• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL - Open Journal Systems - STKIP-PGRI Lubuklinggau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "JURNAL - Open Journal Systems - STKIP-PGRI Lubuklinggau"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

In keeping with the knowledge discipline being substituted in the study, this study focuses on an analysis of the language code used by people at Blackberry Messenger's Status. 34;One language may contain words for which there is no equivalent in the other language.

DISCUSSION

  • Students’ Ability to Write Present Continuous Tense in
  • Background
  • Formulation of the Problem The formulation of the problem was
  • Objective of the Study
  • Operational Definition

Students' ability to write present continuous tense in interrogative (yes/no question) sentence form triggered by pictures. Students' ability to write present continuous tense in interrogative (yes/no question) sentence form triggered by pictures.

Table I: The Table of Findings
Table I: The Table of Findings

Theoretical Description 1. The Concept of Teaching

The Concept of Reading Comprehension

In this study, using refers to helping students learn reading comprehension by using pictorial context. Pictorial context is a medium used in reading through images, illustrations or diagrams based on the context described during reading.

The Concept of Pictorial Context

This means that reading is a process and students use skills and strategies to decode words and understand what they read. Based on the definition above, we can define that reading is a very important activity for people to get various information and a process to deliver information from a text.

The Procedure of Teaching Reading Comprehension by

Hypotheses

METHOD OF THE RESEARCH

  • Research Design
  • Population and sample
  • Techniques for collecting the Data
  • Technique for Analyzing the Data

The total number of test items that the students had to answer is 20 questions. There were three techniques used to analyze the data obtained, they were (1) individual score, (2) the minimum mastery criteria and (3) matched t-test.

Findings

The population of this study was the eight grade students of SMP Negeri Air Satan in the academic year 2013/2014. This means that the average score in the post-test was higher than the students' average score in the pre-test.

CONCLUSION

Based on the statistical analyzes (see appendix C), it was also found that the students' average score in the pre-test was 58.03 and in the post-test was 70.17. In other words, the students' reading comprehension in the "not passed" category in the pre-test increased. Penelitian ini amaikan untuk memanganan permanesan tentang benuk citraan dalam kumpulan puisi Doa untuk Anak Cucu karya W.

Pendahuluan

Jumlah keseluruhan gambar diperoleh dari hasil analisis data pada kumpulan puisi Doa Anak dan Cucu karya W. Alasan penulis memilih pencitraan adalah karena pencitraan mengacu pada gambar dan dunia yang mengacu pada pandangan hidup yang diungkapkan. dalam karya sastra tersirat. , sehingga penulis tertarik untuk mengetahui gambaran (mimpi) dan pandangan hidup apa saja yang terdapat dalam kumpulan puisi Doa Anak dan Cucu karya W. Penulis memilih puisi dalam kumpulan puisi Doa Anak Cucu (selanjutnya disebut DUAC) karya Willy Brordus Surendra Bhawana Rendra Brotoatmojo atau lebih dikenal dengan W Rendra untuk dianalisis karena dalam kumpulan puisi ini menunjukkan konsistensi sikap W. Citraan yang sesuatu menggambarkan apa yang nyata, namun sebenarnya tidak nyata, oleh karena itu penulis tertarik untuk memilih judul. pencitraan dalam tugas akhir ini.

Landasan Teori 1. Puisi

Citraan

Artinya pemilihan kata tertentu akan menghasilkan daya sugesti yang akan menimbulkan imajinasi pembaca terhadap sesuatu. Oleh karena itu, gambaran atau gambaran adalah suatu kata atau susunan kata yang dapat diwakili oleh gambaran yang dapat dilihat, dirasakan, dan didengar oleh pembaca puisi. Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa gambar-gambar tersebut merupakan gambaran mimpi yang terdapat dalam puisi.

Jenis-jenis Citraan

Idea abstrak cuba dikonkritkan oleh penyair dengan melukis atau menghuraikannya melalui rangsangan yang seolah-olah ditangkap oleh deria bau. Imejan auditori ialah gambaran yang diungkapkan oleh penyair sehingga seolah-olah pembaca dapat mendengar suara yang digambarkan oleh penyair. Tactile imagery ialah imejan yang diungkapkan oleh penyair yang mampu mempengaruhi perasaan pembaca terhadap puisi yang dibacanya sehingga pembaca turut terpengaruh dengan perasaannya.

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada temuan penelitian Analisis

3 gambar visual atau 75%, 1 gambar pendengaran atau 25%, 0% gambar bergerak, 0% gambar sentuhan, 0% gambar penciuman, 0% gambar suhu dan 0% gambar rasa. Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh informasi bahwa gambar yang mempunyai frekuensi atau persentase kemunculan tertinggi pada lagu kedua adalah gambar visual yaitu 3 atau 75%. Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh informasi bahwa gambar yang mempunyai frekuensi atau persentase kemunculan tertinggi pada lagu ketiga adalah gambar visual yaitu 4 atau 67%.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga tradisional efektif meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa. Motivasi dan kinerja belajar matematika siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga tradisional lebih baik dibandingkan dengan motivasi dan kinerja belajar siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga gambar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: Mendeskripsikan efektivitas penggunaan alat peraga tradisional ditinjau dari motivasi belajar dan kinerja belajar.

Metode Penelitian

Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar matematika yang dimaksud adalah keinginan dasar seseorang untuk mengubah perilaku atau pandangan terhadap pengetahuan baru. Sedangkan prestasi belajar matematika merupakan ukuran penguasaan siswa terhadap pengetahuan atau keterampilan, khususnya matematika, yang dikembangkan melalui mata. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu Tes Belajar Matematika (Tabel 1) dan Angket Motivasi Belajar Matematika Tabel 2.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kedua; Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa antara siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga tradisional dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga gambar. Ketiga; Motivasi belajar dan kinerja belajar matematika siswa yang diajar dengan alat peraga tradisional lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar dan kinerja belajar matematika siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga gambar. Oleh karena itu, terdapat asumsi yang menyatakan bahwa motivasi belajar dan kinerja belajar matematika siswa yang diajar dengan bantuan alat peraga tradisional lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar dan kinerja belajar matematika siswa yang diajar dengan bantuan alat.

Simpulan dan Saran

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap hasil penerjemahan pantun Begadisan masyarakat Basemah di Kecamatan Kedurang Bengkulu Selatan. Dalam sastra lisan, pantun Begadisan pada masyarakat Besemah berfungsi sebagai sarana menampilkan estetika, menarik perhatian pendengar, sarana kritik sosial dan moral, serta sebagai sarana komunikasi sosial generasi muda dalam mengungkapkan isi hati kepada idolanya dan sarana penyampaian pesan moral. Pandangan masyarakat Besemah terhadap karya ini lebih pada aspek sebagai sarana hiburan dan media komunikasi antar generasi muda pada masa lampau. Jadi sebelumnya acara pantun begadisan ini hanya dipentaskan pada acara taaruf antara laki-laki dan perempuan yang berlangsung secara tertutup di rumah pihak perempuan. .

PENDAHULUAN

Perlu dilakukan penelitian kepustakaan di kalangan masyarakat Provinsi Bengkulu sehubungan dengan inventarisasi khususnya bentuk kesusastraan lisan agar terdapat data. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti sastra lisan berupa Pantun Begadisan Suku Basemah di Kecamatan Kedurang Bengkulu Selatan. Dalam kehidupan generasi muda masyarakat Basemah, sastra lisan berupa pantun cinta atau disebut Pantun Begadisan berperan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan isi hati dan perasaan seorang pemuda kepada lawan jenisnya.

LANDASAN TEORETIK 1. Pengertian Terjemahan dan

Jenis Penerjemahan

Jakobson (dalam Munday menjelaskan lebih rinci tiga jenis penerjemahan yang dapat dirangkum, antara lain: 1) Penerjemahan intralingual (intralingual Translation), (2) Penerjemahan antar bahasa (interlingual Translation), dan (3) Terjemahan intersemiotik (intersemiotic Translation). Sehubungan dengan pembagian jenis penerjemahan, Peter Newmark juga menggagas penerjemahan yang antara lain berfokus pada dua penekanan.

Proses Penerjemahan

Mengenai proses penerjemahan model interpretatif dapat disimpulkan bahwa dalam proses penerjemahan model interpretatif terdapat tiga tahapan penerjemahan yang harus dilakukan oleh seorang penerjemah, antara lain: (1) Seorang penerjemah harus melakukan kegiatan awal yaitu membaca. bahasa sumber. teks dan maknanya dengan menerapkan kompetensi bahasa dan pengetahuan dunia untuk memahami teks BSu dalam teks BSa; (2) Interpreter wajib melakukan deverbalisasi, yaitu langkah peralihan yang harus dilakukan oleh interpreter untuk menghindari transcoding dan penghitungan. 3) Penerjemah melakukan kegiatan mengungkapkan kembali teks dalam bahasa sasaran berdasarkan bentuknya berdasarkan pemahaman makna yang diperoleh dari langkah kedua yaitu pada saat penerjemah melakukan deverbalisasi.

Pantun

Sedangkan alat musik lain seperti Suling (suling), Seredam, dan Ginggung tidak dapat digunakan untuk mengiringi lagu atau pantun karena ketiga jenis musik tersebut merupakan alat musik (sejenis alat musik tiup). Bentuk pantun yang terdapat pada masyarakat Basemah Kecamatan Kedurang Bengkulu Selatan adalah berupa pantun cinta yang digunakan oleh generasi muda untuk acara hiburan di pesta pernikahan dan bisa juga berupa pantun kehormatan yang digunakan oleh orang tua, ketika memberi. pidato di pernikahan anak-anak mereka. Selain digunakan dalam acara pernikahan, pantun di masyarakat Basemah, Kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan juga digunakan masyarakat sebagai ucapan di akhir surat.

METODE PENELITIAN

Dari semua alat musik yang dapat mengiringi pantun, hanya gitarlah yang paling menonjol karena mungkin tidak terlalu sulit untuk dipelajari dibandingkan alat musik lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Artikel ini melaporkan temuan eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol pre-and post-test untuk menguji pengaruh model penemuan terbimbing terhadap keterampilan penalaran matematis dan kemandirian belajar. Penelitian ini menemukan bahwa: (1) Kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan model konvensional ditinjau dari tingkat keseluruhan dan kemampuan awal (TKAS) siswa, (2) Kemandirian belajar siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan model konvensional dilihat dari keseluruhan dan TKAS (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan TKAS pada kemampuan penalaran matematis, (4) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan TKAS terhadap kemandirian belajar (5) Terdapat hubungan antara kemampuan penalaran dengan kemandirian belajar pada kelas yang pengajarannya menggunakan model penemuan terbimbing. Selain model pembelajaran penemuan terbimbing yang akan diterapkan dan keterampilan penalaran serta pembelajaran mandiri siswa yang akan dieksplorasi, ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yaitu keterampilan dasar matematika.

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Mengenai

  • Hasil Penelitian Mengenai Kemandirian belajar
  • Perhitungan asosiasi antara kemampuan penalaran
  • Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari
  • Kemampuan Penalaran Matematis Ditinjau dari Faktor
  • Kemampuan Kemandirian belajar Ditinjau dari Faktor
  • Asosiasi antara Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat
  • PENDAHULUAN
  • METODE
  • HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Artinya kemampuan penalaran siswa yang pembelajarannya menggunakan model penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan pendekatan konvensional. Dari hasil analisis data penelitian dapat diketahui kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya digunakan. Kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan model penemuan terbimbing lebih baik dibandingkan dengan model konvensional ditinjau dari tingkat umum dan tingkat kemampuan awal siswa (TKAS).

Tabel 8: Hasil Koefisien Kontingensi  Value
Tabel 8: Hasil Koefisien Kontingensi Value

PEMBAHASAN

PENUTUP

Naskah terdiri dari 10-15 halaman, termasuk daftar pustaka dan tabel dalam MS Word font 11 (Times New Roman) dan dikirim ke Dewan. Editor melalui email :. [email protected] atau kunjungi halaman: www.stkip-pgri-llg.ac.id. Kutipan yang dipisahkan harus dengan format indentasi kiri: 0,5 dan indentasi kanan: 0,5 serta diketik dengan spasi satu, tanpa tanda kutip.

Referensi

Dokumen terkait