akurat dan berdampak besar pada kehidupan manusia.

termasuk menentukan kondisi alam semesta dan tanggal penting dalam kalender Islam. Dan semakin maju dan berkembangnya teknologi juga memiliki efek negatif, yaitu studi islam.

Studi Islam tentang astronomi dapat dibandingkan atau dibandingkan dengan pendekatan lain. Untuk membandingkan hal-hal, Anda dapat melihat kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan, kritik dan saran, dan persamaan dan perbedaan. Misalnya, pendekatan Atronomi yang menggabungkan kosmologi. Setiap pendekatan memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari yang lain. Pendekatan asronomi, misalnya, menyelidiki sifat dan posisi benda langit dan mempelajari seluruh alam semesta. Sementara kosmologi lebih berfokus pada pembentukan dan perkembangan alam semesta dan mencakup penemuan besar seperti teori energi gelap dan ledakan besar-besaran, ada perbedaan dan kesamaan antara keduanya. Astronomi mencakup makna yang sangat luas tentang objek alam semesta, dan kosmologi adalah cabang atronomi yang lebih fokus pada mempelajari asal usul dan masa depan alam semesta.

IV. Kesimpulan dan Saran

Dari hasil penelitian tentang pendekatan astronomi dalam studi Islam dilihat dari pengertian, metode, dan implementasinya maka aksi yang dapat dilakukan adalah semoga pengembangkan pendekatan astronomi supaya lebih bisa diterima disemua pihak. Dan diharapkan dari penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang menindak lanjuti dan mengembangkan apa-apa saja yang sudah digoreskan dalam tulisan ini seberapa pentingnya pendekatan Astronomi dalam studi Islam, atau dampak yang dapat terjadi jika pendekatan ini tidak diperhatikan dalam studi Islam. Adapun beberapa temuan yang didapatkan setelah mengkaji pengertian, metode dan implementasi pendekatan Astronomi dalam kajian Islam bahwa pendekatan Astronomi merupakan hal yang sangat menarik diperbincangkan dan ternyata penjelasan mengenai ilmu Astronomi telah dipaparkan didalam Alquran jauh sebelum para ahli yang menafsirkan ilmu-ilmu mengenai astronomi tersebut. Pendekatan Astronomi dalam studi Islam salah satu pembahasan yang cukup penting untuk dikaji diKarena dengan ilmu Astronomi ini, umat Islam dapat mengetahui kejadian yang terjadi dilangit dan luar bumi serta dapat menggali berbagai manfaat dari benda-benda yang ada dilangit dan diluar bumi.

Kontribusi penelitian ini bersifat teoritis dan praktis. Penelitian ini memberikan sumbangan terhadap ilmu Astronomi dan teori baru berkaitan dengan astronomi dalam Islam. Adapun dari sisi praktis, dapat memberikan kontribusi

(11)

dalam tataran implementasi pada berbagai hasil penelitian yang dapat menggunakan pendekatan astonomi. Keterbatasan penelitian ini hanya membahas tiga hal:

petama, pengertian Astronomi secara etimologi dan terminologi, kedua, metode dan teknik pendekatan astronomi dalam studi Islam dan ketiga: implementasi pendekatan astronomi dalam studi Islam.

Maka, perlu kiranya diteliti berbagai hal yang berkaitan dengan pendekatan astronomi dalam usaha untuk mengembangkan studi Islam. Sangat diharapkan dari penelitian selanjutnya dapat mengembangkan materi ini lebih luas agar dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian yang berhubungan dengan pendekatan Astronomi, membahas metode pendekatan ilmu astronomi dengan perselisihannya antara para ahli, serta implikasinya

REFERENSI

[1] I. Festiana, “Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains,” JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), vol. 2, no. 1, pp. 14–20, 2018, doi: 10.30599/jipfri.v2i1.147.

[2] M. Chirimuuta, Philosophy of science. 2020.

[3] A. Karim, “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Metodologi Penelitian,” Fikrah Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan, vol.

2, no. 1, pp. 273–289, 2017, [Online]. Available:

https://journal.iainkudus.ac.id/index .php/fikrah/article/view/563.

[4] M. E. Dr. Eng. Ali Khumaeni, Buku Ajar Fisika Modern. 2022.

[5] M. Hadi, “Dasar-Dasar Mekanika Kuantum Miftachul Hadi Institute of Mathematical Sciences,” no.

March, 2021, doi:

10.31219/osf.io/2j38e.

[6] “ChromeSetup(1).” .

[7] B. Bondy, U. Klages, F. Müller- Spahn, and C. Hock, “Cytosolic free [Ca2+] in mononuclear blood cells from demented patients and healthy controls,” European Archives of Psychiatry and Clinical

Neuroscience, vol. 243, no. 5, pp.

224–228, 1994, doi:

10.1007/BF02191578.

[8] D. Subagia, I. Aulya Prabandari Santoso, M. Maryanti, and R.

Mutiara Ramadhani, “Strategi Pengambilan Keputusan Startegis dalam Menghadapi Pandemik Covid-19 di Indonesia: Sebuah Literatur Review,” Jurnal

Manajemen Bencana (JMB), vol. 6, no. 2, pp. 65–74, 2020, doi:

10.33172/jmb.v6i2.624.

[9] T. D. Apipah and A. Nuraini,

“Integrasi Ayat Al-Qur’an dengan Hukum Kepler (Analisis Sains Modern dengan Teks Al-Qur’an),”

… Konferensi Integrasi

Interkoneksi Islam …, vol. 2, no. 1, pp. 119–121, 2020, [Online].

Available:

http://sunankalijaga.org/prosiding/in dex.php/kiiis/article/view/386.

[10] A. J. R. Butar-Butar, “Khazanah Peradaban Islam di Bidang Turots Manuskrip (Telaah Karakteristik, KOnstruksi dan Problem Penelitian Naskah-Naskah Astronomi),” vol.

9, pp. 68-801. Fay DL. 済無No Title No Title No Title. Ange, 1967.

(12)

[11] W. Darmalaksana, “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan,” Pre-print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pp. 1–6, 2020.

[12] Kamariah Tambunan, “Kajian Perpustakaan Khusus Dan Sumber Informasi Di Indonesia,” Baca:

Jurnal Dokumentasi Dan Informasi, vol. 34, no. 1, pp. 29–46, 2013, doi:

http://dx.doi.org/10.14203/j.baca.v3 4i1.172.

[13] Mustika Nur Faidah, “Persepsi Mahasiswa FTIK tentang Literasi Digital pada Sosial Media,” Journal of Instructional and Development Researches, vol. 1, no. 2, pp. 90–99, 2021, doi: 10.53621/jider.v1i2.65.

[14] R. Siti, “PENELITIAN KUALITATIF DAN

KUANTITATIF (Pendekatan Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif),” PANCAWAHANA:

Jurnal Studi Islam, vol. 16, no. 1, pp. 1–13, 2021.

[15] “Buku Prosedur Penelitian.pdf.” . [16] Nuryadi, T. D. Astuti, E. S. Utami,

and M. Budiantara, Buku Ajar Dasar-dasar Statistik Penelitian.

2017.

[17] A. Rijali, “Analisis Data Kualitatif,”

Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, vol. 17, no. 33, p. 81, 2019, doi:

10.18592/alhadharah.v17i33.2374.

[18] N. Dompas, “Gelanggang

Astronomi Di Tomohon,” vol. 9, no.

2, pp. 163–170, 2020.

[19] M. F. Amin, “Metode Penentuan Awal Bulan Kamariah Perspektif Empat Mazhab,” HAYULA:

Indonesian Journal of

Multidiscrplinary Islamic Studiest, vol. 2, no. 1, pp. 17–32, 2018.

[20] Zhou, Yang, and Wang, “No 主観 的健康感を中心とした在宅高齢 者における 健康関連指標に関す る共分散構造分析Title,”

file:///C:/Users/VERA/Downloads/A SKEP_AGREGAT_ANAK_and_RE MAJA_PRINT.docx, vol. 21, no. 1, pp. 1–9, 2020.

[21] R. Abdullah, “Akurasi arah kiblat masjid dan musala di kecamatan haur gading kabupaten hulu sungai utara,” 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Consequently, Dottridge 2015, 21-22 prescribes policy- capacity solutions in dealing with the shortcomings of anti-human trafficking measures and efforts for better monitoring,