• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian RUU Pertembakauan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kajian RUU Pertembakauan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian RUU Pertembakauan

Departemen Kajian Strategis BEM Fakultas Kedokteran Udayana

“RUU Pertembakauan : Untungnya Mana?”

Tembakau adalah salah satu komoditi perkebunan di Indonesia. Tembakau dapat dikonsumsi dengan beberapa cara seperti dikunyah, dilinting, sampai dibuatkan rokok.

Produk tembakau berbentuk rokok sangat popular di Indonesia. Indonesia merupakan peringkat pertama dalam konsumsi rokok se-Asia Tenggara dengan konsumsi 302 miliar batang pada tahun 2013. [1] Menurut WHO rokok mengandung 4000 zat kimia termasuk nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan. Selain itu rokok memiliki 70 komponen yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, kanker payudara, kanker mulut, serangan jantung, aterosklerosis, dan penyakit lainnya.[2]

Konsumsi Tembakau dalam bentuk rokok di Indonesia sangat memprihatinkan, Rokok masih dijual bebas di Indonesia, bahkan sampai ada anak kecil yang ikut menjadi pecandu rokok, salah satu contohnya Ardi Rizal asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada umur 2,5 tahun sanggup menghabiskan 3-4 bungkus rokok, dan membuat berita yang mendunia di pertengahan 2010, dan akhirnya bebas dari kecanduan rokok berkat terapi intensif. [3] Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok remaja terbesar di Asia menurut Global Youth Tobacco Survey.[4]

Konsumen Tembakau dengan cara mengunyah tembakau tidak akan memberikan dampak kepada orang di sekitarnya, tapi lain halnya dengan konsumen Tembakau dalam bentuk rokok, asap dari rokok tersebut bisa menyebar ke orang sekitar. Masyarakat yang terpapar asap rokok atau disebut perokok pasif memiliki bahaya yang sama dengan perokok aktif bahkan lebih besar, karena asap rokok tidak dapat dikeluarkan seperti perokok aktif, bahaya menjadi perokok pasif bisa 3x lipat ketimbang menjadi perokok aktif.[5] Sayangnya, anak – anak juga ikut menjadi perokok pasif. Anak – anak biasanya terpapar asap rokok di rumah maupun dilingkungan tempat mereka bermain, paling sering disebabkan oleh asap rokok yang sedang dikonsumsi orang tuanya mungkin ibu, ayah atau keduanya.

Terpapar asap rokok pada perokok pasif bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, biasanya asma pada anak – anak yang sering terpapar asap rokok, sehingga

(2)

merokok adalah aktivitas berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga orang lain, merokok juga dapat memperburuk kesehatan anak – anak yang seharusnya tumbuh dengan baik.

Peraturan saat ini masih belum memberikan regulasi yang jelas terhadap pengaturan produk tembakau terutama segala jenis rokok, contohnya penjualan rokok tidak boleh diperjual belikan kepada masyarakat dibawah 18 tahun, pernyataan itu sebenarnya sudah ada di Pasal 46 PP No. 109/2012, tapi pada kenyataannya Indonesia masih menjadi Negara dengan jumlah perokok tertinggi di Asia. Pasal 41 menyatakan

"Penyelenggaraan perlindungan anak dan perempuan hamil terhadap bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau, dilaksanakan secara terpadu dan komprehensif melalui kegiatan pencegahan, pemulihan kesehatan fisik dan mental serta pemulihan sosial”[6]Sampai sekarang proteksi yang diberikan tidak ada bentuk nyatanya, contoh kawasan bebas asap rokok, apabila diluar ruangan ada dimanakah kawasan tersebut, tentunya tidak ada, selagi tidak didalam ruangan perokok akan bebas sesuka hati merokok dimana saja, sedangkan di Singapura terdapat tempat khusus untuk merokok, sekalipun di trotoar. Singapura menggunakan dua trotoar yaitu trotoar tokok, dan trotoar jalan, perokok biasanya merokok di trotoar jalan, disana sudah disediakan bak sampah dengan asbak.[7]

RUU Pertembakauan yang direncanakan masuk pada Prolegnas Prioritas pada tahun 2015 dikabarkan membawa dukungan financial bagi petani, RUU ini diusulkan oleh F-Nasdem, FPAN, F-PDIP,F-PG.[8] Pada tahun 2012, RUU ini sudah menuai kontroversi karena tidak memiliki undang – undang perlindungan kesehatan, masuk Prolegnas pada tahun 2013, RUU tersebut masuk ke Prolegnas pada tahun 2014, padahal masih memiliki tanda bintang serta menuai banyak penolakan.

RUU Pertembakauan Pasal 36 “Pelaku usaha dapat melakukan iklan dan Promosi melalui media cetak, media elektronik, media luar ruang, media online dalam jumlah terbatas dan waktu tertentu”[13] seperti kutipan tersebut media luar ruang masih bisa dipakai sebagai media promosi, padahal media luar ruangan bisa dilihat oleh anak dibawah umur, salah satu contohnya Baliho. Bukan hanya diluar ruangan di media elektronik, online, juga berpotensi dilihat oleh anak dibawah umur.Iklan Rokok dalam bentuk apapun dan dimanapun, seharusnya tidak diperbolehkan, karena iklan tetap dapat memicu bertambahnya perokok di Indonesia.

(3)

Pertembakauan BAB VII tentang “harga dan cukai” harga produk tembakau yang mengandung tembakau import besarnya 3 kali lipat dari yang tanpa tembakau import, artinya rokok yang lokal akan dijual murah. [13] Pertanyaannya apakah racun pada rokok lokal 3 kali lebih ringan dari rokok impor? Petani di Indonesia masih ada yang memproduksi tembakau mole yang memiliki kadar nikotin tinggi, sedangkan tembakau Barley dan Virginia yang kadar nikotinnya rendah didapat malah melalui import. RUU Pertembakauan seperti mengarahkan masyarakat untuk membeli produk lokal yang murah tapi lebih berbahaya dan merusak kesehatan.

Poin kuat dari RUU pertembakauan diklaim dapat memberikan kesejahteraan bagi petani tembakau. Pasal 30 pada RUU Pertembakauan mengatur setidaknya 5% dari hasil cukai tembakau. [13] Hal ini tidak menjamin tercapainya kesejahteraan petani tembakau di daerah penghasil tembakau secara langsung. Karena hasil cukai tersebut diterima langsung oleh pemerintah, sehingga tidak ada jaminan petani dapat menikmati hasil tersebut. Industri besar rokok saat ini melakukan penggantian SDM dengan Mesin, bukankah itu yang seharusnya dihentikan karena petanilah yang terkena dampaknya, bukan membuat peraturan untuk meningkatkan produksi tembakau, yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat.

Gambar Peringatan merokok saat ini sudah diregulasi, sebagai upaya menurunkan konsumen rokok. Pada pasal 38 ayat 2 menyatakan “Pencantuman peringatan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diitulis dengan huruf yang jelas, mudah dibaca, dan proporsional” disana hanya mengatur masalah tulisan mudah dibaca dan proporsional. [13] Gambar peringatan yang ada di bungkus rokok saja masih belum bisa menurunkan perokok di Indonesia, apalagi jika dikembalikan ke tulisan, konsumen rokok malah bertambah.

UU No. 36 tentang kesehatan pasal 113 ayat 2 mengatakan “Zat adiktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tembakau, produk yang mengandung tembakau, padat, cairan, dan gas yang bersifat adiktif yang penggunaannya dapat menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau masyarakat sekelilingnya.” [13] Tembakau disana merupakan zat adiktif yang berbahaya sedangkan di RUU Pertembakauan tidak ditemukan ayat tentang bahaya tembakau. Pasal dalam UU No. 36 tentang kesehatan pasal 113 ayat 2 memang bukanlah larangan, tapi pasal tersebut penting karena

(4)

mengakui tembakau adalah zat berbahaya, mengapa RUU Pertembakauan tidak mencantumkan pasal seperti itu, apakah agar Tembakau dapat dianggap aman?

RUU Pertembakauan, dilengkapi dengan pasal 58 yang menyatakan “Pada saat Undang - undang ini mulai berlaku semua pertauran perundang - undangan yang mengatur atau berkaitan dengan pertembakauan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan undang - undang ini.” [13] Sehingga pasal yang tidak cocok dengan RUU Pertembakauan tidak aktif, bisa saja pasal lain yang isinya tidak tertera di RUU Pertembakauan dianggap bertentangan.

Dunia Internasional, membuat sebuah perjanjian antar 180 negara untuk pengendalian tembakau yang dikenal dengan Framework Convention on Tobacco Control (FCTC), FCTC adalah pedoman bagi Negara anggota, untuk melakukan upaya mengurangi konsumsi rokok di masing – masing Negara. FCTC mengatur tentang empat hal pokok yaitu pelarangan iklan menyeluruh, penegakan secara tegas KTR, Peningkatan cukai rokok setinggi-tingginya, penyediaan program berhenti merokok. Sayangnya Indonesia saat ini menjadi satu – satunya Negara di Asia Pasifik yang menolak FCTC.

Indonesia dikalahkan oleh Zimbabwe yang sudah meratifikasi 4 maret 2015 dan menjadi Negara anggota ke-180.

FCTC memiliki aturan yang efektif untuk mengurangi dampak tembakau ke kesehatan masyarakat. Artikel 13 huruf A “It is well documented that tobacco advertising, promotion and sponsorship increase tobacco use and that comprehensive bans on tobacco advertising, promotion and sponsorship decrease tobacco use.” [14]

Disana dikatakan bahwa promosi, pengiklanan, sponsorship dari tembakau memicu kenaikan konsumsi produk tembakau, sehingga memerlukan pelarangan yang menyeluruh, sehingga lebih efektif untuk mengurangi pertambahan konsumen tembakau.Article 13 huruf E “To be effective, a comprehensive ban should address all persons or entities involved in the production, placement and/or dissemination of tobacco advertising, promotion and sponsorship.” Indonesia seharusnya melakukan pelarangan secara keseluruhan, cara tersebut efektif, karena usaha persuatif dari industri rokok hilang sehingga masyarakat yang beresiko menjadi konsumen baru dapat terhindar, sayangnya RUU Pertembakauan tidak memiliki point seperti itu. RUU Pertembakauan seperti tidak mau usaha Industri tembakau terutama rokok, untuk turun

(5)

pendapatannya, sayangnya hal tersebut berdampak pada meningkatnya konsumen rokok aktif maupun pasif, peningkatan tersebut berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Artikel 8 huruf B “The duty to protect individuals from tobacco smoke corresponds to an obligation by governments to enact legislation to protect individualsagainst threats to their fundamental rights and freedoms. This obligation extends to all persons, and not merely to certain populations.” [14] Menyatakan tugas untuk melindungi individu dari asap tembakau adalah kewajiban pemerintah dan semua orang bukan hanya populasi tertentu, karena proteksi terhadap asap rokok adalah hak warga Negara, pada Artikel ini juga dibahas tentang seperti apa proteksi tersebut, dan permintaan upaya legislatif untuk pelarangannya pada principle 3 di artikel 8 “Legislation is necessary to protect people from exposure to tobacco smoke...” [14] Dilindungi oleh aktivitas berbahaya disekitarnya adalah hak bagi setiap individu, jika dikaitkan dengan tembakau, berarti hal tersebut membicarakan masalah bahaya bagi kesehatan Masyarakat. Konsumen Rokok seharusnya wajib mmberikan keamanan dan kenyamanan bagi lingkungan disekitarnya, tapi RUU Pertembakauan tidak membahas perlindungan kepada masyarakat yang bukan konsumen rokok maupun lingkungannya, hal tersebut sama saja membiarkan hak seseorang untuk merusak lingkung dan dan mengabaikan hak orang lain.

Artikel 9 dan 10 pada bagian 2.3 diatur tentang financing berupa pajak – pajak, seperti pajak produk tembakau, pajak impor tembakau, pajak registrasi produk, penjelasan artikel tersebut dijelaskan pada Appendix 1 pada artikel 9 dan 10, disana harga rokok akan disamakan dengan harga yang dapat mengurangi konsumen rokok, kalau kebijakan FCTC diikuti harga rokok di Indonesia bisa mencapai ratusan ribu.

Kenaikan harga produk tembakau dianggap cara yang sangat efektif untuk menurunkan konsumen tembakau, karena semakin mahal suatu barang pembeli yang mampu membelinya semakin sedikit.

FCTC ditolak di Indonesia karena dipandang akan merugikan petani dan Industri, sedangkan contohnya Amerika Serikat menduduki peringkat empat pada tahun 2013 dari artikel detikfinance, mengalahkan Indonesia, di Amerika sangat ketat konsumsi tembakaunya, malah bisa melebihi Indonesia yang berada di posisi ke-6 pada artikel tersebut.[9] FCTC tidak dapat dijadikan alasan mengurangi pendapatan. Amerika serikat saja mampu menyelaraskan keduanya. Petani Indonesia bisa diarahkan ke komoditas lain, apabila dampak FCTC mengurangi pendapatan mereka, menyusul isu krisis pangan

(6)

yang diperkirakan 2020 terjadi diseluruh dunia, Indonesia memiliki peluang besar ke arah itu, dan pendapatan petani tidak akan bermasalah.

Penjualan Rokok di Indonesia, dikatakan memberi cukai yang besar dan penting bagi financial Negara. Penelitian Soewarta Kosen dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan pada tahun 2010, kerugian makroekonomi terkait konsumsi rokok sebesar Rp. 245,4 triliun, sedangkan pada tahun itu hasil cukai dari rokok sebesar 56 Triliun, sehingga dilihat dari kerugian rokok, secara finansialpun tetap negative, atau tidak menguntungkan.[10]

Tujuan RUU Pertembakauan seharusnya dipertimbangkan untuk mendukung kesehatan masyarakat bukan kearah Industri, karenaanggaran untuk kesehatan ikut berpartisipasi pada kerugian finansial Indonesia akibat produk tembakau yaitu rokok.kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat menurunkan anggaran pemerintah untuk bidang kesehatan. RUU Pertembakauan yang mengarahkan pengembangan produk tembakau, dapat menguntungkan Industri, tapi akan memperburuk kesehatan masyarakat di Indonesia, apakah hal tersebut merupakan tujuan RUU Pertembakauan?

Bukankah lebih baik menjaga kesehatan masyarakat?

(7)

Pernyataan Sikap Menimbang:

1. RUU Pertembakauan tidak melindungi kesehatan masyarakat 2. RUU Pertembakauan bukan jaminan petani menjadi lebih sejahtera

3. RUU Pertembakauan tidak mengatursarana promosi produk rokok, tidak mengatur kebijakan tentang harga dan cukai rokok sebagai upaya melindungi status kesehatan masyarakat.

4. RUU Pertembakauan dinilai kurang layak untuk dimasukan kedalam Prolegnas 2015 sebagaimana tidak didapatkan urgensiyang mendasar.

Sehingga BEM FK UNUD melalui Departemen Kajian Strategis menyatakan dengan tegas menolak legislasi RUU Pertembakauan.

Adapun beberapa rokomendasi solusi mengenai permasalahan produk tembakau di Indonesia :

1. Ratifikasi FCTC sebagai bentuk perlindungan masyarakat terhadap bahaya produk tembakau

2. Melakukan perbaikan kualitas petani tembakau dengan menginisiasi peralihan tenaga kerja dengan tetap memperhitungkan kualitas hidup petani tembakau.

3. Dalam masa transisi pemerintah wajib melakukan inisiasi produk tembakau selain rokok, cerutu maupun kretek dan produk lain yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat, sehingga tidak mematikan petani[11]

4. Memsosialisasikan produk nikotin dalam bentuk lain, yang dapat mengurangi kecanduan nikotin pada rokok, salah satu contohnya plester nikotin (nicotine patch)[12]

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Berita satu. Setahun Orang Indonesia Habiskan 302 Miliar Batang Rokok.

Tersedia pada : http://sp.beritasatu.com/home/setahun-orang-indonesia- habiskan-302-miliar-batang-rokok/50565 (Diakses Pada 8 Maret 2015)

2. Yudhe. 15 Penyakit yang Disebabkan Oleh Rokok. Tersedia pada : http://www.yudhe.com/15-penyakit-yang-disebabkan-oleh-rokok/ (Diakses Pada 8 Maret 2015

3. Uniqpost. 5 Bocah Indonesia Yang Mendunia Karena Merokok. Tersedia pada : http://uniqpost.com/45996/5-bocah-indonesia-yang-mendunia-karena-merokok/

(Diakses Pada 9 Maret 2015)

4. Republika Online. Terpapar Iklan, Jumlah Perokok Anak dan Remaja Kian Tinggi.

Tersedia pada :

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/12/03/ng03tk-terpapar- iklan-jumlah-perokok-anak-dan-remaja-kian-tinggi (Diakses Pada 9 Maret 2015) 5. Dinas Kesehatan. PEROKOK PASIF BERESIKO 3X LIPAT. Tersedia pada :

http://dinkes.pamekasankab.go.id/index.php/berita/199-bahaya-perokok-pasif (Diakses Pada 9 Maret 2015)

6. Suryaden. Rokok & PP No.109/2012. Tersedia pada : http://suryaden.com/civic/rokok-pp-no1092012 (Diakses Pada 9 Maret 2015) 7. Didiet, Widianto .H. Di Singapura Rokok Tidak Dilarang. Tersedia pada :

http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2014/09/05/di-singapura-rokok-tidak- dilarang-672711.html (Diakses Pada 10 Maret 2015)

8. Hukum online. Ini daftar 37 RUU Prolegnas Prioritas 2015. Tersedia pada : http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54d8a6b1c2d60/ini-daftar-37-ruu- prolegnas-prioritas-2015 (Diakses pada 10 Maret 2015)

9. Nurhayat, Wiji. Ini 6 Negara Penghasil Tembakau Terbesar di Dunia. Tersedia pada : http://finance.detik.com/read/2013/10/03/123327/2376640/1036/2/ini- 6-negara-penghasil-tembakau-terbesar-di-dunia#bigpic (Diakses Pada 12 Maret 2015)

10. Jawa Post. Cukai Rokok v Biaya Kesehatan. Tersedia pada : http://www.jawapos.com/baca/opinidetail/1829/Cukai-Rokok-v-Biaya-Kesehatan (Diakses Pada 12 Maret 2015)

(9)

11. Kompasiana. Manfaat Tembakau yang Disembunyikan. Tersedia pada : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/04/manfaat-tembakau-yang- disembunyikan-565886.html (Diakses Pada 12 Maret 2015)

12. Viva.co.id. 3 Alternatif Stop Kecanduan Merokok. Tersedia pada : http://life.viva.co.id/news/read/136489-3_alternatif_cara_berhenti_merokok (Diakses 12 Maret 2015)

13. DPR RI. Naskah RUU Pertembakauan 10 Juli 2014. Jakarta:Badan Legislasi DPR RI;2014

14. WHO. Framework Convention on Tobaco Control Guidelines for Implemetation.

France:WHO;2013

Referensi

Dokumen terkait

This trend is great for making an easily navigable website because it enables users to move between pages quickly and find what they’re looking for much more efficiently than

Some studies have shown that the use of oral snuff or smokeless tobacco may predispose a person to higher systolic and diastolic blood pressures,5,6,7 and significantly increase the