• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH PENGABDI SABUN DAUN TEH

Siti Fatimah Sultan

Academic year: 2024

Membagikan "JURNAL ILMIAH PENGABDI SABUN DAUN TEH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Herbal Dari Daun Teh Untuk Produk Sabun Cuci Piring Di Smk Muhammadiyah Mlati

Siti Fatimah Sultan1*, Metty Hartanti1, Dwi Utami1

1Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, Idonesia Jl. Prof. DR. Soepomo Sh, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta

*

Email : sitifatimahsultan3@gmail.com

Received xx-Januari-xxxx, Acceptance xx-Januari-xxxx DOI: http://dx.doi.org/10.21107/pangabdhi

Abstrak

SMK Muhammadiyah Mlati merupakan salah satu sekolah kejuruan terutama minat farmasi yang terletak di kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta. Salah satu produk bahan alam yang ada di kecamatan Sleman adalah Daun Teh (Camellia sinensis).

Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa SMK Muhammadiyah Mlati dalam mengaplikasikan pembuatan sabun cuci piring dari daun teh, salah satunya dengan cara pembuatan yang baik dan benar. Tujuan dari program ini adalah memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan sabun cuci piring dari daun teh untuk membantu mengurangi kebutuhan masyarakat akan sabun dengan harga yang terjangkau.

Metode yang digunakan dalam program pengabdian ini adalah 1) Tahap Persiapan pembuatan sabun cuci piring dari daun teh; 2) Tahap Pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari daun teh; 3) Tahap Pelaksanaan dan Praktik pembuatan sabun cuci piring dari daun teh; 4) Tahap Evaluasi pembuatan sabun cuci piring dari daun teh. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan program pemberdayaan ini sangat antusias dan berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pengabdian. Siswa/I Farmasi SMK Muhammadiyah Mlati mengikuti semua kegiatan dengan baik mulai dari tahap persiapan, pelatihan, pelaksanaan, praktek, sampai pada tahap evaluasi. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran seperti ini tidka hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi juga mempersiapkan Siswa/I untuk terjun ke dunia kerja dengan keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan industri.

Kata Kunci: SMK Muhammadiyah Mlati, Sabun Cuci Piring, Daun Teh, Siswa/I, Farmasi

Abstract

SMK Muhammadiyah Mlati is one of the vocational schools, especially pharmaceutical interest, located in Mlati sub-district, Sleman Regency, Yogyakarta Province. One of the natural products in Sleman district is tea leaves (Camellia sinensis). This activity can increase the knowledge and awareness of SMK Muhammadiyah Mlati students in applying the making of dish soap from tea leaves, one of which is by making a good and correct way. The purpose of this program is to provide knowledge and training on making dish soap from tea leaves to help reduce the community's need for soap at an affordable price. The methods used in this service program are 1) Preparation stage for making dish soap from tea leaves; 2) Training Stage for making dish soap from tea leaves; 3) Implementation and Practice Stage of making dish soap from tea leaves; 4) Evaluation Stage of making dish soap from tea leaves. The results of the activity show that the activities of this empowerment program are very enthusiastic and play an active role in participating in community service activities. Pharmacy students of SMK Muhammadiyah Mlati followed all activities well starting from the preparation, training, implementation, practice, to the evaluation stage. Thus, this learning approach does not only provide theoretical knowledge but also prepares students to enter the world of work with practical skills that are in accordance with industry demands.

Key Words: SMK Muhammadiyah Mlati, Dish Soap, Tea Leaves, Students, Pharmacy

PENDAHULUAN

SMK Muhammadiyah Mlati Sleman merupakan sekolah kejuruan yang

(2)

mengaplikasikan ilmu kimia dan ilmu kesehatan karena sumber daya manusia yang berkompeten di bidang sains, khususnya di bidang kimia dan ilmu kesehatan. Salah satu alternatif praktik kewirausahaan yang disarankan adalah produksi sabun kesehatan herbal. Sabun merupakan bahan yang digunakan untuk membuat berbagai produk, seperti sabun cuci piring, dari campuran alkali dan trigliserida asam lemak rantai karbon C16. Produksi sabun cuci piring ini dapat menciptakan pendapatan baru dan memberikan pelatihan kepada SMK Muhammadiyah, termasuk siswa dan staf pengajar. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan pembuatan sabun cuci piring secara aman sehingga dapat mengurangi kebutuhan masyarakat akan sabun dengan harga yang terjangkau.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan ini cukup signifikan, dengan hasil post-test yang menunjukkan hasil 100%

baik dan cukup. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa SMK Muhammadiyah Mlati dalam mengaplikasikan pembuatan sabun cuci piring dari daun teh, salah satunya dengan cara pembuatan yang baik dan benar. Tujuan dari program ini adalah memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan sabun cuci piring dari daun teh untuk membantu mengurangi kebutuhan masyarakat akan sabun dengan harga yang terjangkau. Produksi sabun cuci piring ini dapat menciptakan pendapatan baru dan memberikan pelatihan kepada SMK Muhammadiyah, termasuk siswa dan staf pengajar. Sabun ini terbuat dari campuran alkali dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16, dan komposisi herbalnya bermanfaat bagi kesehatan manusia karena terbuat dari ekstrak daun teh. Sabun ini lebih aman untuk kulit dibandingkan sabun yang menggunakan terlalu banyak bahan kimia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai daun teh dan mendorong siswa untuk menggunakan bahan herbal lainnya, seperti serai, jahe, atau tanaman lainnya.

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali (natrium atau kalium hidroksida), dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16 (Zulkifli, 2014) melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan pada suhu 80- 1000C (Jongko, 2009). Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun sebagai salah satu kebutuhan utama untuk mendapatkan standar kebersihan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Konsumsi sabun yang terus menerus setiap harinya, menyebabkan kebutuhan pengadaan sabun yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras.

Proses pembuatan atau produksi sabun herbal kesehatan ini merupakan aplikasi dari ilmu kimia yaitu reaksi saponifikasi. Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi (Poedjiadi, 2006). Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

(3)

Inovasi dari sabun yang dapat diaplikasikan dengan teknologi yang sederhana adalah sabun herbal daun teh. Komposisi sabun herbal ini bermanfaat bagi kesehatan manusia karena terbuat dari ekstrak daun teh. Daun teh mempunyai beberapa kandungan seperti Polifenol teh (Katekin dan Flavanol), Karbohidrat, Substansi pektin, Alkaloid-kafein, Klorofil, Protein, Asam amino, Asam organik, Substansi resin, Substansi mineral, Vitamin dan Enzim-enzim. Daun teh mengandung beberapa zat-zat antara lain flavanoid, polifenol 30- 40%, kafein, minyak atsiri dan tanin. Polifenol daun teh yang terkenal adalah katekin (Baharuddin, 2012). Katekin memiliki khasiat sebagai antibakteri (Rossi, 2010). Selain itu juga berkhasiat sebagai antidiare (Merex, 2006). Kelebihan sabun herbal dibanding sabun yang ada di pasaran saat ini adalah : (1) menggunakan sari daun teh sebagai bahan dasar, (2) tidak mengandung SLS (Sodium Laureth Sulfate), (3) bahan aromatik maupun pewarna murni menggunakan bahan alam dari bunga, buah maupun daun, serta (4) dijamin halal. Sabun cuci daun teh ini lebih aman bagi kulit dibanding sabun yang menggunakan terlalu banyak bahan kimia. Dan dengan adanya pembuatan sabun cuci dari daun teh ini, kami berharap dapat meningkatkan nilai tambah daun teh.

Diharapkan pula pelatihan pembuatan sabun cuci herbal ini akan menumbuhkan inovasi dari siswa SMK untuk menggunakan bahan herbal lain selain daun teh, seperti daun sereh, jahe, ataupun tumbuhan lain.

Tujuan kegiatan program pemberdayaan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang pembuatan sabun cair cuci piring sekaligus untuk membantu mengurangi pengeluaran masyarakat untuk pembelian sabun dengan harga yang mahal. Produksi sabun cair cuci piring secara massal juga dapat menciptakan peluang usaha baru dan untuk mengedukasi dan memberikan pelatihan kepada siswa SMK Muhammadiyah.

METODE

Program Pemberdayaan Umat ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Mlati, Kec. Sleman. Sasaran dari kegiatan ini adalah Siswa Farmasi kelas XI. Metode yang digunakan dalam program pemberdayaan umat di SMK Muhammadiyah Mlati Sleman meliputi beberapa tahapan kegiatan, sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi pengurusan perijinan, penyiapan ruang uji coba, dan pembuatan video pembelajaran.

Tahap Pelatihan

Tahap pelatihan ini dilakukan dengan penyampaian materi diberikan dengan menggunakan Power Point Presentation (PPT) tentang pemanfaatan bahan herbal dari daun teh untuk pembuatan sabun cuci piring. Pelatihan praktek dilakukan dengan mencampurkan larutan NaOH/KOH dengan minyak atau lemak untuk menghasilkan sabun melalui reaksi penyabunan. Sabun tersebut terbuat dari campuran alkali dan trigliserida dari asam lemak rantai karbon C16, dan komposisi herbalnya bermanfaat bagi kesehatan manusia karena terbuat dari ekstrak daun teh.

Sabun ini lebih aman untuk kulit dibandingkan sabun yang menggunakan terlalu banyak bahan kimia.

(4)

Tahap Evaluasi dilakukan melalui soal pre-test dan post-test untuk menilai pengetahuan yang diperoleh siswa. Pre-test diberikan sebelum penyuluhan, sedangkan post-test diberikan setelah penyuluhan dan praktikum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai daun teh dan mendorong siswa untuk menggunakan bahan herbal lainnya, seperti serai, jahe, atau tanaman lainnya. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dari daun teh untuk membantu mengurangi kebutuhan masyarakat akan sabun dengan harga yang terjangkau. Produksi sabun cuci piring ini dapat menciptakan pendapatan baru dan memberikan pelatihan kepada SMK Muhammadiyah, termasuk siswa dan staf pengajar.

Persiapan pendampingan pembuatan Sabun Cuci Piring Dari Daun Teh Pelatihan pembuatan sabun di SMK Muhammadiyah Mlati Sleman meliputi pengurusan perizinan, uji coba di laboratorium, dan pembuatan video tutorial untuk para siswi. Pelatihan dilaksanakan pada bulan Oktober 2023 dan diikuti oleh 11 siswi yang berusia antara 12-18 tahun.

Gambar 1. Persiapan pembuatan Sabun Cuci Piring

Pendampingan pelaksanaan pembuatan Sabun Cuci Piring Dari Daun Teh Kegiatan ini dilaksanakan pada jam belajar di sekolah dan merupakan bagian dari mata pelajaran kreativitas kefarmasian. Sebelum pelatihan, para siswa mengikuti pre-test, dan setelah pelatihan, mereka mengikuti post-test. Hasil post-test menunjukkan bahwa semua siswa memiliki pemahaman yang baik tentang penggunaan daun teh sebagai bahan herbal dalam pembuatan sabun cuci piring dan prosedur yang benar untuk membuatnya. Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para siswa untuk membuat sabun cuci piring secara aman dan mengurangi permintaan masyarakat akan sabun dengan harga yang terjangkau. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan ini berhasil mencapai tujuannya, dan para siswa dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dari pelatihan untuk membuat sabun cuci piring secara aman.

(5)

Gambar 2. Pelaksanaan pembuatan Sabun Cuci Piring Penjelasan Manfaat pembuatan Sabun Cuci piring dari Daun Teh

Pemanfaatan herbal dari daun teh untuk produk sabun cuci piring di SMK Muhammadiyah Mlati mencerminkan pendekatan inovatif dalam pendidikan kejuruan.

Dalam upaya untuk memberikan keterampilan praktis kepada Siswa/I, SMK Muhammadiyah Mlati mengadopsi pembuatan sabun cuci piring dari bahan alami, khususnya daun teh (Winarto,

et al

., 2011). Artikel ini mendiskusikan pentingnya pemanfaatan bahan alami dalam pembelajaran kejuruan serta memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang proses produksi dan manfaat dari sabun cuci piring yang dihasilkan. Pada dasarnya, pemanfaatan daun teh untuk pembuatan sabun cuci piring menggambarkan perpaduan antara keahlian kimia dan kesehatan dengan praktik wirausaha. Daun teh dikenal memiliki beragam kandungan seperti polifenol, katekin, flavonoid, kafein, serta berbagai zat lainnya yang memiliki sifat antibakteri dan antidiare. Dalam konteks ini, SMK Muhammadiyah Mlati memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk menghasilkan produk sabun cuci piring yang tidak hanya efektif dalam membersihkan, tetapi juga aman bagi kesehatan manusia dan ramah lingkungan.

Proses pembuatan sabun cuci piring dari daun teh melibatkan reaksi saponifikasi, di mana senyawa-senyawa aktif dalam daun teh bereaksi dengan alkali (natrium atau kalium hidroksida) untuk menghasilkan sabun dan gliserin. Proses ini melibatkan pengetahuan mendalam tentang kimia, termasuk pemahaman tentang reaksi trigliserida dengan alkali dan proses hidrolisis oleh basa untuk membentuk gliserin dan sabun mentah (Zulkifli, 2014). Pemahaman yang mendalam tentang proses kimia ini menjadi bagian penting dari kurikulum di SMK Muhammadiyah Mlati.

Selain itu, artikel ini juga menyoroti pentingnya pengurangan limbah dan keterlibatan dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Daun teh yang digunakan untuk pembuatan sabun cuci piring merupakan salah satu contoh pemanfaatan sumber daya alam secara efisien, yang tidak hanya mengurangi limbah tetapi juga memberikan nilai tambah dengan menciptakan produk yang bermanfaat dan ramah lingkungan.

Penerapan praktik pembuatan sabun cuci piring dari daun teh di SMK Muhammadiyah Mlati juga merupakan inisiatif yang memungkinkan para Siswa/I untuk memahami proses produksi secara menyeluruh, termasuk perencanaan, pengembangan produk, dan pemasaran. Dengan demikian, pendekatan pembelajaran seperti ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis tetapi juga mempersiapkan Siswa/I untuk terjun ke dunia kerja dengan keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan industri.

(6)

Gambar 3. Hasil pembuatan Sabun Cuci Piring dari Daun Teh

KESIMPULAN

Kegiatan pengabdian dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran para siswi kelas XI SMK Muhammadiyah Mlati dalam menerapkan sabun cuci piring dari bahan herbal yaitu daun teh, salah satunya dengan pembuatan yang baik dan benar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan Terimakasih kepada Kepala Sekolah dan Pengelola SMK Muhammadiyah Mlati, yang telah mendukung berjalannya kegiatan program pengabdian ini baik secara moral maupun spiritual terhadap pengabdian sehingga berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, muhammad awaluddin. (2012). herbal indonesia berkhasiat bukti ilmiah dan cara racik volume 10. 10.

Jongko. (2009). Sabun Kecantikan: Teori dan Praktek Membuat Sabun Beauty di Rumah.

Merek Index. (2006). An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Merek Co.Inc.

Poedjiadi dan F.M, T. (2006). dasar-dasar biokimia. Universitas Indonesia.

Rossi A. (2010). teh dari asal usul, tradisi, khasiat, hingga racikan teh. 10.

Suyanto. (2009). pembangunan pendidikan SMK. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Undang-undang Nomor 6. (2009). Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang - Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7, Tam.

Winarto, A. W. S. E. S. V., & Kusmolyono, & M. S. (2011). enterpreneurship education.

50–51.

(7)

Zulkifli, M. dan E. (2014). Sabun Dari Destilat Asam Lemak Minyak Sawit :Kajian Pustaka,Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang,.

Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4, 2, 171–174.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memiliki 4 tahap, yaitu pengambilan sampel tanaman, pembuatan teh daun gaharu, penetapan kadar tanin, dan uji kesukaan masyarakat terhadap teh daun gaharu

Pada penelitian pembuatan teh dari daun gaharu jenis Gyrinops versteegii ini, daun gaharu yang digunakan untuk membuat teh adalah daun dari pohon yang belum dan

Dalam pembuatan sabun pembersih kewanitaan dengan zat aktif Daun sirih, Pembuatan sabun dilakukan dengan cara saponfikasi dengan menambahkan KOH

Pada penelitian pembuatan teh dari daun gaharu jenis Gyrinops versteegii ini, daun gaharu yang digunakan untuk membuat teh adalah daun dari pohon yang belum dan

Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat dapat secara mandiri atau berkelompok membuat sendiri produk sabun cuci piring dan sabun mandi untuk kebutuhan sehari-hari.. [5] Metode

Tim PPM melaksanakan pelatihan yang meliputi dua kegiatan yaitu, 1 pemaparan materi tentang manfaat membuat sabun cuci tangan dan teknologi pembuatan sabun cuci tangan; pelatihan

Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada pembuatan formulasi sabun cuci piring dengan ekstrak bubuk kopi sebagai antibakteri adalah erlemayer, spatula, timbangan analitik, gelas

Variasi volume ekstrak daun sembukan setelah diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun cuci tangan cair dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan sabun cuci tangan cair baik secara