i
ii
REALITA
BIMBINGAN DAN KONSELING
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan DEWAN REDAKASI
Pelindung : Rektor Universitas Pendidikan Mandalika Dekan FIPP Universitas Pendidikan Mandalika Penanggung Jawab : Kaprodi BK FIPP Universitas Pendidikan Mandalika Editor
Hariadi Ahmad, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Associate Editor
Mustakim, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Mujiburrahman, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Ahmad Muzanni, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika M. Chaerul Anam, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Editorial Board
Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D Universitas Negeri Jember
Drs. Wayan Tamba, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Farida Herna Astuti, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Ichwanul Mustakim, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Reza Zulaifi, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Irham Kifli, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Jessica Festi Maharani, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Reviwer
Dr. I Made Sonny Gunawan, S.Pd.,
M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika
Dr. A. Hari Witono, M.Pd Universitas Mataram Prof. Dr. Wayan Maba Universitas Mahasaraswati Dr. Gunawan, M.Pd Universitas Mataram
Dr. Haromain, S.Pd., M.Pd. Universitas Pendidikan Mandalika Dr. Hadi Gunawan Sakti, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Wiryo Nuryono, M.Pd Universitas Negeri Surabaya Hasrul, S.PdI., M.Pd STKIP Kie Raha Ternate Dita Kurnia Sari, M.Pd UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. Roro Umy Badriyah. M.Pd., Kons Universitas PGRI Maha Dewa
iii
Ari Khusumadewi, M.Pd Universitas Negeri Surabaya M. Najamuddin, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika M. Samsul Hadi, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Lalu Jaswandi, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Eneng Garnika, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Aluh Hartati, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Drs. I Made Gunawan, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Nuraeni, S.Pd., M.Si Universitas Pendidikan Mandalika Baiq Sarlita Kartiani, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika M. Zainuddin, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Ahmad Zainul Irfan, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd Universitas Pendidikan Mandalika Asep Sahrudin, S.Pd., M.Pd Univ. Mathla'ul Anwar Banten Suciati Rahayu Widyastuti, S.Pd.,
M.Pd Univ. Nahdlatul Ulama Cirebon
Rahmawati M, S.Pd., M.Pd Universitas Muhammadiyah Kendari Ginanjar Nugraheningsih, S.Pd. Jas.,
M.Or Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Dewi Ariani, S.Pd., M.Pd Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok
St. Muriati, S.Pd., M.Pd Universitas Bosoa Makassar
Uli Agustina Gultom, S.Pd., M.Pd Universitas Borneo Tarakan Kalimantan Utara
Indra Zultiar, S.Pd., M.Pd. Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Realita Bimbingan dan Konseling (JRbk) Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika Gedung Dwitiya, Lt. 3 Jalan Pemuda No. 59 A Mataram Telp. (0370) 638991 Email : bk_fip@ikipmataram.ac.id
Web : e-journal.undikma.ac.id
Jurnal Realita Bimbingan dan Konseling menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (Email) atau Submission lansung di akun yang diterbitkan setiap bulan April dan Oktober setiap tahun.
Diterbitkan Oleh: Prodi Bimbingan dan Konseling FIPP UNDIKMA.
iv
DAFTAR ISI Halaman
I Made Sonny Gunawan
Korelasi Antara Empati dengan Perilaku Cyberbullying pada Siswa di
SMA Negeri 3 Mataram ... 1154 – 1163
Selamah, Ni Ketut Alit Suarti, dan Aluh Hartati
Hubungan Antara Kemampuan Menyimak dengan Kemampuan Membaca Pada Anak Usia 5 – 6 Tahun PAUD Berseri Kecamatan Kopang
Kabupaten Lombok Tengah ... 1164 – 1174
Ni Made Sulastri dan Farida Herna Astuti
Pengaruh Permainan Kolase Terhadap Kreativitas Pada Anak Usia 5-6
Tahun di TK Darul Muhsinin Labulie Lombok Tengah ... 1175 - 1182
Rohani Zen, Wayan Tamba, dan Eneng Garnika
Pengaruh Konsling Realita Terhadap Prilaku Prososial Anak Usia Dini Di TK Baiturrahman Montong Buak Desa Darmaji Kabupaten Lombok
Tengah ... 1183 - 1193
Muhammad Hafizin, dan Khairul Huda
Pengaruh Implementasi Asesmen Portofolio Terhadap Karakter dan
Literasi Sains Siswa Kelas IV SD Lab Undiksha ... 1194 - 1204 Hariadi Ahmad, Lidya Lali Wurru, dan Jessica Festy Maharani
Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Perilaku Agresif pada
Siswa Madrasah Aliyah Raudlatusshibyan NW Belencong ... 1205 – 1212
Hasrul, dan Hariadi Ahmad
Mereduksi Prasangka Etnik Siswa dengan Teknik Restructuring Cognitive
Suatu Kerangka Konseptual ... 1213 – 1222
Brigitta Anastasya Indri Pratiwi, Abdul Muhid, dan Siti Alfiyah Nasiroh Literatur Review: Layanan Cyber Counseling Pada Siswa Saat Masa
Pandemi Covid-19 ... 1223 – 1228
Mujiburrahman, Lalu Jaswandi, Muzakkir, dan Mustakim
Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Bimbingan dan Konseling Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Mengajar Calon Guru BK
di Sekolah Dasar ... 1229 – 1238
Aluh Hartati dan Mona Nimitha Balensky
Pengaruh Konseling Individu Terhadap Perilaku Bullying pada Siswa
Kelas XI di SMAN 1 Batulayar ... 1239 – 1249
Dewi Rayani, I Made Gunawan, dan Firman Erdiansyah
Pengaruh Teknik Konseling Behavioral Terhadap Perilaku Membolos
Siswa Kelas X SMK Nurul Islam Sekarbela ... 1250 – 1255
v Baiq Sarlita Kartiani
Upaya Meningkatan Kemampuan Pengenalan Warna Melalui Media
Permainan Bola Plastik Siswa Kelompok B TK Hadi Sakti ... 1256 – 1267
M. Chairul Anam, Ahmad Zainul Irfan, Baiq sarlita Kartiani
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Bermain
Peran pada Anak Kelompok B TK Hadi Sakti ... 1268 – 1277
MASRUNI
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Melalui Bimbingan Kelompok dengan Bantuan LKS dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKN Siswa Kelas III SD Negeri 42
Ampenan Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 ... 1278 – 1291
Nuraeni dan Nabila Noralita
Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Perilaku Merokok pada Siswa
Kelas XI SMK Negeri 1 Batu Layar Lombok Barat ... 1292 – 1298
Kamarudin
Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelejaran Jarak Jauh (PJJ) melalui Supervisi Akademik
Kepala Sekolah di SD Negeri 41 Ampenan ... 1299 – 1312
Khairul Huda
Refleksi Sosiopsikologis Masyarakat melalui Karakter Tokoh Cupak
Gurantang di Desa Teko Kecamatan Pringgabaya ... 1313 – 1318
1313 Khairul Huda
REFLEKSI SOSIOPSIKOLOGIS MASYARAKAT MELALUI KARAKTER TOKOH CUPAK GURANTANG DI DESA TEKO KECAMATAN
PRINGGABAYA
Oleh:
Khairul Huda
Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika
e-mail: khairulhuda@undikma.ac.id
Abstrak: Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif kualitatif, bertujuan untuk mendeskripsikan informasi tentang kehidupan sosiopsikologis masyarakakat yang sekarang terjadi melalui karakter tokoh Cupak Gurantang, metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode telaah, tekhnik sadap dan wawancara.
Sedangkan tekhnik analisis data dapat menggunakan tigalangkahdata redction, display data dan verification/conclusion drawing. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa refleksi sosiopsikologis perilaku masyarakat terpuji dan tidak terpuji pada masyarakat sekarang masih ada. Perilaku masyarakat sekarang tidak terlepas dari berbagai konflik yang ada disekitarnya. Demi sebuah kepentingan, seseorang melakukan segala upaya untuk memenuhi apa yang diinginkannya, dan sekaligus sebagai pemicu timbulnya berbagai perilaku, baik perilaku terpuji maupun perilaku tidak terpuji. Seperti penggambaran tokoh Cupak yang memiliki sifat tidak terpuji: serakah, dusta, tidak adil, malas, curang, tidak amanah dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya penggambaran tokoh Gurantang yang memiliki sifat terpuji: adil, rajin, kreatif, kerja keras, sopan santun, jujur dan sebagainya.
Kata kunci: Refleksi Sosiopsikologis, Karakter Cupak Gurantang.
PENDAHULUAN
Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan maupun lisan. Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat . Menurut Semi (2012) “karya sastra adalah suatu fenomena sosial, ia terkait dengan penulis, tekait dengan pembaca, dan terkait dengan segi kehidupan manusia yang diungkapkan di dalam karya sastra”. Sedangkan menurut Ratna (2005) “sastra merupakan milik masyarakat, maknanya berkembang apabila dimanfaatkan oleh mayarakat”.
Dalam pengertian ini sastra sebagai gambaran, refleksi, cerminan pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat, dan juga sebagai salah satu unsur kebudayaan yang memiliki sistem nilai.
Sehingga ketika membahas tentang karya sastra, tergambar suatu kehidupan, tatanan nilai, dan kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat ditampilkankan secara tidak lansung, tentang kehidupan manusia yang nyata.
Kehidupan mencakup hubungan antarmanusia yang terjadi dalam sebuah interaksi sosial, interaksi itu berkaitan dengan batin antarmanusia. Peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra, adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk menampakkan peristiwa sosial tertentu.
Hubungan antara masyarakat dan sastra sangat erat, karena tidak mungkin ada sastra tanpa adanya masyarakat, begitu juga sebalikanya, tidak akan ada
1314 Khairul Huda
media yang dipergunakan masyarakat untuk menyampaikan pesan-pesan nilai moral selain salah satunya memanfaatkan sastra. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya, sehingga pola pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra. Begitu juga sebaliknya karya sastra dapat tercipta karena adanya suatu perilaku, peristiwa, norma, nilai- nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara sastra dan masyarakat.
Sastra daerah merupakan karya sastra dari berbagai daerah dalam suatu wilayah kebudayaan tertentu yang merupakan kekayaan budaya bangsa atau suku bangsa (Yusuf, 1995). Bangsa Indonesia kaya akan sastra daerahnya, secara khusus sastra daerah memuat cerita rakyat serta bermacam-macam nilai luhur yang tak terhitung nilainya, yang mencerminkan sikap dan pandangan hidup sejati yang berbudi pekerti luhur. Sastra daerah menyimpan banyak pelajaran berharga yang bisa diambil pelajarannya, baik itu berupa perilaku, kebudayaan, dan mencakup kehidupan sosial. Karya sastra yang ada dalam sastra daerah terutama didaerah sasak baik berupa tulisan maupun lisan sangat banyak, yang sarat dengan makna dan nilai luhurnya mencerminkan kepribadian yang arif, dan bijaksana.
Dalam sastra sasak kita mengenal puisi atau guritan, pantun, tembang, lelakaq, senggeger, wacan, dongeng, cerita rakyat dan lain-lain. Dalam hal ini cerita rakyat berupa drama atau sandiwara yang tidak asing lagi kita dengar yaitu cerita rakyat Cupak Gurantang.
Sandiwara adalah pertunjukan lakon/cerita (yang dimainkan oleh orang); drama; teater; umumnya modern
tidak memakai layar sebagai dekorasi (KBBI, Edisi ke-3). Sandiwara disebut juga drama. Kata sandiwara ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu ‘sandi’ yang berarti ‘tersembunyi’ dan ‘warah’ yang berarti ‘ajaran’. Dengan demikian, sandiwara berarti ajaran yang tersembunyi dalam tingkah laku dan percakapan. Pertunjukan lakon yang dimainkan oleh orang diatas pentas berangkat dari sebuah cerita yang diperankan oleh pelaku, lengkap dengan karakter yang dimiliki masing-masing.
Dalam kehidupan nyata, sifat, sikap seseorang dapat terlihat pada pergaulan manusia. Sehingga kehidupan sosial tidak luput dari konflik, baik konflik yang terdapat pada diri manusia itu sendiri, maupun konflik secara umum yang terjadi pada tatanan kehidupan masyarakat. Dalam hal ini sandiwara atau drama sebagai sebuah cerminan kehidupan sosial yang dapat memberikan kita pelajaran bahwa adanya cerminan yang nyata pada kehidupan masyarakat.
Cerita rakyat Cupak Gurantang memiliki nilai moral yang bisa menjadi sebuah pelajaran. Karena pada cerita tersebut ceritanya berpusat pada dua tokoh kakak beradik yaitu Cupak dan Gurantang. Cupak mencerminkan semua sifat yang buruk pada diri manusia, ia rakus, suka mendengki, sombong, seringkali berkhianat bahkan suka mencuri akan tetapi tidak punya nyali.
Karakternya pun digambarkan dalam penampilan ataupun topengnya di mana ia berwajah buruk rupa, berbadan tambun, dan gerak geriknya mencerminkan sifat culas. Sedangkan Gerantang sang adik, adalah seseorang yang rendah hati, jujur, budi pekertinya baik, berjiwa kesatria dan tutur katanya pun sopan. Karakternya digambarkan sebagai pemuda yang tampan, bertubuh bagai kesatria tegap namun luwes, gagah dan gerak-geriknya halus.
1315 Khairul Huda
Hubungannya cerita rakyat Cupak Gurantang dengan kehidupan masyarakat sekarang, tidak jauh berbeda, kita sering mendengar bahkan melihat orang memiliki sifat rakus, dengki, berkuasa, sombong dan sifat-sifat buruk lainnya begitupula sebaliknya, ada masyarakat yang memiliki sifat pemurah, pemimpin yang bijaksana, serta memiliki sifat yang baik lainnya. Cerita ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang ada, baik masyarakat dulu maupun masyarakat sekarang.
Psikologi masyarakat merupakan kejiwaan, karakter, dan mental masyarakat, misalnya, pelit, pemurah,bija ksana, loba, rakus, licik,curang, sombong dan berbagai karakter masyarat lainnya.
Hubungan sastra dan psikologi masyarakat sangat erat, karena sastra adalah sebuah cerminan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam cerita ini dapat diambil gambaran kehidupan sosial pada masyarakat sekaligus gambaran psikologi masyarakat sekarang. Dilihat dari segi Perilaku masyarakat, perubahan perilaku, yang ada dalam sisi kehidupan baik tingkat anak-anak, muda, dan tua.
Oleh sebab itu, Seberapa pentingnya cerita tersebut terhadap gambaran masyarakat, perlu dikaji, karena sifat manusia tidak pernah ada yang sempurna memiliki sifat baik, tentunya pasti ada sisi buruknya.
Sosiologi sastra adalah analisis, pembicaraan terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya (Ratna, 2011).
Ketika kita membahas karya sastra, hal yang pertama kali berkaitan adalah pelaku atau tokoh dalam sastra tersebut, dalam hal ini pelaku itu adalah manusia itu sendiri, bagaimana kehidupan masyarakat itu ada dalam karya sastra tersebut. Hubungan karya sastra dengan masyarakat sangatlah erat, karena secara tidak langsung dapat memberikan gambaran kehidupan masyarakat yang
sedang terjadi sekarang. Jadi, tidak salah sastra itu berkaitan dengan ilmu sosiologi atau kehidupan sosial karena pendukung terciptanya karya sastra itu tidak terlepas dari drama kehidupan masyarakat yang memang benar ada pada kehidupan nyata.
Dalam kehidupan sehari-hari, pergaulan antarmasyarakat tidak terlepas dari interaksi satu sama lain, sehingga perilaku yang timbul bermacam-macam, perilaku bisa berupa yang baik dan buruk. Dalam cerita rakyat Cupak Gurantang, digambarkan suatu kehidupan masyarakat yang nyata. Pada kenyatanya, meskipun kita mempunyai nilai, norma yang mengikat, agama yang dianut, serta hati nurani yang ada pada diri sendiri, tetapi tidak bisa menjamin bahwa kehidupan manusia lurus tanpa ada masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi pecinta karya sastra serta tumbuh kecintaan dan kepekaan terhadap karya sastra baik tehadap masyarakat maupun kalangan berpendidikan, dengan adanya kajian tentang drama rakyat Cupak Gurantang ini memberikan manfaat dalam memahami karya sastra yang ada disekitar kita serta lebih termotivasi untuk mempelajarinya dan mengembangkannya menjadi kajian yang lebih sempurna.
METODE PENELITIAN
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan, maka harus dikembangkan sebuah metode penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Menurut Semi (2012)
“penelitian deskriptif kualitatif adalah data terurai dalam bentuk kata-kata atau gambar-gambar, bukan dalam bentuk angka-angka”. Metode deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai
1316 Khairul Huda
prosedur pemecahan masalah untuk menggambarkan mengenai cerita rakyat Cupak Gurantang sesuai dengan keadaaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Oleh karena itu penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa yang ada saat ini, yang berlaku di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan informasi tentang nilai sosiologi dan nilai psikologi, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau nyata. Dengan kata lain, penelitian deskriptif adalah untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitannya antara variabel- variabel yang ada, sesuai dengan data yang diperoleh peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut berikut ini.
Bentuk Perilaku Masyarakat yang Tidak Terpuji Melalui Cerminan Karakter Tokoh Cupak
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering terbentur dengan hal-hal yang berkaitan dengan perilaku-perilaku yang mengandung nilai kebaikan dan sebaliknya. Mengkaji masalah kehidupa sosiopsikologis yang terkandung dalam cerita rakyat Cupak Gurantang adalah sebuah bentuk usaha untuk mengungkapkan isi karya sastra yang tidak hanya sebagai cerita belaka, namun dapat mencerminkan kehidupan nyata.
Dalam hal ini peneliti membatasi untuk meneliti tentang bentuk perilaku masyarakat yang tidak terpuji dan perilaku terpuji melalui karakter tokoh Cupak Gurantang. Karakter yang dimiliki tokoh Cupak yaitu lebih banyak memilki sifat tidak terpuji seperti: malas, dengki,
tidak amanah, iri, egois, penipu, curang, pembohong, serakah dan lain-lain.
Bentuk Perilaku Masyarakat yang Terpuji Melalui Cerminan Karakter Tokoh Gurantang
Manusia sebagai mahluk hidup yang dibekali oleh akal pikiran, dan memiliki norma-norma yang mengatur keseimbangan kehidupan. Perilaku yang dimiliki manusia ada yang bersifat terpuji dan ada pula yang bersifat tidak terpuji.
Perilaku terpuji yaitu segala tindakan atau perbuatan yang memiliki manfaat, bertujuan positif, dan tidak merugikan orang lain sehingga tidak merugikan orang di sekitarnya. Sedangkan perilaku tidak terpuji akan mendatangkan kerugian bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Perilaku dapat memberi acuan terbentuknya karakter. Karakter merupakan suatu kualitas pribadi yang bersifat unik yang menjadikan perilaku seseorang yang satu berbeda dengan yang lain. Uniknya karakter membuat orang lain mengenali pribadi seseorang.
Dalam hal ini karakter yang dimiliki oleh Gurantang mewakili atau menampakkan sifat terpuji yang patut ditiru dalam menjalankan kehidupan. Gurantang memiliki sifat: kesatria, amanah, cerdik, jujur, sopan-santun, penurut, konsisten, patuh, lapang dada/berjiwa besar, arif/
bijaksana, sabar, kreatif, tekun, dan sebagainya. Sehingga perilaku terpuji hendaknya dibiasakan dalam menjalankan kehidupan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa refleksi sosiopsikologis perilaku masyarakat terpuji dan tidak terpuji pada masyarakat sekarang masih ada. Seperti penggambaran tokoh Cupak yang memiliki sifat tidak terpuji: serakah, dusta, tidak adil, malas, curang, tidak amanah dan sebagainya, begitu juga
1317 Khairul Huda
sebaliknya penggambaran tokoh Gurantang yang memiliki sifat terpuji:
adil, rajin, kreatif, kerja keras, sopan santun, jujur dan sebagainya.
Bentuk Perilaku Masyarakat yang Tidak Terpuji Melalui Cerminan Karakter Tokoh Cupak :
1. Malas adalah suatu sifat yang cendrung menunda-nunda pekerjaan, dan senantiasa meremehkan pekerjaan. Cupak memiliki perilaku pemalas, serta egois dalam bekerja, Ia memanfaatkan tenaga adiknya dalam bekerja. Pada kehidupan sekarang banyak orang memiliki sifat malas, dan bahkan kemalasannya dapat merugikan orang lain.
2. Dusta adalah sifat yang tercela karena mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnnya terjadi dan dapat merugikan orang lain. Perilaku Cupak yang sering berdusta dapat merugikan orang lain, tapi pada akhirnya perilakunya terungkap sehingga Ia mendapatkan hukuman yang setimpal. Pada kehidupan sekarang banyak orang rela berdusta demi kepentingannya sendiri.
3. Pengecut adalah suatu perilaku yang tidak bisa mandiri dan cendrung tidak bisa mengambil keputusan yang pasti. Cupak memiliki perilaku pengecut, tidak pemberani,dan tidak mandiri.
4. Serakah adalah sifat yang ingin menguasai harta, jabatan, dan kekuasan untuk kepentingan diri sendiri, dan sikap tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Cupak memiliki sifat serakah yang ingin menguasi semua yang dimiliki orang lain sehingga segala cara dilakukan untuk mencapai keinginannya.
5. Tidak amanah adalah suatu perilaku yang melupakan tanggungjawab
terhadap pekerjaan ataupun kesepakatan yang telah dibentuk.
Cupak melupakan kesepakatan yang sebelumnya dibentuk, untuk menyelamatkan Putri, hanya karena Cupak menemukan hambatan ditengah perjalanan.
6. Dengki atau Curang adalah perilaku menunjukkan ketidakadilan, menipu, serta tidak suka melihat orang lain bahagia. Cupak memiliki sifat curang terhadap Gurantang, banyak cara yang digunakan Cupak untuk mencelakakanya.
Bentuk Perilaku Masyarakat yang Terpuji Melalui Cerminan Karakter Tokoh Gurantang:
1. Amanah adalah suatu bentuk perilaku yang bertanggungjawab, atas semua ucapan atau kesepakatan yang telah dibentuk. Gurantang memiliki perilaku menepati janji dan selalu menjaga amanah, ketika Ia ditugaskan untuk menyelamatkn Putri, Ia berusaha keras menghadapi semua rintangan.
2. Pemberani dan kesatria adalah bilamana kita berbuat sesuatu yang dapat menghasilkan kebaikan antara kita dan orang lain. Gurantang memiliki kekuatan untuk membela diri dan melawan musuhnya.
3. Sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan yang dapat mendatangkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Gurantang memiliki sifat sabar, ketika Dia didustai, dicelakai oleh si Cupak.
4. Kreatif, tekun, kerja keras dan cerdik adalah orang yang memiliki pola pemikiran dan cara yang berbeda dengan orang lain, dan memiliki semangat hidup. Gurantang memiliki sifat kerja keras yang tinggi.
5. Adil adalah bersikap seimbang terhadap segala sesuatu, baik berupa hukum, takaran dan kepemimpinan.
1318 Khairul Huda
6. Lapang dada dan berjiwa besar adalah sikap bersedia menerima keadaan dan senantiasa memaafkan kesalahan orang lain. Gurantang bersikap lapang dada, ketika Ia disakiti oleh si Cupak.
7. Sopan santun adalah berperilaku yang baik antarmanusia serta menjaga lisan dari perkataan yang kasar.
Dalam Perilaku masyarakat sekarang tidak terlepas dari berbagai konflik yang ada disekitarnya, demi sebuah kepentingan sendiri, seseorang melakukan segala upaya untuk memenuhi apa yan diinginkannya, dan sekaligus sebagai pemicu timbulnya perilaku tidak terpuji. Masyarakat yang masih memegang agama, norma, dan budi pekerti dalam kehidupannya akan senantiasa menjaga perilakunya, sebaliknya masyarakat yang lupa terhadap agama, norma dan budi pekerti dalam kehidupannya akan senantiasa berperilaku sekehendaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Edisi Ketiga. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik Cetakan ke-13. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode
Penelitian Psikologi
Sastra.Cetakan: 1. Yogyakarta:
PT Buku Kita.
Danandjaja, James. 1986. Folklor Indonesia, Ilmu gosip, dongeng dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra.
Cetakan: Ke-II. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Moeleong, Lexy. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung:
Rosada.
Ratna, I Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultur Studies Refresentasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ratna, I Nyoman Kutha. 2011.
Antropologi sastra peran dan unsur-unsur kebudayaan dalam proses kreatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Semi, M. Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suhardi, dkk. 2009. Sosiologi 2 Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suparman. 1984. Cupak Gurantang. Nusa Tenggara Barat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Widiahening, Ch. Evy Tri, dkk. 2012.
Kajian Drama Teori dan Implementasi. Surakarta:
Cakrawala Media.
Yusuf, Suhendra. 1995. Leksikon Sastra.
Bandung: Mandar Maju.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Jurnal Realita
Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991 e-mail: bk_fip@ikipmataram.ac.id; web: e-journal.undikma.ac.id
PEDOMAN PENULISAN
1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang pendidikan, pengajaran dan pembelajaran,
2. Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,
3. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
4. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Program MS Word
Font Times New Roman
Size 12
Spasi 1.0
Ukuran kertas A4
Margin kiri 3.17 cm Margin kanan 3.17 cm Margin atas 2.54 cm Margin bawah 2.54 cm Maksimum 20 halaman
5. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis (program studi, jurusan, universitas), email dan nomor telpon penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan, simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.
Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotocopy halaman pengesahan laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.
Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.
Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik dan nomor telpon.
Abstrak ditulis dalam 2 (dua) bahasa: Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Naskah berbahasa Inggris didahului abstrak berbahasa Indonesia. Naskah berbahasa Indonesia didahului abstrak berbahasa Inggris. Panjang abstrak tidak lebih dari 200 kata. Jika diperlukan, tim redaksi dapat menyediakan bantuan penerjemahan abstrak kedalam bahasa Inggris.
Kata kunci (key words) dalam bahasa yang sesuai dengan bahasa yang dipergunakan dalam naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah tulisan.
Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Mandalika.