ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR
KABUPATEN BANYUWANGI
JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh :
Erwin Dian Restu P 125020105111001
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2019
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN NELAYAN DI DESA KEDUNGREJO KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI
Erwin Dian Restu P
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal awal, tenaga kerja, biaya operasional, lama bekerja terhadap pendapatan nelayan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan kriteria sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu pemilik kapal di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi yaitu sebanyak 50 sampel. Teknika analisis data menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Modal awal, tenaga kerja dan lama kerja secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Adapun untuk biaya operasional tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan nelayan. Modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan hasil koefisien regresi (b) masing- masing variabel modal awal mempunyai pengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut dikarenakan koefisien regresi (beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika dibandingkan dengan ketiga variabel yang lain
Kata kunci : modal awal, tenaga kerja, biaya operasional, lama bekerja dan pendapatan nelayan
A. PENDAHULUAN
Banyak studi yang telah membuktikan nelayan tradisional umumnya lebih miskin daripada keluarga petani, pengrajin dan pekerja sektor informal (Kusnadi, 2002). Kompleksitas persoalan nelayan saat ini berdampak pada perekonomian mereka yang semakin menurun. Hal ini menyebabkan kemiskinan di kalangan nelayan dan masyarakat pesisir. Padahal, nelayan adalah salah satu mata pencaharian utama guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi anggota keluarganya. Banyaknya permasalahan kemiskinan yang menimpa nelayan, membuat hidup mereka pasang surut. Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar. Dilihat dari topografinya daerah Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari Wilayah Propinsi Jawa Timur, terletak diantara koordinat 7,43 – 8,46 Lintang Selatan dan 113,53 – 114,38 Bujur Timur dan dengan ketinggian antara 25 – 100 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Banyuwangi memiliki panjang garis pantai sekitar 175,8 km yang membujur sepanjang batas selatan timur Kabupaten Banyuwangi. Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah sekitar 5.782,40 km², dimana setengah wilayahnya atau sekitar 3,78 km² diantaranya merupakan wilayah pesisir dengan panjang garis pantai sekitar 175,8 km, yang berpotensi terhadap subsektor perikanan. Ditambah lagi produksi perikanan darat yang pada umumnya dilakukan melalui budidaya.
Wilayah yang terletak di pesisir pantai timur seperti Kecamatan Muncar merupakan penghasil ikan terbesar di Kabupaten Banyuwangi. Wilayah laut yang demikian luas, sudah tentu akan dapat memproduksi ikan laut (tangkap) yang cenderung meningkat. Terlepas dari hal tersebut subsektor perikanan tetap merupakan subsektor yang memiliki kontribusi paling besar di Kabupaten Banyuwangi dan merupakan sektor andalan dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya. Banyaknya tangkapan mencerminkan besarnya pendapatan yang diterima oleh nelayan yang nantinya sebagian besar digunakan untuk konsumsi keluarga. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga sangat ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Para nelayan melakukan pekerjaan ini dengan tujuan memperoleh pendapatan untuk melangsungkan kehidupannya.
Sedangkan dalam pelaksanaannya dibutuhkan beberapa perlengkapan dan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam guna mendukung keberhasilan kegiatannya
Penelitian ini akan mengamati dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan tangkap. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari modal, jumlah perahu, pengalaman melaut, jarak tempuh melaut dan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian pendapatan nelayan berdasarkan besar kecilnya volume tangkapan, masih terdapat beberapa factor lainnya yang ikut menentukan keberhasilan nelayan yaitu faktor sosial dan ekonomi selain tersebut diatas.
Kondisi demikian tentunya tidak berlaku bagi para nelayan di Desa Kedungrejo yang letaknya berada lebih kurang 3 km ke sebelah selatan dari pusat Kecamatan Muncar. Terletak persis di tepi bagian timur sungai Kedungrejo dan tidak jauh dari pelabuhan dan Tempat Pelelangan Ikan. Sebagian besar penduduknya atau 95% nya bekerja sebagai nelayan murni.
Karena itu, sebagaimana desa-desa lainnya di Kecamatan Muncar, mayoritas penduduk desa ini bermata pencarian sebagai nelayan dan petani tambak, baik tambak tambak Udang Windu maupun Bandeng atau juga sebagai petani garam. Menurut Dahuri et al (2001), ada indikasi bahwa terdapat sejumlah faktor yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat nelayan diantaranya adalah faktor sosial, ekonomi dan budaya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Quibra dalam Dillon dan Hermanto (1993) bahwa kemiskinan berkaitan erat dengan masalah sosial, ekonomi dan budaya yang dinamis. Dalam hal ini, faktor sosial diantaranya meliputi tingkat pendidikan formal/non formal, umur, kelembagaan dan pengalaman kerja. Sedangkan faktor ekonomi meliputi modal, jenis pekerjaan, pemasaran dan lain-lain. Adapun faktor budaya meliputi agama, kepercayaan, kebiasaan, tingkah laku dan adat istiadat.
Tingkat kesejahteraan nelayan sangat dipengaruhi oleh hasil tangkapannya. Jika hasil tangkapannya bagus, maka pendapatan mereka juga baik, begitu pula sebaliknya. Selain itu, beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan menurut Sujarno (2008) meliputi faktor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya biaya, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh, dan pengalaman. Beberapa masalah perikanan tangkap yang juga mempengaruhi pendapatan yang diperoleh nelayan menurut Murdiyarto (2007) adalah tingginya harga bahan bakar, sumberdaya yang terkuras dan harga ikan sebagai output dalam perikanan tangkap. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengamati dan menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan dari sisi sosial ekonomi yaitu modal awal, tenaga kerja, biaya operasional, lama bekerja yang mempengaruhi terhadap pendapatan nelayan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Konsep Tentang Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak lagsung (Suroto, 2000).
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan (TR) dan semua biaya (TC). Jadi = TR – TC. Penerimaan (TR) adalah perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py).
Biaya biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contoh biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Soekartawi, 2002).
2. Faktor Sosial Ekonomi
Menurut Sujarno (2008) selain biaya, jumlah tenaga kerja, pengalaman, dan jarak tempuh ada empat faktor lain yang mempengaruhi peningkatan pendapatan nelayan yaitu:
a) Modal dan Biaya Produksi
Modal ada dua macam, yaitu modal tetap dan modal bergerak. Modal tetap diterjemahkan menjadi biaya produksi melalui deprecition cost dan bunga modal. Modal bergerak langsung menjadi biaya produksi dengan besarnya biaya itu sama denga nilai modal yang bergerak.
Setiap produksi sub sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor produksi modal kerja.
Makin tinggi modal kerja per unit usaha yang digunakan maka diharapkan produksi ikan akan lebih, usaha tersebut dinamakan padat modal atau makin intensif.
Sebagian dari modal yang dimiliki oleh nelayan digunakan sebagai biaya produksi atau biaya operasi, yaitu penyediaan input produksi (sarana produksi), biaya operasi dan biaya-biaya lainnya dalam suatu usaha kegiatan nelayan. Biaya produksi atau biaya operasi nelayan biasanya diperoleh dari kelompok nelayan kaya ataupun pemiliki modal, karena adanya hubungan pinjam meminjam uang sebagai modal kerja dimana pada musim panen, hasil tangkapan (produksi) ikan nelayan digunakan untuk membayar seluruh pinjaman utang, dan tingkat harga ikan biasanya ditentukan oleh pemilik modal.
Total biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun hasil tangkapan ikan/produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil tangkapan ikan/produksi yang diperoleh, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Rahardja, Manurung, 2006).
b) Faktor Tenaga Kerja
Berbicara masalah tenaga kerja di Indonesia dan juga sebagian besar negara-negara berkembang termasuk negara maju pada umumnya merupakan tenaga kerja yang dicurahkan untuk usaha nelayan atau usaha keluarga. Keadaan ini berkembang dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin majunya suatu kegiatan usaha nelayan karena semakin maju teknologi yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga yang khusus dibayar setiap sekali turun melaut sesuai dengan produksi yang dihasilkan.
Setiap usaha kegiatan nelayan yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kapasitas kapal motor yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya melaut (lebih efisien) yang diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena tambahan tenaga tersebut profesional (Masyhuri, 1999).
Oleh karena itu dalam analisa ketenagakerjaan usaha nelayan, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan kerja. Curahan tenaga kerja yang dipakai adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai.
c) Faktor Biaya Operasional
Biaya tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya merupakan masukan atau input dikalikan dengan harga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Produksi menunjukan pada jumlah input yang dipakai dalam jumlah fisik output yang dihasilkan, sedangkan biaya produksi menunjuk pada biaya perolehan input tersebut. Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output, sehingga pemahaman tentang konsep dan definisi biaya produksi adalah bagaimana biaya bervariasi dengan perubahan output dan bagaimana biaya produksi diestimasi secara empiris harus benar-benar dipahami.
Ada beberapa pengertian biaya yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Menurut Mulyadi (1999) Biaya adalah “Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2004:40) menyatakan biaya adalah “Kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa yang disebut biaya dapat berupa biaya yang terjadi (historical cost) dan biaya yang akan terjadi (future cost), yaitu biaya yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang. Manajemen sangat berkepentingan terhadap biaya yang akan terjadi (future cost) karena biaya ini adalah biaya yang dapat dikendalikan oleh menajemennya, sedangkan untuk historical costnya hanya dapat diamati dan dinilai terjadinya biaya tersebut. Untuk biaya yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan merencanakannya terlebih dahulu.
d. Faktor Pengalaman
Faktor pengalaman, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang membahas bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam aktivitas nelayan dengan semakin berpengalamannya, nelayan yang makin berpengalaman dalam
menangkap ikan bisa meningkatan pendapatan atau keuntungan. Pengalaman kerja merupakan hal yang pernah dilakukan seseorang sebelum bekerja pada suatu lembaga atau seseorang yang telah bekerja cukup lama pada suatu lembaga. Pengalaman kerja akan dapat memberikan keuntungan bagi seseorang dalam melaksanakan kerja selanjutnya karena orang tersebut sudah pernah melakukan pekerjaan itu sehingga ia akan tahu tentang pekerjaan yang akan dihadapi. Seorang pekerja ataupun karyawan harus mempunyai kemampuan, pengetahuan kerja, suasana hati, keyakinan, dan nilai-nilai pada pekerjaaannya agar pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan target.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diketahui bahwa pengalaman kerja sangat membantu seseorang untuk mempersiapkan diri menghadapi pekerjaan yang mungkin sama dengan pekerjaan yang baru. Seorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak tentu akan lebih mengerti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah. Selain itu karyawan yang telah memiliki pengalaman kerja lebih banyak pasti akan lebih cepat dalam bekerja dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang dijalankan. Pengalaman kerja adalah suatu pekerjaan maupun jabatan yang sebelumnya pernah diduduki pada kurun waktu tertentu (Hariandja, 2013)
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif . Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Singarimbun, 2006). Penelitian penjelasan ini juga dinamakan peneitian pengujian hipotesis (Testing Research) dimana dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian. Pada penelitian explanatory, hipotesis yang dirumuskan akan diuji untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu modal awal, tenaga kerja, biaya operasional, lama bekerja dan pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi
Definisi Operasional Variabel Variabel Dependent (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010), kemudian untuk variabel terikatnya yang digunakan adalah pendapatan nelayan (Y).Pendapatan nelayan merupakan besarnya pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan ikan, pada penelitian ini pendapatan nelayan diukur dengan satuan Rupiah dalam 1x melaut.
Variabel Independent (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2010). Dalam penelitiaan ini variabel bebas yang digunakan adalah: 1) Modal awal, yaitu sejumlah modal yang dikeluarkan oleh pemilik kapal untuk mendukung aktivitas melaut, misalnya biaya pembelian jaring diukur dengan satuan Rupiah 2) Jumlah tenaga kerja (ABK), variabel ini menunjukkan banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam sekali melaut dan dalam satu kapal/perahu, pada penelitian ini jumlah tenaga kerja diukur dengan jumlah ABK atau orang dalam 1x melaut 3) Biaya operasional, variabel ini menunjukkan total pengeluaran yang harus dikeluarkan nelayan pada saat pergi melaut dalam sekali melaut, biaya operasional dalam penelitian ini yaitu biaya makan dan bahan bakar diukur dengan satuan Rupiah dalam 1x melaut 4) Lama kerja, variabel ini menunjukkan lamanya aktivitas yang dilakukan oleh seorang nelayan diukur dengan satuan tahun.
Metode Analisis Data
1. Metode analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yaitu digunakan analisis regresi linier berganda yang dilakukan untuk menguji pengaruh modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja. Selain itu juga digunakan analisis deskriptif, yaitu merupakan suatu analisis yang menguraikan data hasil penelitian tanpa melakukan pengujian meliputi data yang berkaitan dengan profil responden dan variabel penelitian.
Adapun formulasi regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010).
Y = a + b1X1+ b2X2+b3X3+b4X4+ ei Keterangan :
Y = Pendapatan nelayan X1 = modal awal X2 = tenaga kerja
X3 = biaya operasional X4 = lama bekerja a = Nilai konstanta ei = Faktor pengganggu
b1,b2,b3 dan b4 = Koefisien regresi 2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan pada hasil analisis regresi linier berganda dengan estimasi model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/OLS). Untuk estimator yang diperoleh memiliki sifat merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) (Algifari, 2000). Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yaitu: tidak terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan residual berdistribusi normal. Agar syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka dilakukan uji sebagai berikut:
3. Uji Hipotesis a) Uji t
Digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara parsial variabel bebas yaitu modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan
Ha : Ada pengaruh secara parsial variabel bebas yaitu modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja.
2) Probabilitas tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 5% (0,05).
3) 3) Kriteria pengujian
a. Jika probabilitas tingkat kesalahan < 5%, sig.t, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Jika probabilitas tingkat kesalahan ≥ 5%, sig.t maka tidak signifikan, artinya Ho diterima dan Ha ditolak.
4) Pengambilan kesimpulan berdasarkan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan suatu hipotesis.
b) Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan semua variabel bebas (modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja) terhadap pendapatan nelayan.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara simultan modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan
Ha : Ada pengaruh secara simultan modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan
2) Probabilitas tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 5% (0,05).
3) Kriteria pengujian
a. Jika probabilitas Sig. F tingkat kesalahan < 5%, maka signifikan, artinya Ho ditolak dan Ha diterima
b. Jika probabilitas tingkat kesalahan ≥ 5%, maka tidak signifikan, artinya Ho diterima dan Ha ditolak.
4) Pengambilan kesimpulan berdasarkan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan suatu hipotesis.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan melihat seberapa besar variabel independen atau bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen atau terikat dalam menerangkan serta pengaruhnya secara potensial. Hal ini dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R2). Nilai R2 digunakan Untuk menguji besarnya sumbangan variabel bebas yang diteliti menjelaskan variasi variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Sebaliknya apabila R2 semakin kecil (mendekati nol), maka besarnya sumbangan variabel bebas
terhadap variasi variabel terikat semakin kecil. Jadi besarnya R2 berada diantara 0 – 1 atau 0 < R2 < 1
PEMBAHASAN DAN HASIL
Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Estimasi fungsi regresi dilakukan dengan bantuan program SPSS dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2019
Berdasarkan hasil estimasi regresi, maka dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = -99.536,802 + 1,017 X1 + 96251,347 X2+ 0,913 X3+ 80503,591 X4 +e Dari Tabel 4.5, maka persamaan garis regresi di atas dapat diartikan bahwa:
a = -99.536,802 memiliki nilai negatif dan tidak signifikan berarti besarnya konstanta sama dengan 0 besarnya pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp. 0,- jika tidak ada input yang digunakan baik modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan bagi nelayan yang belum memiliki pengalaman .
b1= 1,017 menunjukkan bahwa jika modal awal naik Rp.1,- sedangkan X2, X3 dan X4
tetap rata-rata pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi akan naik sebesar Rp.1,017.
b2= 96251,347 menunjukkan bahwa jika jumlah tenaga kerja naik 1 orang sedangkan X1, X3 dan X4 tidak berubah maka rata-rata pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi akan naik sebesar Rp. 96.251,347.
b3= 0,913 menunjukkan bahwa jika biaya operasional naik Rp.1,- sedangkan X1, X2 dan X4 maka rata-rata pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi akan naik sebesar Rp.0,913,-.
b4= 177.100,00 menunjukkan bahwa jika lama kerja naik 1 tahun sedangkan X1, X2 dan X3 tidak berubah maka rata-rata pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi akan naik sebesar Rp.177.100,-.
Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan variasi pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar 0,841. Dengan demikian berarti bahwa model regresi yang digunakan dengan menggunakan variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja mampu menjelaskan variasi pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi sebesar 84,1%, sedangkan sisanya sebesar 15,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari masing-masing variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja hasilnya menunjukkan bahwa adanya
korelasi sebesar yaitu 0,917. Angka tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja dengan variabel pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Uji Asumsi Klasik
Untuk membuktikan apakah model regresi linier berganda dapat menghasilkan nilai penduga yang bersifat BLUE maka dilakukan uji asumsi klasik dengan melakukan evaluasi ekonometrika. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas data.
4.4.3.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan varian IF yang secara lengkap hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Sumber: Data Diolah, 2019
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai VIF masing-masing variabel bebas di sekitar angka satu yaitu 1,016-1,218 dan nilai tolerance mendekati angka 1 yaitu 0,821-0,98. Karena VIF tidak ada yang lebih besar dari 10 atau nilai tolerance tidak ada yang lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan bebas multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang terdapat pada grafik scatterplot residualnya.
Adapun hasil uji heteroskedastisitas dapat disajikan pada gambar berikut:
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik yang terbentuk pada grafik scaterplot tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan bebas heteroskedastisitas. Hasil tersebut membuktikan bahwa pengaruh variabel independent yaitu variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama bekerja mempunyai varian yang sama. Dengan demikian membuktikan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini efisien dan kesimpulan yang dihasilkan tepat.
Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan metode uji sampel Kolmogorov-Smirnov dengan test distribution normal dimana kriteria yang digunakan yaitu: jika Sig >5% (α= 0,05) maka residual hasil estimasi regersi yang digunakan berdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas Data
Sumber: Data Diolah, 2019
Tabel berikut menunjukkan bahwa nilai sig. Uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,733 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti residual hasil regresi berdistribusi normal.
Hasil pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Pertama (Hasil Uji F)
Untuk menguji apakah variabel independent secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel dependent digunakan uji F (F- test) dengan cara membandingkan nilai signifikannya. Dari hasil estimasi regresi linier berganda diperoleh F hitung sebesar 59,634 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, dari perhitungan ini dapat diketahui bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel independent yaitu modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama kerja secara bersama- sama atau secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Pengujian Hipotesis Kedua (Uji t)
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent, yaitu variabel modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama kerja berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, digunakan uji t dengan cara membandingkan nilai sig t. Di bawah disajikan hasil uji t dari regresi yang digunakan.
Perbandingan Hasil t Hitung Dengan Nilai Signifikan t
Variabel thitung Sig.
X1
X2
X3
X4
13,180 2,068 1,276 2,561
0,000 0,044 0,209 0,014 Sumber: Data diolah, Tahun 2019
Dari hasil nilai signifikan t maka dapat diuraikan hasil analisis secara parsial sebagai berikut:
1. Untuk variabel modal awal (X1) diperoleh nilai t hitung sebesar 13,180 dengan nilai signifkansi sebesar 0,000, karena nilai Sig. t lebih kecil dari (0,05) maka disimpulkan bahwa secara parsial variabel modal awal (X1) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
2. Untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,068 dengan nilai signifkansi sebesar 0,044, karena lebih kecil dari (0,05) maka disimpulkan bahwa secara parsial variabel tenaga kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
3. Untuk variabel biaya operasional (X3) diperoleh nilai t hitung sebesar 1,276 dengan nilai signifkansi sebesar 0,209. Karena nilai Sig. lebih besar dari (0,05) maka disimpulkan bahwa maka secara parsial variabel biaya operasional (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
4. Untuk variabel lama kerja (X4) diperoleh nilai t hitung sebesar 2,561 dengan nilai signifkansi sebesar 0,014. Karena nilai Sig. t lebih kecil dari (0,05) maka disimpulkan bahwa secara parsial variabel lama kerja (X4) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Penentuan Variabel Bebas Yang Mempunyai Pengaruh Dominan
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang dominan terhadap variabel terikat diketahui dari hasil perbandingan standardized coefficient (beta) masing-masing variabel bebas yang secara lengkap disajikan pada Tabel berikut:
Koefisien Regresi Variabel Bebas
Variabel Koefisien Regresi
Modal awal 0,831
Tenaga kerja 0,136
Biaya Operasional 0,076
Lama kerja 0,159
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2019
Berdasarkan hasil koefisien regresi (beta) masing-masing variabel bebas Tabel 4.9 menunjukkan variabel modal awal mempunyai pengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut dikarenakan standardized coefficient (beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika dibandingkan dengan ketiga variabel bebas yang lain.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama kerja berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan para nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi.
Kemampuan variabek bebas dalam menjelaskan variasi pendapatan nelayanan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi sebesar 84,1%. Hal ini berarti 15,9% variasi pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi dijelaskan oleh variabel bebas yang lain diantaranya ukuran mesin, tingkat pendidikan, usia, tanggungan keluarga, teknologi, jarak tempuh dan cuaca. Hasil penelitian ini lebih baik misalnya dapat mengetahui pengaruh dari modal awal, tenaga kerja dan lama kerja terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Pembahasan masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh modal awal terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi
Adanya pengaruh positif modal awal terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi menunjukkan bahwa akan mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diperoleh. Modal awal ini memberikan dukungan dalam upaya peningkatan pendapatan. Semakin baik modal awal yang digunakan maka semakin tinggi pula dukungan untuk meningkatkan pendapatan. Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam melakukan aktivitas nelayanan. Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau uang yang bersama- sama digunakan untuk melakukan pembiayaan aktivitas operasional nelayan. Modal atau biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun besar (Tambunan, 2002).
2. Pengaruh tenaga kerja Terhadap Jumlah pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi
Jumlah tenaga kerja bepengaruh positif terhadap jumlah pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin banyaknya tenaga kerja yang digunakan maka akan menentukan jumlah pendapatan yang akan diperoleh. Jumlah tenaga kerja secara langsung mendukung aktivitas operasional nelayan. Menurut Sumarsono (2013) apabila banyak produk yang terjual sehingga dengan demikian pengusaha akan meningkatkan jumlah produksinya. Meningkatnya jumlah produksi akan mengakibatkan meningkatnya tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga dengan demikian pedapatan juga akan meningkat. Tenaga kerja dapat membantu dalam proses produksi dalam hal ini aktivitas nelayan sehingga menentukan jumlah tangkapan ikan.
3. Pengaruh biaya operasional terhadap Jumlah pendapatan
Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya operasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapata nelayan, dengan demikian menunjukkan bahwa biaya operasional yang digunakan tidak menentukan besarnya kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Menurut Dahen (2016) makin besar biaya produksi melaut tentunya akan membuat makin besar pula kesempatan memperoleh tangkapan serta akan meningkatkan pendapatan nelayan. Sukartini (2003) biaya operasional dalam melaut yang berupa modal atau asset misalnya harga mesin kapal, harga perahu serta modal yang digunakan dalam kegiatan sekali melaut (makanan atau minuman dan bahan bakar yang digunakan). Namun demikian biaya operasional tersebut tidak mendukung pencapaian pendapatan ketika biaya yang dikeluarkan tersebut tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
4. Pengaruh lama kerja Terhadap Jumlah pendapatan
Berdasarkan hasil analisis lama kerja nelayan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin lamanya lama kerja nelayan dapat meningkatkan pendapatan nelayanan. Menurut Becker dalam Jayanti (2016) menggambarkan tentang teori alokasi waktu yang mengungkapkan yakni seluruh manusia mempunyai durasi waktu bekerja dan kegiatan lainnya. Lama kerja menunjukkan sejauh mana penguasan seseorang terhadap bidang pekerjaan yang selama ini ditekuninya.
Lama bekerja seorang dapat menjadi sebuah keuntungan dalam pemilihan strategi dan cara melakukan pekerjaanya, serta dapat melakukan inovasi dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
Tenaga kerja yang memiliki lama kerja yang lebih lama akan memiliki strategi yang lebih matang dan tepat dalam pekerjaannya. Karena tenaga kerja dengan lama kerja yang lebih lama akan memiliki lama bekerja, pengetahuan serta mampu mengambil keputusan dalam setiap kondisi dan keadaan. Selain itu, lamanya tenaga kerja menekuni bidang pekerjaanya akan mempengaruhi kemampuan profesionalnya. Menurut Sastrohadiwiryo (2001:163) lama kerja tidak hanya menyangkut jumlah masa kerja, tetapi lebih dari juga memperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah atau sering dihadapi. Sejalan dengan bertambahnya pekerjaan, maka akan semakin bertambah pula pengatahuan dan ketrampilan seseorang dalam bekerja sehingga mendukung upaya untuk memaksimalkan pendapatan yang diperoleh.
D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Modal awal, tenaga kerja dan lama kerja secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Adapun untuk biaya operasional tidak memiliki pengaruh terhadap pendapatan nelayan.
2. Modal awal, tenaga kerja, biaya operasional dan lama kerja berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten
Banyuwangi
3. Berdasarkan hasil koefisien regresi (b) masing-masing variabel modal awal mempunyai pengaruh dominan terhadap pendapatan nelayan Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Hal tersebut dikarenakan koefisien regresi (beta) pada variabel tersebut mempunyai nilai terbesar jika dibandingkan dengan ketiga variabel yang lain.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka perusahaan disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan mengetahui variabel biaya oprasional tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan. Dengan demikian diharapkan kepada nelayan, penggunaan biaya oprasional oleh masing-masing kelompok nelayan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sehingga akan mengurangi biaya kelaut (lebih efisien).
2. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel- veriabel lain diluar modal awal, tenaga kerja, biaya oprasional dan lama krja dengan mencari ruang lingkup populasi yang berbeda dan lebih luas. Dengan demikian penelitian lanjutan tersebut dapat semakin memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai pendapatan nelayan.
3. Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan program-program bantuan yang bisa memberdayakan masyarakat menjadi lebih maju dan berkembang, misalnya peminjaman modal usaha dan memberikan peluang lapangan kerja alternatif di luar sektor perikanan untuk meningkatkan pendapatan nelayan.
4. Pemerintah daerah diharapkan menjaga konsistensi dalam pengentasan kemiskinan para nelayan. Konsistensi tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk kontinuitas penyediaan anggaran untuk program dan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan nelayan.
Upaya dilakukan sebagai upaya untuk mendukung kesejahteraan nelayan melalui peningkatan pendapatan nelayan.
DAFTAR PUSTAKA
Akib, Haedar., dan Tarigan, 2000, Antonius., Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya, Jurnal Kebijakan Publik.
Arikunto, S. 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmita Syahma, 2016, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tangkap di Desa Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM
Clif Marthin, 2018,Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Kecamatan Siau Timur Selatan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Dahuri,R et al.2001.”Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Peisisir dan Lautan Secara Terpadu.”Jakarta:PT.Pradnya Paramita
Desi Astuti, 2015, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kabupaten Langkat
Dillan, H.S. dan 1-Iermanto, 1993, Kemiskinan di Negara llcrkembang: Masalah Konseptual dan Global, Prisma, 3 (12) , hal 23-33
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hariandja, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta
Herdt, 2008, Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Infokop Nomor 25 Tahun XX
Kusnadi. 2002. Nelayan, Strategi Adaptasi, dan Jaringan Sosial. Cetakan Kedua. Humaniora Utama Press. Bandung.
Masyhuri, 1999, Usaha Penangkapan Ikan di Jawa dan Madura: Produktivitas dan Pendapatan Buruh Nelayan, Masyarakat Indonesia, XXIV No. 1
Murdiyarso, Daniel., 2007, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim, Penerbit buku Kompas, Jakarta
Nirmawati, 2018, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan Di Kecamatan Pajjukukang Kabupaten Bantaeng
Prakoso, Jati. 2013. Peranan Tenaga Kerja Modal dan Teknologi terhadap Peningkatan Pendapatan Mayarakat di Desa Asem Doyong Kecamatan Tanam Kabupaten Pemalang. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. Jawa Tengah.
Rahardja, Prathama. Manurung, Mandala. 2006. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, Edisi Ketiga, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Salim, Agus (1999), Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya di Kecamatan Syah Kuala Kota Madya Banda Aceh, tesis S2 PPS USU Medan
Sastrawidjaya. 2002. Nelayan Nusantara. Pusat Riset Pengolahan Produk Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta
Shifa Nurul, 2011, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu Jakarta Utara
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006, Metode Penelitian Survei ( Editor), LP3ES, Jakarta
Soekartawi, 2005, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. UI Press. Jakarta
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung
Sujarno.2008. Peranan Tenaga Kerja , Modal, Dan Teknologi Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Nelayan Di Desa Asemdoyong Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.
Skripsi dipublikasikan.semarang : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Sukirno, Sadono. 2003. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali. Press: Jakarta Suyitno. 2012. Faktor factor yang mempengaruhi pendapatan nelayan. Ekonomi pembangunan .
menjelajah dunia dengan ilmu pengetahuan.