Asmi Khanifah, 2023. Tradisi sima'an Al-Qur'an dalam rangka Penutupan Suran (Kajian Al-Qur'an Hidup Desa. Dengan turunnya Al-Qur'an maka kegelapan akan hilang dan kehidupan manusia menjadi jalan yang terang.
Rumusan Masalah
18 di tempat tertentu, namun sima'an ini diadakan di rumah-rumah penduduk, musala dan masjid-masjid di Babadan yang dihitung berdasarkan hari lahir Indonesia. Berangkat dari fenomena yang ada di Babadan Ponorogo, saya sebagai penulis tertarik untuk meneliti sebuah tradisi Sima’an Al-Qur’an, penulis mengangkat topik ini dengan judul : “ TRADISI SIMA’AN AL-Qur’an DALAM KERANGKA PENUTUPAN SURAN (Studi Hidup Desa Kur'an Babadan Kabupaten Ponorogo)”.
Tujuan Penelitian
Mengenal Praktek Adat Sima'an Al-Qur'an Penutup Suran di Desa Babadan Ponorogo. Mengenal Motif Adat Sima'an Al-Qur'an Penutup Suran di Desa Babadan Ponorogo.
Kegunaan Penelitian
Memahami makna tradisi sima'an Al-Qur'an menutup suran di desa Babadan Ponorogo. 20 Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam melengkapi penelitian yang belum ada sebelumnya, khususnya dalam lingkup kajian Al-Qur’an yang hidup, serta menambah khazanah ilmu dan referensi di masa yang akan datang.
Telaah Pustaka
Skripsi kasebut ngandharake yen ing Desa Ngrukem ana 4 pamulangan sima’an Al-Qur’an kang rutin dianakake. 16 Skripsi Mohammad Najib Fathullah, “Al Qur’an Hidup: Studi Kasus Sima’an Al-Qur’an Desa Ngrukem Mlarak Ponorogo”.
Metode Penelitian
- Pendekatan
- Lokasi Penelitian
- Data
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data a. Penyususan Data
Tradisi Sima'an Al-Qur'an Agung dalam rangka Penutupan Al-Qur'an (Kajian Al-Qur'an yang Hidup di Desa Babadan Kabupaten Ponorogo). Sedangkan sumber data berasal dari beberapa informan yang terlibat dalam kegiatan pertemuan sima'an Al-Qur'an di Desa Babadan Ponorogo.
Sistematika Pembahasan
Living Al-Qur’an
Nilai-nilai Al-Qur’an tersebar luas di masyarakat sehingga menjadi tradisi dan budaya masyarakat tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam mempunyai dua cara berinteraksi dengan Al-Qur'an. Ayat-ayat Al-Qur'an atau beberapa penggalan ayat Al-Qur'an digunakan sebagai penghubung.
Ayat-ayat Alquran digunakan sebagai alat pengobatan seperti rukah dan pengobatan alternatif lainnya. Di bawah ini adalah bukti bahwa umat Islam menanggapi Al-Qur'an dengan cara yang berbeda-beda. Dalam bidang kajian Al-Qur’an, metode living Qur’an merupakan metode yang tergolong baru.
Living Qur’an Sebagai Tradisi
Tradisi menyambut bulan Sura atau bulan Muharram merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat Jawa, baik yang masih tinggal di Pulau Jawa maupun yang sudah merantau dan tinggal di pulau lain.52. 51 Ainur Rofiq, “Tradisi Slametan Jawa Dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.15 No.2, 2019. Petani tradisional masyarakat Jawa mengutamakan keberuntungan agar aman dari segala gangguan dalam pelaksanaan berbagai jenis kegiatan keamanan.53.
Sedangkan di Desa Babadan, Ponorogo, terdapat acara sima'an Al-Qur'an yang diadakan pada akhir bulan Sura (Muharram). Tradisi sima'an Al-Qur'an di desa Babadan merupakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun dan dilakukan oleh masyarakat setempat sebagai wujud rasa syukur. Tradisi-tradisi yang berlangsung di Desa Babadan Ponorogo dalam bidang pengkajian Al-Qur'an dapat dikategorikan living Qur'an (menghidupkan Al-Qur'an dalam amalan kehidupan sehari-hari).
Fenomenologi Sebagai Pendekatan Untuk Memahami Tradisi
Makna ekspresif merupakan makna yang diserap secara individu oleh masyarakat dalam tradisi sima’an Al-Qur’an. Dengan demikian, observasi sima'an Al-Quran dilakukan di beberapa tempat tertentu. 56 berdasarkan fenomena yang ada mengenai motif tujuan diadakannya acara Al-Quran-sima'an di berbagai tempat dan waktu yang bersamaan.
Fenomena ini sudah ada sejak Nabi dan para sahabat, ketika Al-Qur’an hadir, mengalami perubahan sosial yang signifikan pada saat itu. Hal ini diwujudkan dengan nilai-nilai persaudaraan dan tauhid yang diajarkan dalam Al-Quran. Dalam penelitian ini bagaimana makna Al-Quran datang dan diamalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.66.
Gambaran Umum Desa Babadan Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo
Kegiatan sima'an Al-Qur'an diakhiri dengan Surah ini, meskipun dipimpin oleh Jamqur Babadan dari NU Group. Kegiatan Sima'an menyelesaikan suran dan merayakan keluarnya usus di Desa Babadan dipimpin langsung oleh sekretaris desa. Pada tahun 2020, kegiatan sima'an penutupan suran dan peringatan pengundian babat dimulai di desa Babadan.
Pengamalan tradisi Sima'an Al-Qur'an dalam rangka penutupan surah Desa Babadan Kecamatan Babadan Ponorogo. Saat salat Al-Quran berlangsung, Desa Babadan menjadi sangat ramai dan ramai. Makna Tradisi Sim'aan Al-Qur'an Dalam Rangka Penutupan Surah Desa Babadan Kecamatan Babadan.
Makna Tradisi Sim’aan Al-Qur’an Dalam Rangka Tutup suran Desa Babadan Kecamatan Babadan
Makna Objektif
Masyarakat Desa Babadan bekerjasama dengan Hafid dan Hafidzoh menyambut berakhirnya acara suran akhir sima'an Al-Qur'an agar berjalan lancar. Makna penutup surah sima'an salah satunya adalah menjalin silaturahmi dengan seluruh elemen masyarakat desa Babadan. Alhamdulillah sesuai tradisi sima'an Al-Qur'an penutup surah, warga Desa Babadan yang tadinya belum selesai shalat, alhamdulillah kini doanya sudah mulai terkabul.
Dengan membaca Al-Qur'an bil ngaib dan bin nadr kita berharap mendapat campur tangan Nabi Muhammad SAW di kemudian hari. Desa Babadan didirikan oleh seorang hafid yang gemar membaca Alquran, Kyai Umar Shodiq. Sima'an Al-Qur'an menutup surah ini bersamaan dengan memperingati keluarnya usus di desa Babadan dalam rangka berdoa dan mengirimkan doa kepada para leluhur desa Babadan untuk memohon keberkahan dan keberkahan.
Makna Ekspresif
Sima'an Al-Qur'an merupakan upaya untuk memenangkan jiwa dan mencapai kedekatan dengan Allah. Fadilah sima'an Al-Qur'an penutup surah adalah membiasakan diri dekat dengan Al-Qur'an dengan cara membaca, mendengarkan, mempelajari atau mengajarkannya, karena merekalah manusia yang terbaik. Para huffadz wajib sepanjang hidupnya untuk muroja'ah ayat-ayat Al-Quran yang dihafal secara istiqomah.
Untuk meningkatkan hafalan huffadz Huffadz adalah sebutan bagi orang yang telah hafal 30 juz Al-Qur'an. Makna muroja'ah adalah mengulang-ulang bacaan Al-Qur'an hingga terbiasa dan memudahkan seseorang dalam menghafal Al-Qur'an. Cara ini sangat bermanfaat bagi seorang hafid dan hafidzoh, agar bacaan Al-Quran menjadi lebih tertanam dalam hati dan mempunyai makna yang dalam.
Makna Dokumenter
Jika kitab-kitab suci terdahulu hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu dan dalam jangka waktu terbatas, maka Al-Qur’an diturunkan kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Pentingnya mengikuti tradisi Sima'an Al-Qur'an, menyimpulkan surah sesuai makna dokumenternya, adalah membentuk kebiasaan-kebiasaan yang menjadi bagian dari budaya. Agar masyarakat Desa Babadan senantiasa tetap tabah membaca Al-Quran dalam kesehariannya.
Dan apabila Al-Quran itu dibacakan, maka dengarlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat” (QS. Al A’rof: 204) 103. Kemudian Allah memerintahkan jika dibacakan Al-Quran yang telah disebut keutamaannya. kepada kamu hendaklah kamu mendengarnya dengan penuh penghayatan 104 Imad Zuhair, Tafsir Al Madinah Al Munawwarah / Markaz Ta'dzhim Al-Qur'an, Fakulti Al-Qur'an Universiti Islam Madinah.
Motif “sebab” (because of motive)
Di Desa Babadan, sima'an dikemas di seluruh musala, masjid dan rumah warga sesuai kesepakatan desa setempat. Setiap membaca Al-Qur'an, walaupun hanya beberapa huruf Al-Qur'an, membacanya akan bernilai ibadah. Ketika membaca Al-Qur'an, pastilah hati gembira dan belajar menyerap isi bacaannya.
Bersama warga desa Babadan, kami dengan senang hati menghormati keberadaan Al-Qur'an di kalangan warga desa ini. Seperti halnya sima'an Al-Qur'an di Babadan yang berlangsung dengan beberapa majelis yang jumlahnya sesuai dengan hari lahir Negara Republik Indonesia (NKRI). Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sima’an Al-Qur’an adalah nilai agama, nilai moral, nilai estetika dan lain sebagainya.
Motif “tujuan” (in order to motive)
Sima'an Al-Qur'an menutup surah ini, yang dilaksanakan setahun sekali, tepatnya pada tanggal terakhir bulan Surah. Dengan diadakannya sima'an ini, warga masyarakat bisa lebih mengenal diri sendiri maupun kelompoknya. Meski membaca Al-Qur'an merupakan salah satu cara mencari hiburan tanpa mengeluarkan uang, namun banyak orang yang enggan dan kurang tertarik karenanya
Kegiatan siman Al-Qur'an membawa kenyamanan dan kebahagiaan di hati saya yang belum pernah saya rasakan sebelumnya." 112. Beliau, Kyai Umar Shodiq, adalah salah satu bapak kampung Babadan yang terkenal sebagai seorang petapa. dan dia suka membaca Al-Quran. Babadan desa Babadan adalah hafid Al-Quran dan hobinya membaca Al-Quran, maka kami sebagai warga desa Babadan memperingatinya sesuai dengan kesukaan bapak kami Babat desa." 113.
Kesimpulan
110 tokoh masyarakat yaitu sebagai wujud solidaritas, mempererat tali silaturahmi antar warga masyarakat, meningkatkan mutu ibadah, menghormati nabi, menghormati garis kota babadan. Kedua, makna ekspresif jamaah meliputi: sebagai obat bius jiwa, sarana mencari keberkahan, murojaah bagi para huffadz, sebagai waslah, untuk meningkatkan hafalan para huffadz. Di Desa Babadan Ponorogo, kegiatan penutupan suran sima'an mempunyai dua motif, yaitu: senang membaca Al-Qur'an, menyiarkan agama Islam, tradisi yang mempunyai nilai luhur, dan kegiatan yang mempunyai nilai positif.
Tujuan motifnya antara lain: mengakhiri rangkaian kegiatan Suro, mempererat tali silaturahmi, agar hati tenteram dan bahagia, mengenang wisata babad Desa Babadan.
Saran
Afriadi Putra, “Kajian Al-Qur’an di Indonesia”, Jurnal Tajdid Ilmu dan Pemikiran Keagamaan, Vol.21, No. Mencium dan menyentuh Al-Quran Upaya mengembangkan kajian Al-Qur'an melalui Living Qur'an. Fathullah, Mohammad Najib. “Living Quran: Studi Kasus Sima’an Al-Quran di Desa Ngrukem Mlarak Ponorogo”. Tesis.
Living Qur'an: Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur'an". Jurnal Kajian Al-Qur'an dan Hadits. Tradisi Khotmil Al-Qur'an di Malam Pitulasan (Studi Living Al-Qur'an: Di Dusun Gondoroso, Kecamatan Tipologi Penerimaan Al-Qur'an dalam Tradisi Masyarakat Pedesaan: Kajian Living Qur'an di Desa Sukawana Majalegka.