KAJIAN BUNYI VOKAL BAHASA JAWA DALAM
LINGKUNGAN MULTIETNIS: sruDt KAsus Dt YOGYAKARTA.)
Widada Hs.'*l
Balai
BahasaProvinsiJawa
TengahInti Sari
Penelitian
ini
memfokuskan pada pembahasan mengenai fonologi bahhsaJawa
lingkungan multietnis (BJLM), khususnya kajian bunyi vokal. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitianini
adalah berdasarkan pada analisis linguistik struktural. Adapun data penelitianini
berupa tuturan BJLM dengan ragam ngoko. Alat penelitian berupa daftar kata untuk mendapatkan data struktur fonologi BJLM. Cara pengumpulan data dengan menggunakan berbagai teknik, seperti teknik kerja sama dengan informary teknik kuesioner, dan teknik rekam. Cara menga.rilj"i"data dengan menerapkan metode distribusional dengan berbagai tekniknya. Hasil analLis yang diperoleh tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bunyi-bunyi vokal yang terdapat dalam bahasa Jawa yang dituturkan oleh berbagai etnis yang tinggal di Yogyakarta.
Kata kunci: vokoid, vokal, bahasa |awa,
multietnis
tAbstract
This research focuses on the disutssion of the Jaoanese phonologg in a multiethnic enoirorunent (BILM), particularly to study the ttozoel sounds. This research applies analysis of strttctural theory as the framnoork theory. As for the data, this research uses BILM's ngoko speech" The instnmtsnt
for
this research is word lists through which the Bfi'IvI's phonological stnrctures are found. The method of dsta collection uses seoeral techniques, such as the techniques of cooperation with the infonnnnts, questionnaires, anil recordings. The data are then analyzed by using distibutional method with its oaiants. The result is erpecteillo gioe details of description about the oowel sounds in the laaanese language as spoken by the ruttltiethnic pmple in Yogyakarta"Keywords: ookoid, oowel, J aztanese lnnguage, multiethnic.
1. Pendahuluan
Pada
zaman
globalisasiyang telah
maju seperti sekarangini, hubungan antaretris
ter-jalin
semakin akrab.Hal itu
disebabkan oleh adanya sartulakomunikasi
yurrgbegifu
maju,seperti telepon, televisi, dan intemet.
Kon-disi
semacamitu
akan mempermudah prosespembauran antaretnis dalam
masyarakat.Di samping itu, kontak langsung
antaranggota masyarakatyang berbeda etnis dan
budaya juga mendorong masyarakat efuris tertentuun-
tuk
mempelajaribudaya
ehrislain,
termasuk bahasanya.Hal itu tampak pada
masyarakatkaum
pendatang sebagai golonganminoritas yang
menyesuaikandiri dengan
masyarakat setempat. Sebagaicontoh orang-or:rng
etrris Jawayang
mencari nafkah di luar Jawa akan berusaha dapatberkomunikasi
dengan meng-gunakan
bahasadaerah
setempat.Demikian pula,
orang yang berasaldari etris lain
yangti.ggrl ]awa juga akan belajar
bahasa |awa pada lingkungannya.81
Bahasa ]ar.va (yang selanjutnya disingkat BD yang
dituturkan
oleh masyarakat nonetnisJawa tidak akan sama dengan BI
Yangdituturkan
oleh etnis ]awa"Hal itu
disebabkanBJ yang dituturkan oleh nonebris
]arva terpengaruh oleh bahasa ibunya,yaitu
bahasa daerahtertentu
danjuga
terpengaruh bahasa lainnya. Kenyataan semacamitu
akan menjadi ciri khasbahasa Jawa sehingga denganmudahdapat dikenali dari
ehrismElna penutur itu
berasal"
Penelitian terhadap B] memang
sudahbanyak dilakukan oleh para ahli.
Penelitiantersebut meliputi bermacam*macam
aspek kebahasaanyang dijadikan topiknya'
Sebagaicontoh, penelitian yang memilih topik
kedialekan. Penelitian kedialekanitu
biasanyamembicarakan seluruh aspek
kebahasaan, yangmeliputi
aspekfonologi
aspekmorfologi, dan juga
aspek sintaksisnya.Adapun
contoh hasil penelitian yang memilih topik kedialekan,yaitu
(1) Struktur Dial.ek Bahasa Jawadi
Pantail)tara lawa
Tengah (Tegal dan Sekitarnya) tahun1-97 6, Struktur B ahasa J nwa DialekB atxyunms tahun
1"977, dan Struktur Bahasa Jawa di Perbatasan Jazoa Tengah danlawaTimur tahun L983.
Penelitian yang dilakukan ini memilih
objeknya adalah struktur fonologi
bahasaJawa yang telah mendapat pengaruh dari berbagai bahasa daerah. BI yang
sepertitersebut dapat ditemukan di wilayah
kotaYogyakart4 mengingat di kota itu hidup
berbagai kelompaok masyarakat yang berasal
dari berbagai etnis. Keadaan
semacamitu
akan mengakibatkan
wujud
bahasa Jawa yang mengalami perubahan dari berbagai aspeknya, terutama pada tataran fonologinya. Oleh karena itu, kiranyaperlu diteliti
dan diketahui tentang{onologi
BJ yangdituturkan
oleh masyarakatdari
berbagaikelompok etris yang tinggal di
Yogyakarta.
Berdasarkan
uraian di
atas,penelitian
BJyang dituturkan oleh kelompok
masyarakatdari
berbagai etoris ataumultietris itu
dapatdianggap sebagai usaha dalam
rangkapendokumentasian
bahasa-bahasadaerah di Indonesia khususnya
bahasaJawa. Hal itu berarti bahwa hasil deskripsi yang
berupa struktur fonologibahasa lawaitu
dapatdipakai
sebagaisumber informasi bagi para peneliti
82
Widyapanu?, Volume 39, Nornorl
Juni 2011yang ingin mengetahui sifat-sifat khusus
BJyang dituturkan oleh kelompok
masyarakatmultietris.
1.1
RuangLingkup
dan PermasalahanRuang lingkup pembicaraan B]
Yangdituturkan dalam lingkungan mulfietnis (BILM) itu temyata cukup luas. Hal itu
dapat
dilihat dari
segi cakupan permasalahanyang
ada,yaitu bentuk atau struktur
BJLMyang acla di Yogyakarta. Masalah struktur BJLM itu meliputi
beberapa aspek, misaLrya aspekstruktur
fonologis,struktur
morfologis,struktur
sintaksis,,danstruktur
wacana. OIehkarena itu, pembbhasan dalam
penelitianBJLM itu perlu dibatasi pada
masalah yang menarikultuk diteliti, yaitu struktur fonologi
pada aspekbunyi
vokalBILM'
Adapun
yang diiadikan korpus penelitian ini adalahBJ ragamngoko. Hal itu sesuai denganadanya kenyataan bahwa masyarakat dari
berbagai eto:ris yang tinggal di Yogyakarta lebih menguasaiB] ragam ngoko daripada
ragarn krama. Mdmang ada sebagian masyarakat etnis tertentu yang dapat berkomunikasi dengan B]ragam krama,
tetapi
Penguasaan terhadap BJ krama sangat terbatas. Oleh karenaitu,
ragamBJ ngoko
dipilih
sebagai korpus penelitianini.
Sesuai dengan
lingkup
penelitian tersebut, permasalahan penelitianitu
dapatdirumuskan
sebagaiberikut.
Bagaimanakah kekhususanstruktur fonologi
yang tampak pada pelafalanbunyi-bunyi tuturan atau pelafalan
kosakata yang terjadi pada prosesalofonik
dalam BILM?1"2 Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
mempunyai dua tujuan,yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus. Keduatuiuan
itu dapat dijelaskan
sebagaiberikut.
Tujuanumum penelitian ini yaitu i.gi.
mengetahuibentuk-bentuk fonem BJ digunakan
oleh kelompok masyarakatmultietris
yangtinggal di
Yogyakarta. Dengan kata lain, penelitianini ingin memperoleh deskripsi tentang
fonem- fonemBI
yangdituturkan
oleh berbagai ebrisyang tinggal di Yogyakarta.
Penguasaanfonem-fonem BI itu diperoleh
dengar$ carakontak
secaralangsung dengan
masydrakat ehris ]awa di Yogyakarta.Secara
khusus penelitian ini
bertujuanuntuk
mendapatkan deskripsi pelafalanbunyi- bunyi vokal tuturan BI yang diucapkan
oleh masing*masing kelompok ebris yangtinggal di
Yogyakarta. Olehkarena itu, hasil analisis dalam
tulisan ini diharapkan dapat
menjelaskanadanya perbedaan distribusi bunyi-bunyi
vokal yang digunakandi
antarapenutur
yangberlatar belakang dari
berbagaietris" Hasil akhir yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebuah pendeskripsian bunyi-bunyi fonemis
secaraumum yang terdapat
dalam masyarakat yang berlatar belakang multieturis.1.3 Tiniauan
PustakaHasil penelitian yang
membicarakanfonologi BJ jumlahnya masih
terbatas.Pembicaraan
fonolagi B]
kebanyakan sebagaibahan pelengkap dalam
pembicaraanmengenai aspek lain atau sebagai
bagiandari
sebuah tata bahasa.Hal itu
akan tampak pada beberapa hasil penelitian yang telahad4
misahryahasil penelitian oleh Sumukti
(1971)dengan judul Javanese Morphology
and Morphophonemics", Uhlenbeck (1982) denganjudul Kajian Morfologi
Bahasa Jazoa, Subroto (1991)dengan judulTataBahasaDeskriptif Bahasalawa,
dan Wedhawatidkk.
dengan jludul Tata BahasalawaMutal&ir (2006). Di samping itu, ada sebuahbuku
yang khusus membahas tentangfonologi dari
berbagaibahas4 yaitu berjudul
Fonetik yangditulis
Marsono tahun 1986.Penelitian
Sumukti
(1971)yang berjudul
"Javanese Morphology and Morphophonemics"
merupakan sebuah desertasi. Pada
bagianawal buku itu diuraikan fonologi
BJ standar.Dia
menyatakanbahwa fonem vokal
dalamBI itu berjumlah delapan buah dan jumlah
konsonan sebanyak 24buah. Dasar penenfuan atau analisis fonemitu
adalah dasar klasifikasi artikulasi tradisional (the tradisionnl articulation-based classification).Akibatnya dia mengacaukan
pengertian antara bunyi artikulasi/bunyi
ujaran dengan fonem. Padahalbunyi
artikulasi merupakan bidang fonetik Qtarole) yang bersifat ujar dan fonem dalam bidang fonemik (langue) yang bersifat sistem (Barrd. Samsuri. 2004:126).Bunyiujaranbelum mempunyaifungsipembeda
arti,
sedangkan fonem sudah dapat berfungsi membedakan arti. Dalam menganalisis fonem,Sumukti menggunakan dasar kontras pasangan
minimal
(minimally contr astiae p airs).Samsuri dalam bukunya yang berjudul Analisa
Bahasa(2004) juga
membicarakantentang fonologi BJ. Dalam bukunya itu Samsuri membicarakan Bl dialek
Bagelen.Memang dia tidak khusus
membicarakan fonologi Bf, melainkan membicarakanfonologi
secaraumum. Adapun
pembicaraanfonologi
BI itu sebagai bahan pembanding
dalampembicaraan fonologi pada
bahasa-bahasa secaraumum" Namun, yang perlu
dicatatwalaupun Samsuri hanya
membicarakanfonologi
BJitu
secara, selintas, konsep-konsep dasar penentuan fonetn sangat mantap.Samsuri dalam membicarakan
fonemdimulai dengan pendeskripsian bunyi-bunyi ujaran
@arole)dan kemudian baru
dapatmendeskripsikan fonem (sebagai
langue).Bunyi ujaran sifabrya belum
membedakanarti (distingtif). Sebagai contoh dalam Bl terdapat bunyi [pn], [p], d* [p"] pada
kata[karap']'sering', [kapan]'kapan',
dan [phapa?]'tumpul'. Ketiga bunyi tersebut berada di dalam lingkungan yang sama (berditribusi
komplementer). Oleh karenaitu,
ketigabunyi [p'], [p], dan
[Ph] termasuk fonemyang
sama karenatidak distingfif.
Di samping itu, ada lagi sebuah
hasilpenelitian yang cukup baik untuk
disimak,yaitu
penelitian yangditulis
oleh Subroto dkk.yang berjudul
Tata BahasaDeskriptif
Bahasa lawa (1991).Di
dalambuku
tersebutdiuraikan secara rinci mengenai fonem-fonem
BJ,distribusi fonem,
realisasi fonem-fonem, dan sistem fonotaksis dalam B]. Pada bagian awal dijelaskanlebih dahulu status fonem, hurui dan bunyi bahasa.
Secarategas
dijelaskanbahwa fonem adalah satuan yang
terkecilbunyi
bahasayang
bersifat membedakanarti kata (distingtif)
dalam sebuah bahasa. Fonemitu sendiri tidak bermakna, tetapi
berfungsi membedakan makna atau arti.Marsono
(1985)telah menyusun
sebuahtulisan dengan judul Fonetik. Pada
bagian tulisan tersebutdiuraikan
tentangbunyi-bunyi
vokal bahasa Jawa standar. Jumlahbunyi vokal
dalam bahasa Jawa ternyata berjumlah sepuluh,yaifu [i, I, u, U,
e, E,o, ),
a,dan a].
Masing- masingbunyi vokal
tersebut dapat dibedakanKajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus diYogyakarta 83
berdasarkan
posisi lidah, yaitu bunyi
vokal tir",ggi atas-depan,vokal titggi
bawah-depan, vokal madya atas-depan, vokal madya bawah-depan, vokal madya-tengah, vokal
madyabawah-belakang,
vokal madya
atas-belakang vokal, vokaltinggi
bawah-belakang, danvokal ti.ggi
atas-belakang"Buku Tata
Bahasa JawaMutal&ir yang disusun oleh Wedhawati dkk.
merupakan safu-satunyatulisan
yangmembahas
tentangfonem-fonem bahasa ]awa secara
lengkap.Secara
khusus diuraikan mengenai bunyi-
bunyi vokal sampai dengan
varian-varianalofonnya. Pada buku tersebut
dinyatakanbahwa dalam
bahasa|awa standar
terdapatbunyi-bunyi
alofon vokal, yaitu (a) alofon vokalti.ggi contohnya bunyi lil
danlul;
(2) alofonvokal madya contohnya
bunyi lel, lal,
danlol;
dan
(3) alofonvokal
rendah contohnyabunyi lal dan/:/.
Dalam bukuini
disimpulkan bahwadalam
BJ standarterdapat
enambuah
fonem vokal,yaita
li, t)t e, o, a, dan a/.2"
KerangkaTeori
Analisis struktur bahasa
menggunakan teorilinguistik struktural.
Dalam teori tersebut dikemukakan bahwa setiap bahasa mempunyai struktur yang merupakan j alinan komPonennyasendiri, yaitu jalinan struktur
fonologi,morfologi, dan
sintaksis (Sudaryanto, 2005:7)'Di
sampingitu,
analisisstruktur
bahasa |awadalam penelitian ini
mengacupada
analisisstruktural
yang bersifatsinkronik,
maksudnyaanalisis bahasa ini berusaha
memberikangambaran yang objektif mengenai bahasa yang
diteliti
sesuai dengan bahasayang hidup di
ma syarakat (Crowley, 1987 :1.1).
Analisis
struktur fonologi
BJLMini
hanya membahas salah satu aspek saja"yaitu
fonemvokal.
Sehubungan dengan masalah tersebut, kerangka atau landasanteori
yang diterapkan pada penelitian BJLMitu
mengacu pada teorilinguistik struktural yang membagi struktur
bahasaitu
menjadi tiga macam,yaitu struktur fonologr, strukfur morfologi, dan stmkfur
sintaksis (band. Verhaar, 2005:9)
Bidang linguistik yang
membicarakanbunyi bahasa menurut fungsinya untuk
membedakan makna
leksikal
disebutfonologi (Verhaar,
2005:38).Hal itu berarti
bahwa84
Widyapanua, Volume 39, Nomorl
Juni 2011bidang fonologi
hanya membicarakan fonem-fonem yang fungsinya
membedakan makna.Adapun fonetik
adalah cabanglinguistik
yang membicarakan bagaimanabunyi-bunyi
ujaritu
dihasilkan oleh alat ucap tanpa memperhatikanfungsinya
sebagai pembedamakna.
Namun, kedua bidangitu
mempunyai kaitan yang erat.Misalnya, dalam penentuan sebuah
fonem dapatditempuh
denganjalan
mencaribunyi- bunyi
yang secara fonetismirip
atau terdapat pertentangandi
dalamlingkungan
yang sama(Band. Simsuri,
2004:136).OIeh karena itu,
jelaslah bahwa dalam usaha mendeskripsikanfonem-fonem BJLI\{ itu diisyaratkan untuk mendeskripsikan
llebih dulu bunyi-bunyi
ujarnya (vokoid dan kontoid).Fonem adalah kelas bunyi y*g
secarafonetis mirip dan memperlihatkan distribusi
yang khas. Fonemitu
sendiri tidak mempunyaiarti, tetapi berfungsi
sebagaipembeda arti (Subroto,
199L:11).Untuk
menetapkan suatubunyi
yang berstatusfonem dan
yang bukanfonem dengan menggunakan
Pasanganrninimal ,(Bloomfield, Sumukti,
1971:19'31) dan dengan distribusi atau lingkungan yang hampir
sama (band. Samsuri, 2004:132;Gleason, 1958:L5).
Apabila
terdapat duabunyi saling
ber,,'ariasibebas
(freeaariation)
danberdistribusi komplementer di
antaranyamerupakan sebuah fonem saja. Dua bunyi
dikatakanberdistribusi
komplementer apabilabunyi
yang satu terdapat posisi tertentu, yangtidak
pemah ditempati oleh lainnya.Untuk
menentukan sebuah fonemdipakai hipotesis kerja yang dikemukakan
olehSamsuri, yaitu (1) bunyi-bunyi yang
secarafonetis mirip, dapat digolongkan ke
dalamkelas bunyi yang berbeda apabila
terdapatpertentangan dalam lingkungan yang
samaatau mirip, dan (2) bunyi-bunyi yang
secara fonetismirip
dan terdapatdi
dalamdistribusi
komplementer harus dimasukkan dalam kelas yang sama (band. Gleason, 1958:L61-165).Dalam pembicaraan mengenai
fonem, Samsuri mengguraikan pemyataan-pemyataan secaraumum
tentang sifat-sifatbunyi
bahasayang disebut premis-premis. Kedua
premisyang digunakan dalam menentukan
fonem-fonem (termasuk B]) dan sistemnya
adalahsebagai berikut.
a. Bunyi-bunyi
bahasayang
secara fonetismirip,
harus digolongkan ke dalam kelas-kelas bunyi atau fonem-fonem
yang berbeda apabila terdapat pertentangandi dalam lingkungan yang
sama atau yangmirip.
b. Bunyi-bunyi yang secara fonetis mirip
dan terdapat dalam distribusi
yang komplementer,harus
dimasukkan dalam kelas-kelas yang sama ( fonem yang sama).Premis (a)
berisi
dasar penenfuan fonemdengan pasimgan minimal. Dengan
caramenggunakan pasangrul minimal
dapatditentukan bunyi-bunyi yang
secara fonetismirip
sebagaifonem yang
berbeda. Contoh pasangan tersebutyaitu [w edi] 'takuf
dengan[w a(i] 'pastr'. Hal itu menunjukkan
bahwab*y, tcll dan [d] merupakan fonem
yangberbeda karena membedakan
arti
(distingtif).Pada premis yang kedua dijelaskan
bahwa apabila terdapat duabunyi
yangmirip
secara fonetis clanberdistribusi
komplementer harus dimasukkan dalam satu jenis fonem. Misalnya bunyi [U] dan [u]padakata [sarUq] dan[U]pada kata
[saru4an]. Fonemful
akarrt direalisasikanbunyi [Ul
apabila terdapat pada suku tertutup, misalrrya [sa-rUql dan fonem/u/
direa]isasikan[u] jika
terdapat padasuku
terbuka, misalnyapada
[sa-ru-gan].OIeh
karenaitu, bunyi
[U]berdistribusi komplementer terhadap fonem /u/.
3. Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalampenelitian ini
adalahmetode deskriptif. Hal
ini berarti bahwa penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaranyang objektif
mengenaistruktur
fonologiBILM
yangtinggal
di Yogyakarta (Lih. Nasir,
1985:65). Dalam rangkamenindaklanjuti
usaha pendeskripsianBILM itu penulis menempuh tiga
tahapanstrategis, yaitu tahap pengumpulan
data,tahap
pengolahandata, dan tahap
penyajianhasil
analisis data.Untuk
memenuhi harapan tersebut diterapkan tiga metode,yaitu
metodepengumpulan data, metode analisis
data,dan metode pemaparan hasil analisis
data (Sudaryanto,2003:57).3.2 Populasi
dan SampelKelompok masyarakat multietnis
yangtinggal di Yogykarta jumlahnya
cukupbanyak.
Berdasarkanhasil survai penduduk
antarsensustahun 2000 terdapat
beberapakelompok
efuris,seperti
eforisSunda, etris
Bali,etnis
Padang, dan etnis Madura.]umlah
masyarakat ehrisyang tinggal di
Yogyakartatemyata cukup segnifikan, sebagai
contohjumlah
masyarakat eturisMadura
yangtinggal
di Yogyakarta lebih dari 8.000jiwa
(Stastik DIY,2000). Mereka terdiri
atasberbagai
lapisansosial, misahrya sebagai pegawai
negeri,karyawan
swasta,pedigang,
mahasiswa dan sebagainya. Populasipenelitian ini
adalah BJyang
dipakai
oleh masyarakat multietoris yang tinggal di Yogyakarta dengan berbagai profesi atau stafus.Sampel penelitian ini adalah B]
yangdigunakan oleh sebagian dari kelompok masyarakat multieturis, yakni ehris
Madura,ehris Sunda dan ehris Bali yang tinggal di Yogyakarta. Alasan pemilihan ketiga
etnistersebut sebagai sampel penelitian
adalah jumlah populasinya cukup banyak danmudah untuk ditemui. Di samping itu, ketiga
ehris tersebutmemiliki
latar belakang bahasa daerahyang mempunyai kemiripan linguistik
yangcukup besar jika dibandingkan dengan
B].Dengan demikian, potensi saling
pengaruhantara
bahasa etorispendatang dan B]
akanmenimbulkan wujud
variasi bahasa ]awa yang cukup khas dan menarikuntuk diteliti.
Adapun jumlah sampel penelitian ini ditentukan secara acak, artinya jumlahnya
semata-mata hanya berdasarkan pertimbanganpraktis belaka. Oleh karena itu,
penulismenetapkan 30 informan yang diperlukan sebagai sumber informasi atau data, yaitu masing-masing 10 informan dari
setiap kelompok eturis.Adapun kriteria informan
adalah sebagai berikut:1) tidak cacat alat ucap, dengan
harapan bahwainforman itu
dapat menuturkan BJdengan sempurna;
berbahasa ibu bahasa daerah;
tinggal di
Yogyakartaminimal 1
tahun;dan
dapat berkomunikasi dengan BJ.
2) 3) 4)
Kajian BunyiVokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus di Yogyakarta 85
Pengumpulan data itu dapat dilakukan dengan berbagai teknih misalnya teknik
rekam, teknik kerja sama dengan
informan,teknik catat dan simak, teknik pustaka,
dan teknik kuesioner (Subroto, 1992:35-40).Adapun cara yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitianini
adalah menggunakanberbagai teknik, yaitu teknik kerja
samadengan informan dan teknik rekam.
Daftarpertanyaan
itu terdiri
atas sejumlah pertanyaan yang ditujukan kepada informanuntuk
dijawabkemudian ditindaklanjuti
dengan wawancaradengan alat banfu perekam.
Khusus untuk mendapat data
fonologi,peneliti menempuh dengan cara
sebagaiberikut. Para informan melafalkan
kata-kata
bahasa]awa yang telah demikian
rupasehingga data itu mengungkapkan
masalahfonologi yang ada dalam BJLM.
Bagaimanapelafalan bunyi [u] pada awal kata,
tengahkata, dan pada akhir kata. Bagaimana fonem
/u/
pada kata dengan suku terbuka dan pada suku
tertutup dilafalkan
oleh ketiga ehris yang ada diYogyakarta. Dengan demikian, datafonologi
itu dapat dipergunakan untuk
mengetahuiberbagai masalah fonologi, misalnya bunyi- bunyi kontoid dan vokoid, distribusi bunyi-
bunyi tersebut, realisasi fonem-fonem
dansebagainya.
Pada
r,r,aktumenganalisis data struktur
bahasa Jawa digunakan metodedistribusiona|
yaitu metode yang alat penentunya
berupa bagian atau unsur daribahasa sasaran penelitian yang berupastruktur
fonologi,morfologi,
dansintaksis BILM tersebut (Lih.
Sudaryanto, 2005:5). Selain itu, temyata metode padantidak
dapatditinggalkan begitu
saja.Hal ini berarti dalam analisis data ini juga
menggunakan metode distribusional dan metode padan.Teknik yang digunakan
dalammenganalisis data pada
penelitian ini
berupametode distribusional dengan teknik
bagiunsur langsung. Teknik tersebut
digunakan pada awal kerja analisis yaitu dengan membagisatuan lingual BILM
(sebagaidata)
menjadi beberapa bagian atauunsur;
dan unsur-unsuritu merupakan bagian dari struktur BILM
yang dipandang sebagai bagian yang langsungmembentuk struktur
bahasaBILM
tersebut.Di samping itu ada teknik-teknik yang lain
86 Widyaparua,
Volume 39, Nomorl
Juni 2011dapatberupa teknik urai, teknik oposisi,
teknik ganti, teknik Iesap dan,
sebagainya (bar'td.Sudaryanto, 2003:L3 dan Subroto, \992:63-68).
Untuk menyajikan hasil analisis digunakan
metode yang disarankan oleh
Sudaryanto (2003:63),yaitu
metodeformal dan informal.
Metode formal, yaitu berupa
perumusandengan tanda-tanda dan lambang
(sepertikaidah formal),
sedangkanmetode informal berupa perumusan dengan kata-kata
biasa(walaupun dengan terminologi y*8
teknissifaturya).
4.
Pembahasan,4.T Pengantar
\Dalamusahauntuk d apatmendeskripsikan
pelafalan kosakata BILM itu ditempuh dengan dua macarn cara, yaifu
analisistingkat fonetik dan
analisistingkat
fonemik.Analisis tingkat fonetik bertuiuan untuk mengidentifikasi bunyi-bunyi vokoid
dankontoid
dalamBILM.Adapun
analisistingkat fonemik,bertujuan untuk
mengidentifikasifonem-fonem vokal dalam BJLM
termasukdistribusi dan realisasinya. Fonem
vokaldiidentifikasi dengan menganalisis bunyi vokoid. Analisis fonemik menggunakan
dua tahapan, yaitu tahap pertama dengan prosedur penggabungan(uniting
procedure)dan
kedua, yaitu prosedur pemisah an (sepatating procedure)(Hockett dalam Napsin,
1981:32). Analisis dengan prosedur penggabungan dipakaiuntuk meneliti dan membuktikan apakah bunyi- bunyi yang secara fonetis bersamaan
dan berpasanganitu merupakan dua fonem
yangberbeda atau hanya merupakan variasi dari
fonemtertentu
(sebagai alofon) saja. Beberapabunyi
dapat dianggap sebagai anggota sebuahfonem
apabilabunyi-bunyi itu
serupa secarafonemis dan
menyendiri dalam
distribusinya.Adapun prosedur pemisahan dipakai untuk
membuktikan apakah sebuah 16nsrnitu berdiri sendiri
sebagaifonem
atau hanya merupakan bagian dari anggota sebuah fonem tertentu.4.2 Analisis Bunyi Vokoid
Vokoid
adalahbunyi ujaran yang
dalam pengucapannyajalan udara di mulut tidak
terhambat
sehinggaarus udara yang
berasaldari patu-paru keluar melalui bibir tidak
terhambaf tanpa harus melalui
lubangsempit, tanpa dipindahkan dari garis
tengahpada alumya dan tanpa
menyebabkan alat-alat supraglotal bergetar (Samsuri,
1978.20).Berdasarkan
kriteria tersebut, bunyi vokoid
dalam bahasaitu
paling tidak terdapat sepuluh macam,yaitu
[i;l;u;U;
e;E; a; o;O;
dan a].4.2.1 Penggolongan
Bunyi Vokoid
Penggolongan
bunyi vokoid ditentukan oleh tiga macam kriteria yang
menyangkut lidah sebagai artikulator, rah ang bawah sebagai penentu posisilidah,
dan posisibibir
sebagaiko-artikulator
(Samsu*
2004:105). Berdasarkan kegiatanlidah, vokoid itu dapat
digolongkanmenjadi vokoid depan, vokoid pusaf
danvokoid belakang. Berdasarkan posisi lidah
dan rahang bawah,vokoid
dapat digolongkanmenjadi vokoid atas, tengah atat
tengahbawah dan
bawah. Berdasarkanlubang bibir dan
pelekahannya,vokoid dapat
dibedakana.
Vokoid atas,yaitu [i
danu]
b.
Vokoid tengah atas,yaitu [I
danU]
c.
Vokoid tengah,yaitu
[e, O dan o]d.
Vokoid tengahbawah,yaitu
[E dan a ]e.
Vokoid bawah,yaitu
[a]2. Berdasarkan gerakan lidah
sebagaiartikulator, vokoid dapat
digolongkan sebagai berikut.a.
Vokoid depan,yaitu [i,I, e
E]b.
Vokoid pusat,yaitu
[a dan a]c.
Vokoid belakang,yaitu
[u, U, o, O]3. Berdasarkan lubang bibir
danpelekahanny4 vokoid dapat
dibedakan sebagai berikut.a.
Vokoid bundaf,yaitu
[o, u, O danU]
b. Vokoid
tak bundar,yaitu [i I,
e, E, a,aI
4.2.2
Distribusi Bunyi Vokoid
Y*g dimaksud dengan distribusi
vokoid adalah kedudukan sebuah vokoid
dalam ujaran kata. Vokoid BILM
dapatDIAGRAM VOKOID BJLM
menjadi vokoid bulat (bundar) dan tak bundar.
Berikut ini dikemukakan pembagian bunyi- bunyi vokoid
dalam BILM.1.
Berdasarkan pada posisilidah
dan rahang bawah,vokoid
dapat digolongkan sebagaiberikut.
pusat belakang
menduduki
posisi awalkata
tengah kata, danakhir
kata.Adapun distribusi vokoid
tersebut dapatdilihat
pada tabel 1, tabel2,
dan tabel 3berikut ini.
Tengah
til tq
Tengah lel
bawah tEl
luI U lol
lol
Kajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus di Yogyakarta 87
TABEL 1
DISTRIBUSI BUNYIVOKOID ETNIS BALI
Vokoid Kedudukan
Awal kata Tensah kata Akhir kata
il
idul
ludahirQl
hidungitrul
ibulbisOl
biaslpitul
tujuhtbirul
biruttaril flali]
ttanil
tari lupa tani tT
htu?l
daPatIqsUnl
sayaImbUrl
memarlslrl
IapI?]
lislhl
yang baik masih lul
uCanl
hujanuyahl
garamrrwonl oranq
ItuwO]
ItunO]
Imrridl
tua rugi siswa
.kurlul
harusmatu]
keluar'tatrrl luka tul
Untull
untungUntOl
untaUndanl Panggil
[sarUp]
sarunglbinunl
bingung[kasUr]
kasurlol ora]
obahl omahl
tidak bergerak rumah
Ikowe]
Isore]
Imoto]
kamu sore moto
lkaro]
dengantt
rbol
kerbaui.rnool
memaKaltol On
Ol
adaon!anl
39uOmOnl blCala
[takOn]
tanyatd
alo?l
lihat6wonl Orang
pirol
berapa rakol {atle
sok
Ol
oanleI on(asl
eril amasl
kepala duri
emas
I
amu]
gemuk[p o
tu?]
jumPalm ara
ml
terpejamlel
edanl
gilaelinl
ingatemanl
sayang[we[an]
timur[mbelO]
membelatnekatl
mata gelapIsore]
lpatel lsatel
sore petai satai tEl
Ebil
ebiEmberl
emberEsEkl
bergerak teruslmEril IsEnter]
IoolE?1
lrl
lampu baterai can
lal ana?]
akul asul
anak saya anjing
lmatjl ltalanl toalil
mati tangan paling
[ora]
tidakldatal
data[Asia]
AsiaBerdasarkan tabel 1 di atas dapat di-
katakan bahwakelompok
efirisBali memiliki
kekhususan dalam melafalkan kata-kata yangberawal bunyi lul yang diikuti bunyi-bunyi
sengau seperti/m/
dan/n/.
DalamB]
standarbunyi
/u/ tersebut dilafalkan menjadibunyi
[u],sedangkan dalam
tuturan kelompok
eturis Balibunyi /u/
tersebutdilafalkan [U].
Sebagai con- toh, kataundfrng'undang' dilafalkan
lUndarl]dan kata
untung 'untung'dilafalkan [Un[Ug].
88 Widyapanui,
Volume 39, Nomorl
Juni 2011rABEt
2DISTRIBUSI BUNYI VOKOID ETNIS
MADURA
Vokoid Kedudukan
Awal kata Tenqah kata Akhir kata
ti1 lidul
liruoI tibul
ludah hidung ibu
lbisol lpitul tbirul
bias tujuh biru
ttan]
taritlalil
lupattanil
tanitrl IintUk]
IissUn]
limbUrl
dapat srya memaf
lslol lapIkI lislhl
yang baik masih
luI
ludanj
hujantuyahl
garam[uwOOI
orang[untUg]
untung[untO]
unta[undanl
oanssilItuwO]
[tunO]
lmuridl
tua rugi siswa
[kudu]
harus[motul
keluarltatu]
lukatuI
[sarUrJ]
sarung[binU1]
bingungtkasUrl
kasurlol loral
lobahl lomahl
trdaN bergerak rumah
lkowel Isore]
[motol
kamu sore moto
UGrol
denganlkrbo]
kcrbaulnansol
memakaitoI lonol
[O ntan]
t0m0nI
ada ada bicara
ltakO nl ld arol
Iuu()nl
tanya lihat orang
DIruI ltakol IsOkOl
Derapa datang dari laI
[rngasJ
kepala[eri]
duri[smasl
cmasI e
mu]
gcmuklp a
tul
jumpa[m are
mI
temeiamleI [edan]
[elit1]
[eman]
gila ingat saytmg
lwetanl
umur[mbelO]
membela[nckad]
mata gelaplsorej
sore[petc]
petai[sate]
sataitEI
lEbrl
cbi[Ember]
ember[EsEk]
bergerak teruslmtsru
rn[sEnter]
lampu baterai[golE?]
carilal lanakl
t*ul[asrl
anak saya eniins
lmaq [tartan]
lnalinl
mau tangan nalino
loral
troat([data]
datafAsial
AsiaBerdasarkan tabel 2 dapat diketahui posisi
awal kata(#VK,
dan pada posisiakhir
bahwa BI yangdituturkan
oleh kelompokebris
dari sebuah kata (-KV#).Di
samping itu,bunyi Madura mempunyai ciri yang khusus, yaitu
alofon [E],[I]
dan [a]tidakpemahberada
padabunyi
alofon[U] tidak
dapatmenduduki pada
posisi akhir kata (-V#)Kajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus diYogyakarta
89
TABEL 3
DISTRTBUSI BUNYI VOKOID ETNIS SUNDA
Vokoid Kedudukan
Awal kata Teneah kata Akhir kata
til
lidu?l
ludahlirull
hidunglibul
ibulintu?l
dapat[insu6]
saya[imbur]
memar[biso?]
bisalpitul
tujuhlbirul
birulsinl
yanglapi?l
baik[isih]
masih[tari?]
tlali?l
tl"t
tari lupa tani
tul
[udan]
hujan[uyah]
gararn[uwOn]
orang[untug]
untung[unto]
unta[unda9]
panggil[tuwo?]
tua[tuno?]
rugi[murid]
siswa[sa.uO]
Sarung[bingul]
bingung[kasur]
kasurlkudu?l Imatu?]
[tatu?]
harus keluar luka
lol
lora?l
tidak[obah]
bergerakIomahl
rumah[kowE?]
[sorE?]
lmoto?l
kamu sofe moto
Ikaro?]
[krbo?]
lnansol
dengan kerbau memakai
tol [On O?]
[O nt an]
t0m0nl
ada ada bicara
[tako nl [dr lO?]
luwOnl
tanya lihat orang
[piro?]
berapalr
eko?l
latpetsok O?t oifl
tel [ondas]
[ari]
lamas]
kepala duri emas
Iomu]
lpatul lm ere ml
gemuk jumpa
temeiam
lel [wetan]
Imbelr]
Inekad]
timur membela mata gelap
lgulel [pate]
lsatel
gulai petai satai
tEl
lEbi?l
ebiBmberl
emberlEdanl
gilatFsFLl
herperak terus[mEri]
ilri[sEnter]
lamPu laterai[tEmpE]
tempeteolE?l
carilal Ima?]
takul Iasu]
anak saya aniine
[mati?]
lta4anl lnalinl
mati tangan oaline
lorall ldata?l tAsia?l
'lldaK data Asia
Dari tabel 3 di atas dapat diketahui
bahwa kelompok etnis Sunda tidak
Pemahmengucapkan
bunyi alofon
[e] pada Posisidi
awal kata. Sebagai pengganti bunyi yang berada
di
awal kata adalahbunyi
alofon [E], misalnya,kata
edan'gila'. Kata
tersebutdilafalkan
olehkelompok ebris Sunda menjadi [Edan]. Di
sampingitu,
gejala yangcukup menarik
Padatuturan kelompok etris
Sunda adalahhampir
setiapbunyi
fonemvokal
pada posisidi akhir
kata terbuka selalu diikuti dengan bunyi glotal
[?], misatnya,kata
toko biasadilafalkan
[tOkO?],kata
teka' datang' dilafalkan [takO?].Berdasarkan
tabel
1, tabel2,
dantabel
3posisi
vokoid
dalamBILM
dapatdisimpulkan
sebagaiberikut.
1,.
Vokoid yang terdapat dalam semua posisi adalah [i; u; o; E; dan a].Untuk vokoid
[a]pada posisi akhir kata kurang
Produktif.
2. Vokoid
yangtidak
terdapat dalam Posisi akhir adalah [I; U; O dan E]. ]adi,bunyi [i]
90 Wdyaparwa,
Volume 39, Nomorl
Juni 2011dan [I], [u] dan [U], [e] dan [E]
berdistribusi
komplementer.4.3 Analisis Fonem
BJLMAnalisis fonem-fonem BJLM ini berarti
analisisbunyi-bunyi
ujar (baikvokoid
mauPunkontoid) yang terbatas Pada bunyi-bunyi
yang dapat membedakanarti
dalamunit
atau kesatuanyang terkecil. Untuk
mendaPatkanbunyi-bunyi y*g membedakan arti itu
ditempuh
dengan jalan membandingkan kata-kata yang meruPakan Pasangan minimal.
Dengan demikian,
bunyi-bunyi
terse-but dapatdiketahui apakah berfungsi sebagai
fonem atau hanya sekedar sebagaialofon dari bunyi
tersebut. Untuk jelasnya lihat contoh berikut
ini.
Kata amba [OmbO]
'luas'dan
kata amba [amba]'aku'merupakan
duabuah
kata yanghampir sama ucapannya tetapi berbeda
maknanya.Adanya
perbedaandi
antarakedua kata itu
adalah
bunyi [a] dan
[a] yang mengakibatkankedua kata itu berbeda maknanya. Oleh karena
itu,
fonemla I
danlal iw
merupakan fonem yang berbeda.Lain halnya dengan katalara
tlorol 'sakit'
dan larane fiarane]
'sakihrya'. Bunyi [a]
pada katalara'sakif
danbunyi
[a] pada kata larane 'sakihrya' tidak berfungsi membedakan makna.Oleh
karenaitu,
keduabunyi
tersebutbukan merupakan fonem yang
berbeda, melainkan hanya salah satunya sebagai anggota dari fonemyang lain atau sebagai alofonnya.
Dengankata lain, bahwa bunyi [a] itu berdistribusi
komplementer terhadapbunyi
[a].Analisis fonem dilakukan dengan
duatahap, yaitu tahap pertama dengan
prose-dur
penggabungan,dan
tahapkedua
denganprosedur
pemisahan.Analisis
dengan prose-dur
penggabungandilakukan untuk meneliti
danmembuktikan
apakahbunyi-bunyi
belpa- sanganitu
merupakan dua fonem yang berbe- da atau hanya merupakan safu fonem saja. Be' berapabunyi
dapat dianggap sebagai anggota sebuah fonem apabilabunyi-bunyi
tersebut se- cara fonetismirip
dan terdapatdi
dalamdistri- busi yang komplementer (Samsuri
2004:"132')"Sebaliknya bunylbunyi uiaran yrmg
secarafonetis mirip, harus digolongkan ke
dalam kelaskelasbunyi
atau fonem yang berbeda apa-bila
terdapat pertentangandi
dalamlingkung-
an yang sama atau
mirip.
4.3.1 Fonem
Vokal
Analisis fonem vokal BILM ini berdasarkan
prosedur penggabungan yang
berlandaskanatas pemerian distnbusi vokoid. Adapun hasihrya dapat dilihat pada tabel 4
berikut.Untuk
mengetahui apakah status fonemisdari
fonem yang didapat pada analisisdi
atas(lihat tabel 4) sudah mantap, dilanjutkan
dengan analisisyang kedua
menggunakan prosedurpemisahan. Prosedur ini dipakai untuk
membuktikan apakah sebuah fonemitu berdiri
sebagai
fonem
atau hanya merupakan bagiananggota sebuah fonem tertenfu. Menurut
Bloomfield, fonem adalah kesatuanbunyi
yangterkecil yang
membedakanmakna
(1933:79).Berdasarkan definisi tersebut,
menganalisisdata
denganprosedur
pemisahan digunakanpas.uxgan minimal yang
masing-masing mempunyai perbedaan satu unsurbunyi
pada lingkungan y:mg sama.]ika
adanya perbedaantersebut mengakibatkan perbedaan
makna,bunyi-bunyi yang berbeda itu
ditetapkansebagai
fonem yang
teqpisahatau
berbeda.Sebaliknya,
iilh tidak
menyebabkan perbedaan makn4 kedua bunyi atau bunyi-bunyi itu hanya merupakan alofon dari sebuah fonem tertentu.Berikut ini
akandisajikan
analisis fonemvokal BILM dengan prosedur
pemisahanbeserta distribusinya. Hasil analisis
dapatdilihat
pada Tabel4berikut.
TABEL
4
ANALISIS FONEM VOKAL BJLM DENGAN PROSEDUR PENGGABUNGAN
Vokoid Posisi / Kedudukan Kesimpulan Alasan Fonem
Sementara tiI
trl lul
IU1 Ie]
IEI loI
tol
laI
toI
Ie]
lel
Awal, tengah, akhir, suku terbuka Awaf tengah, zuku tertufup Awal, tengah, akhir suku terbuka Awal, tengah, suku tertutup Awal, tengall akhir, suku terbuka Awal, tengah, suku terbuka dan tertutup
Awal, tengah, akhir, suku terbuka Awal, tengah, akhir, suku terbuka dan tertutup
Awal, tengah, akhir, suku terbuka dan tertutup
Awal, tengah, akhir, suku terbuka dan tertutup
Awal, tengah, suku terbuka dan tertutup
Awal, teneah, suku terbulca
[i] dan [I] merupakan ang6ota safu fonem [u] dan [U] merupakan anggota satu fonem [e] dan [E] merupakan anggota satu fonem [o] dan [O] merupakan anggota safu fonem
[a] dan [O] merupakan anggota satu fonem
[a] dan [e] merupakan anggota satu fonem
Kedua bunl itu berdistribusi komplementer
Kedua bunyi itu berdistribusi komplementer
Kedua bunyi itu berdistribusi komplementer
Keduabunyiitu dalam distribusi komplementer
Kedua btrnyi itu tidak berdistribusi komplementer
Kedua bunyi itu tidak berdistribusi komplementer
tit lul
lel
lol
lal
lel
Kajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus di Yogyakarta 9L
SEMENTARA Vokal
Sementara
Contoh Pasangan Minimal dan Atti lil dan lul
lil dan lel laldanlOl
luldanlol lol
dan lol lel dan lel lal dan laliki'ini'daniku'itu'
tui
'liJri' dan tunt 'ttdur' kirO' terka' dan kera Juling' mari' sembuh' dan mOi' mon'santen 'santan' dan sOnten'sore' (kromo) guht'leher' dan gul O'gula'
re gu' regu' dan re g O'harga' r OndO'janda' danrondO'ronda' cuwo' mxrgkok' dan cuwO'kecewa' gdg6r'punggung' dan geger'perang' p6p6f 'buntu' dart pepet'pepet' karep' irrgin dan kerep'sering'
kan d al' teb al' d an k a nclal'berani'
TABEL 5
PASANGAN
MINIMAL
FONEM VOKALBerdasarkan
tabel 4 dan 5 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa BILM
memPunyaituiuh
fonem vokal.Untuk
jelasnyalihat
tabel 6berikut ini.
TABEL b
FONEM VOKAL
DALAM
BJLMVokaI Depan Pusat Belakang
Atas Tengah Bawah
lil
lel lel
lal
lol
lultol
Berdasarkan
uraian di
atas, setiap fonemvokal BILM dapat diperikan
realisasi fonem- fonemvokal melalui
prosesalofonik
sebagai- mana dapatdilihat
pada tabel 7berikut ini-
TABEL 7
PROSES
ALOFONIK BUNYIVOKAL
BJLM4.3.2
Distribusi
FonemVokal BILM
Untuk
memberikan gambaran yang lebih jelas dan lengkap mengenai fonem vokal BILM,berikut ini disajikan distribusi fonem vokal
(lihat tabel S).rABEL 8
DISTRIBUSI FONEM VOKAL BJLM
Berdasarkan distribusi
fonemvokal
di atas dapatdisimpulkan
bahwa fonemvokal
dalam BJLM adalah sebagaiberikut.
1. Vokal
fi,u,
e, o, O, dan a/ terdapat dalam semua posisi.2. Vokal /6/ hanya menduduki posisi
awal dan tengah kata.4.3.3 Realisasi Fonem
Vokal
d Vokal /i/
Vokal lil
dapat direalisasikanmenjadi [i]
dan [I]. Alofon [i]
terdapatpada suku ultima terbuka dan suku peanultima tertutup
CKV#atau #KV- dan #KVK) terdapat pada
semua kelompok etnis.Contoh: [pitu]'tujuh' lbabil'babi' [timba]'timba' Iklinikl 'klinik'
Alofon [I] terdapat dalam suku tertutup
(#KVK-,-KVK#, dan -VK# atau #VK)
hanya terdapat pada kelompok etoris Bali dan Madura.Contoh: [apl?]'baik' [sI4'yang' [cill?]'kecil' [sah]'saing'
[IrysUn]'saya'Fonem Vokal
Posisi pada Kata Awal Kata Teneah Kata Akhir Kata
/it iku'ittu'
isa'bisa' inssun'saYa'
lima'fill:ra' pitr.t'tr$th' sinq'varrd
wani'bemni' lali'lupa' keri'@rnns.sal'
Itl
usul'lusttl' uyah'gararrf nniuns'lunfitns'luwe'punya' muriil'siswa' saruns'sarun{
kuilu'hants' tatu'Lrtk{
lel fian'gSla' :ling'ingat' mber'embet'
welnn'titmur' nekad'mata gelap' ser16r'lampubabrail
kere'purgemis' sate'satai' iluwe'punya'
N
lndhas'kepala' imas'enl.as'l6ru'gemuk o€thuk'llmoa lol tuah'gerck'
lr,a'ttdaV
kowe'kamu, tttoto'rnotd
bakso'bakso' k0bo'kerbau'
lal tku'saya' rcu'aniins'
mati'mai' tahu'tahu'
ora'tidaK kotha'kota' tot Ori'jenis bambtt
Onqkos 'onskos'
mOri'moi' oOli'volf
dhudhO'dttda' lilO'ikhlas'
ldinol'had' [ors] 'tidak' ltopil'topi' lroko?l 'rokoL' ItOkO?l'totko' [gura]'tofraws' lraruD]'sarung' ludaDl 'und6og' [soB]'$ore' l8mbErl 'eilbe.' [mam]'prEs' [.er3pl'kerap'
!y
tot
la/
-
tal
92
Widyaparwa, - volume 39, Nomorl
Juni 2011b) Vokal /e/
Realisasi
vokal /e/
meniadibunyi
alofon[e] dan [E].
Vokal/e/menjadi
alofon [e] terdapatpada suku terbuka (#I(V- atau -I(I/#
atau#V). Hal ini
hanyaditemukan
dalamtuturan
kelompok etnis Bali dan Madura.Contoh: [kowe]'kamu'
[Qewe]'sendiri'[edan]'gila [wetan]'timur' [suwe]'lama
Adapun Vokal lel mejadi alofon
IEIterdapat pada suku
ultima tertutup
dan sukupeanultima terbuka
dantertutup (#KVK-
dan#KV-;
-KV#). Hal ini hanya ditemukan
padatuturan
kelompok ebris Sunda.Contoh: [wEtan]'timur' [tEmpE]'tempe' [Edan]'gila'
c) Vokal /u/
Realisasi
vokal /u/ dalam BIM
adalahmenjadi [u] dan [U]. Alofon [u] jika
terdapatpada suku
ultima
terbuka dan suku peanultima terbuka dantertutup (--KVK#
dan #VK-;#KV;
#KVK-). Hal ini dapat terjadi pada tuturan
semua kelompok
etris.
Contoh: [aku]'saya' [hindu]'Hindu' [ibu]'ibu' [utag]'utang'
[turlgal]'tunggal' [mu4kin] 'mungkin'
Alofon [U] terdapat pada suku
tertutup,baik suku ultima maupun pada suku
yanglain
(-KV# atau #KVK-). Prosesini
hanya dapatditemukan pada kelompok
eturisBaIi
dan Madura.Contoh: [kasUr]'kasur' [sarU4]'sarung'
[bi9ury]'bingung' [Undag]'undang' [UntUg]'untung'
d) Vokal /o/
Realisasi
vokal /o/ dalam BILM
dapatberupa
bunyi [o] dan [O]. Alofon [o]
apabilaterdapat pada suku terbuka, baik ultima maupun yang lain (-Iry# atau
#KV-).Hal ini
dapat terjadi
di
semuatuturan
kelompoketris.
Contoh: [karo]'dengan' [oro]'dua'
[ba?so]'bakso' [sore]'sore]
[kowe]'kamu'
Alofon
[O] terdapatpada suku peanultimaterbuka dan tertutup iuga pada suku ultima tertutup
(#I(V- atau #KVK- dan-KVK#).
Contoh: [bOcOr]'bocor' [garoU]'garong' [katok]'celana' [kOn@U'kontrol'
e) Vokal /a/
Realisasi
vokal /a/
adalahmenjadi bunyi [a]. Alofon [a] terdapat pada suku ultima terbuka atau terfutup dan suku
peanultimaterbuka dan tertutuf, CfV* atau -KV#
dan#KV- atau #KVK-).
Contoh: [kali]'sungai' [pola]'pola' [kota]'kota' [omah]'rumah' [bantu]'bantu'
[sardEn] 'sarden'f) Vokal /a/
Realisasi
vokal /a/
adalahmenjadi bunyi [a] dalam hinya pada suku ultima
terbuka#-KV) dan
suku penultimatertutup -KVK#
Contoh: [ambUn]'embun' [sagara]'laut' [pintar] 'pandai'
d Vokal /O/
Realisasi
vokal /O/ adalah lOl, yalt.t
apabila terdapat pada suku
ultima
terbuka dansuku peanultima terbuka dan tertutup
CKV#dan #KV- atau #KVK-).
Contoh: [rondO]'ronda' tgulOl'gula' [mOtO]'mata' [topi]'topi' [mOri]'mori]
5. Penutup
Dalam
BILM
terdapattujuh
fonemvokal
dengan
sepuluhbunyi
alofonnya. Fonemvokal itu adalah
fa,i, u,
o,O,
e, dan6/,
sedangkanbunyi
alofonnya,yaitu
[a, rt,U, i,
T, o,O,
e, E,dan al. Pada tataran fonologi BILM
terjadiproses
interferensi, yaifu
Proses peminjamanunsur
dari bahasa tertentu ke dalamBILM itu'
Terjadinya proses interferensi
itu
dapat berupa pemakaian fonem/i/
dan A/ Pada sukutertutup
yangmenduduki
pada posisi akhir sebuah kataKajian Bunyi Vokal Bahasa Jawa dalam Lingkungan Multietnis: Studi Kasus di Yogyakarta 93