• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal llmu Pertanian dan Kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Jurnal llmu Pertanian dan Kehutanan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

rssN

1412

-

6885

r / r-. j ) d U t'

Jurnal llmu Pertanian dan Kehutanan

Volume Xl, Nomor 1, Maret 2012

DAFTAR ISI

NO JUDUL DAN NAMA PENULIS HALAMAN

EVATUASI PEMBUATAN MOSAIX FOTO UDARA FORMAT KECIT TIDAX TERXOI{TROL MENGGUNAI(AN PERAMXAT IUNAK DESAIN GRAFIS AUTODESK MAP

(Evoluotion of Airiol Phato Mosaic Making Small Form Controlled Not Use The Softwore Autodesk Mop Grophic Design)

I -O

2 5ri

PE'{GARUH BIAYA PRODUI(SI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI KAMPUNG MERANCANG ULU. KECAMATAN GUNUIS TABUR, KABUPATEH SERAU

(Effect of Production Costs on the lncome of Lowland Poddy Forming at Meroncang Lllu Village, 5unung Tobur Disttict. ol Berdu Regency) 'ub

Andi Syahrial dan Syarifah Alda

10-18

USAHA PENGEMBANGAN TANAMAN BONSAI DI (ECAMATAN SAMARII{DA UtU (Bonsai Forning Susiness at Samorindo Ulu Sub Disctfict)

Siti Balkis

19-25

4 PERSEPSI DAN SIKAP PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PTRTANIAN DI DESA SIMPANG PASIR KECAMATAN PALARAN I(OTA SAMARINDA

(former's Perception and Attitude Toword an Agricultural Extensionist Role in Simpong Pasir Villoge, Paloron Sub District of Somarinda)

Firda Juita

26-41

5 Url EFEKTIF|TAS PESTISIDA NABATI BERBAHAN MIMBA lAzodirachta indico) TTRHADAP PENGENDATIAN HAMA GUDANG lSitophilus oryzoe )

(lest the efiectiveness of Crop Pesticides Made o! Mimba (Azadirochta indica) on The Contrclling of Rice Weevil lsitophilus oryzae))

NoorJannah, Helda Syahfari dan Muhammad Jufii

6 PENGGUiIAAN PUPUK DAN BAHAN KIMIA PADA LAHAN PETANI TANAMAFI EUDIDAYA (STUDI I(ASUS PADA PETANI SAVUR.AN DI LEMPAXE SAMARIilDA}

(Fertilizers ond Pesticides Usage an Farner's Planting Area - Cose Study ot Vegetable Forming ot Lefipake Urban Villoge of SomorindaI

Nurul Puspita Palupi

4S-52

7 REHABITITASI HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG LIMAU KECAMATAN MUARA BADAX XABUPATEN KUTAI (ARTANEGARA

(Forest Mangrove Rehabilitotion in the Vitloge ol Tonjung Limau, Muara Badok Sub District of Kutai Kortanegaro Regency)

Letowo Kamarubayana

53-60

AI{AI.ISIS STATUS I(ETERANCAMAN BIODIVERSITAS DI ARTAI I(ONSESI TAMBAIVG PT KALTIM PRIMA COAL (Anolysis ol Biodiversity Endongercd Stotus ln PT Koltin] Primo Cool Consession Areo)

Benteng Sihombing

61 -72

I

PEI{GARUH SERANGAN UIAT 6RAYAI( l5podoptera litura t.) TERHADAP KERUSA(AN DAN HASII TANAMAN SAl rt lBrossico juncea L.) DENGAN PERLArUfiAN ,ARAX TANAM DAN lNSElmlSlDA SUPRASIDE

fEt'fect of Armyworn Grayok Attack (Spodoptera lituro F.) on the Domage ond Results of Mustord Crop (Brossica junceo L.) upan the Diflerent Plant Spacing Treatment ond Supracide Applicationl

Helda lyahfari, Abdul Fatah dan l(arica Siwi

73 -82

Diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas

17

Agustus 1945 Samarinda

3

42- 48

I

(2)

AGRIFOR Volume Xl Nomor

i,

Maret 20i2 tcctrl rJJlY. r"faa 1^11 cooE9uuJ

PENGARUII SERANGAN UIATGfiAY^t({$podoprero lituraF.ITERHADAP KERUSAT(AN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brossica juncea t.) DENGAN PERIIKUKAN JARAKTANAM DAN INSEKTISIDA

SUPfrASIDE

ct of Armyworm Grayak Attack (spodoptero lituro F,l on the Damage and Results of Mustard Crop

\Brossico juncea L.l upon the Different Plant Spacing Treatment and Supracide Applicationl Hetda Syahfaril), Abdul Fatah') dan Karica Siwi

') Dosen Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas L7 Agustus

i945

Samarinda

ABSTRACT

The objectives of the research were: (1) to determine the level of damoge percentoge

of

point and leof

of

mustard, ond (2) to determine the proper concentration of Suproside insecticide to contral armyworms pesf on the mustord

crop.

The research was conducted

for 2 {two)

months,

from

August

to

September 20LL, since land preparation

to horvest.

/ts

tion is in the

Villoge

of

Sidomulyo,

sub District of llir

Samorinda,

Samarindo.

The

Block Design (RBD) was applied

for this

reseorch

with 3 x 4 factoriol,

and 3 The first

factar

was

the

concentrotion

af

Supraside 25WP (S), consisting

of

4 namely: contral (no treatment (s6), 1 g L-1 woter (st), 2 g

L-l

water (sz), and 3 g L-1"

(s3). The second

factar

wzs plont spocing of 20 cm x 20 cm

(jil,

30 cm x 30 cm (jt), and 40

x

40 cm

(jz).

Anolysis

of

the findings

of

research carried

out

by analysis

of

variance and

test with the

Least Significant Difference (LSD)

at 5%

level

for any

significant

not significontly different, while at the oge of 22 doys after plonting, the weight of the plant productian of crops indicoted very significont. Applicotian of supraside 25 WP showed very

t

different

on

intensity armyworm attack

at

the age of 1"2 and 22 days after plonting, the weight

of

the

plont

and production plont showed significontly

different.

lnteroctions n plant spacing ond Supraside

25

WP shawed intensity arrnywarm attock

at

the oge

of

and 22 days after planting and crop praduction were nat significantly different, whereas the

t

of the plant showed significantly

different.

Applicotion of Supraside

25

WP

3

g L-1 was

to

control armyworms attock and

for plont

spacing

aI

20 cm

x

2A cm could produce the plant, namely 1"9.47 tonnes ha-L

Key words : armyworms, armyworm attock, plont spocing, ond mustard.

PENDAHULUAN

Di lndonesia tanaman

sayur-

memungkinkan

dikembangkan

banyak bermanfaat

bagi

han dan perkembangan

bagi

sehingga ditinjau dari

aspek

lndonesia sangat sesuai untuk an

untuk

bisn[s

sayuran.

Salah

yang mudah

dibudidayakan

adalah

sawi.

Pembudidayaan tanaman sawi ini dilakukan selain karena sangat mudah dikembangkan,

juga karena banyak kalangan

yang menyukai

dan memanfaatkannya,

Selain itu, tanaman

inijuga

sangat potensial untuk tujuan komersial dan memiliki prospek yang cukup

baik.

Oleh karena

itu, ditinjau

dari aspek klimatologis, aspek

teknis,

maupun

banyak tanaman

sayur-sayuran

differences and L% level

for

any very significant

differences.

Results reveoled

that

the intensity

of

the armyworm attack

ot

the age

of

72 doys

afier

planting spacing inciicates the treatment
(3)

Pengaruh Serangan Ulat GraYak ."

aspek ekonomis dan aspek

sosialnya

penembangan tanaman ini

sangat

mendukung, sehingga

memiliki

kelayakan

untuk diusahakan di Indonesia.

Tanaman saYuran

meruPakan

komoditi

yang sebagian besar dikonsumsi

dalam keadaan segar yang

merupakan sumber

protein

dan mineral bagi manusia, bahkan beberapa diantaranya mengandung

antioksidan Yang diPercaYa

daPat

menghambat

sel kanker' Dalam

sistem

budidaya saYuran secara umum

di

lndonesia masih memanfaatkan

input produksi

seperti pupuk dan

pestisida dari

bahan-bahan anorganik sintetis

dan

diaplikasikan secara intensif. Hal

ini

disebabkan oleh Pemahaman

bahwa semakin banyak menggunakan

input

akan semakin baik,

ditambah lagi

dengan fakta

bahwa pada tanaman sayuran

terdapat

banyak gangguan hama

dan

penyakit yang

apabila tidak dikendalikan

akan

menurunkan hasil secara signifikan'

Target

Produksi Yang diharaPkan

adakalanya tidak dapat dicapai

karena

adanya berbagai

kendala. Swastika et

of '

(2004) mengemukakan bahwa kendala yang sering dihadapi dalam peningkatan produksi tanaman sayuran adalah (1) sosial ekonomi yang mencakup mahalnya

input

(benih dan

pupuk), rendahnya harga output

(hasii),

infrastruktur yang sedikit dan

rendahnya daya

beli; {2)

rendahnya adopsi teknologi

dan lemahnya sistem pemasaran

yang

terindikasi dari sulitnya mendapatkan kredit dan pasar; {3) rendahnya kesuburan tanah;

dan

(

) kendala abiotik dan

biotik.

Kendala

abiotik disebabkan oleh

rendahnya

ketersediaan hara di tanah,

sementara

kendala biotik meliputi gangguan

yang

disebabkan oleh organisme

pengganggu

tanaman

{OPT)

yane terdiri atas

gulma,

hama, dan PenYakit.

.-Lr^-: At,J.,l Cr+rh rlrn Helud )ydllldll, huuur I qtu'r, uqrr

Salah

satu

rnasalah utama membudidaYakan tanaman sayuran a

adanya serangan

organisme

tanaman

(OPT),

Yaitu

serangan hama

penyakit. Pada lahan

Pasang

ditemukan

beberapa

jenis

harna pote

p

ada tanaman sayuran sePerti

ha

peru sak daun (ulat graYak, ulat jengkal, penggerek daun serta lalat buah), sehi hama masih menjadi kendala utama buciiciaya berbagai ienis

tanaman'

l

saat ini, Petani banYak

Yang

menggunakan

insektisida mengendatikan berbagai

jenis

hama

tanamannYa, terutama

u

yang masih

belum

varietas yang

tahan terhadap

hama-h

tersebut.

Pengendalian hama yang pa banyak ditemui dan dilakukan petani ad penggunaan pestisida.

Secara alamiah, sernua organ pada dasarnya berada dalam keadaan seimbang (terkendali)

jika tidak

terga

keseimbangan ekologinYa.

Di

tertentu,

hama dan penyakit

tertentu

ada sebelumnya atau datang (migrasi)

tempat lain

karena

tertarik

pada tan

yang baru

tumbuh'

Perubahan iklim,

tanaman, budidaYa, Pola

ta

keberadaan musuh alami,

dan

pengendalian memPengaruhi

din perkembangan

hama dan

PenYakit'

penting Yang Perlu

diketahui

pengendalian

hama dan

PenYakit apa

jenis

hama

tersebut dan

kaPan keberadaannya di lokasi tersebut, serta merusak

tanaman

yang sehingga

mengganggu

keseimbangann perkembangannya

diantisipasi sesuai

dengan

pertumbuhan tanaman'

Menurut Thamrin et

o!

ditemukan

beberaPa

jenis

hama

seperti pada tanaman sawi

adalah

grayak lspodoptera lituro\, ulat

pl
(4)

l55N r 1412-6885

(Ptuteta xYlostella\,

Penggerek

pucuk

lCrocidolomia binotlid\'

Tingkat

kerusakan dari hama utama tersebut cukup bervariasi antara 10-25%'

Ulat graYak \S\ado7tero

litura\

merupakan salah satu jenis hama pemakan daun yang sangat

penting'

Kehilangan hasil

akibat serangan hama tersebut

dapat

mencapai }Ay,, bahkan puso jika

tidak

dikendalikan. Larva yang masih

muda merusak

daun

dengan meninggalkan sisa-

tulang daun.

Larva

instar lanjut

merusak

tulang daun dan kadang-kadang menyerang

polong. BiasanYa larva berada

di

permukaan

bawah daun dan

menyerang

secara serentak dan

berkelomPok'

Serangan berat menyebabkan

tanaman

gundul karena daun dan buah

habis

Jimakan ulat. Serangan berat

Pada

urnilmnya ter.!adi pada musim

kemarau'

dan menyebabkan defoliasi daun

yang

sangat berat.

sisa epidermis bagian atas n) dan

Gambar

1.

Larva s.

[itura(a),

serangan pada daun paprika {b), bentuk imago (c}' dan

telur

(d)' (Sumber: Wikipedia lndonesia)

kelompok

Ulat

graYak

bersifat Polifag

atau

lingkup tanah, tetaPi juga

beruPa

penyinaran matahari yang sama

banyak diterima oleh setiaP tanaman'

Menurut Suseno (2004),

jarak

tanam Yang raPat akan

menYebabkan tanaman saling melindungi sehingga akan

berpengaruh terhadaP

PenYeraPan

intensitas cahaya matahari,

dengan

demikian akan menghambat

Proses fotosintesis

dan

pembentukan karbohidrat akan

berkurang'

Ditambahkan oleh Sadjad (1997), pengaturan iarak

tanam

yang baik

dan

penggolahan

tanah diantara dan

di dalam barisan tanaman akan

lebih

mudah

diawasi dan

banyaknya

tiap satuan

luas

mudah ditentukan. Selain itu,

menurut

Jumin (1994) kerapatan tanaman

juga

dapat

menyerang berbagai

jenis

tanaman

pangan, sayuran, dan

buah-buahan'

Hama

ini tersebar luas di daerah

dengan iklim panas

dan lembap dari subtropis

sampai daerah

tropis'

Kerusakan

dan

kehilangan

hasil akibat serangan ulat grayak ditentukan

oleh populasi hama, fase

perkembangan serangga, fase pertumbuhan tanaman' dan varietas kedelai.

Faktor lain Yang daPat

dikelola dalam mengendalikan serangan hama ulat grayak adalah pengaturan ja ra k tanam.

Mengatur jarak tanam berarti memberi ang lingkup hidup yangsama merata bagi

tanaman

buah-buahan.

Pengaturan

bukan

hanya

berarti

pembagian ruang

7q

,n

Jurnal AGRIFOR Volume Xl Nomor 1, Maret 2012

(5)

Pengaruh Serangan Ulat GraYak ...

berpengaruh terhadap kesuburan

tanah'

Semakin tinggi tingkat kerapatan

suatu

tanaman akan mengakibatkan

semakin

besar tingkat

persaingan

antar

tanaman.

Sebaliknya pada jarak tanaman yang terlalu

renggang cahaya bukanlah

faktor

pembatas,

tetapi

ruang tumbuh yang cukup

luas memungkinkan gulma

berkembang lebih cepat.

Tujuan Penelitian

ini

adalah untuk mengetahui

tingkat

persentase kerusakan

titik tumbuh

dan daun tanaman sawi; dan

untuk mengetahui

konsentrasi insektisida

Supracide 25WP Yang tepat

dalam

mengendalikan hama ulat grayak

pada

tanaman sawi.

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan TemPat Penelitian

Penelitian dilaksanakan

selama

2

{dua) bulan, mulai bulan

Agustus sampai

dengan

September

2011, terhitung

sejak

persiapan lahan hingga panen.

Lokasi

penelitian

terletak di

Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda

llir,

Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan Yang

digunakan

dalam penelitian adalah: benih

tanaman

sawi (varietas

Tosakan),

pupuk

kandang ayam,

pupuk

urea, PuPuk TSP, PuPuk KCl, Supracide 25WP, Agrymicin dan Dithane M-

45.

Sedangkan

alat-alat yang

digunakan

dalanT penelitian ini meliputi:

cangkul,

sabitlparang, ember, gayung, hand sprayer,

gembor, timbangan, tali rafia,

alat

dokumentasi, dan alat tulis menulis.

Rancangan Percobaan

Rancangan Percobaan

Yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah

Rancangan

Acak

Kelompok (RAK) dengan

r - t- )-- tt^-i^^

Helda syahTarlr ADoul ra[an, udll l\d,rLd

pola faktorial 3 x 4, dengan jumlah sebanyak

3 kali. Faktor

Pertama ukuran jarak

tanam

(J) yang

terdiri

taraf: jr 20 x 20 cm; jz 30 x 30 cm; dan j3

40 cm.

Faktor kedua

adalah

kon Supracide 25WP {5) yane

terdiri

atas 4

yaitu:

sotanpa Pemberian SuPrasi (kontrol).; s1 1 g L1 air SuPracide 2

g

L-1 air Supracide 25WP.; dan sr 3

I

Supracide 25WP.

Pelaksanaan Penelitian

1.

Persiapan Bibit

a.

Bedengan Pembibitan

Lokasi pembibitan

tanaman

harus memPerhatikan

lokasi

yang terbuka dan tidak terlin dapat

menyinari seluruh Permu

media tanam

dalam

Kemudian tanah untuk

m

penyemaian digemburkan

de

cara

dicangkul

hingga

bedengan dengan ukuran Panjang x 1"50 cm, dan tinggi bedengan 30

b.

Penyemaian

Sebelum didederkan, benih

agar benih Yang

rusak

berkualitas rendah

daPat

dengan cara direndam dalam

Selanjutnya sebelum

benih

sudah

diseleksi

tersebut

dise

merata dipermukaan bedengan persemaian

terlebih dahulu

d

air dengan

menggunakan

hingga basah merata,

selan

benih baru ditebar merata

di

permukaan media

tanam bedengan.

2. Persiapan Lahan

a.

Pengolahan Lahan

i

sehingga intensitas

sinar

sekitar 30 cm.

SelanjutnYa d

:;,.j

::i

(6)

ISSN:141'2*6885

dan

KCI dilakukan

L

minggu setelah

tanarn

denga

n cara ditebar di

atas

per

mukaan tanah

Pada petak

perlaku

Br1, waktu

aPlikasi pupuk

dilakuka n sore hari {antara iam 15.00-

18.00

Wita)

untuk

menghindari

terjadinYa

Pe

nguapan PuPuk

oleh

antar blok

50

cm.

Kemudian

ditaburkan

PuPuk

kandang

aYam

sebagai PuPuk dasar' Pupuk kandang diberikan

satu kali

sela

ma

penelitian denga

n

dosis sebanYak 1,2 kg Petak-l atau setara 10

ton ha-1'

SelanjutnYa

tanah

dicangku

I

kembali agar PuPuk

kandang

tercamPur

merata,

dan

bedengan

dibiarkan

selama

lebih

kurang 1

minggu' U ntuk

mengendalikan

seranga

n

penYakit

dilakukan

Pemberian bakterisida Agrymicin

1,5 g

L1 air

dan

fungisida

Dithane M-45

(0,

2%\

dengan

sinar matahari.

d. Pemeliharaan

1-. PenYiraman:

dilakukan dua

kali

sehari, Pagi dan sore

hari

tergantung curah hujan dan kondisi tanah.

2.

PenYulaman:

dilakukan iika

ada

tanaman yang

pertumbuhannya

tidak normal atau tanaman

mati

Pada umur 7 hari setelah tanam'

3' Pembumbunan:

dilakukan

bersamaan dengan

kegiatan

penYiangan dengan

cara

mengangkat tanah Yang ada Pada

saluran

antara

bedengan

ke

atas

bedengan'

4.

Penyiangan: dilakukan secara rutin'

PenYiangan Pertama

dilakukan

bersamaan Pada saat PenYulaman'

SelaniutnYa PenYiangan

rutin

ditakukan hingga tanaman

siaP

panen.

3. Pemberian SuPraside 25 WP

Supraside 25

WP

diberikan sebanyak 2 (dua) kali

yaitu

pada umur

7

dan 17 hst' dengan cara dilarutkan air sesuai dengan

dosis Yang telah ditentukan

dan

disemprot pada setiap tanaman dengan menggunakan hand sPrayer'

4.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan Pada

saat

tanaman sawi

berumur 26 hari

setelah

tanam.

Pemanenan dilakukan dengan

cara rnencabut batang tanaman

sawi

hingga terangkat PerakarannYa' konsentrasi 2 g

Llair'

b.

Penanaman

Pemindahan bibit

(transplonting) dilakukan setelah

bibit

tanaman sawi

telah memPunyai 3-5 helai

daun

(umur 2 minggu)' SetiaP

lubang

ditanam satu bibit tanaman sawiyang sehat dan pertumbuhannya seragarn'

Waktu

Penanaman

dilakukan

sore

hari (antara jam 16'00-18'00

Wita)

untuk menghindari laYunYa

bibit

tanaman sawi saat

diPindahkan ke bedeng

tanam'

Kemudian disiram air menggunakan

gembor Pada

setiaP tanaman.

c.

PemuPukan

Setelah dilakukan pemupukan dengan pupuk kandang ayam, tanah dicangkul kembali agar pupuk kandang tersebut dapat

tercampur merata'

Pemberian

pupuk hanYa anorganik

hanYa

dilakukan sekati selama

penelitian' Sedangkan aPlikasi PuPuk

urea'

TSP'

77

,la:l

lurnal AGRIFOR Volume Xl Nomor 1' Maret ?012

iir : .:r:.,

f..

::, :

;rriJ.:

1:

'1 . ,

:i;

It

t;

'1.,, :r;t:,i:

:11

1,

.i:

i, i.

'i'rli

:'i

:,.ii ri, '1:

:i]:

l:'

rl:

.ti l.i

ra t:l

i,..' :;ri::', i:::. ,

!:rri: : i.:.i :

i.]i..,, I li.iir' '

f.1r1'.- ' i,tS,::, lii:::.:,

+]:i: '

Eii,,

Sjr',.,,, gi,l:r I 9iIF]

aiE

*l

ffi ff, ,

W ffi.-l Hti:

ffi; 1

j' :,

ri,j :'.

],i

lt,

l

):

i:

l:,

i

t-.:

'I ii

:i;

ii:

ti,

,t

t::

i.

!lii :;.

i.

::ii.

't:ii,.

it'I

i

i]:

,i:

i

.li .i]

(7)

Pengaruh Serangan Ulat Grayak ...

Data Pengamatan

1. Data lntensitas

Serangan

Ulat

Grayak (spodaptera litura F.\

2.

Data Berat Satu Tanaman

Data berat satu tanaman

diPeroleh

dengan cara menimbang

semua

tanaman sampel yang berada

Pada

bagian dalam petak penelitian

lalu dirata-ratakan {gram).

3.

Data Produksi Tanaman

Metode Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh jarak

tanam dan

konsentrasi Supraside

25

WP

serta

interaksinya

terhadap

serangan ulat grayak

dan hasil tanaman sawi

dilakukan analisis statistik dengan sidik ragam.

Bila dari hasil sidik

ragam menunjukkan berbeda nyata (F

hitung >

F

tabel 5%) atau berbeda sangat nyata

(F

hitung > F tabel 1%), maka

untuk

membandingkan

dua rata-rata

perlakuan

X f

Daun yang terserang

x100%

f

Daun tanaman

Dengan kategori kerusa kan :

a. <75%

= Ringan

b. >25%-<5A%

=Sedang

c. >5A%-s9A%

=Berat

d.

> 9ATo= Musnah

Produksi Segar (ton hal)

-

l0'-000-rn'?

*

bm'?

akg

1.000 Keterangan:

a

=

Hasil berat segdr tanaman dalam petok produksi b

=

luas petok produksi (mz)

Helda Syahfari, Abdul Fatah,

lntensitas serangan saat tanarnan sawi

hari setelah

tanam,

menggunakan rumus:

Data produksi

tanaman

dengan cara

menimbang

seluruh bagian

tanaman pada

saat

panen

(umur

25

satuan

ton

ha-1 {Wahyu, 1994).

dilakukan uji Beda

Nyata pada

taraf 5%.

Sedangkan

ragam berbeda

tidak

nyata

tabel 5%) tidak dilakukan uji I HASIL PENETITIAN DAN

Rekapitulasi hasil pe

populasi ulat

grayak

dan hasiltanaman sawi berikut:

i

(8)

Pengaruh Serangan Ulat GraYak "'

Data Pengamatan

1. Data lntensitas

Serangan

Ulat

Grayak {SPodoytera

litura t')

2.

Data Berat Satu Tanaman

Data berat satu tanaman

diPeroleh

dengan cara menimbang

semua

tanaman samPel Yang berada

Pada

bagian dalam petak penelitian

lalu

di rata-ratakan (gram)'

3.

Data Produksi Tanaman

Helda SYahfari, Abdul Fatah' dan

lntensitas serangan ulat saat tanaman sawi berumur

hari setelah

tanam,

menggunakan rumus:

f

Daun Yang

terserang x

100 %

x f

Daun tanaman

Dengan kategori kerusakan:

a. s25%

= Ringan

b. >25%'35A%

= Sedang

c. >5A%-<90%

= Berat

d.

> gOYo= Musnah

Data Produksi

tanaman

dengan cara menimbang

berat

seluruh bagian tanaman

samPel pada saat Panen

(umur 26

ha

tanam) lalu

dikonversikan

.

10.000

m'z

a kg

Produksisegar {ton

ha')

=

- UA- ^

1.000

Keterongan:

a

=

Hqsi! berot segor tondman dalam petak produksi b

=

luas Petak Praduksi (m2 )

satuan

ton

ha-1 (WahYu, 1994)'

dilakukan

uji pada

taraf

5%' ragam berbeda tabel 5%) tidak d

HASIL PENELITIAN DAN

Rekapitulasi hasil Penelitian populasi

ulat

graYak

terhadaP

ke

dan hasil Metode Analisis Data

Untuk mengetahui Pengaruh jarak

tanam dan

konsentrasi Supraside

25

WP

serta

interaksinya

terhadap

serangan ulat grayak

dan hasil tanaman sawi

dilakukan

analisis statistik dengan sidik ragam'

Bila dari hasil sidik

ragam

menuniukkan berbeda

nyata

(F

hitung >

F

taUel ix) atau berbeda sangat nyata

(F

hitung > F tabel t%\, maka

untuk

membandingkan

dua rata-rata

perlakuan

berikut:

tanaman sawi disajikan Pada

Beda

NYata Terkecil

Sedangkan

bila

hasil

tidak

nYata

(F

hitung

ilakukan uji lanjutan'

;t

i

,

l.I

::.

ir

ii i::i::

r:1.

*:: l

&1'

?:.,)

$l:

$;

F.:

Xil

(9)

ProduksiTanaman {ton ha-1)

19,41a 77

64c

13b

90,46 b 100,83 ab 23,05

109,17 ab LL,62

67,22 95,83 108,33 29,74

28,77

73,33 100,83 728,33 L9

26,37 23,52 33 19

37,73 33,42

85,00 13,4,17 128,33 13 32

15,51 14,98

95,00 12L,67

151",67

I

95

13,45 LL,46 Tabel

JurnalAGRlFOR

Keterangan Angka rata-rata yang diikuti dengan huruf Yang sama adalah berbeda berdasarkan hasil uji BNT taraf 5%, tn sidik ragam berbeda tidak nyata,

*

=

berbeda nyata,

**

=sidik ragam berbeda sangat nYata'

tidak

n'Yata

sidik ragam

t.

li

t:i

'a

Pengaruh Jarak Tanam terhadaP Kerusakan dan HasilTanaman Sawi

Hasil sidik ragam

menunjukkan bahwa intensitas serangan ulat grayak pada

umur 12 hari

setelah

tanam

memberikan

respon berbeda tidak nyata,

sedangkan

intensitas

serangan

pada umur 22

hari

setelah tanam memberikan respon berbeda

sangat nyata terhadap perlakuan

jarak

tanam.

Tidak adanYa Perbedaan

Yang nyata terhadap perlakuan jarak tanam pada

umur l-2 hari setelah tanam

disebabkan

karena tanaman sawi masih relatif

kecil

sehingga intensitas cahaya matahari dapat

mempengaruhi kelembaban tanah

yang

menyebabkan

tanah rnenjadi kering

dan

membuat ulat graYak tidak

bisa

bersembunyi

di dalam tanah pada

siang

hari. Hat ini

berbeda sangat

nyata

pada intensitas serangan

umur 22 hari

setelah

ia.,

i.:ii

ril ii:

l55l't:1412-5885

il

i-ir:'

.til ii:

t):

:i.

t-tl.

.1

iI it ,

i:, t.,i

t:

"t i.

,i., .Iaa

ti

TerhadaP Kerusakan dan Hasil

i:

:t :i, ::

'l! :.:.'

ii:.

it.

ir'

t.,

hst

Serat Satu Tanaman {gr) Jarak Tanan'l {}}

Faktor-faktor

cmx20cm

+rl. !F*

**

23.,26 l-9,58 b

30cmx30 40cmx40

t7a

c 17,74 11

33,6L

*

c bc

**

*

ln ,1

Supraside 25 lVP iS)

33,85 31,61

otl

air

1 7

t

13,99

ab

75a -

30,20 a

* tn tn tn

lnteraksi tJ x 5)

1 air

77 16,80 10,65 56,99

53,67 50,33

18,33 1,L,20

21,25 12,69 30,02

34,39 30,42

2!,75 L3,52 30,64

30,64 29,33

(10)

Pengaruh Serangan Ulat Grayak ...

tanam yang

disebabkan

karena

tanaman sawi yang sudah tumbuh optimal, sehingga

menyebabkan kerapatan .iarak

tanaman

yang mempengaruhi intensitas

cahaya

matahari dan membuat tanah

menjadi lembab.

Hasil sidik ragam

menunjukkan

bahwa berat satu tanaman dan

produksi

tanaman memberikan respon

berbeda

sangat nyata terhadap perlakuan

jarak

tanam. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa adanya perbandingan terbalik antara

berat satu tanaman dengan

produksi tanaman, pada jarak tanam 20 cm

x

20 cm (j1) bbrat satu tanaman adalah 77,64 gr dan

produksi tanaman adalah

1-9,41

ton

ha-1,

jarak

tanam 30

cm

x

30 cm (j2)

berat

satu

tanaman adalah

108,1"3

gr dan

produksi

tanaman

adalah 12,02

ton

ha 1, dan jarak

tanam 40 cm x 40 cm (j') berat

satu

tanaman adalah

129,L7

gr dan

produksi

tanaman adalah 8,07 ton ha-1.

Seperti

dikemukakan Sri Setyati Harjadi

(1993), bahwa

jarak tanam dapat

mempengaruhi

populasi tanaman dan

keefisienan

penggunaan cahaya matahari,

juga

mempengaruhi kompetisi

tanaman

dalam

penggunaan air dan zat hara,

dengan

demikian akan mempengaruhi

hasil.

Banyak

faktor dikenal

sebagai pembatas

pertumbuhan tanaman, beberapa

faktor

seperti zat hara, kerapatan dan

lebar

barisan dapat menaikkan dan

juga

mengurangi suatu produk tanaman.

Adanya kerapatan jarak

tanam

yang menyebabkan tanaman

saling

melindungi sehingga akan

berpengaruh

terhadap penyerapan intensitas

cahaya

matahari, dengan demikian

akan

menghambat proses fotosintesis

dan pembentukan karbohidrat akan berkurang.

Sebaliknya pada jarak tanaman yang terlalu

renggang cahaya bukanlah

faktor

pembatas,

tetapi

ruang tumbuh yang cukup

Helda Syahfari, Abdul Fatah, dan Karica

luas memungkinkan gulma

berkemb

lebih cepat sehingga

mengu

pertumbuhan

dan produksinya.

Demikian

pula

pada

jarak tanam yang

sempit akan memberikan hasil yang

relatif

kurang {suseno ZAA4|.

Lebih

jauh menurut

Jumin {1994),

bahwa kerapatan tanaman

.iuga

berpengaruh

terhadap kesuburan

tanah.

Semakin tinggi tingkat kerapatan

suatu

tanaman akan mengakibatkan

semakin besar tingkat persaingan antar tanaman.

Pengaruh Pemberian Supraside 25 WP terhadap Kerusakan dan Hasil Tanaman Sawi

HasiI sidik ragam

menunjukkan bahwa intensitas serangan ulat grayak pada

umur L2 dan 22 hari setelah

tanam memberikan respon berbeda sangat nyata terhadap pemberian supraside 25

WP.

Hal

ini

disebabkan

oleh

pemberian insektisida

yang benar dalam arti 5T {tepat

ienis

pestisida,

tepat

cara aplikasi,

tepat

sasaran,

tepat

waktu,

dan tepat takaran).

Seperti

dikemukakan Laba dan Soekarna

(1986)

bahwa pengendalian hama ulat

grayak

harus cepat, yaitu pada instar ke

satu hingga ketiga karena pada instar tersebut,

hama ulat

grayak

masih rentan

terhadap insektisida.

Hasil sidik ragam

menunjukkan

bahwa berat satu tanaman dan

produksi

tanaman memberikan respon

berbeda

nyata terhadap pemberian supraside

25

WP. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa pemberian supraside 25 WP dengan dosis

3 g

L-t (s3) menghasilkan

berat

satu tanaman dan produksi tanaman yang

tinggi, yaitu berturut-turut

119,45 gr 1"4,75

ton

ha-1,

diikuti

oleh dosis 2

g

L-t

yaitu berturut-turut

1O9,t7

gr dan

13

ton

ha-1,

diikuti

oleh dosis 1

g Lt (si)

yait

berturut-turut

1S0,83 gr dan L2.,52

ton

ha

:-.:.

:.:t:l

1r1.i9:

$i

iiir:' :l ili:, {::l ii:r,

80

(11)

ISSN:1412-6885 Nomor 1, Maret 2012

ah

dihasilkan dengan

yaitu berturut-turut

90,46

gr dan

L1,4

1 ton ha-1.

Keadaan ini

disebabkan

oleh

bahan aktif

dalam

kemasan suPraside adalah Methidathion O-

satu tanaman dan Produksi tanaman menunjukkan berbeda sangat nyata'

Pemberian suPraside 25

WP

menunjukkan

berbeda

sangat nYata pada intensitas serangan

ulat

grayak

pada umur 12 dan 22 hari

setelah

tanam, sedangkan berat

satu

tanaman dan Produksi

tanaman

menunjukkan berbeda nYata'

2. lnteraksi antara jarak tanam

dan

pemberian suPraside 25

WP

menunjukkan intensitas serangan ulat graYak Pada

umur 12 dan 22

hari setelah tanarn dan produksi tanaman tidak berbeda nyata, sedangkan pada

berat satu tanaman

menunjukkan berbeda nYata.

3.

Pemberian dosis supraside 25 WP 3 g L-1 mamPu mengendalikan serangan

ulat

graYak

dan

dengan

jarak

tanam

20 cm x 20 cm

daPat nrenghasilkan oroduksi tanaman sawi

terbaik

yaitu 19,4L ton ha'1.

Saran

1. Untuk mengendalikan ulat

grayak

pada tanaman

sawi

daPat dilakukan dengan memberikan SuPraside 25 WP

dengan dosis 3 g

L-1

dan

dengan

menggunakan jarak tanam 20 cm x 20 cm.

2.

Perlu ditakukan penelitian lebih lanjut

terkait

dengan

jumlah

tanaman sawi

per lubang tanam dan dikombinasikan

dengan jarak tanam Yang

berbeda

untuk

mengetahui

tingkat/

intensitas

serangan hama ulat graYak

dan

produksi tanaman sawi Yang

akan dihasilkan'

Di methyt-S-2-methoxy-2-oxo-1,3'4-

th iadiazol-3{2H}-l-methyl-dithiophosph ate

125%\ Yang mampu membunuh ulat grayak

dengan sempurna

sesuai

dosis tertentu' setringga produksi tanaman sawi

dapat optimal'

Respon Tanaman Sawi terhadaP lnteraksi Jarak Tanam dan Pemberian SuPraside 25 WP

Hasit sidik ragam

menunjukkan bahwa intensitas serangan ulat grayak pada

umur

1-2

dan 22 hari

setelah

tanam'

dan

produksi tanaman memberikan

respon

berbeda

tidak

nyata, sedangkan berat satu

tanaman memberikan respon

berbeda

nyata.

Keadaan

ini

mempertihatkan bahwa

antara iarak tanam dan

Pemberian supraside 25 WP tidak bersama-sama dalam

mempengaruhi intensitas serangan

ulat grayak

dan

hasil

tanaman sawi'

Seperti

iinyatakan oleh Steel dan Torre

(1991)'

bahwa bila pengaruh interaksi

berbeda

tidak nyata maka disimpulkan

bahwa

diantara faktor perlakuan

tersebut

bertindak bebas satu sama lainnya' KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

L.

lntensitas serangan

ulat

grayak pada umur L2 hari setelah tanam terhadap perlakuan

jarak tanam

menunjukkan

tidak

berbeda nyata, sedangkan pada

umur 27 hari setelah tanam'

berat

'

'DAFTARPI{STAKA

Asikin., s,

M.Thamrin dan, M.Wi{tis,

2so?. EfekaslBeb*r*pa

lnsektisida

ltjabati

Terh*dap

n,ilrr'r'

irngg"ru. i;i*";; ut*t

xu,tisi Laporan Tahunan Balittra' Baniarbaru'

i

:'

::

.i

:

t

:..

ill

,

l:'

i ll

i::

:.:

)l ii)

,;:

i::

ljil

4,.

Lt'

,):

i;

I,

't-:

I

i:'

i'

i

:

'|

i

,i'i

..:

rii, L:r

i,,

ir lr

(12)

:

::

i.

'l

i,

f.

,t

..

lr.

:1:_

t:

..::

.t r.t :::

l

!1

;:, t,.

t:t

il

al

l.

:::

il

lit:

ili

:.

I

: :

t.

Jurnal AGRIFOR Volume Xl Nomor 1, Maret 2012

dan yang paling rendah dihasilkan dengan

tanpa

supraside (s0) yaitu -

berturut-turut

90,46

gr dan

1i.,4L

ton ha-1'

Keadaan ini

disebabkan oleh bahan aktif

dalam

kemasan supraside adalah Methidathion O- Dimethyl-S-2-methoxy-2-oxo-1,3,4-

th iadiazol-3(2H)-l-methyl-dithiophosphate (25yol Yang mampu membunuh ulat grayak

dengan sempurna

sesuai

dosis

tertentu,

sehingga produksi tanaman sawi

dapat optimal.

ResPon Tanaman Sawi terhadaP lnteraksi Jarak Tanam dan Pemberian Supraside 25 WP

Hasil sidik ragam

menunjukkan bahwa intensitas serangan ulat grayak pada

umur i.2

dan

22 hari

setelah

tanam,

dan

produksi tanaman memberikan

respon

berbeda

tidak

nyata, sedangkan berat satu

tanaman memberikan respon

berbeda

nyata.

Keadaan

ini

memperlihatkan bahwa

antara jarak tanam dan

Pemberian supraside 25 WP tidak bersama-sama dalam

mempengaruhi intensitas serangan

ulat grayak

dan hasil tanaman sawi'

Seperti

dinyatakan oleh Steel dan Torre

(1991),

bahwa bila pengaruh interaksi

berbeda

tidak nyata maka disimpulkan

bahwa

diantara faktor perlakuan

tersebut

bertindak bebas satu sama lainnya'

|SSN:1412*6885

satu tanaman

dan

Produksi tanaman menunjukkan berbeda sangat nyata'

Pemberian suPraside 25

WP

menunjukkan

berbeda sangat

nYata pada intensitas serangan

ulat

grayak

pada umur 12 dan 22 hari

setelah

tanam, sedangkan berat

satu

tanaman dan Produksi

tanaman

menunjukkan berbeda nYata'

2. lnteraksi antara iarak tanam

dan

pemberian suPraside 25

WP

menunjukkan intensitas serangan ulat

grayak

Pada

umur l-2 dan 22

hari setelah tanam dan produksi tanaman tidak berbeda nyata, sedangkan pada

berat satu tanaman

menunjukkan berbeda nYata'

3.

Pemberian dosis supraside 25 WP 3 g L-1 mamPu mengendalikan serangan

ulat

graYak

dan

dengan

jarak

tanam

20 cm x 20 cm

daPat menghasilkan produksi tanaman sawi

terbaik

yaitu 19,41

ton

ha-1.

Saran

1. Untuk mengendalikan ulat

grayak

pada tanaman

sawi

daPat dilakukan dengan memberikan SuPraside 25 WP

dengan dosis 3 g

L-1

dan

dengan menggunakan jarak tanam 20 cm

x20

cm.

Z.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

terkait

dengan

jumlah

tanaman sawi per lubang tanam dan dikombinasikan

dengan jarak tanam Yang

berbeda

untuk

mengetahui

tingkat/

intensitas

serangan hama ulat graYak

dan

produksi tanaman sawi Yang

akan dihasilkan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1.

lntensitas serangan

ulat

grayak pada umur 12 hari setelah tanam terhadap perlakuan

jarak tanam

menunjukkan

tidak

berbeda nyata, sedangkan pada

umur 22 hari setelah tanam,

berat

DAFTAR PUSTAKA

Asikin.,

s.

M.Thamrin

dan M.wiltis, 7aa2.

Efekasl

Beberapa

lnsektisido

Nabati

Terhadap

Penggerek Batang Dsn

ulat

Kubis. Laporan Tahunan Balittra' Banjarbaru'

at, ::

i..t:,,

ir' i:t

i:

rll ir. :

,l ir

t.l'

ll

.:

!;

t"'

t:t:, il

ir,

i

li

i!

l:.

(13)

Helda Syahfari, Abdui Fatah' dan Karica

Devlin, LSTS.PengenaldnPelajaranSerangga,Edisikeenam.GadjahMadaUniversity

Eko MargiYanto,

2007'

YogYakarta

Pengantor Analisa

Pengendalian

Hama terpodu'

Andi

Kalsovhcven, YogYakarta'L.G'E' 7981. The Pest of CroPs

in ln

lndonesio' Resived and translated by Van Laan. PT. lchtia r Baru-Van Hoeve' Jakarta' 701 PP. lTeriemahon\

Ha[[ett,

R'H., Zilahi-B alogh,

R.,

Engerilli, N.P.D

and

Borden,

J,t|., t977.

Effect

Kranz

t nsectici d es o n v a ri a u s

filed

strains of DiamanbackMoth and itsparasitaid in

tn Asian

vegetabole Research

and

DeveloPment Center,

manogement' Proceeding

of

the

first

lnternational

WorkshoP ,

Tainan'

Sunariono, 2008' 'Banjarba

ru'

-!"'+ 1'^ddmnn Panoott lndonesia'Gadiah Mada University 2004. Penyakit-penyakit Tana man Pangr

Press. YogYakarta.

Bacul lus thu ri n gi e n sis untuk mengendolikan uklat bawang merah sutanto, 2AO2. P e ngg u n aa n kendali. LaPoran penelitian. Lembaga

(spodoPtera exigua Hbn) berdasorkan ombang Penelitian UNRAM,

perangkaP kuning dalam Pengendalian homa

lalat

karok

Swastika

et a!. (2004)'

Efektivitos

fVosional Fersnan Entomalagi daun (LiriomYza sPP) Pada Kentang. Prosiding Seminsr

dolam Pengendalion Hamoyang Ramah Lingkungan don Ekonamis. PEI Cabang Bogor'

Tim penulis penebar swadaya, 1gg3. Budidaya Tanamansowi. Penebar swadaya' Jakarta'

Pengaruh Serangan Ulat 6raYak "'

lndanesis.

Diamondback Moth

82

Referensi

Dokumen terkait