DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA TANAM DAN INTENSITAS TANAM PETANI
DI KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
JURNAL
Oleh
NIRIN ARIFIN C1G 113 080
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MATARAM
2018
DAMPAK BENDUNGAN PANDAN DURI TERHADAP POLA TANAM DAN INTENSITAS TANAM PETANI DI KECAMATAN SAKRA BARAT
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
The Impact Of Pandan Duri Reservoir Toward The Cropping System And Farming Intensity At West Sakra East Lombok.
Nirin Arifin*, Dr. Ir. Broto Handoko, SU,** dan Ir. Nuning Juniarsih, M.Sos.**
ABSTRAK
NIRIN ARIFIN. Dampak Bendungan Pandan Duri Terhadap Pola Tanam dan Intensitas Tanam Petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.
Dibimbing oleh Dr. Ir. Broto Handoko, SU selaku dosen pembimbing utama dan Ir.
Nuning Juniarsih, M.Sos selaku dosen pembimbing pendamping.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis Perubahan Pola Tanam Petani di Kecamatan Sakra Barat; (2)Menganalisis Perubahan Intensitas Tanam Petani di Kecamatan Sakra Barat; (3) Menganalisis Besarnya Biaya, Produksi dan Pendapatan Usahatani di Kecamatan Sakra Barat Akibat Adanya Bendungan Pandan Duri.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Deskriptif, penentuan daerah sampel secara Purposive Sampling, penentuan jumlah responden ditentukan secara Quota Sampling yaitu ditetapkansebanyak 30 responden untuk petani yang memperoleh Irigasi Bendungan Pandan Duri dan 30 responden untuk petani yang tidak memeperoleh Irigasi Bendungan Pandan Duri di masing-masing desa sampel ditentukan secara Accidental Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap peningkatan pola tanam, yaitu dari pola padi-tembakau-bero menjadi pola padi-padi-tembakau; (2) Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap peningkatan Intensitas tanam, yaitu dari 66,67 % meningkat menjadi 100%. (3) Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap peningkatan biaya produksi, produksi dan pendapatan yaitu: (1) Total biaya produksi yang dikeluarkan petani sesudah ada Irigasi meningkat dibanding sebelum ada irigasi, yaitu dari Rp 19.026.085,- /Ha/Tahun menjadi Rp 31.714.689,-/Ha/Tahun. (2) Total produksi petani sesudah ada Irigasi meningkat dibandingan sebelum ada Irigasi, yaitu dari 18.356 Kg/Ha/Tahun menjadi 26.819 Kg/Ha/Tahun. (3) Total pendapatan petani sesudah ada Irigasi meningkat dibandingkan sebelum ada Irigasi yaitu dari Rp 32.774.183,-/Ha/Tahun menjadi Rp 46.077.369,-/Ha/Tahun. Saran: (1) Pemerintah diharapkan menyediakan tenaga penyuluh secara efektif selama berjalannya suatu kegiatan usahatani agar penggunaan sarana produksi lebih baik kedepannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. (2) Diharapkan kepada pemerintah setempat agar memperhatikan kebutuhan petani terutama mesin pertanian agar penggunaan tenaga kerja lebih efisien. (3) Diharapkan kepada petani untuk menyesuaikan jumlah penggunaan saprodi sesuai rekomendasi agar produksi meningkat.
Kata Kunci : Pola Tanam dan Intensitas Tanam
ABSTRACT
NIRIN ARIFIN. The Impact Of Pandan Duri Reservoir Toward The Cropping System and Farming Intensity at West Sakra East Lombok. Guided by Dr.
Ir. Broto Handoko, SU as the main supervisor and Ir. Nuning Juniarsih, M.Sos as the assistant lecturer.
The purpose of this study is; (1) Analyzing Changes in Crop farming in West Sakra District; (2) Analyzing Changes in Sakra District farming intensity in West Planting; (3) Analyzing the amount of price, production and farm profit in the West Sakra District towards the presence of the Pandan Duri Reservoir.
The method used in this study is a descriptive method, determining the sample area by purposive sampling, which is set at 30 respondents for farmers who received Pandan Duri Irrigation reservoir and 30 respondents for farmers who did not obtain Pandan Duri Irrigation Reservoir in each sample village, is determined by accident sampling.
The results showed that: (1) the Pandan Duri reservoir has a positive effect on increasing crop farming, namely the pattern of rice-tobacco-bero to the pattern of rice-rice-tobacco; (2) Pandan Duri Reservoir has a positive impact on increasing planting intensity, which is from 66.67% to 100%. (3) Pandan Duri Reservoir has an impact on increasing production, production and price, namely: (1) Total production is cost by farmers after Pandan Duri Reservoir has increased compared to before there was irrigation of Pandan Duri Reservoir, i.e from Rp 19,026,085, -/Ha to Rp. 31,714,689, -/Ha. (2) The total production of farmers after the Pandan Duri Irrigation Reservoir has increased compared to the Pandan Duri Irrigation Reservoir, which is from 18,356 Kg/Ha to 26,819 Kg/Ha. (3) The total income of farmers after the Pandan Duri Reservoir has increased; from Rp.32,774,183/Ha to Rp. 46,077,369/Ha. Suggestions: (1) The government is expected to provide effective training for the course of a farming activity so that the use of production facilities is a better future to get maximum results. (2) It is expected that local government must pay attention to the needs of farmers, especially agricultural machinery that is more efficient. (3) It is expected that farmers will adjust the number of inputs that are used according to recommendations that will increase.
Keywords: Crop farming and Planting Intensity
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian tidak dapat terus bergerak maju apabila tidak dilengkapi dengan adanya sarana dan prasarana penunjang. Salah satu yang dianggap penting adalah sarana penyediaan air irigasi pertanian yang memenuhi kebutuhan para petani pada saat proses bercocok tanam berlangsung karena air yang berdampak langsung terhadap kualitas dan kuantitas tanaman khususnya tanaman padi, akibat adanya irigasi ini maka secara tidak langsung berpengaruh terhadap pengembangan pola tanam dan jenis vegetasi yang dibudidayakan. Pembangunan Bendungan Pandan Duri yang terletak di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu upaya pemerintah dalam penyediaan infrastruktur untuk kemudahan mendapatkan air irigasi dan diharapkan banyak memberikan pengaruh positif dari pada pengaruh negatifnya bagi para petani terutama dalam merubah pola tanam, intensitas tanam dan pendapatan usahatani, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Dampak Bendungan Pandan Duri Terhadap Pola Tanam dan Intensitas Tanam di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur”.
1.2. Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan, maka dapat disajikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perubahan pola tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?
2. Berapa besar perubahan intensitas tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?
3. Berapa besar perubahan biaya, produksi dan pendapatan petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri?
1.3. Tujuan dan Manaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis perubahan pola tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri
2. Menganalisis perubahan intensitas tanam petani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri.
3. Menganalisis besarnya biaya, produksi dan pendapatan usahatani di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur akibat adanya Bendungan Pandan Duri.
1.3.2. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan produksi pangan.
2. Sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti lain yang berhubungan dengan masalah yang sama.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan pada pemecahan masalah yang ada pada waktu sekarang dengan jalan mengumpulkan, menyusun, menjelaskan, menganalisis dan menginterprestasikan data kemudian menarik kesimpulan.
Pengumpulan data dilakuan dengan teknik survei, yaitu pengumpulan data dengan teknik wawancara dan pengamatan langsung di daerah penelitian dengan berdasarkan pada daftar pentanyaan atau kuesioner (Sunyoto, 2013).
3.2. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Petani yang memperoleh irigasi Bendungan Pandan Duri dan Petani yang tidak mendapatkan air irigasi Bendungan Pandan Duri.
3.3. Teknik Penentuan Sampel 3.3.1. Penentuan Lokasi Sampel
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sakra Barat dimana Kecamatan Sakra Barat merupakan wilaya hulu dan rata-rata mendapatkan air irigasi dari Bendungan Pandan Duri. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling (sengaja) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sakra Barat merupakan kecamatan yang sebagian besar masyarakatnya mengalami dampak dari adanya Bendungan Pandan Duri.
3.3.2. Penentuan Responden
Penentuan petani responden dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri dengan petani Non-irigasi Bendungan Pandan Duri. Jumlah responden petni yang menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri ditentukan dengan cara Quota Sampling (teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah populasi, kemudian dengan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut), yakni 30 responden yang menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri dan 30 responden yang tidak menggunakan irigasi Bendungan Pandan Duri, sehingga jumlah sampel petani yang diteliti sebanyak 60 responden. Penentuan jumlah responden masing-masing secara Accidental Sampling (metode pengambilan sampel dengan memilih siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai).
3.4. Jenis Sumber Data
Menurut jenisnya dalam penelitian ini data dibagi menjadi dua jenis yaitu:
data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka- angka seperti luas lahan, biaya, pendapatan dan data bentuk angka lainnya. Data kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka seperti status kepemilikan
lahan, tingkat pendidikan data bukan dalam bentuk angka lainnya meliputi gambaran umum daerah penelitian, pola usaha tani dan lain-lain.
Menurut sumbernya dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan teknik wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, atau yang dikutip dari beberapa literatur pendukung lainnya.
3.5. Analisis Data
Usaha untuk mencapai tujuan penelitian dan menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, maka data yang terkumpul dianalisis dengan model sebagai berikut:
3.5.1. Pola Tanam dan Intensitas Tanam
Untuk mengetahui pengaruh Bendungan Pandan Duri terhadap pola tanam dianalisis dengan analisis diskriptif , yaitu membandingkan pola tanam sebelum ada Irigasi Bendungan Pandan Duri dengan sesudah ada Irigasi Bendungan Pandan Duri.
Untuk mengetahui intensitas tanam diperoleh dengan menggunakan rumus:
IT = ... 1 Keterangan:
IT = Intensitas Tanam LT = Luas yang Ditanami LK = Luas yang Dikuasai
3.5.2. Pendapatan Usahatani
Untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani dianalisis dengan mengguanakan konsep pendapatan yang menggunakan total biaya (Abubakar, 2010).
FI = TR – TC ... 2 Keterangan :
FI = Farm income / Pendapatan Usahatani (Rp) TR = Total Penerimaan (Rp)
TC = Total Biaya (Rp)
Untuk menghitung total biaya produksi adalah dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel dengan rumus (Abubakar, 2010):
TC = TVC + TFC ... 3 Keterangan:
TC = Total biaya yang dikorbankan (Rp)
TVC = Total biaya variabel yang dikorbankan (Rp) TFC = Total biaya tetap yang dikorbankan (Rp)
Untuk menghitung besarnya total penerimaan adalah dengan cara mengalikan total produksi dengan harga per satuannya dengan rumus:
TR = P . Q ... 4 Keterangan:
TR : Penerimaan Total (Total Revenue, Rp) P : Price, Harga Barang (Rp/Unit)
Q : Jumlah Barang (Unit, Satuan Berat)
Unuk mengetahui pengaruh irigasi Bendungan Pandan Duri terhadap pendapatan petani, data primer yang diperoleh dianalisis dengan dengan analisis tabulasi kemudian membandingkan besarnya rata-rata biaya dan pendapatan usahatani pada petani irigasi Bendungan Pandan Duri dan petani irigasi non Bendungan Pandan Duri.
Untuk mengetahui perbandingan pendapatan usahatani dari sumber irigasi Bendungan Pandan Duri dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri dirumuskan dalam rumus hipotesis yakni:
Hₒ =Tidak terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.
Hı = Terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri dengan usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis statistik uji beda rata-rata menggunakan uji-t dan uji homogenitas dengan uji-f pada taraf nyata 5%.
f-hitung = ... 5 = ∑ dan ∑ ... 6 Kriteria penerimaan penerimaan F-hitung :
a. Jika f-hitung ≤ f-tabel : berarti varian kedua sampel homogen b. Jika f-hitung > f-tabel : berarti varian kedua sampel tidak homogen
Jika kedua sampel memiliki varian yang homogen, maka : t-hitung =
√
... ... 7 ∑ ) ) ) ∑ ̅) ... 8
Jika kedua sampel memiliki variasi yang tidak homogen, maka : t-hitung =
√
... 9 Keterangan :
X : Usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri.
Y : Usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.
xi : Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri.
yi : Biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani irigasi non Bendungan Pandan Duri.
: Rata-rata biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri.
: Rata-rata biaya produksi, penerimaan dan pendapatan per hektar usahatani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri
: Varian gabungan antara dan
: Varian usahatani Irigasi Bendungan Pandan Duri : Varian usahatani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri
nx : Jumlah Responden dari usahatani irigasi Bendungan Pandan Duri ny : Jumlah Responden dari Usahatani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri.
Kriteria penerimaan hipotesis :
a. Hₒ diterima : t-hitung ≤ t-tabel maka tidak terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani X dan dan usahatani Y (Hₒ diterima).
b. Hı diterima : t-hitung > t-tabel maka terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani x dan usahatani y (Hₒ ditolak).
3.5.3. Faktor Produksi
Untuk mengetahun faktor produksi usahatani dianalisis dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglass. Model analisisnya adalah sebagai berikut (Soekartawi, 2002) :
Y = D1
Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan tersebut, maka persamaan ini diubah menjadi bentuk linier berganda dengan melogaritmakan persamaan tersebut. Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut :
Log Y = log + log X1 + log X2 + log X3 + log X4 + log D1 Keterangan :
Ŷ = Produksi (Kg) a = Konstanta
= Benih yang digunakan (Kg)
= Pupuk yang digunakan (Kg)
= Pestisida yang digunakan (Kg)
= Tenaga kerja yang digunakan (HKO)
= Dummy 1= irigasi 0= non irigasi
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.3. Karakteristik Responden
Karakteristik petani responden merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang petani responden. Hal ini meliputi umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, status lahan, serta pekerjaan petani yang memperoleh air irigasi Bendungan Pandan Duri dan yang tidak memperoleh air irigasi Bendungan Pandan Duri (Non Irigasi). Adapun rincian karakteristik petani irigasi Bendungan Pandan Duri dan petani Non Irigasi Bendungan Pandan Duri disajikan pada Tabel 4.1. berikut
Tabel 4.1. Rincian Karakteristik Responden Petani Irigasi Bendungan Pandan Duri dan Non Bendungan Pandan Duri tahun 2018.
∑ % ∑ %
1 Jumlah Responden
30 100,00 30 100,00
2
Umur Responden (Tahun)
< 15 0 0 0 0
15 – 64 30 100,00 28 93,33
> 64 0 0 2 6,66
3
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD 3 10,00 5 16,67
Tamat SD 12 40,00 14 46,67
Tamat SMP 9 30,00 8 26,67
Tamat SMA 5 16,67 3 10,00
Tamat PT 1 3,33 0 0
5
Jumlah Tanggungan Keluarga (Orang)
1 – 2 9 30,00 18 60,00
3 – 4 21 70,00 12 40,00
6
Luas Lahan
Garapan (Ha)
< 0,50 14 46,67 16 53,33
0,50 – 1 14 46,67 14 46,67
> 1 2 6,67 0 0
7
Status
Kepemilikan
Lahan Sendiri Sendiri
Responden
Petani Irigasi Petani Non Irigasi No. Uraian
Sumber: Data Primer Diolah 4.3.1. Umur Responden
Berdasarkan kriteria umur produktif, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata umur petani responden tergolong kedalam umur produktif yaitu kisaran umur 15–64
tahun. Ini berarti secara fisik maupun mentalnya dapat dipergunakan untuk melakukan usahatani.
4.3.2. Tingkat Pendidikan
Sedikitnya petani yang berpendidikan tinggi atau tamatan SMA ke atas (termasuk tamatan Perguruan Tinggi), ini membuktikan bahwa potensi sumber daya manusia di Kecamatan Sakra Barat Desa sampel masih dikatakan rendah. Dimana tingkat pendidikan ini sangat diperlukan tidak saja untuk memahami pengetahuan atau teknis budidaya baru tetapi lebih mampu untuk berfikir logis dan sistematis.
4.3.3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga dalam kenyataannya mampu mempengaruhi biaya yang dikeluarkan untuk keperluan sehari-hari. Berdasarkan kriteria Ilyas (1988) dapat disimpulkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden tergolong dalam kategori keluarga menengah.
4.4. Pola Tanam
Tabel 4.2. Rincian Pola Tanam Responden Petani Irigasi Bendungan Pandan Duri dan Non Bendungan Pandan Duri tahun 2018.
Petani Pola Tanam Persentase (%)
Irigasi Padi – Padi – Tembakau 100 Non Irigasi Padi –Tembakau – Bero 100 Sumber : Data Primer Diolah 2018
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap perubahan pola tanam, yaitu dari pola padi-tembakau-bero menjadi padi-padi- tembakau. Perbedaan pola tanam dipengaruhi oleh adanya perbedaan sistem pengairan yang ada, kondisi tanah, dan keputusan petani sendiri.
4.5. Intensitas Tanam
Tabel 4.3. Rincian Intensitas Tanam Petani Responden Irigasi Bendungan Pandan Duri dan Non Bendungan Pandan Duri Tahun 2018.
Petani Intensitas Tanam (%) Jumlah Petani (orang)
Irigasi 100 30
Non Irigasi 66,67 30
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa terjadi perubahan intensitas tanam yang terkena irigasi Bendungan Pandan Duri lebih tinggi daripada petani non irigasi.
Perbedaan intensitas tanam ini disebabkan oleh pengaruh penggunaan air irigasi.
Keadaan ini menunjukkan bahwa irigasi Bendungan Pandan Duri memberikan
manfaat yang sangat besar yaitu dapat meningkatkan intensitas tanam dalam setahun.
Dengan demikian pembangunan Bendungan Pandan Duri mampu meningkatkan intensitas tanam.
4.6. Analisis Biaya Produksi
Tabel 4.4. Analisis Biaya Produksi Petani Irigasi dan Non Irigasi Bendungan Pandan Duri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.
Petani Irigasi (MT I)
Petani Irigasi (MT II)
Petani Irigasi (MT III) Total
Petani Non Irigasi (MT I)
Petani Non Irigasi (MT
II) Total
Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai
(Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) (Rp/Ha) 1 Biaya Variabel
-Benih Padi (Kg) 399.086 399.086 - 798.086 400 - 400
Benih Tembakau (Gram) - - 111.169 111.169 - 128.468 128.468
Jumlah 399.086 399.086 111.169 909.341 400 128.468 528.468
Pupuk (kg)
Jumlah 1.748.648 1.748.648 3.103.736 6.601.032 1.613.919 2.111.803 3.725.722 Obat-obatan (ml)
Jumlah 176.656 181.215 526.166 884.037 126.432 516.846 634.278
Biaya Tenaga Kerja
-TKDK (HKO) 608.181 523.19 1.104.976 2.236.347 1.028.540 2.002.150 3.030.690 -TKLK (HKO) 7.139.451 6.503.131 5.260.941 18.903.941 5.626.829 4.159.956 9.786.245 Jumlah 7.747.632 7.026.321 6.365.917 21.139.870 6.654.829 6.162.106 12.816.935 Total Biaya Variabel 10.070.520 9.355.270 10.106.987 29.534.279 9.038.423 8.919.223 17.957.646 2 Biaya Tetap
-Penyusutan Alat 491.985 491.985 491.985 1.475.955 599.877 328.562 928.439
-Pajak Lahan 90.000 90.000 90.000 270.000 70.000 70.000 140.000
-Iuran Irigasi 142.489 141.966 150.000 434.455 - - -
Total Biaya Tetap 724.483 723.951 731.985 2.180.410 669.877 398.562 1.068.439 10.794.994 10.079.211 11.046.211 31.714.689 9.708.300 9.317.785 19.026.085 No Uraian
Total Biaya Produksi
Sumber : Data Primer Diolah 2018 Keterangan :
Ha = Hektar Kg = Kilogram
TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga HKO = Hari Kerja Orang
TKLK = Tenaga Kerja Luar Keluarga
Tabel 4.8 menunjukan bahwa total biaya produksi per hektar petani irigasi lebih besar daripada non irigasi, hal ini desebabkan karena perbedaan luas lahan, dan intensitas tanam.
4.6.2. Biaya Variabel
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata biaya variabel petani Irigasi lebih besar daripada Non Irigasi. Penyebab perbedaan jumlah biaya variabel dikarenakan perbedaan luas lahan, pola tanam dan intensitas tanam. Biaya variabel yang termasuk dalam penelitian ini yaitu biaya benih, biaya pupuk, biaya obat-obatan, dan biaya tenaga kerja.
4.6.3. Biaya Tetap
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani Irigasi lebih besar daripada petani Non Irigasi. Perbedaan biaya tetap yang dikeluarkan disebabkan karena perbedaan biaya pajak lahan, alat-alat yang digunakan dalam berusahatani dan iuran air irigasi.
4.6.4. Produksi, Nilai Produksi, dan Pendapatan
Tabel 4.5. Rata-rata Produksi, Harga, Nilai Produksi, Biaya Produksi, Pendapatan, dan Efisiensi Petani Irigasi dan Petani Non Irigasi di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur Tahun 2018.
Petani Irigasi (MT
I)
Petani Irigasi (MT
II)
Petani Irigasi (MT
III)
Total (MT I, II, III)
Petani Non Irigasi (MT
I)
Petani Non Irigasi (MT
II)
Total (MT I, II)
Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha Per Ha
1 Produksi
Padi (Kg) 6.264 5.976 - 12.24 5.658 - 5.568
Tembakau (Kg) - - 14.579 14.579 - 12.698 12.698
Jumlah 6.264 5.976 14.579 26.819 5.658 12.698 18.356
2 Harga (Rp/Kg)
Padi 3.500 3.500 - 3.500 3.500 3.500 -
Tembakau - - 2.500 2.500 - - 2.500 3 Penerimaan (Rp) 21.923.579 20.894.840 36.446.767 79.265.186 19.801.802 31.745.495 51.547.297 4
Biaya Produksi
(Rp) 10.796.495 10.079.221 10.838.973 31.714.689 9.708.300 9.317.785 19.026.085 5 Pendapatan (Rp) 11.127.084 10.815.619 25.067.794 47.010.497 10.093.501 22.427.711 32.521.212
6 Efisiensi (R/C) 2,0 2,1 3,4 2,5 2,0 3,4 2,7
No. Uraian
Sumber: Data Primer Diolah
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa, total produksi per hektar yang dihasilkan oleh petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan Non Irigasi. Perbedaan produksi yang dihasilkan disebabkan karena perbedaan penggunaan jumlah benih, pupuk, obat- obatan, luas lahan yang digunakan untuk berusahatani, biaya-biaya lain yang dikeluarkan, dan intensitas tanam.
Harga padi dan tembakau petani Irigasi dan Non Irigasi sama yaitu sebesar Rp 3.500,- /Kg dan Rp 2.500,- /Kg.
Rata-rata nilai produksi/penerimaan yang diterima oleh petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan Non Irigasi. Perbedaan nilai produksi disebabkan oleh perbedaan luas lahan dan intensitas tanam serta jumlah produksi yang dihasilkan oleh petani Irigasi Non Irigasi.
Rata-rata pendapatan petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan Non Irigasi, Selisih pendapatan petani Irigasi dan Non Irigasi adalah sebesar Rp 14.489.267,- /Ha/Tahun. Pendapatan petani Irigasi lebih tinggi disebabkan oleh intensitas tanam dan hasil produksi yang lebih banyak dibandingkan dengan petani Non Irigasi.
Nilai R/C petani Irigasi dan Non Irigasi masing-masing sebesar 2,5 dan 2,7 (R/C > 1). Nilai tersebut memberikan makna bahwa setiap biaya produksi sebesar Rp 1,- maka akan menghasilkan masing-masing penerimaan sebesar Rp 2,5,- dan Rp 2,7,-. Dengan demikian usahatani tersebut sudah efisien dan layak untuk dikembangkan.
Untuk mengetahui dampak pembangunan Bendungan Pandan Duri terhadap pendapatan petani dianalisis dengan menggunakan uji Z-test. Sebelum melakukan uji Z-test terlebih dahulu menggunakan uji F-test untuk melihat homogen atau tidaknya kedua sampel, uji F-hitung (8,576) > F-tabel (1,860) yang artinya kedua sampel bersifat tidak homogen. Uji Z pada pendapatan petani Irigasi dan Non Irigasi meunjukkan bahwa nilai Z-hitung (3,473) > Z – tabel (2,001) oleh karena itu Hi diterima dan Ho ditolak. Artinya ada perbedaan nyata, dimana pendapatan petani Irigasi lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan petani Non Irigasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap peningkatan pendapatan usahatani di Kecamatan Sakra Barat.
4.7. Faktor Produksi
Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Usahatani Padi Petani Irigasi dan Non Irigasi (MT I) di Kecamatan Sakra Barat Tahun 2018
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Ket.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.886 .137 13.735 .000 S
Benih .858 .116 .797 7.393 .000 S
Pupuk .055 .094 .053 .580 .564 NS
Pestisida .002 .029 .003 .085 .933 NS
Tenaga_kerja .183 .058 .140 3.144 .003 S
D1 .035 .011 .062 3.135 .003 S
a. Dependent Variable:
Produksi
Koef. Determinasi (R²)= 0,987 Koef. Korelasi= 0,986
f-hitung= 796,392 f-tabel= 2,45 t-tabel= 2,004 Keterangan:
S= Signifikan, taraf nyata 5%
NS= Non Signifikan, taraf nyata 5%
Bentuk persamaan 1. Hasil Uji F-Stat (Secara Serentak)
Bedasarkan pendugaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi usahatani padi diperoleh F-hitung (796,392) lebih besar daripada F-tabel 2,54 pada taraf nyata 5% maka semua variabel independen (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) dalam model yang dipakai secara serentak berpengaruh nyata terhadap produksi.
Nilai koefisien determinasi (R²) yang diperoleh sebesar 0,987 yang berarti 0,987% produksi usahatani padi yang dilakukan petani dipengaruhi oleh benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja sebesar 98,7% dan sisanya sebesar 1,3% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
2. Hasil Uji t-Stat (Secara Parsial) 1. Nilai konstanta
Konstanta sebesar 1,886 bernilai positif artinya jika nilai variabel independen (benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) tidak dianggap ada atau sama dengan nol maka produksi sebesar 1,886 kg.
2. Benih (X1)
Hasil t-hitung (7,393) lebih besar daripada t-tabel (2,004) pada taraf nyata 5%
maka Hₒ ditolak dan Hi diterima maka penggunaan benih padi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi (Y). Nilai koefisien regresi sebesar 0,858 artinya setiap penambahan 1% penggunaan benih padi maka akan meningkatkan produksi sebesar 0,858% dimana variabel lain dianggap tetap (konstan).
Pupuk (X2)
Hasil uji statistik dengan uji t-test yang dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh t-hitung 0,580 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,564, karena probabilitas jauh lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel pupuk (X2) tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi (Y). Nilai koefisien regresi Pupuk (X2) sebesar 0,055 Jumlah penggunaan pupuk memiliki nilai hubungan yang positif hal ini berarti setiap penambahan pupuk sebesar 1% maka akan menigkatkan produksi padi sebesar 0,055% dalam keadaan faktor lain dianggap tetap.
3. Pestisida (X3)
Hasil uji statistik dengan uji t-test yang diperoleh t-hitung 0,085 dengan nilai probabilitas atau signifikansi sebesar 0,933, karena probabilitas jauh lebih besar dari tingkat kepercayaan 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel pestisida (X3) tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi (Y). Nilai koefisien regresi Pestisida (X3) sebesar 0,002 Jumlah penggunaan pestisida memiliki nilai hubungan yang positif hal ini berarti setiap penambahan pestisida sebesar 1% maka akan menigkatkan produksi padi sebesar 0,002% dalam keadaan faktor lain dianggap tetap.
4. Tenaga Kerja (X4)
Hasil uji lanjut statistik dengan uji t-test diperoleh t-hitung sebesar 3,144 lebih besar dari pada t-tabel 2,004 dengan nilai probabilitas sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf nyata 0,05 yang berarti bahwa variabel tenaga kerja (HKO) berpengaruh signifikan terhadap produksi padi yang dihasilkan. Nilai koefisien regresi yang sebesar 0,183 yang benilai positif, berarti setiap penambahan 1% tenaga kerja maka akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,183% dalam keadaan faktor lain dianggap tetap.
5. Dummy (D1)
Hasil uji statistik dengan uji t-test diperoleh t-hitung sebesar 3,135 lebih besar dari t-tabel 2,004 artinya variabel D1 berpengaruh signifikan terhadap produksi. Nilai
koefisien regresi untuk variabel D1 sebesar 0,035, artinya petani yang mendapatkan air irigasi atau petani irigasi memiliki produksi padi sebesar 0,035 kg lebih besar dibandingkan dengan petani non irigasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap perubahan pola tanam, yaitu dari pola padi-tembakau-bero menjadi padi-padi-tembakau.
2. Bendungan Pandan Duri berdampak positif terhadap perubahan Intensitas tanam, yaitu dari 66,67 % menjadi 100%.
3. Bendungan Pandan Duri berdampak terhadap perubahan biaya produksi, produksi dan pendapatan yaitu:
(a) Total biaya produksi per hektar yang dikeluarkan oleh petani sesudah ada Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 31.714.689,- dan sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 19.026.085,-.
(b) Total produksi per hektar sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar 26.819 Kg dan sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar 18.356 Kg.
(c) Total pendapatan petani per hektar sesudah ada irigasi Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 46.077.369,- dan sebelum Irigasi Bendungan Pandan Duri sebesar Rp 32.774.183,-.
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka dapat disarankan :
1. Pemerintah diharapkan menyediakan tenaga penyuluh secara efektif selama berjalannya suatu kegiatan usahatani agar penggunaan sarana produksi lebih baik kedepannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar memperhatikan kebutuhan petani terutama mesin pertanian agar penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
3. Diharapkan kepada petani untuk menyesuaikan jumlah penggunaan saprodi sesuai rekomendasi agar produksi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2010. Agribisnis Teori dan Aplikasi.Gaung Presada (GP). Jakarta.
Kantor Desa Pandan Duri, 2015. Informasi Tentang Bendungan Pandan Duri.
Munawir, S., 2007. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Sjah, 2011. Metodologi Penelitian Social Ekonomi. Mataram University Press.
Matram.
Shinta A. 2011. Ilmu Usahatani. Malang. UB Press.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian : Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi 2002. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Sumodiningrat, D. 1994. Ekonomitrika Pengantar. Yogyakarta
Suyoto, D. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta.
CAPS.
Tohir, 1983. Seuntai Pembangunan Tentang Usahatani Indonesia. Bina Aksara.
Jakarta.
Yuwono, dkk. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Gajah Mada University Press.