NARRATIVE REVIEW: TITRASI IODOMETRI DALAM PENENTUAN KADAR VITAMIN C
Sri Nur Fadilah1
1 Program Studi S1 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Kota Palu
ABSTRAK
Vitamin C, atau asam askorbat, merupakan nutrisi penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan berperan dalam berbagai proses biokimia dalam tubuh. Penentuan kadar vitamin C dalam makanan, terutama buah-buahan, sangat penting untuk memastikan asupan nutrisi yang memadai. Titrasi iodometri adalah metode analisis yang efektif dan ekonomis untuk menentukan kadar vitamin C. Jurnal ini membahas aplikasi titrasi iodometri dalam analisis kadar vitamin C, merujuk pada tiga penelitian yang meneliti kadar vitamin C dalam bawang dayak, bawang merah, dan berbagai jenis jambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan metode ekstraksi yang digunakan. Penelitian ini menegaskan pentingnya pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kadar vitamin C, serta implikasinya bagi kebijakan pangan dan kesehatan masyarakat. Melalui metode yang tepat dan pemilihan sumber makanan yang kaya vitamin C, masyarakat dapat meningkatkan pola makan sehat dan mencegah defisiensi vitamin C, sehingga mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Kata Kunci : Vitamin C, Asam askorbat, Titrasi iodometri, Kadar vitamin C, Metode analisis, Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN
Vitamin C, atau asam askorbat, adalah nutrisi esensial yang memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh manusia. Sebagai antioksidan, vitamin C berperan dalam melindungi sel-sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yang dapat berkontribusi terhadap berbagai penyakit degeneratif. Selain itu, vitamin C juga berfungsi dalam mendukung sistem kekebalan tubuh, meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan, dan berperan dalam sintesis kolagen, protein yang sangat penting untuk kesehatan kulit, tulang, dan jaringan ikat. Oleh karena itu, asupan yang cukup dari vitamin C sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan,
termasuk skorbut, yang ditandai dengan gejala seperti kelelahan, nyeri sendi, dan pembengkakan gusi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa pola makan sehari-hari mencakup sumber- sumber makanan yang kaya akan vitamin C.
Berbagai buah dan sayuran, seperti jeruk, kiwi, paprika, serta bawang dayak dan jambu, dikenal sebagai sumber vitamin C yang baik. Namun, kadar vitamin C dalam makanan ini dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis tanaman, teknik pengolahan, dan kondisi lingkungan tempat tumbuh.
Dalam konteks kesehatan masyarakat, pemahaman yang mendalam tentang kadar vitamin C dalam berbagai sumber makanan sangat penting untuk merancang program
gizi yang efektif. Pengetahuan ini dapat membantu dalam upaya pencegahan defisiensi gizi dan dalam mempromosikan pola makan sehat yang kaya akan nutrisi.
Metode titrasi iodometri adalah teknik analisis yang umum digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel pangan. Metode ini diakui karena akurasi dan efisiensinya dalam pengukuran kadar vitamin C, sehingga sering digunakan dalam penelitian gizi dan analisis pangan. Titrasi iodometri melibatkan reaksi antara vitamin C dan larutan iodine, yang dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kadar vitamin C dalam beberapa sumber makanan, termasuk bawang dayak, bawang merah, dan berbagai jenis jambu, serta membandingkan efektivitas metode titrasi iodometri dalam analisis tersebut. Dengan melakukan analisis ini, diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat dan praktisi kesehatan mengenai sumber-sumber vitamin C yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan asupan nutrisi harian. Selain itu, temuan dari penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang pentingnya variasi konsumsi sumber makanan yang kaya vitamin C untuk mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
METODE PENELITIAN
Prinsip DasarTitrasi iodometri adalah metode analisis kuantitatif yang menggunakan reaksi redoks untuk menentukan konsentrasi suatu zat.
Dalam hal ini, iodine (I₂) bertindak sebagai agen pengoksidasi yang akan bereaksi
dengan vitamin C (asam askorbat). Reaksi ini berlangsung sebagai berikut :
1. Reaksi Antara Iodine dan Asam Askorbat: Iodine akan mengoksidasi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat, sementara iodine itu sendiri akan tereduksi menjadi ion iodida (I⁻).
C6H8O6 + I2→ C6H6O6 + 2I⁻ 2. Indikator Amilum: Selama titrasi,
amilum digunakan sebagai indikator.
Ketika semua asam askorbat telah bereaksi, kelebihan iodine akan memberikan warna biru pada larutan, menandakan titik akhir titrasi.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu alat ukur volumetrik (pipet, buret, dan gelas ukur), wadah untuk ekstraksi, magnetic stirrer untuk pencampuran, timbangan analitik untuk penimbangan sampel, dan pH meter untuk mengukur pH larutan. Bahan yang digunakan yaitu sampel bawang dayak dan bawang merah yang diperoleh dari pasar lokal, berbagai jenis jambu (jambu biji, jambu kristal, dan jambu air merah), larutan iodine (I₂) yang disiapkan dengan melarutkan kalium iodida (KI) dan iodine dalam air, amilum sebagai indikator titrasi, dan pelarut etanol 70% untuk ekstraksi vitamin C.
Prosedur Umum
1. Persiapan Larutan Iodine: Larutan iodine yang digunakan biasanya disiapkan dengan melarutkan kalium iodida (KI) dan iodine (I₂) dalam air.
Larutan ini harus distandarisasi terlebih dahulu untuk memastikan akurasi hasil.
2. Ekstraksi Sampel: Sampel yang akan diuji, seperti jambu biji atau bawang, diekstraksi untuk mendapatkan larutan
yang mengandung asam askorbat.
Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut seperti etanol atau air panas.
3. Titrasi: Larutan sampel kemudian dititrasi dengan larutan iodine hingga terjadi perubahan warna yang menunjukkan bahwa semua vitamin C telah bereaksi. Perubahan warna ini sangat penting untuk menentukan titik akhir titrasi.
4. Perhitungan Hasil: Hasil titrasi, yaitu volume larutan iodine yang digunakan, kemudian dihitung untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel.
Kadar Vitamin C (mg/g) =
Vol Iodine (mL)×Konsentrasi Iodine (mg/mL) Berat Sampel (g)
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil titrasi dianalisis secara statistik untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil. Analisis dilakukan untuk membandingkan kadar vitamin C antar jenis tanaman dan untuk menentukan pengaruh teknik ekstraksi terhadap hasil yang diperoleh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode titrasi iodometri sangat efektif dalam menentukan kadar vitamin C dalam berbagai sumber makanan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Jumi et al.
(2023), kadar vitamin C yang ditemukan dalam bawang dayak mencapai 46,5 mg/g, sementara pada bawang merah kadar vitamin C yang terdeteksi sebesar 39,7 mg/g. Temuan ini menunjukkan bahwa bawang dayak memiliki potensi yang lebih besar sebagai sumber vitamin C dibandingkan bawang merah. Ini penting karena bawang dayak tidak hanya populer
dalam pengobatan tradisional, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai sumber nutrisi bagi masyarakat. Dengan mempromosikan konsumsi bawang dayak, kita dapat meningkatkan asupan vitamin C, yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
Penelitian oleh Syafitria et al. (2023) memberikan wawasan lebih lanjut tentang kadar vitamin C pada buah jambu dari keluarga Myrtaceae. Dalam studi ini, kadar vitamin C rata-rata sebesar 2,42 mg/100 g ditemukan. Metode maserasi dengan etanol 70% yang digunakan untuk mengekstrak vitamin C menunjukkan bahwa pemilihan pelarut yang tepat sangat berpengaruh terhadap hasil ekstraksi. Peneliti mencatat bahwa kondisi pertumbuhan dan pematangan buah juga dapat memengaruhi kadar vitamin C. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang cara pengolahan dan jenis pelarut yang digunakan dapat meningkatkan efisiensi dalam memperoleh hasil yang akurat.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variasi kadar vitamin C dapat terjadi antara berbagai jenis jambu, yang menyoroti pentingnya pemilihan varietas yang tepat untuk meningkatkan nilai gizi.
Dalam penelitian oleh Munira et al.
(2023), peneliti membahas lebih lanjut tentang langkah-langkah dalam prosedur titrasi iodometri. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar vitamin C pada jambu biji, jambu kristal, dan jambu air merah bervariasi, dengan kadar tertinggi ditemukan pada jambu biji merah. Penelitian ini menegaskan bahwa titrasi iodometri tidak hanya merupakan metode yang efektif tetapi juga ekonomis dan mudah dilaksanakan. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi laboratorium kecil serta untuk aplikasi di lapangan.
Dengan mengetahui kadar vitamin C yang berbeda pada berbagai jenis jambu, produsen dapat mengoptimalkan pemilihan varietas jambu yang lebih bergizi untuk dikembangkan dan dipasarkan.
Secara keseluruhan, beragam penelitian ini menunjukkan bahwa kadar vitamin C dalam tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis tanaman, teknik ekstraksi, dan kondisi pertumbuhan. Kadar vitamin C dapat bervariasi tergantung pada lokasi geografis, jenis tanah, serta cara perawatan tanaman. Misalnya, tanaman yang tumbuh di tanah yang kaya akan nutrisi cenderung menghasilkan buah dengan kadar vitamin C yang lebih tinggi.
Selain itu, faktor-faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari, curah hujan, dan suhu juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang pada gilirannya akan memengaruhi kadar vitamin C.
Temuan ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara pertanian dan gizi. Dengan meningkatkan pengetahuan tentang cara-cara yang dapat meningkatkan kadar vitamin C dalam tanaman, kita tidak hanya bisa meningkatkan kualitas pangan, tetapi juga dapat berkontribusi pada kebijakan pangan yang lebih baik.
Pendidikan masyarakat mengenai pentingnya konsumsi sumber makanan yang kaya vitamin C, seperti bawang dayak dan berbagai jenis jambu, sangat penting untuk meningkatkan pola makan sehat dan mencegah defisiensi vitamin C, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti skorbut.
Implikasi dari penelitian ini juga memiliki relevansi yang signifikan bagi kebijakan pangan dan program gizi
masyarakat. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya vitamin C dan sumber-sumber yang kaya akan nutrisi ini, kita dapat mendorong pola makan yang lebih sehat dan seimbang. Hal ini sangat penting, terutama di negara-negara berkembang di mana kurangnya pengetahuan mengenai gizi masih menjadi masalah. Dengan informasi yang tepat tentang kadar vitamin C dalam makanan, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam pemilihan makanan sehari- hari.
Dengan demikian, penelitian ini menggarisbawahi bahwa titrasi iodometri adalah metode yang andal dan praktis untuk menentukan kadar vitamin C. Keandalan metode ini tidak hanya bermanfaat bagi penelitian ilmiah, tetapi juga untuk aplikasi praktis dalam industri makanan dan kesehatan masyarakat. Melalui penggunaan metode yang tepat dan pemilihan sumber makanan yang kaya vitamin C, kita dapat memastikan bahwa masyarakat mendapatkan asupan nutrisi yang memadai untuk kesehatan mereka. Oleh karena itu, penting bagi peneliti dan praktisi kesehatan untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi makanan yang kaya vitamin C, serta menerapkan teknik analisis yang efektif untuk memastikan kualitas pangan yang dikonsumsi.
Akhirnya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi lebih dalam mengenai pengaruh teknik pengolahan dan penyimpanan terhadap kadar vitamin C dalam makanan. Dengan demikian, kita dapat terus meningkatkan pemahaman tentang nutrisi dan kesehatan masyarakat, serta mendukung pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan dan efisien.
KESIMPULAN
Titrasi iodometri terbukti menjadi metode yang efektif dan andal untuk menentukan kadar vitamin C dalam berbagai sumber makanan. Penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C bervariasi tergantung pada jenis tanaman, teknik ekstraksi, dan kondisi pertumbuhan. Hasil dari penelitian yang menguji bawang dayak, bawang merah, dan berbagai jenis jambu mengindikasikan bahwa bawang dayak memiliki potensi yang lebih tinggi sebagai sumber vitamin C dibandingkan bawang merah, sedangkan jambu biji menunjukkan kadar vitamin C yang bervariasi antar jenis.
Metode titrasi iodometri tidak hanya efisien tetapi juga ekonomis, menjadikannya pilihan yang baik untuk laboratorium kecil dan aplikasi di lapangan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kadar vitamin C, kita dapat meningkatkan kualitas pangan dan mendukung pendidikan masyarakat tentang pentingnya asupan nutrisi ini.
Penelitian ini juga memiliki implikasi signifikan bagi kebijakan pangan dan program gizi masyarakat. Masyarakat perlu diedukasi mengenai pentingnya konsumsi makanan kaya vitamin C untuk mencegah defisiensi dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengembangan praktik pertanian yang berkelanjutan dan penerapan teknik analisis yang efektif sangat penting untuk memastikan kualitas pangan yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat.
Melalui pendekatan ini, kita dapat mendorong pola makan yang lebih sehat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jumi, W., Mustiqawati, E., & Hamzah, H. (2023). Uji Kadar Vitamin C Bawang Dayak dan Bawang Merah Menggunakan Titrasi Iodimetri. Jurnal Sains dan Kesehatan, 2(1), 32-37.
2. Syafitria, N., Munira, M. A., Apriliab, V., & Emelda, E. (2023). Aplikasi Metode Titrasi Iodometri untuk Determinasi Kadar Vitamin C pada Jambu. Fullerene Journal Of Chem, 8(2), 38-43.
3. Nur, S., & Abdurrahman Munira, M.
(2023). Aplikasi Titrasi Iodometri pada Jambu. Jurnal Penelitian Sains, 26(2), 264-269.