• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FARMAKOGNOSI DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL SIMPLISIA NANAS KERANG

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KAJIAN FARMAKOGNOSI DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL SIMPLISIA NANAS KERANG "

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Kerang nanas (Tradescantia spathacea Sw.) merupakan tanaman yang sangat mudah ditemukan di Indonesia dan biasa digunakan sebagai tanaman hias. 2003) melaporkan bahwa simplisia kulit nanas dalam bentuk ekstrak kasar etanol memiliki aktivitas antigenetoksik, antimutagenik dan antioksidan, dengan efek antioksidan yang sama dengan α-tokoferol. Supriyawan (2008) melaporkan bahwa infusa kulit nanas memiliki aktivitas antimukolitik. 2015) melaporkan aktivitas antimikroba dari ekstrak kulit nanas kaya fenolik menggunakan flow cytometry.

Kakde (2017) menyatakan bahwa simplisia yang terkandung dalam kulit nanas seperti flavonoid, alkaloid, kumarin, saponin dan terpenoid berperan sebagai antioksidan. Untuk melihat banyaknya manfaat kesehatan dari simplisia kerang ananas, maka perlu dilakukan kajian farmakognosi simplisia kerang ananas dan menentukan kadar flavonoidnya. Data monograf simplisia kerang nanas tidak termasuk dalam Materia Medika Indonesia dan Farmakope Jamu Indonesia.

Berdasarkan penelusuran literatur yang ada, data lengkap mengenai sifat-sifat simplisia kerang nanas tidak ditemukan. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan pengenalan simplisia kulit nanas untuk melengkapi data monografi ekstrak.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Deskripsi Tanaman a. Taksonomi
  • Pembuatan Serbuk (Prasetyo dan Entang Inoriyah 2013)
  • Ekstrak dan Ekstraksi
  • Flavonoid
  • Studi Pendahuluan

Komponen yang tersuspensi dalam fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak terlebih dahulu. Sifatnya yang sejuk, rasanya yang manis dan warnanya yang menarik memiliki kelebihan sebagai obat herbal, karena dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap obat yang rasanya tidak enak (Dalimartha menjelaskan pemanfaatan nanas moluska selain untuk infeksi saluran pernafasan, tanaman ini juga dapat digunakan sebagai anti diare dan hemostatik. Nanas pada kulit buahnya mengandung komponen kimiawi daun dan lemak batang, selain itu daunnya mengandung asam format, tanin, saponin, bunganya mengandung saponin dan tanin ( Dalimartha 20 03).

Melihat banyaknya manfaat simplisia nanas bagi kesehatan, maka perlu dilakukan kajian farmakognosi simplisia nanas moluska dan menentukan kandungan flavonoid total untuk mengetahui berapa kandungan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak nanas moluska. Berdasarkan penelusuran literatur yang ada, tidak ditemukan data yang lengkap mengenai parameter kualitatif dan kuantitatif simplisia kulit nanas. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian awal pengenalan simplisia dan ekstrak untuk melengkapi data monografi kulit nanas.

Sehingga pemanfaatan kulit nanas sebagai bahan baku obat tradisional dapat memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Memperoleh data monografi ramuan kerang nanas sebagai bahan baku PL yang aman, bermutu dan bermanfaat.

Gambar 2. Struktur umum flavonoid  2.6 Kajian Farmakognosi
Gambar 2. Struktur umum flavonoid 2.6 Kajian Farmakognosi

METODOLOGI PENELITIAN

  • Bagan Alir
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat
  • Bahan
    • Prosedur Penelitian 1. Determinasi Tanaman
  • Penyiapan Simplisia
  • Pemeriksaan Karakteristik Simplisia (Depkes RI 2008) a. Uji Makroskopik
  • Pembuatan Ekstrak (Depkes RI 2008) a. Pembuatan Ekstrak Etanol 70%
  • Skrining Fitokimia
  • Pemeriksaan Parameter Fisikokimia (Depkes RI 2008) a. Penetapan Kadar Abu Total
  • Karakteristik Fluoresensi

Nanas kerang yang digunakan diperoleh dari Balittro, Bogor, yang telah ditentukan, kemudian disortir basah dari pengotornya. Setelah itu, simplisia yang telah diserbuki disimpan dalam wadah kering, tertutup rapat dan terlindung dari sinar matahari. Uji makroskopik bertujuan untuk mengetahui karakteristik simplisia dengan pengamatan langsung berdasarkan bentuk simplisia dan karakteristik organoleptik simplisia pada kulit nanas menurut literatur pada umumnya.

Serbuk simplisia diletakkan pada kaca objek kemudian diteteskan dengan akuades, dan kloral hidrat ditutup dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop untuk identifikasi fragmen. Serbuk simplisia sebanyak 50 gram ditempatkan dalam wadah kaca kemudian ditambahkan 500 ml pelarut n-heksan, serbuk direndam selama 6 jam pertama sambil sesekali diaduk kemudian dibiarkan selama 18 jam. Ekstrak etanol 70% diuji kandungan alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorff, Mayer dan Bouchardat, uji flavonoid (uji Shinoda dan amoniak), uji tanin (uji gelatin dan FeCl3), uji saponin (uji buih), dan uji steroid dan terpenoid (uji Liebermann Burchard).

Timbang saksama 2-3 gram bahan uji yang telah dihaluskan dan masukkan ke dalam krus silikat yang telah dipanaskan dan dilapisi aspal, panaskan perlahan sampai batubara mengalir keluar, dinginkan dan timbang. Rebus abu yang diperoleh dengan menentukan kadar abu total dengan 25 ml asam klorida encer LP selama 5 menit. Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml air jenuh kloroform, kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, diamkan selama 18 jam.

Saring, evaporasi 20 ml filtrat sampai kering di dalam gelas beker datar dangkal yang dipanaskan sampai 105o sampai berat konstan. Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 ml P etanol 95%, kocok secara teratur selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam. Saring dengan cepat untuk mencegah penguapan etanol, evaporasi 20 ml filtrat sampai kering ke dalam gelas beker datar dangkal yang dipanaskan hingga 105o hingga berat konstan.

Celupkan ekstrak n-heksana, etanol dan DCM simplisia kerang nanas ke dalam masing-masing KLT menggunakan pipa kapiler sejajar di atas garis dasar. Larutan standar quercetin dan ekstrak etanol simplisia kerang nanas masing-masing diwarnai pada plat silika gel 60 GF254 kemudian dielusi dalam bejana yang berisi fase gerak etil asetat:asam asetat:air (7:2:1). Penentuan kandungan flavonoid total yang terkandung dalam ekstrak menggunakan quercetin sebagai pembanding dengan membuat kurva kalibrasi. g/ml), kemudian dilakukan pengenceran sebanyak 5 kali.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Determinasi Tanaman

  • Penyiapan Simplisia
  • Hasil Karakteristik Simplisia 1. Uji Makroskopik
    • Uji Mikroskopik
  • Hasil Pemeriksaan Parameter Fisikokimia
  • Hasil Fluoresensi

Uji organoleptik bertujuan untuk melihat rasa, bau, warna dan bentuk bumbu kulit nanas, sehingga diperoleh kekhususan bumbu pada penelitian ini. Uji mikroskopis dilakukan pada penampang tanaman herba scallop-nanas segar dan bubuk herba scallop-nanas. Akar berbentuk pola polyarch (Gambar 4) Percobaan mikroskopis pada daun, batang dan akar belum pernah dilakukan, sehingga dapat dijadikan informasi tambahan tentang ciri-ciri tanaman kulit nanas.

Pemeriksaan mikroskopis kulit nanas bubuk menghasilkan beberapa fragmen yang dapat diidentifikasi, termasuk stomata tipe parasit, rambut penutup, kristal oksalat prismatik, bundel transportasi heliks, dan butiran pati (Gbr. 6). Pada penelitian ini dilakukan dua kali ekstraksi, ekstraksi pertama adalah ekstraksi dengan pelarut etanol 70%, yang nantinya akan digunakan untuk skrining fitokimia, uji parameter fisikokimia, dan penentuan kandungan flavonoid total, dan ekstraksi kedua adalah ekstraksi bertingkat dengan pelarut n-heksana, DCM, dan etanol 70%, yang akan digunakan untuk kromatografi etanol dan fluoresensi. Pada ekstraksi bertingkat, rendemen tertinggi terdapat pada pelarut etanol 70% sebanyak 2,378%, kemudian n-heksana 2,234% dan DCM 2,058%.

Ekstraksi bertingkat ini dilakukan untuk mengekstrak metabolit sekunder berdasarkan kepolarannya, etanol 70% sebagai pelarut polar, DCM sebagai pelarut semi polar, n-heksana sebagai pelarut non polar. Dari rendemen yang diperoleh dapat dikatakan bahwa ekstrak kulit nanas banyak mengandung senyawa polar karena memiliki rendemen yang paling tinggi. Pengujian pola kromatografi menggunakan ekstrak kuersetin dan etanol 70% serta ekstrak n-heksan, DCM dan etanol 70%.

Pengujian model kromatografi pada penelitian ini menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dengan ekstrak etanol 70% dan quercetin sebagai pembanding, serta ekstrak n-hexane, DCM dan etanol 70% graded. Ekstrak etanol 70% dan pembanding quercetin diperiksa pola kromatogram untuk melihat senyawa quercetin yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% dan ekstrak n-heksana, DCM dan etanol 70% yang telah diurutkan untuk mengkarakterisasi senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya dan untuk menemukan pola spesifiknya. Quercetin dan ekstrak etanol 70% dengan dua jenis fase gerak memberikan hasil Rf yang berbeda, dimana hasil Rf pada uji kualitatif ini menunjukkan bahwa komponen quercetin yang terdapat pada ekstrak etanol 70% dalam jumlah yang sedikit, dilihat dari jumlah bercak yang dihasilkan oleh fase gerak yang berbeda.

Jumlah bercak yang dihasilkan pada ekstrak bertingkat n-heksana pada fase gerak etil asetat:metanol adalah tiga bercak, sedangkan pada ekstrak bertingkat. DCM dengan fasa gerak etil asetat:metanol memberikan enam puncak dengan pola kromatografi yang terpisah baik dan untuk ekstrak dengan kandungan etanol 70%. menghasilkan titik fase gerak CHCl3:metanol:amonia tunggal dengan pola kromatografi yang terpisah dengan baik. Reagen semprot amonia digunakan untuk mendeteksi flavonoid dalam ekstrak etanol 70% dengan quercetin sebagai pembanding dan reagen semprot metanol asam sulfat untuk ekstrak bertingkat n-heksana dan DCM.

Serbuk dan setiap ekstrak hasil sortasi ditetesi reagen aquadest, HCl 5%, H2SO4 5%, HNO3 25% dan NaOH 25%, yang akan menghasilkan pendaran yang berbeda untuk masing-masing reagen. Dari hasil uji fluoresensi serbuk, ekstrak bergradasi n-heksana, DCM dan etanol 70% dengan pereaksi aquadest, HCl 5%.

Gambar 3. Penampang melintang daun nanas kerang
Gambar 3. Penampang melintang daun nanas kerang

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Saran

LUARAN YANG INGIN DICAPAI

IDENTITAS JURNAL

Uji Aktivitas Mukolitik In Vitro Infus Kerang Daun Nanas (Rhoeo discolor) pada Lendir Sapi. Herba kulit nanas (Tradescantia spathacea Sw.) merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional. Studi ini menunjukkan hasil yang signifikan pada karakteristik herba kulit nanas yang dapat melengkapi data monografi ekstraksi.

Rayes et al melaporkan penyembuhan kanker hati diuji pada tikus menggunakan ekstrak kulit nanas [5]. Varela et al melaporkan aktivitas antimikroba ekstrak kulit nanas yang kaya fenolat dengan metode flow cytometry [6]. Kandungan kulit nanas seperti flavonoid, alkaloid, kumarin, saponin dan terpenoid diduga dapat berperan sebagai antioksidan [7].

Melihat banyaknya manfaat kulit nanas bagi kesehatan, maka perlu dilakukan kajian farmakognosi kulit nanas dan menentukan kandungan total flavonoid untuk mengetahui seberapa banyak flavonoid yang terkandung dalam ekstrak kulit nanas. Data monografi jamu kulit nanas tidak tercantum dalam Materia Medica Indonesia dan Farmakope Jamu Indonesia. Berdasarkan penelusuran literatur yang ada, tidak ditemukan data tentang khasiat herbal kulit nanas.

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk memperkenalkan bumbu nanas sebagai suplemen ekstrak monograf. Kajian morfologi dengan mengamati bentuk fisik secara langsung pada daun, batang dan akar herba kerang nanas segar. Sedangkan larutan standar kuersetin dan ekstrak etanol kulit nanas 70% dielusi dalam bejana yang berisi fase gerak CHCl 3 :metanol (7:3) dan toluena:etil asetat (3:7).

Pengujian kadar abu total ekstrak etanol moluska nanas 70% diperoleh hasil 9,31%, dan kadar abu tidak larut asam 1,86%. Uji penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi secara kualitatif konstituen yang terkandung dalam ekstrak etanol kulit nanas 70% (tabel 5). Dalam menentukan kurva standar kuersetin, diperoleh persamaan regresi linier y = 0,1276 x – 0,1998 dan koefisien korelasi (r) = 0,9925 yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kadar flavonoid dalam ekstrak etanol kulit nanas 70%.

Dari hasil penelitian diperoleh data makroskopis dan mikroskopis tentang sifat-sifat cangkang nanas (Tradescantia spathacea Sw.). Studi ini menunjukkan hasil penting pada karakteristik herba kulit nanas, yang dapat melengkapi data monografi ekstrak.

Tabel 2. Data Konsentrasi dan Absorbansi Ekstrak Etanol 70% Nanas Kerang  Konsentrasi
Tabel 2. Data Konsentrasi dan Absorbansi Ekstrak Etanol 70% Nanas Kerang Konsentrasi

Gambar

Gambar 1. Tanaman Nanas Kerang  (dokumentasi pribadi Agustus 2017)
Gambar 2. Struktur umum flavonoid  2.6 Kajian Farmakognosi
Gambar 3. Penampang melintang daun nanas kerang
Gambar 4. Penampang Melintang Akar nanas kerang
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil Ekstraksi Ektsrak Daun Ciplukan Simplisia Pelarut Berat Ekstrak Kental Randemen % Daun Ciplukan 1200 gram Etanol 12 Liter 70% 300 gram 25% Hasil Uji Bebas