Hondrini Ardiyantl M a noje me n Ko m u n i ko si d o I a m ...
MANAJEMEN KOMUNIKASI
DALAM PENANGANAN KONFTIK TARAKAN
CO M M U N I CATI ON MANAG E M E NT
IN
COPING WTTH THE TARAKAN CONFLICTHandrini
Ardiyanti'
Naskah
diterima
28 Februari2074, direvisi 18Maret 2Ot4,
disetujui24Maret2074
Abstract
Every conflict resolution needs proper formulation ond implementqtion of management communication policies.
This poper oims to discuss the Torokon conflicts by explaining the stoges of commnicotion manogement which include knowing stigmo ond stereotypes, identifying the roles of conflicting parties, moking consensus work, controlling teamwork ond keeping verbal and non-verbol messoges
in
the conflict resolution by applying the Goffmon dromoturgi theory. The conclusionof
this poperis
the moin pointof the
success monogement communicotion policies in coping with the Tarakan conflicts, namely, finding the right mediotor ond indentification of verboland non-verbal communication in the negotiation step.Keywords: communication monogemenl the Tarakan conflicts, sociol conflict, conflict resolution Abstrak
Penanganan konflik memerlukan rumusan dan penerapan manajemen komunikasi yang baik. Karena itu tulisan ini bermaksud menjelaskan Langkah-langkah manajemen komunikasi yang meliputi mengetahui stigma dan stereotype yang ada, mengidentifikasi peran, membuat konsensus kerja, menjaga kerjasama tim dan memperhatikan pesan
verbol dan non-verbal dalam penanganan konflik Tarakan dengan menggunakan teori dramaturgi Goffman.
Kesimpulan dari s.tudi ini adatah kunci dari keberhasilan dari manajemen komunikasi yang diterapkan dalam penangganan konftik di Tarakan adalah pemilihan mediator yang tepat dan identifikasi bahasa verbal dan non- verbal yang digunakan dalam proses komunikasi yang tepat pada tahapan negosiasi.
Kata kunci: manajemen kOmunikasi, Konflik Tarakan, konflik Sosial, penanganan konflik
33
I.
PENDAHULUANA.
Latar BelakangKomunikasi pada hakekatnya
adalahsuatu proses yang merupakan
serangkaiantindakan atau peristiwa yang terjadi
secaraberurutan. Proses komunikasi
melibatkanbanyak faktor atau unsure, di antaranya
bentuk, isi dan cara penyampaian, saluran atau
alat yang
dipergunakanuntuk
menyampaikanpesan, waktu dan tempat, serta hasil
atauakibat yang terjadi serta situasi atau
kondisi pada saat berlangsungnya proses komunikasi.l'
Penulis adalah peneliti pada Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR Rl, GedungKomunikasi memiliki peran
sangat penting dalam penanganan konflik karena padahakekatnya penanganan konflik
sosialmerupakan sebuah proses komunikasi. Proses penanganan konflik
juga
memerlukan rumusandan penerapan manajemen komunikasi
yangbaik, yang dihasilkan dari suatu
proses yangmemiliki relevansi dan/atau relevansi
antarakonteks kebijakan, struktur atau
kerangka sistem, behaviour atau perilaku yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu kebijakan, dan hasil dari kegiatan komunikasi itu sendiri.Nusantara I Lt. 2, Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta' 10270.
Alamat e-rnail: [email protected].
t Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengontor Kamunikosi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2005, hlm. 113 - 114.
34
Salah satu penanganan konflik
yangcepat dan baik adalah penanganan
konflikTarakan.
Konflikdi
Tarakan yangterjadi
pada27 September 2010 melibatkan dua pihak yang bertikai,
yaitu
keluarga almarhum Abdullah Bin H.Salim dan
keluarga Suddingdari dua
sukuyang berbeda, yaitu suku Tidung dan
suku Bugis.Konflik diawali
meninggalnya AbdullahBin
H. Salim padahari Minggu, 26
September2010 pukul 23.30 WITA di kelurahan
JuataPermai, Kecamatan Tarakan Utara
yang kemudian memicutimbulnya
pertikaian antar- suku.Awal kejadian
sebenarnya hanya dipicuoleh
masalah sepele. Lima orang pemuda Suku Bugisdi
PerumahanJuwata
Permai pada hariMinggu malam 25 September sekitar
pukul22.00 WITA yang dianggap
mengganggu ketertiban dan kenyamanan masyarakat karenapesta minuman keras tersinggung
ketikaditegur oleh
pemuda dan wargalokal.
Karena dipicu oleh solidaritas serta sentimen kesukuantiba-tiba
saat proses pemakaman Abdullah BinH. Salim,
sebagianpelayat sudah
membawasenjata tajam sehingga terjadilah
pertikaian berdarah.Kota Tarakan dan sejumlah
prasaranapublik seperti
pasar,took,dan
sekolahtutup.
Sekitar 4.000 orang warga mengungsi ke kantor
polisi dan markas tentara serta
memadatirumah sakit. Bahkan sejumlah
staf di
beberapainstansi pemerintahan termasuk di
dalamnya Pengadilan Negeridan
Kejaksaan yang berasal dari daerah lain langsung mengungsi ke daerah asalnya hingga memadati bandara.2Dari kronologis terjadinya
hinggameletusnya kekerasan yang meluas
padakonflik Tarakan dapat dilihat bahwa
konfliksosial dapat berawal dari masalah
antar-individu yang kemudian
menyebabkanpertengkaran di antara kedua belah
pihakhingga akhirnya terjadi kekerasan
yangmenyebabkan
timbulnya
korban yang jika tidaksegera diatasi sedini mungkin disertai
solusiyang baik, akan menimbulkan
meluasnya 2 Hasil penelitian berdasarkan keterangan narasumber di penelitian 21-25 Oktober 2012.Kajian VoL 19 No. 1 Maret 2074
konflik
hingga menyebabkanterjadinya
konflik meluas dengan cepat.Pada sebuah
penelitian
yang dilakukanterhadap konflik antaretnik yaitu antara
etnikTidung dan Letta di
Tarakandiketahui
bahwa opinion leaderdalam
rekonsiliasikonflik antar' etnik di
Tarakanberperan
sebagaitokoh
kuncidalam mewujudkan perdamaian di
Tarakan.Komunikasi secara intensif
ternyata
lebih cepatmenghasilkan efek yang diharapkan
karenadalam komunikasi antar-persona
tersebutdigunakan humanity opprooch
(pendekatankemanusiaan) dalam pemulihan
stabilitaskeamanan. Sementara pemberitaan
mediaterhadap konflik yang kerap
dikhawatirkanaparat
keamananternyata tidak
berpengaruhsignifikan. Masyarakat yang tengah
menghadapi situasi konflik tidak
begitumemanfaatkan media massa lokal.s
Peran
opinion leoder dari kedua
etnik yangbertikai tentunya tidak serta merta
dapat menyelesaikan permasalahan yangterjadi.
Daripenelusuran dokumen di Badan
KesatuanBangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat Kota Tarakan diketahui bahwa pada hari Kamis,31 September 2010 bertempat di salah
satuhotel di kota Tarakan Pemerintah
DaerahKalimantan Timur beserta aparat
kepolisiandaerah
KalimantanTimur serta aparat
lainnyamenginisiasi kesepakatan perdamaian
antarapihak
yangterlibat.
Selainitu dari
wawancaranarasumber diketahui bahwa
penanganankonflik melibatkan berbagai unsur
yangterpadu.
Di
sisilain, konflik
Tarakan sebenarnya juga berpangkal pada ketidakpuasan warga asli yangtelah berurat
berakar akibat ketimpanganekonomi, politik, dan keadilan yang
mereka rasakan. Kebijakan pembangunan pemerintah dianggap cenderung meminggirkan masyarakatasli. Konflik Tarakan melibatkan suku
Tidungyang merupakan penduduk asli kota
Tarakandan Suku Bugis Letta yang merupakan
suku3 Dewi Yanti, Peronan Opinion Leoder dolom Rekonsiliasi Konllik
Antoretnik Tidung dan Letta di
Torokon,http://renositorv.unhos,oc,id/handle/723456789/960
diakses
7September 2012.
Handrini Ardiyanti Monaiemen Komunikasi dalom ...'.
pendatang.o Dengan
kata lain,
eksklusi sosialatau terbaginya masyarakat ke dalam
duakelompok berdasarkan penguasaan
sumber daya. Kelompok pertama adalah yang memilikiatau menguasai akses dan peluang
untukmenguasai sumber daya, ekonomi,
politik,kultural dan lain-lain yang merupakan
hajathidup manusia pada umumnya,
sementarakelompok kedua terdiri dari beberapa
kelompok lain yang tidak memiliki
aksesterhadap sumber-sumber daya
tersebut
karenaakses tersebut dimonopoli oleh
kelompokpertama, yang ditengarai menjadi
penyebabutama meletusnya konfl ik sosial Tarakan.s B.
Perumusan Masalah dan Pertanyaan
Penelitian
Yang menarik dalam penanganan konflik diTarakan ini adalah meskipun skala konfliknya luas namun cepat penanganannya. Kepala Divisi Humas Markas Besar
Polri,
Inspektur Jenderallskandar Hasan menyatakan
penanganan'konflik
antar-kelompok warga yang merenggut lima korbanjiwa
di Tarakan, Kalimantan Timur,yang dilakukan oleh Polda
Kalimantan Timur akandijadikan model bagi
penanganan kasusserupa di Tanah Air.6 Terkait dengan
haltersebut maka manajemen
komunikasi dalam penanganankonflik
sosialdi
Tarakan menjadimenarik untuk dipahami lebih
jauh.Berdasarkan
latar
belakang permasalahan yangada dapat diketahui bahwa
permasalahanutama dalam penelitian ini adalah
prosespenanganan
konflik
memerlukan rumusan dan penerapan manajemen komunikasiyang
baik.Oleh
karenaitu
permasalahanyang
berusahadijawab dalam penelitian ini adalah terkait
dengan manajemen komunikasi yang dilakukandalam menanggani konflik sosial di
Tarakana Denik lswardhani, dklq "Kajian Perbandingan Dinamika Konflik Etnis- Politik non-lnternasional di Asia TenS8ara: Studi Kasus lndonesia, Mafaysia dan Thailand", Jurnol tlmu Hubungon Internosionql Tronsnosionol,Yol. Z No.l., Juni 2012, hlm.&9.
5 Rusydi Syahra, "Eksklusi Sosial Sebagal Penyebab Terjadinya Konflik sosial", Bahan Diskusi di Purt Pengkajian Pengolahan Data dan lnformasi {P3Dl) Sekretariat Jenderal DPR Rl, 1 November 2012.
t
Penanganan Konflik Tarakan Meniadi Model Polri,!!pi
//nasional.news.viva.co'id/news/read/180801-oenaneanan-kogfl ik- tarakatiadi-percontohan, diakses 7 September 20L2.
35
''
melalui pertanyaan berikut:
bagaimanakahmanaiemen komunikasi dalam
penanganankonflik sosial di Tarakan?
C. Tujuan dan
Manfaat
PenelitianTujuan penelitian ini adalah
untukmengetahui kebijakan
manajemen komunikasiyang dilakukan pada saat
penanganan konfliksosial di Tarakan. Hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi DPR dalammenjalankan fungsi pengawasan terkait
implementasi Undang-Undang tentang
Penanganan
Konflik Sosial dan
pembahasanRancangan Undang-Undang
tentangPemerintahan Daerah.
D. Kerangka Pemikiran
Secara
garis besar
kerangka pemikirandalam kajian ini dapat digambarkan
dalam Bagan 1.Bagan 1
Kerangka Berpikir
Teoritik
Penanganan konfllk memertukan rumusan dan penerapan kebuakan manalemen komunlkasl yang balk, yang dlhasllkan dar, suah, proses Yang memlllkl r€lq/ansl dan/atau pararellsrne antara cf/n/F-fy'.lceblBl{an, slucfilre [kenngka slsi.ffi'J, behaul a lpelilaku
yang dlhaslllon dari pelaksanaan suahl kebuakanl, dan destlnatlon [klnerJa] darl lcglatan kotnunlkasl.
Sumber:
Amirudin, "Riset
Kebijakan Manajemen Komunikasi datam Manajemen Konflik", bahan FGD Penelitian Individu "Kebijakan Manajemen Komunikasi dalam Penanganan Konfl ik", Oktober 2072.Langkah-langkah manajemen komunikasi sebagaimana diungkapkan
oleh
lraMirawati dengan melihat beberapa
konseppenting dalam teori dromaturgi
Goffmanmeliputi
lima asPek, Yaitu:36
1. Mengetahui stigmo dan stereotype
Vang ada.2.
Mengidentifikasiperan.3.
Membuat konsensus kerja.4.
Menjaga kerja samatim.
5. Memperhatikan pesan verbal dan
non- verbal.Langkah pertdmo, menyadari
stigma danstereotype
yangada. Stigma
berasal daritanda-tanda yang dimiliki seseorang
padatubuhnya
sedang stereotype adalah pendapatatau prasangka mengenai orang-orang
darikelompok tertentu, yang hanya
didasarkan pada perilaku sebagianorang
dalam kelompoktertentu.
Langkah
kedua,
mengidentifikasi peran dalam langkah-langkah manajemen komunikasi pasca-konflik yang didasarkan padatiga
peranyaitu performer, oudience, dan
outsider.Performer
yakni aktor yang berperan, baik
di panggung depan maupun panggung belakang.Langkoh ketiga, membuat
konsensuskerja adalah sejenis konsensus,
bukanpersetujuan dalam bentuk absolut, tetapi
persetujuan
tentatif atau
persetujuan tersebutdihargai berdasarkan situasi yang
berbeda.Konsensus kerja merupakan
definisi
satu samalain dan situasi yang kemudian
memanduinteraksi mereka. Ketika terlibat
interaksidengan orang lain seperti aktor
panggung,aktor sosial membawakan peran,
mengasumsikan karakter, dan bermain
melakukan adegan-adegan.
Langkah
keempat,
menjagakerja
samatim dimaknai sebagai ketika melakukan
kegiatan komunikasi dengan pihak
lainnya, jangan sampaitim atau kelompok
melakukan kesalahan yangdapat
menyinggung kelompoklainnya. Tim yang dimaksud adalah
bukanpengelompokan hubungan dalam struktur
sosialatau
organisasi sosial,tetapi lebih
padahubungan dalam interaksi sosial
atauseperangkat interaksi di mana definisi
yangrelevan dari situasi harus dipelihara.
Kajion Vol. 19 No. 7 Maret 2074
Langkoh
kelima, memperhatikan
pesanverbal dan non-verbat.7 Pesan
komunikasiverbal yaitu berupa bahasa sedang
pesankomunikasi non-verbal berupa gestur
seperti gerakantangan,
kaki,raut
muka, atau gerakan dari bagiantubuh
lainnya.sKelima langkah manajemen komunikasi
tersebut dilakukan dalam rangkaian
tahapan proses resolusikonflik
yangmenurut
Kriesberg dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu:1. Tahap de-eskalasi konflik. Proses
resolusikonflik dalam tahap ini dapat dimulai
jikadidapat indikasi bahwa pihak-pihak
yangbertikai akan menurunkan tingkat
de- eskalasi konflik.2. Tahap negosiasi. Tahap ini hanya
dapatdilakukan ketika tahap
de-eskalasi konfliksudah terjadi atau bersamaan
denganpenerapan intervensi kemanusiaan
untukmeringankan beban penderitaan
korban- korban konflik.3.
Tahapproblem solving
approach diarahkanuntuk menciptakan kondisi yang
kondusifbagi pihak-pihak antagonis
untuk
melakukantransformasi suatu konflik yang
spesifik kearah resolusi.
4. Tahap pec,ce building meliputi
tahap rekonsiliasi dantahap
konsolidasi. Tahap ini merupakan tahapanterberat
dan memakanwaktu lama karena memiliki
orientasistrukturat dan kultural.e
Secara ringkas pemaparan
tersebutdapat digambarkan dalam Bagan 2.
7 lra Mirawati dalam Atwar Bajari dan Shala Tua saragih, Kununikosi Kontek$tual, Teori dan Proktik Komunikosi kontemporer, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hlm. 266-275.
8 Sasa Djuarsa Sendjaja op.cit, htm.15.
e A. Muchaddam Fahham, Peron Tokoh Agomo dolam Penonggonon Konflik Sosial di Kabupaten Sombos Kalimontan BErot, Kajian Vol.15, No,2, Juni 20IO, PPPDI Sekretariat Jenderal DPR Rl, Jakarta, 2010 hlm.
316-317.
Handrini Ardiyanti Monaiemen Komunikasi dalam ...
Bagan 2
langkah-Langkah Manaiemen Komunikasi dalam Penyelesaian Konflik Sosial
Langkah-langkah manajemen komunikasi dalam penyelesaian konflik sosial:
Menyadari stigma dan sfereofype.
Mengidentifi kasi peran.
Membuat konsensus kerja.
Menjaga kerjasama tim.
Memoerhatikan Desan verbal dan non verbal.
Tahapan proses resolusi konflik:
1.
Tahap de-eskalasi konflik.2.
Tahap negosiasi.3.
Tahap prcblem solving aqqrcachSumber: lra Mirawati dalam Atwar Bajari dan Shala Tua Saragih, Komunikosi Kontekstual, Teori
dan
PraktikKomunikasi Kontemporer, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hlm.266-275.
Langkah-langkah manajemen komunikasi yang dilaksanakan dalam tiap tahap proses resolusi
konflik tersebut
efektivitasnyadipengaruhi oleh lima hal, yaitu:
ovoidanceyaitu
penghindarandari
bentrokan, smoothing di antaranya dengan melenyapkan ketegangan, competing menciptakan situasi kompetisi yangmengarah kepada kesediaan
untukkesepakatan damai dan compromise
ataukompromi don problem solving
ataupemecahan masalah, mengetahui secara pasti latar belakang terjadinya konflik, menempatkan
diri
sebagai pihak yangterlibat dalam
konflik,fokus dalam melihat kerangka
permasalahan yangterjadi
danterlibat
langsung dalam dialog guna mencari kesamaan, adanyaempati
serta menemukan kepentingan yang samadi
antara kedua pihak yang bertikai.loTerkait dengan keberhasilan
dalamproses negosiasi pada penanganan
konflik,menurut Fisher dan Ury ada empat
element
LindaL.
Putnam, Communication ond Conflict Resolution, http://www.advance,cornell.edu/documents/communication and conflict resoluti Epdf, diakses 20 Desember 2013'
37
mendasar yang harus diperhatikan
dalam negosiasiyaitu: pertamd, memisahkan
pihakyang terlibat dalam proses
negosiasi dengan permasalahanyang ada. Kedua,
pengambilkebijakan
yang
menanganikonflik
harus fokus pada permasalahan, bukan pada posisi. Ketigo,opsi atau pilihan-pilihan yang tersedia
harus menguntungkankedua belah pihak.
Keempat, berbagai kebijakan atautawaran
pilihan-pilihanyang diberikan harus mengandung
prinsip objektivitas atau berkeadilan. 11Terkait dengan kerja
samatim,
dalam penelitian ini digunakan pula konsepsi yang adadalam komunikasi organisasi yang terkait
dengansifat wewenang
komunikasi organisasiyang terletak dalam potensi persetujuan
darimereka kepada siapa komunikasi itu
dikirimkan.
Bahwasuatu
komunikasi dianggapberwenang jika berasal dari
sumber-sumberinformasi organisasi suatu pusat
komunikasiyang lebih baik daripada sumber
individu.Terkait dengan konsep ini, fungsi sistem adalah mensuplai
cukup informasi
kepada kedudukanwewenang dan cukup kemudahan
untuk memberikan Perintah.Lebih
lanjut
dalam konsep ini dijabarkanadanya faktor-faktor pengendali dalam
sifatsistem komunikasi yang dimaknai
sebagaisistem wewenang objektif, yaitu: pertomo' bahwa saluran komunikasi harus
jelasdiketahui. Kedua, bahwa wewenang objektif memerlukan suatu saluran
komunikasi formalyang jelas kepada setiap anggota
organisasi.Ketiga, lini komunikasi sedapat
mungkinfangsung atau sependek mungkin.
Keempat,pada prinsipnya lini
komunikasiyang
lengkapbiasanya harus dipergunakan.
Kelima,kemampuan orang-orang yang
berfungsi sebagai pusat komunikasiyaitu
pejabat, kepalapenyelia, harus memiliki kemampuan
yangdiperlukan terkait dengan fungsi
pusatkomunikasi suatu organisasi yang
berfungsimenerjemahkan komunikasi ke dalam dan
keluar. Faktor pengendali keenom,
gariskomunikasi tidak boleh diganggu
selama11 Peter G. Northouse
,
tntroduction to Leoderlhip ConcepB ond Proctice,second Edition, London: SAGE Publications' 2Ol2'38
organisasi sedang berfungsi. Faktor pengendali
ketujuh, bahwa setiap komunikasi
harus dibuktikan kebenarannya.12E. Metode Penelitian
1.
Waktu dan TempatPenelitian dilakukan pada 21 s.d.
25Oktober 2OL2 untuk Kota
Tarakan,Kalimantan Timur. Penelitian
ini dilaksanakandi dua daerah yaitu
kotaTarakan dengan alasan karena
pada daerahtersebut terjadi
kerusuhan sosialdi
Kota Tarakan, KalimantanTimur
pada27 September 2010 Yang
disebabkanadanya dominiasi Warga pendatang
dihampir
semualini sektor
pemerintahan,ekonomi dan sosial.tt Hal yang
menarik sehingga Tarakandipilih
sebagai daerahpenelitian adalah kecepatan
dalampenangganan konflik sosial
Yang dilakukan.2.
CaraPengumpulan DataData yang dikumpulkan
dalam
penelitianini meliputi data primer yang
meliputidata
hasil wawancaradari informan;
dandata sekunder meliPuti
Peraturanperudang-undangan ataupun
dokumenyang berkaitan dengan konflik sosial
di Tarakan,termasuk hasil-hasil
penelitianataupun artikel-artikel di media
massa yang dikumpulkan dengan menggunakanmetode: studi
kepustakaanyaitu
denganmengumpulkan segala informasi,
data,dan keterangan yang berasal dari
datadokumenter, baik berupa buku,
risalah,transkrip, dokumen, mauPun
bahan-bahan tertulis lainnya yang
sudahtersedia yang berkaitan dengan
konfliksosial dan kebijakan
manajemenkomunikasi dalam penanganan
konflik sosial; observasi langsung,yaitu
denganmelakukan kunjungan laPangan
kedaerah penelitian; Focus Group Discussion
u
Chester lrving Barnard, The Functionsol
The Executive,Cambridge:Harvard University Press, 1976, hlm. 205-212.
!
Dave Mc Rae, "Efektivitos Penongonon Konllik Sosidf, Kompos, !6November 2011,
Kajian VoL 79 No. 7 Moret 2074
(FGD) dengan pihak-pihak
yang memahami proses kebijakan manajemankomunikasi pada saat terjadinya
konflik sosial serta wwancara mendalam denganpihak-pihak yang berkepentingan
dandidasarkan pada panduan
pertanyaanpenelitian.
Penelitian
ini bersifat
descriptive onalysisdengan menggunakan
pendekatankualitatif. Penelitian ini juga
merupakanpenelitian kebijakan. Menurut
Amirudin,penelitian
kebijakantermasuk
penelitiantentang manajemen komunikasi
dalam penanganan konflik sosial di Tarakan yangtidak bisa lepas dari pendekatan
CSBDyaitu context, stucture, behovior,
destinotion Menurut Amirudin,
sebuah kebijakanyang baik ketika
kebijakanitu sebangun antara konteks,
struktur, perilaku, dan kinerja-nya.14Sedang
informan
yangditentukan
dalampenelitian ini adalah: Kepala
KepolisianResor Kota Tarakan, KePala,
KePala KejaksaanNegeri Kota Tarakan,
KepalaBadan Kesatuan Bangsa, Politik
danPerlindungan Masyarakat Kota
KotaTarakan
serta
KomandanIntel
PangkalanUtama TNI AL Vlll Kota
Tarakan.Penentuan informan tersebut
berdasarkan UU No. 7 Tahun
zOLzTentang Penanganan Konflik Sosial bahwa Pemerintah Daerah dalam hal
ini
diwakiliKepala Badan Kesatuan
Bangsa, Politikdan Perlindungan MasYarakat
KotaTarakan yang memiliki
tugaspengembangan nilai-nilai
pembauranbangsa dan kerukunan
nasional,peningkatan wawasan
kebangsaan serta pengawasan berbagaialiran
dan ideologidalam masyarakat yang memiliki
tugas membangun peringatandinils,
KepolisianRepublik Indonesia yang
bertugas mengkoordinasikan penghentianuAmirudin, op.cle
E Pasal 10 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
Handrini Ardiyanti Manojemen Komunikasi dolam ...
kekerasan fisik16, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tarakan, Komandan
lntel
PangkalanUtama TNI AL Vlll Kota Tarakan
yangdalam tugasnya menjadi bagian
dalam penanganan konflik di Tarakan.3.
Metode Analisis DataData yang diperoleh dianalisis
secarakualitatif
melaluitiga alur
kegiatan, yaitureduksi data, penyajian data
danpenarikan kesimpulan/verifikasi.
Reduksidata diartikan
sebagai proses pemilihan,pemusatan
perhatian
padapenyederhanaan, pengabstrakan
dantransformasi data "kasar" yang
munculdari
catatan-catatantertulis di
lapangan.Reduksi data merupakan bentuk
darianalisis yang menajamkan,
mengarahkan, menggolongkan,
membuang yang tidak perlu
danmengorganisasikan data dengan
carasedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik
dandiverifikasi. Penyajian data
merupakansekumpulan informasi tersusun
yangmemberi
kemungkinan adanya penarikankesimpulan dan pengambilan
tindakan.Penarikan kesimpulan
merupakankonfigurasi yang utuh, yang
diverifikasi selama penelitian berlangsung.lTII.
HASIT DAN PEMBAHASANPembahasan dalam tulisan ini
akanmenguraikan tentang kebijakan
manajemen komunikasi dalam penanganan konflik sosial di Tarakan yang dilakukandalam empat
tahapanpenanganan konflik yaitu tahap
de-eskalosi konflik,tahap
negosiasi, tahap problem solving opprooch diarahkanuntuk
menciptakan kondisi yang kondusif bagi pihak-pihak antagonis untuk melakukantransformasi suatu konflik ke
arahresofusi hingga tahap peace building
yangmeliputi lima
langkah manajemen komunikasi s Pasal 13 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.17 Edi Susilo, Dinomiko, Struktur Sosiol dalam Ekosistem Pesrsir, Malang:
Universitas Brawijaya Press, 2010, hlm,78.
39
dalam penyelesaian konflik sosial
yaitumenyadari  stigmo  dan  stereotype,
 mengidentifikasi  peran, membuat 
konsensus
kerja, menjaga kerjasama tim serta
memperhatikan pesan verbal dan non-verbol.
A. Kebijakan Manajemen Komunikasi
pada Tahap De-EskolaslKonflik
Pada tahap de-eskalasi
konflikmerupakan
tahap pertama dalam
penanganankonflik dimana
padatahap itu
masih diwarnaioleh pertikaian bersenjata yang
memakankorban jiwa sehingga pengusung
resolusikonflik berupaya untuk menemukan
waktuyang tepat untuk memulai proses
resolusi konflik.Pada
tahap ini
masih berurusan dengan adanrTakonflik bersenjata sehingga
prosesresolusi konflik terpaksa harus
bergandengantangan dengan kekuatan bersenjata.
Haltersebut yang terjadi pada saat
penanganankonflik Tarakan. Pada saat terjadinya
konflikpada
27 September
20LA, penanganan konfliklangsung diambilalih oleh aparat
keamanan yangmeliputi
Batalionlnfanteri
L63/Raia Alam, TNI Angkatan Laut dan kepolisian. Hal tersebutterjadi karena pada saat terjadinya
konflikterjadi kelumpuhan pemerintahan.l8
Tahapanselanjutnya adalah walikota
Tarakan langsungmengeluarkan status konflik dan
aparatkeamanan berdasarkan
status konflik
tersebut langsung melakukan tindakan lanjutan.lePada tahap awal dalam
Prosesrekosiliasi konflik Tarakan, pemerintah
danaparat dalam mengambil
langkah-langkahpenanganan konflik terlebih
dahulumenghindarkan kedua belah pihak yang
terlibat dalam pertikaian guna mencegah
terjadinyakonflik yang berulang serta
berupayamelenyapkan ketengang yang terjadi
antaralain dengan langsung memerintahkan
agarfasilitas-fasilitas umum termasuk pasar
untuksegera dibuka kembali dan
menempatkan'Wawancara dengan Komandan Intel Lanal Tarakan 23 Oktober 2012.
tt Wawancara dengan Kepala Eidang Kesatuan Bangsa Tarakan 22 Oktober 2012.
40
aparat kepolisian yang menyamar
untuk menjaga keamanan dari fasilitas-fasilitas umumtersebut. Sebagaimana dijelaskan
KepalaBidang Kesatuan Bangsa Tarakan:
"Kita
mempersuasipara
pedagang di pasar-pasaragar bersedia
berdagang kembali dengan jaminan keamanan dariaparat
keamanan. Dibukanya kembalisarana umum seperti pasar
dalampenanganan konflik sosial,
sangatdiperlukan untuk menghidupkan kembali kehidupan
di daerah konflik
sehinggadapat
menghilangkan ketegangan yangterjadi di
Tarakan. Sesudah meletusnya konflik bersenjata semua toko-toko tutupdan kondisi Tarakan menjadi
sangatmencekam." 20
Pada upaya untuk mempersuasi
parapedagang di pasar-pasar agar
bersediaberdagang kembali inilah Bidang
Kesatuan Bangsa Tarakantelah berhasil
menempatkandiri
mereka sebagaiperformer yaitu
aktor yangberperan dalam upaya
melakukan komunikasidengan cara mempersuasi para
pedangang.Dalam komunikasi kegiatan
mempersuasi bertujuanuntuk
mengubahatau
memengaruhikepercayaan, sikap, dan perilaku
seseorangsehingga bertindak sesuai dengan apa
yangdiharapkan oleh komunikator dalam hal
iniBidang Kesatuan Bangsa Tarakan
berharapdengan dibukanya kembali sarana
umumseperti pasar bisa menciptakan situasi
yang kondusif bagi upayaterwujudnya
perdamaian.Agar upaya mempersuasi
dalam
proseskomunikasi berhasil, seorang performer
atau pelakudalam hal ini
Bidang Kesatuan BangsaTarakan harus terlebih dahulu
memahami aspekkognitif atau yang dipikirkan oleh
para pedagangiika mereka membuka toko
atauberdagang  kembali  yaitu  mereka
 mengkhawatirkan  keamanan  atas  diri 
dan
barang
daganganmereka. Atas
kekhawatiranini
Bidang Kesatuan Bangsa Tarakan berupayamemberikan jaminan atas keselamatan
para'wawancara dengan Kepala Bidang Kelatuan Bangsa Tanlcln 22 Oktober 2012.
Kajian Vol. 79 No. 7 Maret 2074
pedangang
termasuk
barang dagangan merekadengan cara melakukan langkah
manajemen selanjutnya dengan aparatintel
daerah baikitu dari
kepolisian maupun dari Angkatan Laut dan Kejaksaandengan
melakukan konsensus kerjadan menjaga kerja sama tim dalam
rangkamenjamin keamanan para pedangan
dan barang dagangan mereka sehingga tercipta satutahapan laniutan yaitu tataran afektif di
manapara
pedanganmemiliki
kecenderungan untukmenyukai ide atau
gagasanBidang
Kesatuan Kebangsaan Tarakanuntuk membuka
kembalitoko-toko mereka
sesegeramungkin
denganadanya jaminan keamanan serta
pandangan bahwa dengan segera dibukanya kembalitoko mereka sesegera mungkin, tingkat
kerugianyang mereka derita akibat terjadinya
konflikberkurang. Setelah tahapan afektif
tercapaimaka para pedangan mencapai
tahapanselanjutnya yaitu konatif sehingga
parapedangan setuju untuk segera
berdagang kembali.Upaya lain yang langsung
dilakukanadalah dengan memblokade jalur
masuknyabala bantuan lewat laut dengan
teknikovoidonce atau penghindaran dari
bentrokanyang berulang tersebut diharapkan
stabilitas keamanan Tarakan langsungdapat
dipulihkandan dapat
segera memungkinkan terwujudnya perundingan damai pada saatitu.
Menurut penjelasan lisan
KomandanIntel TNI AL Tarakan, upaya-upaya
yangdilakukan dengan menutup jalur laut
menjadisalah satu strategi utama yang
menentukan konflik Tarakan dapat dicegahuntuk
meluas ke wilayah lainnya."Pada saat
itu kami
langsung kerahkanarmada untuk
memblokadejalur
laut karena bala bantuan dari pulau-pulau lainsudah
berdatangan.Dilaut kami
jugamelakukan persuasi yang intinya berupaya mencegah mereka untuk nekat masuk ke Tarakan.t'21
a wawancara dengan Kepala Eidang Kesatuan Bangsa TanYan 22 Oktober 2012.
Handrini Ardiyonti Manojemen Komunikosi dolam ...
Teknik ovoidance atau
penghindaranantara
keduabelah
pihakyang bertikai
dalam komunikasi merupakansalah satu cara
untuk mengatasi berlanjutnya konflik yang terjadi.Manajemen komunikasi lainnya
yang dilakukan adalah pemahamanterhadap
pesan non-verbal dalamtahap
eskalasikonflik
sudahlangsung dilakukan diantaranya
pemahaman pengunaan pita berbeda warna.Dijelaskan Kepala Bidang
Kesatuan Bangsa Tarakan,rumah-rumah
suku Tidung diTarakan, Kalimantan Timur, ditempeli
pitawarna
kuning. Tujuannyauntuk
membedakanmana rumah suku Tidung dan mana
rumahsuku
BugisLetta.
Padasaat perjanjian
damai dilaksanakan, pita-pitatersebut
pun dilepas."Tapi
sebenarnyabukan hanya
karenauntuk
membedakanrumah suku
Tidung atau Bugis Letta, pita kuning yang ditempel disebut-sebutuntuk
menangkal mandau (senjatakhas
Kalimantan)yang di
kalamalam terbang mencari
mangsa. Tapi begitu perjanjian damai disepakati pita-pita tersebut langsung dilepas." 22Manajemen komunikasi yang
lainnya yang difakukan padatahap
de-ekskalasi konflikadalah mengkomunikasikan tugas
masing-masing instansi dalam rangka
pemulihankeamanan
yang dilakukan oleh TNI
Angkatanlaut,
kepolisiandan intel
kejaksaan dilakukan sesuai dengantugas dan fungsi dari
masing- masing instansi.Pada saat terjadinya konflik
Tarakankarena sudah menjurus ke anarkis
dalam bahasaverboldalam
kepolisian"warna
merah"maka kendali
umum
atau dalam bahasa verbql kepolisian disebut sebagai kodal umum beradadi tangan
Kapolda KalimantanTimur
(Kaltim) dengan mengerahkanseluruh unsur
pelibatankekuatan yang ada di Polda Kaltim
dan jajarannya disamping TNI khususnya TNI AL.4t
TNI
Angkatan Laut dalam
kasus konflikdi Tarakan langsung memblokade jalur
lautguna mencegah kaburnya aktor konflik
dan datangnya bala bantuan dari pulau lainnya.Kerjasama
tim
sudah harusdimulaipada tahap
eskalasikonflik. Hal ini tercermin
daripenuturan Komandan Intel TNI AL
Tarakan,yang
menjelaskanbahwa
penanganan konflik sosialdi daerah baik itu di
Tarakan dilakukandibawah komando kepolisian.
Aparatkeamanan dari TNI bersifat membantu
danbertindak sesuai dengan permintaan
darikepolisian serta melakukan tugas
dankewajiban sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing.Hal
tersebut
dijelaskan komandan Intel Lanal Tarakanyang
menjelaskanbahwa
padaprinsipnya, Lanal Tarakan
menunggu perrnintaandari pemerintah
Daerah dalam halini  adalah  Pemkot  Tarakan.  Untuk Buku
 Petunjuk Baku dalam penanganan konflik diTNl
AL belum ada, Lanal Tarakan hanya
berpedoman kepada OMSP (Operasi Militer Selain
Perang)yang lebih ditekankan
kepadaupaya membantu kemajuan daerah
dankegiatan bersifat
kemanusiaanuntuk
langkahprogresif
secara langsungtetap
berkoordinasi dengan jajaran Kepolisiansetempat.
Semuanya terkoordinasi melaluijalur
rapat khusus apabilasangat mendesak akan tetapi untuk
skalarutinitas segala
permasalahandibahas
dalamforum Kominda (Komunitas Intelijen
Daerah)yang diwadahi oleh Bakesbangpol
Linmas(Badan Kesatuan Bangsa Politik
danPerlindungan Masyarakat) Pemda
Tarakan,disitu dibahas ?p?, bagaimana serta
harusberbuat apa sesuai bidang tugas
sertakewenangan masing-masing
secaraterkoordinatif dibawah pimpinan
WalikotaTarakan selaku Ketua Kominda Tarakan.23 Terkait dengan manajemen komunikasi,
dijelaskan
KapolresTarakan bahwa
kepolisian sebagaikoordinator
penanganankonflik
pada'2 Wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Tarakan 22
Ohober 2012. tt Wawancara dengan Komandan Intel Lanal Tarakan 23 Oktober 2012'
42
saat itu mengutamakan kecepatan
danketepatan dalam setiap informasi
dengan menggunakanalat
komunikasitelepon
seluler yang khususdiperuntukkan guna
penanganan masalah kerukunandan konflik
sosial. Sedang keb'rjakan penanganan konflikdilakukan
dalam upaya melokalisirterjadinya konflik
pada saattelah meletusnya konflik serta
mencegahterjadinya konflik merupakan strategi
yangtepat dalam penanganan konflik
yangdiibaratkan seperti penanganan kebakaran.
Polda Kaltim langsung turun
karenauntuk melakukan koordinasi dengan
aparatkeamanan lainnya di luar kepolisian
memerlukan tingkatan komando yang
lebih tinggi. Tiga hari setelah terjadinya konflik, Polda Kaltim langsung menginisiasi pertemuan damaiantara kedua belah pihak yang
bertikai.Tercatat ada
tiga kali pertemuan damai
untuk mempertemukan dua pihak yang bertikai.24Polda Kaltim langsung turun
karenauntuk melakukan koordinasi dengan
aparatkeamanan lainnya di luar kepolisian
memerlukan tingkatan komando yang
lebih tinggi. Tiga hari setelah terjadinya konflik, Polda Kaltim langsung menginisiasi pertemuan damaiantara kedua belah pihak yang
bertikai.Tercatat ada
tiga kali pertemuan damai
untuk mempertemukan dua pihak yang bertikai.2sKoordinasi antara aparat terkait tersebut pada dasarnya merupakan
kegiatankomunikasi organisasi formal yang
membutuhkan
adanya kejelasandalam
rantaikomando
sehinggakegiatan
komunikasi yangdilakukan dapat
berlangsungefektif.
Denganadanya faktor-faktor pengendali dalam
sifatsistem komunikasi yang dimaknai
sebagai sistem wewenangobyektif
baik berupa adanyasaluran komunikasi yang jelas,
kewewenangobyektif
yangjelas dan setiap lini
komunikasitersebut dapat langsung dan
kemampuanaparat yang terlibat dalam komunikasi
serta adanyagaris yang tegas dan informasi
yangjelas tersebut maka manajemen
komunikasi2' Wawancara dengan Kapolres Tarakan 23 Oktober 2012.
t5 Wawancara dengan Kapolres Tarakan 23 Oktober 2012.
Kajian Vol. 79 No. 7 Maret 2074
yang
dilaksanakandalam
penanganan konfliksosial di Tarakan dapat
berlangsung dengan baik.Upaya
lain yang dilakukan
pada tahapd e-eska I a si konfl ik adalah dengan menga rah kan kedua belah pihak dengan menciptakan situasi
kompetisi yang mengarah kepada
kesediaanuntuk kesepakatan damai,
sebagaimanadiungkapkan Kepala Bidang
Kesatuan Bangsa Tarakan:"Waktu itu kami langsung
melakukanidentifikasi
siapa saja tokoh-tokoh sentral yang diseganidari
suku Tidung dan Suku Bugis Letta dan langsung kami dekati satupersatu dan kami
katakan mereka sajasudah bersedia untuk
menghadiri pertemuan masa kalian tidak? Karena satu pihak sudah bersedia pihak yang lain tidak mau kalah jadinya mereka ber5edia juga!'25ldentifikasi peran dari
masing-masing pihak yang bertikaitersebut
langsung dilakukanaparat keamanan dan pemerintah
daerahdibawah koordinasi Gubernur
KalimantanTimur Awang Faroek lshak serta
KapoldaKalimantan Timur. Kedua belah pihak
yangbertikai adalah Fokum Kbmunikasi
RumpunTidung (FKRT) dan Kerukunan
KeluargaSulawesi
Selatan
(KKSS) sebagaipihak
kedua.Ada sejumlah pimpinan
masyarakatadat
darikedua pihak yang bertikai yang
akhirnyaberhasil dipertemukan pada 30
September20L0 diantaranya Sabirin Sanyong
yang mewakili FKRT dan Yancong, AbdulWahab yang mewakili KKS.27B.
Keb'ljakan Manajemen Komunikasi
padaTahap Negosiasi
Langkah berikutnya dalam
tahap negosiasiadalah compromise atau
kompromidengan cara mengetahui secara pasti
latar belakangterjadinya konflik,
menempatkan diri"
wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Tankan 22 Oktober 20X2." Wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan Eangsa Tarakan Tarakan 22 Oktober 2012.
Handrini Ardiyonti Monaiemen Komunikasi dalom ...
sebagai pihak yang
terlibat
dalam konflik, fokusdalam melihat kerangka
permasalahan yangterjadi
danterlibat
langsung dalam dialog gunamencari kesamaan, adanya empati
sertamenemukan pentingan yang sama
diantarakedua pihak yang bertikai. Hal
tersebutdilakukan dengan menghadirkan tokoh
yang disegani dari pihak yang bertikaiyaitu
PanglimaKumbang yang bertindak sebagai
mediator diantara para pihak yang bertikai.Strategi
yang ditempuh
adalah dengan cara menempatkan Panglima Kumbang sebagaimediator untuk
melakukan pendekatan dalam pertemuan informal dengan pihak yang bertikaiagar mereka bersedia untuk
menghadiri perundinganperdamaian. Pemilihan
PanglimaKumbang sebagai mediator, bukan
kepaladaerah setempat atau tokoh
lainnyaberdasarkan pertimbangan bahwa
mediatorharuslah
seseorangyang mengetahui
stigmo dan sfereotype yang adadi
pihak yang bertikaisehingga mereka dapat memahami
pesanverbol
dan non-verbol yang mereka sampaikan baik secara sadar maupuntidak
mereka sadariagar dapat menemukan opsi-opsi yang
akanditawarkan kepada pihak yang saling
bertikaiuntuk dimintakan persetujuannya pada
saat perjanjian damai.Pemilihan
mediator yang tepat
dalam penanganankonflik Tarakan adalah
menjadisalah satu kunci dari kecepatan
dalampenanganan konflik di Tarakan. Salah
satucontohya adalah pada saat
melakukan tahapnegosiasi dengan suku Tidung,
PanglimaKumbang dengan tegas menYatakan
kesediaannya
untuk bertanggung jawab
jika pihaklain
mengkhianati perjanjian damai yang akan dibuat."Sore ini, kata Panglima Kumbang dan yang lainnya
waktu itu,
sayasudah
bertemudengan pihak
Haji
Sanidan
mereka siapuntuk
melakukan perdamaian.Jadi
kita hentikan pertikaianini
dankita
berdamai.Waktu itu saja langsung ada
Yangmemprovokasi, sebentar dulu
Pak,perdamaiannya seperti apa? Dia langsung
43
pasang badan, waktu itu samPai
menegaskan
demi
Tuhanjika ada
pihakyang berkhianat nanti dia yang
akanmenindak bahkan
bila
perlu mengerahkan pasukan." 28ldentifikasi peran Yang tePat
dankemampuan mediator serta pemerintah
danaparat dalam memahami
bahasaverbal
dannon-verbal yang disampaikan pada
tahapannegosiasi dalam upaya pendekatan
untukpemecahan masalah berhasil dilakukan
padapenanganan konflik di Tarakan.
Kemampuanmemahami pesan non-verbal bagi
mediatorsangat
penting
karena pesan non-verbal sangatterpercaya sebab pesan non'verbal
munculkarena dorongan dan motivasi tertentu
dan kerap kali bermakna ganda.Mampu menemukan pola interaksi yang diinginkan kedua belah pihak yang bertikai baik
itu dari suku Tidung maupun dari suku
BugisLetta untuk
mengkomunikasikan signal-signalperdamaian dengan tepat adalah
merupakan salahsatu kunci lain dari kelebihan
kebijakanmanajemen komunikasi dalam
penanganankonflik Tarakan yang dilakukan pemerintah dan
aparat
keamananyang dilakukan
diantaranya dengancara menempatkan tokoh
masyarakat pada posisi yangdihormati
diantaranya dengancara mempertemukan tokoh
masyarakat yangdihormati dalam hal ini adalah
PanglimaKumbang dengan Kapolri. Dengan
adanyapertemuan Panglima Kumbang dan
Kapolrimerupakan pesan tersendiri bahwa
aparatkeamanan dan pemerintah
menghormati pemuka adat yang akan bertindak sebagai salah satumediator
dalam upaya perundingan damai dalam penanganan konflik Tarakan.C.
Kebijakan Manaiemen Komunikasi
padaTahap
Problem
Solving APProachTahap ketiga
dari
proses resolusi konflik adalahproblem'solving
yangmemiliki
orientasitt Wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Tarakan 22 Oktober 2012.
44
sosial. Tahap
ini
diarahkan menciptakan suatukondisi yang kondusif bagi
pihak-pihak antagonisuntuk
melakukan transformasi suatu konflik yang spesifik ke arah resolusi.Transformasi konflik pada
tahapproblem solving opproach baru dapat dikatakan berhasil
jika
dua kelompok yangbertikai
dapatmencapai pemahaman timbal-balik
(mutuolunderstandingl  tentang  cara  untuk
 mengeskplorasi  alternatif-alternatif penyelesaian  konflik yang  dapat 
langsung
dikerjakan oleh masing-masing
komunitas.Alternatif-alternatif solusi konflik
tersebutdapat digali jika ada suatu institusi
resolusikonflik yang berupaya untuk
menemukan sebab-sebabfundamental dari suatu
konflik.Kondisi inilah yang berhasil dicapai
padapertemuan kesepakatan perdamaian ll pada
hari
Kamis,31
September2010 yang
berhasildicapai
kesepakatanuntuk saling
memaafkandan
dicapai kesepahamanantara
kedua belahpihak memahami bahwa apa yang terjadi
merupakan murni tindak pidana
danmerupakan persoalan individu
karenanyaterhadap para pelaku tindak pidana tetap
diproses secepatnya sesuaidengan
ketentuan hukum yang berlaku.Hal tersebut terjadi karena
masing-masing pihak yang
bertikai
mengakui legitimasipihak yang melakukan inisiatif
komunikasitingkat awal dalam hal ini dilakukan
dalamkoordinasi Gubernur Kalimantan Timur
danKapolda Kalimantan Timur, serta
masing-masing pihak yang bertikai
memberikan informasi yangbenar dan menyeluruh
kepadapihak lain yang bertugas untuk
merumuskantentang kompleksitas konflik yang
meliputisebab-sebab konflik, trauma-trauma
yangtimbul selama konflik, dan
kendala-kendalastruktural yang akan
menghambat fleksibilitasmereka dalam melakukan proses
resolusikonflik. Hal tersebut dapat diketahui
daridokumen kesepakatan perdamaian ll dan
dokumen
kesepakatanperdamaian lll
dimanakedua pihak yang bertikai bersepakat
untuk saling bekerjasamamemberikan
perlindungan keselamatan dan keamanan terhadap ancamanKajian Vol. 79 No. 7 Maret 2074
perampokan atau tindak pidana lainya
dilautserta bersepakat untuk
menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaanbila terjadi kesalahpahaman dan jika tidak
dapatdiselesaikan maka penyelesaian
selanjutnya diserahkan kepada hukum yang berwenang.D.
Kebijakan Manajemen Komunikasi
padaTahap Peace
Building
Langkah berikutnya yang
dilakukandalam rangka penanganan konflik
adalahtahapan peac:e buitding. Tahapan
peace-building merupakan tahapan terberat
danpaling lama dalam
penanganankonflik
sosial.Dalam penanganan konflik Tarakan,
menurutketerangan informan dilakukan dengan
caramenjaga kerja sama tim dengan
caramelakukan serangkaian pertemuan
antarkelompok yang ada di
Tarakantermasuk
duakelompok yang bertikai dalam wadah
Forum KomunikasiAntar Umat
Beragama (FKUB) danForum
KewaspadaanDini
Masyarakat (FKDM)Kota
Tarakan.2e Kewaspadaanaparat
dalamdeteksi dini konflik sangat diperlukan
sebabkonflik kerap kali terjadi berawal
daripermasalahan
kecil. Salah satu contoh
kasus yang baru sajaterjadi
beberapa hari di Tarakan adalah perkelahian anak yang disebabkan pistol mainan yangterjadi antar dua
suku yang dulupernah bertikai. Akibat anak yang
berkelahi, orangtua serta
masyarakat kedua suku nyaristerpicu untuk bentrok. Bentrok dapat
segeradicegah dengan turunnya Kapolres
besertajajaran dan Walikota yang
mengumpulkankedua belah pihak dan memberikan
pemahaman secara terbuka.
Pascakonflik, pemerintah
khususnyaaparat keamanan
melaksanakan pemantauanterkait
perkembangandaripada pihak - pihak
yang terkait dalam konflik. Aparat
keamananjuga secara rutin melaksanakan
komunikasiaktif melalui jalan dialog persuasif
secaracontinue dengan
mengerahkanjajaran terkait
sesuai bidangnyaturun
langsungke
lapangan2e Wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Tarakan 22 Oktober 2012.
Handrini Ardiyanti Manoiemen Komunikosi dalam ...
khususnya yang dilakukan oleh jajaran intelejen dalam upaya melakukan
deteksi dini
terhadap kemungkinan terjadinya konflik kembali.Aparat keamanan di daerah
jugaberupaya selalu mempelajari
peristiwa-peristiwa konflik sosial yang
terjadi
sebelumnyadari segala aspek meliputi daerah,
sebab- sebab,tokoh-tokoh berpengaruh dan faktor- faktor lain
yangmenonjol dan
mengumpulkanmenjadi sebuah data serta peta kerawanan.
Kebijakan manajemen komunikasi yang
dilakukan pihak kepolisian terutama
jajaran Polres Tarakanyang memberikan
penyuluhandi terminal-terminal pada jam-jam
yangmerupakan
waktu terjadinya
kerawanan yaitumenjelang pukul sepuluh malam
WITAmerupakan salah satu metode yang tepat
dalam upaya mendapatkan kesamaan persepsitentang arti pentingnya
mencegah terjadinya konflik.Dalam upaya menciptakan
kerjasamatim
yang kuatantar
kesatuan dalam kepolisianpada tahapan peoce-building, polres
Tarakanjuga melaksanakan serangkaian
latihanbersama, menyusun prosedur tetap
(protap)bersama antar
.polres se-Kalimantan
Timurterkait dengan penanganan konflik
sosialtermasuk didalamnya
protap
dalam melakukan bock-up pasukan dari polres daerah lainnya.Kepolisian juga
terus
menerus berusahacara
memahamistigmo dan stereotype
serta pengunaanbahasa verbal dan non'verbal
dimasyarakat guna melakukan deteksi
dini
untuk mencegahterjadinya konflik misalnya
ketikaterjadi
ketengangandi
masyarakatdan
sudahdilontarkan istilah "mata diganti mata,
gigidiganti gigi" maka aparat kepolisian
akansegera meningkatkan kewaspadaan.
Upaya lainnya yang dilakukan kepolisian adaah denganmembangun hubungan emosional
denganelemen masyarakat termasuk
didalamnyamahasiswa.30
Sementara kebijakan yang
dilakukanTNf-AL dalam tahapan peace
buildingsebagaimana diungkapkan Komandan lntelejen
Pangkalan Utama TNI AL Vlll
menuturkan45
bahwa TNI AL tadalah dengan cara tetap melaksanakan monitoring. Lanal
Tarakanmisalnya berupaya mencegah
masuknyakekuatan tambahan pelaku konflik
yangdatangnya dari luar Tarakan dalam hal
ini Kalimantan besar. Lanal Tarakan memposisikandiri
sebagai kekuatan cadangan dan menunggupermintaan bantuan dari pihak
PemerintahDaerah melalui proses koordinasi
dengan POLRI.Upaya cegah dini terhadap
terjadinya konflik sosial yang dilakukan oleh LanalTarakan adalahbersifat memberikan informasi
kepada pihak yang berwenang dalam halini
Kepolisianapabila ditemukan tanda-tanda
kerawananakan terjadinya Konflik di Tarakan.
Aparatintelijen Lanal Tarakan akan
mempelajariperistiwa-peristiwa konflik
sosialyang terjadi
sebelumnyadari
segala aspekmeliputi
daerah,sebab-sebab, tokoh-tokoh berpengaruh
danfaktor-faktor lain yang menonjol
danmengumpulkan menjadisebuah data serta peta kerawanan.3l
Satu hal yang disaYangkan
dalam penanganankonflik
sosialdi
Tarakan menurut Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Tarakan adalahsikap media yang ada di Jakarta
khususnyamedia televisi Yang terus menerus
menayangkan liputan pada saat
terjadinyakonflik padahal pada saat itu konflik
telahmereda. Kondisi itu dikhawatirkan
dapatmenjadikan media sebagai provokator
yangdapat
mencetuskanterjadinya kembali
konfliksosial.32
III.KESIMPUTAN
Penanganan konflik memerlukan
rumusan
dan
penerapan kebijakan manajemenkomunikasi yang baik. Ada lima
langkahmanajemen komunikasi  yang meliputi
 mengetahui  stigma  dan stereotype  yang 
ada,
 mengidentifikasi  peran,  membuat 
konsensus
kerja, menjaga kerjasama tim
danmemperhatikan pesan verbal dan
non-verbaltt Wawancara dengan Komandan Intel Lanal Tarakan 23 Oktober 2012'
t'
Wawancara dengan Kepala Bidang Kesatuan BanSsa farakan 22 Oktober 2012's Wawancara dengan Kapolres Tarakan 23 Oktobet 2Ot2'