• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jurusan Pendidikan Agama Islam "

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Almamater Tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbia dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Para dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam memastikan penulis bisa menimba ilmu. Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Edensor karya Andrea Hirata dan pentingnya bagi pendidikan agama Islam.

Konsonan Tunggal

Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap ﻦیﺪّﻘﻌﺘﻡ Muta’aqqidain

Vokal Panjang

Vokal-vokal Rangkap

Vokal-vokal yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof ﻢﺘﻧأأ A’antum

Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Latar Belakang Masalah

Dari penjelasan di atas penulis ingin mengkaji nilai-nilai pendidikan moral dalam novel Edensor karya Andrea Hirata. Peneliti tertarik dengan novel ini karena banyak nilai-nilai pendidikan moral dalam novel ini yang dapat kita petik. Dari uraian kutipan di atas dapat kita ambil nilai-nilai pendidikan moral antara lain berupa semangat empati dan gotong royong.

Rumusan Masalah

Novel Edensor juga sarat dengan berbagai nilai pendidikan: seperti nilai keagamaan, nilai kesederhanaan, nilai moral, dan lain-lain. Berangkat dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam novel Edensor karya Andrea Hirata yang didalamnya terkandung berbagai nilai akhlak dan pendidikan yang terbagi menjadi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang lain. Selain mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak, peneliti juga akan mengkaji pentingnya nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Edensor dengan pengajaran pendidikan agama Islam.

Bagi pembaca sastra pada umumnya diharapkan dapat lebih mudah memahami nilai-nilai yang ada dalam sebuah karya sastra. Dapat menambah pemahaman bagi para penulis karya sastra (novel) yang mengandung nilai-nilai pendidikan moral. Diharapkan dapat memberikan media wacana sains sebagai sarana proses pembelajaran pendidikan akhlak dan pendidikan agama Islam.

Kajian Pustaka

Penelitian ini fokus pada pembahasan pendidikan akhlak menurut Emile Durkeim dibandingkan dengan pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali.5. Disertasi berjudul “Nilai-Nilai Keagamaan dalam Novel Hafalan Doa Deisa Karya Tere Liye”, karya Helliyatun, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008. Penelitian ini fokus pada analisis pesan religi dalam novel Hafalan Sholat Karya Tere Liye.6.

Oleh Jurusan Pendidikan Agama Islam Muhammadong, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006. Skripsi ini fokus pada Masyarakat Bugis dan Kajian Pendidikan Islam. Pengarang telah menciptakan sebuah karya sastra baru yang inspiratif, menggugah, memberikan semangat baru dalam hidup dan sarat akan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. 5 Yuliyanti, “Urgensi Pendidikan Akhlak Anak Menurut Emile Durkheim. Analisis Kritis Pendidikan Agama Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, Institut Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2006.

6 Helliyatun, “Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Hafalan Baru Doa Deisa Karya Ters Liye”, Skripsi, Tarbiyah dan Pendidikan Guru Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga, 2008. 7 Muhammadong, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Sastra Bugis Tesis Ini Tekankan Kajian Masyarakat Bugis dan Pendidikan Islam”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2006. 8 Karya Andrea Hirata ini memuat cerita yang bukan hanya permasalahan duniawi , namun juga mengandung mutiara pendidikan akhlak yang menawarkan hikmah tersendiri bagi pembacanya.

Perbedaan lainnya dengan disertasi yang sudah ada adalah subjek dan objek yang diteliti adalah novel Edensor karya Andrea Hirata.

Landasan Teori

Novel sebagai sebagai media pendidikan

Solidaritas antar sahabat atau apapun sikap dan pemikirannya dianggap patut menjadi manusia yang baik. Dengan demikian, jelas bahwa novel dapat dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan dan nilai kepada pembacanya. Sebuah karya seni memuat penerapan moralitas serta sikap dan perilaku tokoh menurut pandangan pengarang tentang moralitas melalui model kehidupan ideal (dalam pandangan pengarang) yang ditawarkan kepada pembaca.

Sesuai dengan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa novel, seperti halnya buku bacaan lainnya, dapat digunakan sebagai media pendidikan. Dengan demikian, jika pengarangnya beragama Islam maka ia akan mencantumkan nilai-nilai yang dianggapnya sejalan dengan nilai-nilai Islam yang dianutnya dalam karya sastra yang dihasilkannya. Oleh karena itu, novel karya pengarang muslim yang mengandung nilai-nilai Islam dapat berfungsi sebagai media edukasi.

Novel yang mengandung nilai-nilai Islami dapat dijadikan sebagai media pendidikan akhlak, mengingat dalam karya sastra fiksi banyak terdapat pesan moral yang dapat diambil hikmah atau manfaatnya setelah melakukan kegiatan membaca. Pesan inilah yang ingin penulis renungkan dan manfaatkan, ia mencontoh yang baik, menghindari dan meninggalkan yang buruk.

Karya Sastra Novel Ditinjau dari Sudut Pendidikan Agama Islam a. Hubungan Karya Sastra dengan PAI

19 Berdasarkan pengertian pendidikan dan akhlak di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah suatu usaha sadar dan tidak sadar yang dilakukan seorang pendidik untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan baik dalam diri peserta didik, sehingga terbentuklah pribadi yang bertakwa kepada Tuhan. Maka dalam melaksanakan pendidikan moral kita harus memperhatikan perkembangan moral yang ada, yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pendidikan moral. Karena pendidikan moral merupakan bagian dari pendidikan nilai sebagai upaya membantu peserta didik mengenali, menyadari pentingnya dan menghayati nilai-nilai moral yang hendaknya menjadi pedoman sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara individu maupun kolektif dalam suatu masyarakat.

Dengan demikian, tujuan merupakan salah satu hal yang penting dalam kegiatan pendidikan, karena tidak hanya memberikan arah kemana harus dituju, tetapi juga memberikan bekal yang pasti dalam pemilihan bahan, metode, alat, evaluasi dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang dilaksanakan.24 Tujuan Pendidikan akhlak dalam Islam adalah membentuk manusia yang berakhlak mulia, berkemauan keras, sopan santun dalam berkata dan bertindak, berakhlak mulia, berakhlak mulia, arif, santun dan beradab, ikhlas, jujur ​​dan suci. 25. Sebaliknya, jika akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir dan batinnya.26 Oleh karena itu, jiwa pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak hendaknya dilaksanakan sejak kecil dengan mengajarkan kepada mereka kaidah-kaidah dan sifat-sifat yang baik, benar, adil, jujur, dan sebagainya.

Pendidikan moral tidak bermakna memahami apa yang betul dan mengelakkan cara nilai moral dipandang. Pendidikan akhlak yang terbaik terdapat dalam agama kerana nilai pendidikan akhlak yang boleh dipatuhi dengan rela hati tanpa paksaan luar, hanya dari kesedaran yang datang dari pegangan agama. Pendidikan akhlak yang diterima oleh anak-anak daripada ibu bapanya, baik dari kehidupan bermasyarakat mahupun dari cara bercakap, bertindak, berkelakuan dan sebagainya, menjadi teladan atau pengajaran yang akan dicontohi oleh anak-anaknya.28 Walaupun tugas dan tanggungjawab utama untuk melaksanakan pendidikan akhlak terutamanya terletak di bahu ibu bapa, tetapi ini bermakna pihak sekolah tidak mempunyai tanggungjawab dan kewajipan untuk melakukan pendidikan akhlak.

Pentingnya pemberian pendidikan moral di sekolah karena pendidikan di sekolah harus dipahami sebagai proses pembudayaan peserta didik. Jika pendidikan sebagai suatu proses pembudayaan benar-benar dilaksanakan, maka dalam kegiatan pendidikan akhlak dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat harus dilakukan tidak hanya transfer dan perolehan ilmu pengetahuan melalui pelatihan dan perolehan beberapa keterampilan teknis, tetapi juga penumbuhan. . dan pengembangan pengetahuan. Karena pendidikan moral dimulai dalam keluarga dan berlanjut di sekolah, maka pendidikan moral harus dilanjutkan dan dilanjutkan di masyarakat.

Hubungan Karya Sastra dalam Bentuk Novel dengan Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Sebelum mengkaji dengan lebih mendalam tentang novel, kita perlu mengkaji terlebih dahulu tentang karya sastera. Menurut Andrea Hardjana, karya sastera adalah ungkapan tentang apa yang dialami seseorang dalam kehidupan, apa yang telah difikirkan dan apa yang telah dirasakan tentang bahagian kehidupan yang menarik minat yang paling langsung dan kuat. Karya sastera sentiasa mengungkapkan apa yang difikirkan oleh pengarang sebagai refleksi pengarang terhadap realiti kehidupan yang dilihat, didengar, dibaca atau dialami.

Pengarang memasukkan nilai-nilai moral dalam karya sastra sebagai upaya menyampaikan pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran dalam sudut pandang manusia.53. Karya sastra sendiri sebenarnya ditulis untuk menunjukkan nilai-nilai kehidupan atau setidaknya mempertanyakan nilai-nilai yang dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan zaman atau kebutuhan manusia pada umumnya. Dari ketiga jenis muatan nilai dalam karya sastra, hanya karya sastra yang mengandung penegasan nilai dan pemanfaatan nilai yang dapat digunakan.

Begitu pula dengan novel, yang sebagai produk sastra mengandung pesan-pesan sarat nilai pendidikan. Dengan demikian, penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, namun akan menjelaskan nilai-nilai pendidikan moral dalam novel Edensor. Dari kedua sumber tersebut penulis mengumpulkan data melalui dokumentasi guna menemukan teori-teori yang dapat dijadikan bahan pemikiran mengenai permasalahan nilai-nilai pendidikan moral, seperti kejujuran, sopan santun, ikhlas, kasih sayang kepada orang tua, dan lain-lain. terkandung dalam novel Edensor.

Caranya dengan membaca dan mengamati secara cermat novel yang mengandung nilai-nilai.

Sistematika Pembahasan

Analisis terhadap karakteristik atau komponen pesan yang terkandung dalam setiap data analisis dilakukan dengan mencatat hasil identifikasi atau deskripsi. Berdasarkan keseluruhan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa, pertama, terdapat nilai-nilai pendidikan moral dalam novel Edensor karya Andrea Hirata. Kedua, berdasarkan hasil penelitian diketahui terdapat hubungan yang relevan antara nilai pendidikan akhlak dalam novel Edensor karya Andrea Hirata dengan pendidikan agama Islam.

Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Edensor setidaknya dapat dijadikan acuan dalam pengembangan materi pendidikan agama Islam.

Saran-Saran

Kata Penutup

Arifin, Zaenal n, dkk, Akhlak Al-Qur'an dan Tantangan Modernitas: Kajian Pemikiran Fazlur Rohman, Al-Ghazali dan Ismail Raji Al-Faruqi, Yogyakarta: Gama Media, 2002. Helliyatun, Nilai Keagamaan dalam Novel Hafalan Doa Deisa Karya Tere Liye, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, Institut Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2008. Ishaq, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Nabi Karya Khalil Gibran dan relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam, Skripsi, Fakultas Tarbiyah, Institut Pendidikan Agama Islam, IAIN Sunan Kalijaga, 2006.

Muhammadong, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Sastra Bugis, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Uin Sunan Kalijaga, 2006. Yuliyanti, Urgensi Pendidikan Akhlak Bagi Anak Menurut Emile Durkheim, Analisis Kritis terhadap Pendidikan Agama Islam, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga, 2006. Zainudin, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Wayang Purwa: Analisis Lakon Bima Suci, skripsi, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Agama Islam Pendidikan IAIN Sunan Kalijaga, 2003.

Al Kamil Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at-tuwairij, Islamitische encyclopedie, (Jakarta: Darus Sunnah, 2009) Pg.

Referensi

Dokumen terkait

Shopping Center, Planning Development and Administration, New York: Mc Graw Hill.. APPBI : Rerata Kunjungan Mall Capai 30.000 Orang Per