Sistem Pendukung Keputusan Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran Menggunakan Metode SAW
Kabupaten Bandung Barat
Rizky Nugraha1, Yudi Ramdhani2
1Universitas BSI
e-mail: [email protected]
2Universitas BSI e-mail: [email protected]
Abstract
Usaha pembudidayaan tanaman sayur sering mengalami hambatan, salah satunya adalah menentukan kesesuaian lahan pertanian untuk penanaman jenis sayuran tertentu. Penentuan lahan untuk budidaya sayur-sayuran masih tidak sesuai, bahkan terkadang memaksakan penggunaan lahan untuk jenis tanaman tersebut. Pembukaan lahan pada wilayah yang tidak tepat menyebabkan biaya yang lebih mahal daripada nilai komoditas pertanian. Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non-pertanian yang menjadi hambatan bagi para petani. Dari observasi yang telah dilakukan di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman petani akan karakteristik lahan yang akan diolah dan jenis tanaman sayur yang akan ditanam, serta sulitnya memperoleh data yang benar tentang karakteristik lahan. Hal tersebut membuat petani kesulitan dalam menentukan kesesuaian lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi Android pada pemilihan budidaya sayuran menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) di Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi yang dibangun bermanfaat bagi para petani sebagai media informasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Aplikasi pemilihan budidaya sayuran menyajikan informasi cara mengukur tingkat keasaman tanah, serta mendukung keputusan tanaman sayuran yang paling cocok ditanam pada lahan petani di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Keywords: Sistem Pendukung Keputusan, Aplikasi Android, Budidaya Sayuran, Metode SAW, Kabupaten Bandung Barat
1. Pendahuluan
Usaha pembudidayaan tanaman sayur sering mengalami hambatan, salah satunya adalah dalam menentukan kesesuaian lahan pertanian untuk penanaman tanaman sayur tertentu, karena produktivitas tanaman sayur tergantung pada kualitas lahan yang digunakan. Penentuan kesesuaian lahan pertanian sangatlah penting, karena jika pada pemilihan lahan pada awal pembangunan tanaman areal- areal yang tidak produktif tidak disisihkan, maka kerugian (finansial) yang cukup besar akan terjadi nantinya. Saat ini, penentuan lahan untuk budidaya tanaman sayur- sayuran masih tidak sesuai, bahkan terkadang “memaksa” pada penggunaan lahan untuk jenis tanaman sayur-sayuran.
Selain itu, pembukaan
lahan pada wilayah yang tidak tepat dapat menyebabkan biaya yang lebih mahal daripada nilai komoditas pertanian untuk masa beberapa tahun. Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan non-pertanian.
Kurangnya pengetahuan dan pemahaman petani akan karakteristik lahan yang akan diolah dan jenis tanaman sayur yang akan ditanam serta sulitnya memperoleh data yang benar tentang karakteristik lahan, dapat membuat petani kesulitan dalam menentukan kesesuaian lahannya. Untuk memperoleh semua pengetahuan yang diperlukan tentunya diperlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar, maka
perlu adanya keberadaan suatu sistem penunjang pembuatan keputusan yang terkomputerisasi (Soepomo, 2014).
Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu Kabupaten yang dominasi penduduknya hidup dari bercocok tanam.
Banyaknya petani Kabupaten Bandung Barat yang masih belajar otodidak dalam penentuan jenis tanaman yang akan diolah mengakibatkan hasil panen pertanian tidak maksimal, sehingga dibutuhkannya sistem yang dapat membantu agar hasil panen pertanian dapat lebih maksimal lagi (Indrianingsih et al., n.d. 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membangun Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran untuk Petani di Wilayah Kabupaten Bandung Barat. Aplikasi berbasis android ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para petani sebagai media informasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian maka dengan demikian hasil panen akan lebih baik dan tentunya memuaskan. Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran untuk Petani di Wilayah Kabupaten Bandung Barat ini akan berisi informasi tentang cara menggukur tingkat keasaman tanah, dan tentunya pendukung keputusan tanaman sayuran yang paling cocok ditanam di lahan petani tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dibangunlah sebuah sistem berbasis android yang mampu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sistem berbasis android ini dibangun dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode ini membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan kedalam skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating dan bobot tiap atribut (Resti, 2018).
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Sistem pendukung keputusan biasaya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau
untuk mengevaluasi suatu peluang. Dengan adanya Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran di Wilayah Kabupaten Bandung Barat dapat membantu para petani untuk menentukan sayuran apa yang cocok untuk ditanam dilahanya (Hendrawan, 2014).
2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan
mengantisifikasi masalah. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.1 Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah suatu proses yang komplek yang di sengaja dan dilakukan secara sistematis terencana, terarah, pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencakup fenomena satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi langsung dengan individu yang diwawancara atau narasumber. Penulis melakukan tahapan wawancara ini dengan melakukan wawancara langsung. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara di Balitsa (Balai Penelitian Tanaman dan Sayuran) Lembang.
3. Studi Kepustakaan
Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Pada tahapan ini penulis mencari dan mempelajari dari berbagai sumber, seperti buku-buku, jurnal dan internet untuk menunjang keperluan penulis dalam penyusunan skripsi.
2.2 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model waterfall.
waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam
membangun software. Model ini termasuk kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE) (Binanto, 2014).
Berikut ini penjelasan dari tahap yang dilakukan dalam model waterfall adalah sebagai berikut:
1. Requirements analysis and definition Ditahap ini penulis melakukan analisis tentang apa saja yang dibutuhkan dalam software yang akan dikembangkan.
Untuk tools yang digunakan penulis menggunakan Andorid Studio sebagai editor code, SQLite sebagai database.
2. Design System
Tahapan perancangan sistem mengalokasikan kebutuhan-kebutuhan sistem perangkat lunak dengan membentuk arsitektur sistem. Tool design yang digunakan untuk aplikasi, menggunakan Unified Modeling Language (UML) dan diagram yang dipakai diantaranya Use Case Diagram, Activity Diagram, Squence Diagram, Class Diagram, Component Diagram dan Deployment Diagram. Kemudian untuk design database menggunakan Entity Relational Diagram (ERD).
3. Implementation
Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak dibangun menggunakan bahasa pemograman java dan xml.
4. System Testing
Unit-unit individu program atau program digabung dan diuji sebagai sebuah sistem lengkap untuk memastikan apakah sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak atau tidak. Pada tahap pengujian ini aplikasi akan di uji menggunakan White Box Testing.
2.3 Metode Alogaritma
A. Sistem Pendukung Keputusan Menutut Mann dan Watson, sistem pendukung keputsan merupakan sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur. Menurut Maryam Alavi dan H. Albert Naiper, sistem penunjang keputusan merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model
untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Litle, sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model (Resti, 2018).
B. Simple Additive Weighting (SAW) Metode Simple Additive Weighting sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode Simple Additive Weighting membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Hidayat, 2017).
Adapun langkah penyelesaian suatu masalah menggunakan metode Simple Additive Weighting yaitu:
1. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam mengambil keputusan yaitu Ci.
2. Memberikan nilai bobot untuk masing- masing kriteria sebagai W.
3. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap alternatif.
4. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisai R.
Xij
(benefit) MaxXij
rij = Min Xij
Xij
Jika j adalah atribut Keuntungan Jika j adalah atribut biaya (cost)
Keterangan :
rij =nilai rating kinerja ternormalisasi.
Xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria.
Max Xij =nilai terbesar dari setiap kriteria.
Min Xij = nilai terkecil dari setiap kriteria.
Benefit = jika nilai terbesar adalah nilai terbaik.
Menhitung nilai bobot preferensi pada setiap alternatif :
Keterangan:
Vi = rangking untuk semua alternatif.
Wj = nilai bobot dari setiap kriteria.
rjj = nilai rating kinerja ternormalisai.
2.4 Desain
A. Tahapan Analisis
Pada tahapan ini perlu dirincikan spesifikasi kebutuhan dari sistem pendukung keputusan menggunakan metode Simple Additive Weighting.
Halaman Frontend:
A1. Pengguna bisa melakukan login dengan menginput username dan password.
A2. Pengguna dapat memeriksa rangking dari hasil perhitungan pemilihan.
A3. Penggunaan dapat mengakses halaman about.
Halaman Backend:
B1. Pengguna dapat mengelola kriteria pemilihan.
B2. Pengguna dapat mengelola alternatif tanaman sayuran.
B3. Pengguna dapat mengelola nilai rating.
B. Use Case Diagram
Gambar Use Case Diagram Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran C. Class Diagram
Gambar Class Diagram Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuram 2.5 Database
Gambar ERD Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran 2.6 Component Diagram
Gambar Component Diagram Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran 2.7 Deployment Diagram
Gambar Deployment Diagram Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran 3 Hasil Aplikasi
Tampilan hasil merupakan gambar antarmuka pengguna dari perancangan sistem yang dibuat. Perancangan antarmuka berfungsi untuk memudahkan interaksi antara pengguna dengan sistem.
3.1 Tampilan Program A. Halaman Utama
Tampilan halaman main atau frontend merupakan halaman utama dari aplikasi yang dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Tampilan Halaman Utama B. Halaman Login
Untuk dapat melakukan pengelolaan data diperlukan otentikasi login pengguna agar tidak terjadi penyalahgunaan perankingan oleh pihak yang tidak mempunyai hak akses.
Tampilan dari halaman login pengguna oleh pengguna dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Tampilan Login C. Halaman Admin
Halaman backend atau dashboard terkadang disebut juga sebagai halaman admin yang hanya dapat diakses oleh pengguna setelah login yang dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Tampilan Admin D. Halaman Kriteria
Pada halaman kriteria terdapat beberapa data kriteria yang sudah ditentukan oleh BALITSA, namun data-data tersebut dapat diperbaharui ketika terjadi kebijakan baru dari perushaan. Tampilan dari halaman kriteria ditunjukkan pada Gambar.
Gambar Halaman Kriteria E. Halaman Sayuran
Pada halaman ini ditampilkan data alternatif yang tersedia agar dapat digunakan untuk pengolahan data tanaman sayuran dengan tampilan antarmuka pengguna pada Gambar.
Gambar Halaman Sayuran F. Halaman Rating
Halaman nilai rating berisi peratingan yang diberikan oleh pengguna terhadap beberapa tanaman sayuran yang sudah dimasukkan sebelumnya. Tampilan dari halaman rating dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Halaman Rating G. Halaman Rangking
Hasil akhir dari proses perhitungan metode Simple Additive Weighting yaitu menghasilkan peringkat atau rangking dari tanaman sayuran dengan tampilan pada Gambar.
Gambar Halaman Rangking 4. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil perancangan Sistem Pendukung Keputusan Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran Organik Menggunakan Metode Simple Additive Weighting di Kabupaten Bandung Barat, maka dapat diperoleh kesimpulan dan saran untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam pembuatan aplikasi ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanaman sayur yang dipilih oleh sistem adalah tanaman sayur yang memiliki nilai rangking tertinggi dari alternative yang ada.
2. Telah dibangun Aplikasi Pemilihan Budidaya Sayuran untuk petani sayur di wilayah Kabupaten Bandung Barat berbasis Android.
3. Aplikasi dapat diakses dengan mudah dimana saja karena berbasis Android.
4.2 Saran
1. Pengembangan berikutnya perlu ditambahkan jenis tanaman selain sayuran.
2. Aplikasi perlu dikembangkan untuk digunakan di dunia pertanian Indonesia, tidak haya di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
3. Dalam aplikasi perlu ditambahkan halaman pengecekan ketinggian lahan dan pengecekan suhu agar lebih efesien.
Referensi
Binanto, I. (2014). Analisa Metode Classic Life Cycle ( Waterfall ) Untuk Pengembangan Perangkat Lunak Multimedia. Jurnal Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, (MAY 2014), 1–
6. https://doi.org/10.13140/2.1.1586.4 968
Hendrawan, M. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Rekrutmen Karyawan Di Pt
Indo Beras Unggul Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp). Jurnal Ilmiah Komputer Dan Informatika
(KOMPUTA). https://doi.org/10.1016/j.
ssi.2005.10.028
Indrianingsih, Y., Naibaho, W. S., Studi, P., Informatika, T., Tinggi, S., &
Adisutjipto, T. (n.d.). Pangan Berdasarkan Kandungan Tanah Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( Ahp ) Dengan. 61–
72.
Resti, N. C. (2018). Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD. Indo Multi Fish. Intensif, 1(2),
102. https://doi.org/10.29407/intensif.v 1i2.839
Soepomo, P. (2014). Kesesuain Jenis Lahan Pertanian Untuk Budidaya
Tanaman Buah-Buahan
Menggunakan Metode. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kesesuain Jenis Lahan Pertanian Untuk Budidaya Tanaman Buah- Buahan Menggunakan Metode Similarity Berbasis Web,2, 1133–
1141.