• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR "

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Hal tersebut sudah dapat diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan/Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Al-Qur’an dalam menyampaikan kisah dengan metode yang gamblang sehingga pembaca seolah-olah pernah mengalami peristiwa tersebut. Kisah dalam Al Quran itu benar karena Allah SWT meriwayatkan dan menyaksikan sendiri kejadian tersebut.

Al-Qur'an dalam menyampaikan cerita dengan cara penyampaian yang jelas sehingga pembaca nampaknya menyaksikan peristiwa tersebut. Kisah-kisah al-Quran tentang umat terdahulu adalah kisah benar dan penceritaan tentang kejadian tersebut adalah adil dan benar kerana Allah SWT menceritakan kisah tersebut dan Allah SWT benar-benar menyaksikan kejadian tersebut. Berdasarkan hujah tersebut, pengkaji diutuskan untuk menyelidiki kisah dalam al-Quran iaitu kisah nabi Musa.

Refleksi Rudolf Otto tentang agama sebagai pendekatannya kemudian dikaitkan dengan kisah Nabi Musa dalam Alquran. Berkaitan dengan kisah Nabi Musa dalam Alquran, peneliti mencoba menggunakan pendekatan sosial yang dibawakan oleh Rudolf Otto. Pendekatan ini akan menciptakan titik temu antara teori Rudolf Otto dengan kisah Nabi Musa dalam pencarian Allah SWT.

Seluruh pengajar jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir beserta seluruh staf fakultas Ushuluddin dan staf Pemikiran Islam staf TU.

MENGENAL RUDOLF OTTO DENGAN TEORINYA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an menyampaikan kisahnya dengan jelas sehingga pembaca nampak menyaksikan peristiwa tersebut.6 Kisah-kisah Al-Qur'an tentang umat terdahulu adalah kisah benar dan periwayatannya adil. . dan betul, kerana Allah SWT yang bercerita dan Allah SWT sebenarnya menyaksikan kejadian itu.

١ٍِِفاَغٌْا

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Telaah Pustaka

Kajian lain oleh Aliyah Rahmah Hamid “Dialog Nabi Musa dengan Hamba Shalih: Kajian Tafsir Sayyid Qutb terhadap Kisah Q.S. Kisah Nabi Musa dan Khidir dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi: 66-82: Kajian Analisis Semiotika Roland Barthes oleh Istnan Hidayatullah Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan representasi model kehidupan antara Nabi Musa.as. Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa dalam Semiotika Roland Berthes terdapat dua analisis tanda yaitu dalam kajian linguistik dan kajian mitos.

24 Andri Nandi Supriadi, "Kisah Nabi Musa dalam Al-Quran: Kajian Perbandingan Tasir Al-Kasyaf dan Ruh Al-Ma'ani." Tesis Fakulti Ushuluddin UIN SUKA Yogyakarta, 2002. 25 Aliyah Rahmah Hamid, "Dialog Nabi Musa dengan hamba yang soleh: kajian tentang tafsir Sayyid Qutb dalam Q.S. Lain halnya dengan disertasi Kuni Masrohati "Dialog Nabi Musa dengan Tuhan di al-Quran".

Beliau berpendapat bahawa dialog nabi Musa dengan Tuhan adalah salah satu unsur intrinsik dalam gaya linguistik naratif al-Quran. Dialog mempunyai unsur komunikasi iaitu hubungan timbal balik antara penutur dan lawannya: daripada Allah SWT kepada Nabi Musa (manusia) dan daripada Nabi Musa kepada Allah SWT. Selain wujudnya satu bentuk komunikasi dalam dialog antara Nabi Musa dan Allah SWT dalam al-Quran, ia mempunyai pelbagai unsur akhlak.

Banyak literatur yang telah diulas, selama ini memang banyak yang ditulis tentang kisah Nabi Musa, namun penelitian sebelumnya hanya terfokus pada hal-hal tertentu di dalam Al-Qur'an. Ada satu literatur yang mencoba membahas hubungan antara manusia (Nabi Musa) dengan Allah SWT, namun dari unsur bahasa yang terkandung dalam kisah Nabi Musa. 26 Istnan Hidayatullah, “Kisah Musa dan Khidir dalam Alquran Surat al-Kahfi: 66-82: Analisis Semiotik Roland Barthes”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN SUKA, Yogyakarta, 2004.

27 Kuni Masrohati, “Dialog Nabi Musa dan Allah dalam Al-Qur'an”, Tesis Fakultas Ushuluddin UIN SUKA, Yogyakarta, 2008, hal.121.

Metode Penelitian

Metode pengumpulan data adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian melalui prosedur yang sistematis dan baku30. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu mengumpulkan data yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian ini. Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode deskriptif-analitik yaitu menyelidiki, mendeskripsikan, menganalisis dan mengklasifikasikan.

Otto kepada agama agar mudah diaplikasikan dalam Al-Quran, begitu juga dengan penerapan teori Rudolf Otto terhadap kisah Nabi Musa.

Sistematika Pembahasan

Bab ketiga berisi pembahasan jawaban atas rumusan masalah pertama, yaitu pembahasan teori Rudolf Otto tentang sikap manusia terhadap yang ghaib. Temui Rudolf Otto dengan teorinya, dan bagaimana teori ini bisa muncul dan menjadi landasan akademik, lebih khusus lagi tentang hal-hal ghaib. Bab keempat berisi pembahasan jawaban atas rumusan masalah kedua, yaitu pembahasan Rudolf Otto menanggapi kisah Nabi Musa dalam pencarian Allah.

Bab ini merupakan inti dari penelitian ini dan menjadi pokok bahasan sekaligus pencerahan terkait permasalahan yang ditemukan. Bab ini juga menjelaskan aplikasi dan keterkaitan antara teori Al-Qur'an Rudolf Otto, khususnya kisah Nabi Musa. Berisi jawaban atas rumusan masalah penelitian ini serta saran-saran konstruktif untuk penelitian selanjutnya.

Kesimpulan

Jika Gunung itu masih seperti dahulu, maka dia akan dapat melihat Allah SWT, begitu juga sebaliknya. Allah Yang Maha Tinggi muncul dan pada saat itu gunung yang berada di hadapan Nabi Musa telah hancur dan pada saat itu Nabi Musa jatuh pengsan. Pemikiran Rudolf Otto tentang Agama menemui titik pertemuan iaitu kisah Nabi Musa dalam Al-Quran.

Sikap ketakutan seseorang terhadap sesuatu yang dilihatnya sehingga merasa terpesona (takjub, takjub, tertarik) dengan apa yang dilihatnya. Melihat Allah SWT adalah sesuatu yang mustahil bagi manusia seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Dengan mengetahui hakikat Allah SWT yaitu ada (ada), namun apa bentuk dan wujudnya di luar cakupan pembahasan ini.

Kemudian Allah SWT memberikan isyarat kepada Nabi Musa bahwa ia akan dapat melihat wujud Allah SWT selama gunung di hadapannya tetap kokoh seperti semula. Kemudian Allah SWT menampakkan diri, namun yang terjadi gunung tersebut hancur berkeping-keping, tidak dapat melihat wujud Allah SWT, menurut Rudolf Otto ini disebut tremendum (sesuatu yang sangat dahsyat). Menurut Rudolf Otto, pengalaman keagamaan ada yang dapat diterima akal (rasional) dan ada pula yang sulit diterima akal (overrasional), dan yang sakral merupakan ciri agama.

Memahami agama bukan hanya bagian dari jiwa, tetapi sebagai cara untuk memahami Tuhan. Bahkan seseorang yang tidak percaya adanya Tuhan (ateis) pun tetap menganggap ada yang percaya pada Yang Maha Kuasa.

Saran-saran

Sebagai ungkapan terima kasih, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan tugas akhir ini. Firaun dalam Alkitab dan Al-Qur'an: Penafsiran Berbasis Arkeologi tentang Penafsiran Sejarah Firaun dalam Alkitab. Kisah Musa dan Khidir dalam Al-Qur'an Surat al-Kahfi: 66-82: Kajian Semiotika Roland Barthes.

Kisah Nabi Musa dalam Al-Quran: Kajian Perbandingan Tasir Al-Kasyaf dan Ruh Al-Ma'aani.Ushuluddin Tesis Fakulti UIN SUKA, Yogyakarta, 2002.

CURRICULUM VITAE

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah. Guna