Teaching and learning English on campus always faces several problems, they arise from the students themselves, material, teacher, teaching process, time, place, equipment and infrastructure. The problem that comes from students, such as the students' differences. intelligence; if the material is given too low, the students who have high intelligence will be bored and the diversity of the students needs to learn English. This is because a teacher is the leader who creates the students' success in learning English. According to the oxford dictionary, it states that "the acquisition of knowledge or skills through study, experience or being taught: these children experienced difficulties in learning".
Students who use pre-while and post-listening strategies develop skills that enable them to monitor their own metacognitive process. The most common obstacle to effective listening is noise. Abstract: The purpose of this research was the analysis of the students' error in writing English at SMK DIPONEGORO, Depok, Sleman Yogyakarta.
INTRODUCTION
The result found: write sentence using simple present, two students indicates error in Ignorance of Rule limitation that categories of error Interlingua transfer. Finally, at the end of this research is the conclusion that describes the result of the study and then a suggestion is offered to students, especially Indonesian students and teacher especially for English teacher. In this activity, correct grammar must be written in writing to avoid misunderstanding from the reader, so the learners must understand about tenses and parts of speech.
In this study, the writer conducts research at SMK Diponegoro in Seleman Yogyakarta to find out to what extent students understand and imply time when writing a sentence. When analyzing the data, the writer sees and analyzes the students' errors in writing, then group different categories of errors in each sentence.
LITERATURE REVIEW 1. Definition of Error
Intralingua errors result from faulty or partial acquisition of the target language rather than language transfer. Based on the above statements, we can say that the cause of error in this case is not the influence of the learners' mother tongue but it is the influence of the target language they have already learned, for. The error can be made as a result of mixing up structure learned early in the learning sequence, for example: "'Yesterday I walked at Losary Beach.' The adverbial marker 'yesterday' in this sentence is sufficient for the learner to indicate a time reference, and consequently the -ed is omitted from the stem of the verb;.
In the examples it is clear that the verb "menulis" cannot reveal the time without the help of the adverbs. However, the classification of tenses is usually based on the semantic interpretation and the form of the verb (Hodges, et al.
RESEACH FINDING
Metode latihan yang cocok dan sesuai diharapkan dapat membangun kebugaran jasmani yang baik, salah satunya kekuatan ledak pada otot tungkai, kecepatan dan kelenturan sangat diperlukan dalam latihan lari 100 meter untuk meningkatkan kemampuan lari atlet UKO PGRI Palembang. atlet lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas daya ledak otot tungkai, fleksibilitas dan hasil lompat jauh mahasiswa FIK UNP. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak dengan kelenturan otot tungkai serta hasil dalam lompat jauh.
Penulis ingin mengetahui seberapa besar sumbangan daya ledak otot tungkai terhadap prestasi lompat jauh dan seberapa besar sumbangan kelenturan terhadap prestasi lompat jauh. Hasil analisis menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai (X1) mempunyai korelasi yang signifikan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil lompat jauh (Y).Pada tabel analisis korelasi, data penelitian dapat dibaca bahwa terdapat korelasi ( korelasi) terhadap daya ledak otot tungkai. Terdapat hubungan antara daya ledak otot tungkai (X1) dan fleksibilitas dengan hasil lompat jauh (Y).
Pada tabel analisis korelasi dapat dibaca data penelitian bahwa rasio (korelasi) kekuatan ledak dan kelenturan otot tungkai secara bersama-sama mempunyai nilai Rhitung sebesar 0,564 > r-tab. 361 yang berarti hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan fleksibilitas gabungan berhubungan signifikan terhadap hasil lompat jauh. Berdasarkan perhitungan korelasi kekuatan ledakan otot tungkai dengan hasil lompat jauh menggunakan rumus regresi.
Dari hasil perhitungan korelasi rangkap antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil lompat jauh. Dari hasil perhitungan korelasi ganda antara fleksibilitas dengan hasil lompat jauh terlihat bahwa daya ledak otot tungkai mempunyai hubungan yang signifikan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap hasil lompat jauh. Perhitungan daya ledak dan kelenturan otot tungkai secara bersama-sama pada hasil lompat jauh menggunakan rumus Regresi.
361 yang berarti hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan kelenturan secara bersama-sama sangat kuat terhadap hasil lompat jauh. Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dan kelenturan secara bersama-sama terhadap hasil lompat jauh.
PEMBAHASAN 1. Kesalahan Konsep
- PENDAHULUAN
- METODE
- HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Penelitian
- KESIMPULAN
Padahal, asesmen psikomotorik tidak kalah pentingnya dalam membimbing pengembangan karakter siswa. Sistem pendidikan yang ada saat ini belum fokus pada pengembangan karakter peserta didik yang baik. Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar memerlukan inovasi penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Melalui PBL diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan terkait permasalahan yang disajikan dan mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. keterampilan pemecahan.
Peran guru seringkali bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator agar siswa dapat belajar berpikir dan memecahkan masalahnya sendiri. Keterampilan psikomotorik siswa dapat dengan mudah diamati melalui berbagai kegiatan pembelajaran seperti praktikum dan diskusi kelompok. Selain itu melalui penelitian ini kita dapat mengetahui tingkat kemampuan psikomotorik siswa pada pendidikan fisika dengan menggunakan model PBL yang menghadapkan siswa pada situasi terfokus pada permasalahan dunia nyata, sehingga siswa dapat mengorganisasikan pengetahuannya sendiri dan menjadikan siswa mandiri. . dalam Proses Pembelajaran Fisika Mengenai Hukum Newton dan Penerapannya pada Kelas X di SMA N Tugumulyo.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat penilaian aspek psikomotorik siswa melalui model pembelajaran PBL. Pembagian alat penilaian aspek psikomotorik kepada siswa dengan cara memberikan alat penilaian tersebut kepada guru fisika SMA N Tugumulyo. Berdasarkan hasil uji coba diperpanjang atau tes operasional pada pertemuan pertama selama 3 x 45 menit pada masing-masing kelas yaitu kelas X MIA 4 dan X MIA 5 diperoleh data penilaian psikomotorik siswa.
Menghitung total skor penilaian psikomotorik yang diperoleh dari masing-masing siswa kemudian dikategorikan sesuai hasil kategorisasi dengan menggunakan standar deviasi ideal, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Untuk kelas Selain digunakan untuk melihat persentase siswa yang berkategori sangat terampil, terampil dan cukup terampil, hasil penilaian aspek psikomotorik siswa juga dapat digunakan untuk melihat aspek mana saja dari penilaian psikomotorik ini. instrumen menonjol.
PENDAHULUAN
Kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak antara lain membuat kolase dengan origami, merekatkan dan menempel pada kertas. Anak mengalami gangguan koordinasi mata dan tangan, terutama saat menempelkan benda berukuran kecil. Selain itu pada kegiatan melipat kertas terdapat 5 anak yang masih kesulitan melipat kertas menjadi lipatan yang lebih kecil dan sesuai pola yang ditentukan.
Pada kegiatan menganyam terdapat 5 orang anak yang masih kesulitan memasukkan bagian kertas ke dalam celah sela-sela media anyaman, hal ini menyebabkan anak kurang berminat untuk melakukan kegiatan terkait. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak, dilakukan penelitian dengan judul “Peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan mendekorasi (Penelitian Tindakan Pada Kelompok B4 RA.
METODE
Kami berharap anak-anak dapat mengarahkan emosinya dan menciptakan keindahan dengan dekorasi ini. komponen penelitian tindakan yaitu: 1) perencanaan; Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa aspek motorik halus anak berhasil ditingkatkan melalui kegiatan dekoratif yang dilakukan. Pada kegiatan siklus I terjadi peningkatan kemampuan motorik halus anak yaitu 8 dari 12 anak atau 66,66% berada pada kategori perkembangan yang diharapkan (BSH).
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, hasil penilaian keterampilan motorik halus anak pada kegiatan siklus II mampu mencapai skor penilaian tingkat kinerja perkembangan TCPmin72 yang berada pada kriteria perkembangan sesuai harapan (BSH) sebesar 11 dari 12 anak atau 91,66%. Keaktifan anak untuk mengikuti kegiatan tersebut tidak lepas dari peran guru yang sangat dibutuhkan oleh mereka. Anak terlebih dahulu mendengarkan langkah-langkah kegiatan yang dijelaskan oleh guru sebelum memulai kegiatan.
Ketika anak melakukan aktivitas yang lebih rumit untuk dilakukan sendiri dibandingkan sebelumnya, mereka akan meminta bimbingan dan bantuan dari guru atau teman lain yang lebih mampu (Santrock). Pada kegiatan Siklus I dan Siklus II sering kali anak merasa jenuh dan bosan saat menggendong.Kemampuan motorik halus setiap anak untuk mencapai kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sangat berbeda-beda tergantung tahap perkembangannya, sehingga hasil perkembangan setiap anak sangat beragam. sangat berbeda. Penilaian Prestasi Perkembangan (TCP) juga mendapat skor berbeda.
Selain dari hasil pengolahan data yang diperoleh dan dicapai, keberhasilan lainnya juga terlihat melalui semangat dan antusiasme anak-anak selama kegiatan berlangsung. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya keinginan anak untuk melakukan kegiatan mendekorasi kembali ketika waktu kegiatan telah selesai. Selain itu, anak-anak juga selalu antusias menanyakan kegiatan apa yang akan mereka lakukan keesokan harinya.
KESIMPULAN
Naskah belum pernah diterbitkan oleh jurnal lain, dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari penulis bahwa naskah yang diserahkan tidak mengandung plagiarisme. Naskah terdiri dari 1015 halaman, termasuk daftar pustaka dan tabel dalam font MS Word 11 (Times New Roman) dan dikirimkan melalui email ke Redaksi: [email protected] atau ke halaman: www.stkippgri-lubuklinggau .ac. pengenal . C. Naskah memuat: 1) abstrak (75-200 kata) dalam bahasa Inggris dan Indonesia dengan kata kunci dalam bahasa Inggris dan Indonesia (maksimal 3 frase); Kutipan yang dipisahkan harus dengan format indentasi kiri: 0,5 dan indentasi kanan: 0,5 serta diketik dengan spasi satu, tanpa tanda kutip.
Daftar Pustaka diketik sesuai abjad dengan indentasi gantung: 0,5 untuk baris kedua dan seterusnya, serta disusun persis seperti contoh di bawah ini:.