• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK ELEMEN-ELEMEN DIAGONAL UTAMA PADA MATRIKS ATAS DIU YANG TERDIAGONALISASI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KARAKTERISTIK ELEMEN-ELEMEN DIAGONAL UTAMA PADA MATRIKS ATAS DIU YANG TERDIAGONALISASI "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Cetakan I, Agustus 2014

Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

ISBN: 978-602-97552-1-2

Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover adalah kumpulan benda-benda langit dengan berbagai fenomena

(3)

P R O S I D I N G 187

KARAKTERISTIK ELEMEN-ELEMEN DIAGONAL UTAMA PADA MATRIKS ATAS DIU YANG TERDIAGONALISASI

E. R. Persulessy

Staf Dosen Jurusan Matematika, Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pattimura

ABSTRAK

Matriks yg dapat didiagonalkan memberikan kontribusi yang signifikan dalam proses perhitungan yg melibatkannya. Proses diagonalisasi suatu matriks sangat ditentukan oleh lapangan asal elemen-elemen yang menyusun matriks tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan langkah-langkah diagonalisasi suatu matriks yang elemen-elemennya berasal dari suatu Daerah Ideal Utama (DIU) dan karakteristik elemen di diagonal utama matriks hasil proses diagonalisasi tersebut.

Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode studi pustaka yang melibatkan proses analisis tentang teori dasar matriks dan ring, terutama DIU, serta operasi-operasi yang berlaku pada matriks, untuk membuktikan suatu teorema yang akan menyajikan langkah-langkah diagonalisasi matriks yang dimaksud.

Teorema diagonalisasi tersebut memberikan jaminan ekuivalensi antara matriks berukuran s t atas DIU

dengan matriks diag

d d1, 2,...,du

dengan umin

 

s t, dan d1|d2| ... |du. Kata kunci: DIU, matriks diagonal, matriks elementer, unit.

PENDAHULUAN

Proses diagonalisasi suatu matriks adalah proses yang melibatkan Operasi Baris Elementer (OBE) utk mengenolkan semua elemen matriks tersebut kecuali elemen di diagonal utama. Umumnya elemen suatu matriks berasal dari lapangan yang berbeda. Setiap lapangan memiliki ciri khas yang mempengaruhi proses diagonalisasi matriks.

Salah satu lapangan yang telah dikenal adalah Daerah Ideal Utama (DIU). Proses diagonalisasi matriks atas DIU melibatkan matriks A dan B yg berukuran sama dan memenuhi

BXAY, dengan X dan Y masing-masing adalah matriks invertibel.

Teori dasar tentang ring, terutama DIU, sangat diperlukan karena elemen matriks dalam penelitian ini adalah anggota DIU (Fraleigh, 1980). Dasar-dasar pembuktian teorema diagonalisasi atas daerah Euclid dipergunakan sebagai pedoman untuk membuktikan berlakunya teorema tersebut atas DIU (Hartley&Hawkes, 1974).

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan metode yang sistematis untuk mendiagonalkan suatu matriks atas DIU dan memperkenalkan karakteristik matriks diagonal yang merupakan hasil proses diagonalisasi tersebut. Metode yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman tambahan untuk menemukan metode-metode diagonalisasi matriks atas lapangan yang lain.

(4)

188 P R O S I D I N G DASAR TEORI

Definisi 2.1. Sebuah matriks n n disebut matriks elementer jika matriks tersebut dapat diperoleh dari matriks satuan In dengan melakukan sebuah operasi baris elementer tunggal, (Anton, 1991).

Definisi 2.2. Jika X matriks bujursangkar dan dapat ditemukan matriks Y sehingga XYYXI, maka X dikatakan invertibel dan Y disebut invers X, (Anton, 1991).

Definisi 2.3. Diketahui A dan B dua matriks berukuran sama atas ring R. Matriks B ekuivalen dengan A atas R jika dan hanya jika terdapat matriks invertibel X dan Y sehingga BXAY, (Anton, 1991).

Definisi 2.4. Jika R ring komutatif dengan elemen satuan 1, a elemen R disebut unit jika ada bR sehingga ab1.

Definisi 2.5. Misalkan ARs t . A disebut matriks diagonal jika aij 0, untuk ij. Lemma 2.6.

Efek pergandaan awal (pre-multiplying) pada matriks : (i). Bij, menukar baris ke-i dengan baris ke-j (ii). B wi

 

, menggandakan baris ke-i dengan w

(iii). Bij

 

r , menambahkan r kali baris ke-j ke baris ke-i, disebut operasi elementer baris.

Efek pergandaan akhir (post-mutiplying) pada matriks : (i). Kij, menukar kolom ke-i dengan baris ke-j (ii). K wi

 

, menggandakan kolom ke-i dengan w

(iii). Kij

 

r , menambahkan r kali kolom ke-j ke kolom ke-i, disebut operasi elementer kolom.

Definisi 2.7. Suatu Daerah Integral (DI) R disebut DIU, jika untuk setiap ideal A dalam ring R, ada a0A dengan sifat Aa0ra r0| R .

Teorema 2.8. Jika ,a bR DI dengan |a b dan |b a maka ada unit uR sehingga aub. Definisi 2.9. Misalkan R DIU. Suatu dR disebut elemen prima, jika d 0dan d bukan unit maka untuk setiap ,a bR, jika d ab| maka d a| atau d b| .

Definisi 2.10. Misalkan R DIU. Suatu dR disebut elemen irredusibel, jika (i). d 0,

(ii). d bukan unit,

(iii). untuk setiap ,a bR, jika dab maka a atau b unit.

(5)

P R O S I D I N G 189 Teorema 2.11. Jika a b, R DI maka pernyataan berikut ekuivalen :

a). a b| dan b a , | b). Ra = Rb,

c). Ada unit uR sehingga bua

Definisi 2.12. Suatu R DI disebut daerah faktorisasi tunggal (DFT), jika:

1. Setiap elemen di R yang bukan nol dan bukan unit dapat disajikan sebagai hasil ganda elemen irredusibel sebanyak berhingga

2. Jika ap p1 2 pn dan bq q1 2 qn dengan p p1, 2, ,p q qn, ,1 2, ,qn elemen irredusibel maka m = n dan setelah penukaran indeks pi dan qi bersekawan.

Teorema 2.13. Setiap DIU adalah DFT.

Teorema 2.14. Jika a b, R DIU maka a dan b memiliki pembagi persekutuan terbesar d dan d = ra + sb, untuk suatu r s, R.

Sifat 2.15

Misalkan G, Im, H, J adalah matriks-matriks bujursangkar atas ring R yang masing-masing berukuran m m m m n n ,  ,  dan pp. Selanjutnya, K dan L adalah matriks berukuran

q n dan p n atas R, (Brown, 1992).

Jika

 

1 0

0

m

m n m n

H I

H   

 

  

  ;

 

1 0

0

m

m p m p

J I

J   

 

  

  ;

 

1 0

0 m q m n

K G

K   

 

  

 

 

1 0

0 m p m n

L G

L   

 

  

 

maka

a). Fakta 1

 

1 1 0

0 m q m n

K H G

KH   

 

  

 

 

1 1 0

0 m p m n

J L G

JL   

 

  

 

b). Fakta 2

Jika H dan J matriks invertibel maka H1 dan J1 matriks invertibel.

c). Fakta 3

Jika pq maka

 

1 1 1 0

0 m p m n

J K H G

JKH   

 

  

  .

(6)

190 P R O S I D I N G d). Fakta 4

Jika K X dengan X suatu matriks maka K1 X1 dengan 1 0 0 X G

X

 

  

 . e). Fakta 5

Jika np maka

 

1 1 0

0 m n m p

H J G

HJ   

 

  

  .

f). Jika H dan J matriks invertibel maka H1J1 matriks invertibel.

HASIL PENELITIAN

Misalkan R adalah DIU. Akibatnya untuk setiap rR\ 0

 

berlaku rwp p1 2 pn, dengan w unit, pi prima anggota R, n bilangan bulat positif dan mungkin pipj untu suatu

ij, (1 i n, 1 j n) karena berlaku Teorema Faktorisasi Tunggal.

Dibentuk fungsi :R\

 

0

 

0 dengan aturan perkawanan

 r R

 

r  n jumlah elemen prima yang menyusun r.

Akibatnya

 

rr*

 

r

 

r*

untuk setiap r r, *R\ 0

 

.

Diketahui A

 

akl matriks berukuran s t dengan aklR DIU. Akan ditentukan matriks C A atas R, dengan

1 0 0

0

* 0

d

C C

 

 

 

 

 

 

serta d1 membagi habis semua elemen matriks C*.

Pada proses ini terdapat tiga kasus yang mungkin terjadi, yaitu 1). a11|a1j dan a11|ai1,

2).

 

a1j a11|a1j, 3).

ai1

a11|ai1. Proses I

Jika A bukan matriks nol maka dengan serangkaian operasi baris elementer dapat diasumsikan a110.

(7)

P R O S I D I N G 191 Kasus 1

Karena a11 aij dan a a11 i1, maka a1jq aj 11 dan ai1p ai 11, untuk suatu p qi, jR (1 i s, 1 j t). Dengan operasi elementer kolom Kj1

 

qj dan baris Bi1

pi

pada A diperoleh matriks D A, dengan

11 0 0

0

* 0

a

D D

 

 

 

 

 

 

Jika a11 membagi habis elemen D* maka diperoleh matriks C. Jika tidak berarti

 dij D*

a11|dij. Dengan operasi baris B1i

 

1 pada D, diperoleh matriks D'   dkl' dengan d11'a11 dan

d1'jD'

d11' |d1'j. Diperoleh kasus 2.

Kasus 2

Karena

a1jA a

11|a1j, maka ada dR dengan d fpb

a11,a1j

, d0 dan

11 1j

RaRaRd. Sehingga

y y1, jR a

11dy1 dan a1j dyj dengan

 

d  

 

a11 . Jika

 

d

 

a11

   maka 

 

y1 0, berarti y1 unit. Jadi d a11. Sehingga a11|a1j kontradiksi.

Jadi berlaku 

 

d  

 

a11 . Kemudian

x x1, jR d

x a1 11x aj 1j, akibatnya

     

1 1 j j 1 1 j j

dx dyx dyd x yd y Jadi, x y1 1d yj j 1.

Selanjutnya, dibentuk matriks S yang berukuran t t , dengan

1 2

1

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

j j

j

t j

x y

S I

x y

I

  

 

 

 

 

 

 

dan det

 

S det

 

B , det

 

It j det

 

Ij2 1. Matriks

1 1

2 1

0

0 0

0

j j

x y

B I

x y

  

 

  

 

 

adalah matriks berukuran jj.

(8)

192 P R O S I D I N G Karena,

 

1 2

 

1

 

2

1

0 0

det 1

0 0

j j

j

j j

I I

B x y

y x

 

 

      

   

     

 

 

1 2 2

1 2 1

1 1 2

1 1 2

2 1 1

1 1

1 1 0

0 1

1

1

j j j

j j

j

j j

j j j

j j j j j

x I y y I

x

x y y I x

x y x y

x y x y

   

 

      

 

  

  

 

maka det

 

Sdet

 

B det

 

It j1 atau S adalah matriks invertibel.

Jadi, matriks AS A atas R, dengan

11 12 1 1 1

21 22 2 2 2

1

1 2

11 1 1 12 11 1 1 1 1 1 1

21 1 2 22 21 1 2 1 2 1 2

1 1 2

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

j t j

j t j

j

s s sj st t j

j j j j t

j j j j t

s sj j s s

a a a a x y

a a a a I

AS x y

a a a a I

a x a x a a y a y a a

a x a x a a y a y a a

a x a x a a

    

   

   

   

   

   

   

  

  

  1 1y a ysj 1 as j 1 ast

 

 

 

 

 

  

 

Misalkan AS B

 

bkl maka

11 11 1 1j j

b a x a x d

 

 dan

   

1 11 1 1

1 1

0

j j j

j

b a y a y

dy d y y

  

  

dan bij yang lain adalah kombinasi linier dari A

 

akl . Proses selesai untuk kolom ke-j.

Proses dilanjutkan untuk kolom j yang lain yang memenuhi kasus 2 hingga akhirnya diperoleh matriksA'

 

akl A atas R dengan

11

21 22 2

1 2

0 0

' t

s s st

a

a a a

A

a a a

  

    

 

 

    

 

(9)

P R O S I D I N G 193 dan 

 

a11   

 

d  

 

a11 .

Jika a11 |ai1, 2 i s, diperoleh kasus 1. Jika a11 juga membagi semua

, (2 , 2 )

aij  i s  j t , maka dengan operasi elementer baris Bi1

 

qi , 2 i s pada A

diperoleh C. Jika ada aij A', (2 i s, 2 j t), hingga a11 |aij maka dengan operasi elementer baris B1j

 

1 diperoleh kasus 2. Tetapi jika ada ai 1 A', 2

 i s

sehingga

11 | i1

a amaka diperoleh kasus 3.

Kasus 3

Karena

 ai1 A'

a11 |ai1, maka ada qR dengan qfpb

a11,ai1

,q0 dan

11 i1

Ra Ra Rq. Sehingga

r r1, 2R a

11 qr1 dan ai1qri dan 

 

q  

 

a11 . Kemudian

h h1, iR q

h a1 11 h ai i1 sehingga h r1 1h ri i 1.

Proses dilanjutkan seperti pada kasus 2 dengan membentuk matriks T yang berukuran s s dengan

1 2

1

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

i i i

s i

h h

T I

r r

I

 

 

 

 

 

 

dan det

 

Tdet

   

B det Is i dengan det

 

Is i1.

Pada akhirnya diperoleh matriks A

 

akl Aatas R, dengan

11 12 1

22 2

2

0 0

t t

s st

a a a

a a

A

a a

  

 

  

 

  

  

 

dan 

 

a11   

 

q  

 

p11   

 

d  

 

a11 .

Jika a11 |a1j, 2 j t, diperoleh kasus 1. Jika a11 membagi semua aij, 2 i s, 2 j t, maka dengan operasi elementer kolom Kj1

 

r1* , 2 j t, pada A diperoleh C. Jika ada

, 2 , 2

aij  i s  j t, sehingga a11 |aij maka dengan operasi elementer baris B1j

 

1 diperoleh kasus 2. Proses dilanjutkan kembali.

Tetapi jika proses dilanjutkan dan mengingat

 

11

 

11

 

11

0   a    p    a

(10)

194 P R O S I D I N G berhingga, maka akhirnya diperoleh matriks W

 

wkl A atas R dengan 

 

w11 0. Jadi w11 unit maka w11|wij

1 i s, 1 j t

. Dengan operasi elementer baris Bi1

 

gi* dan

kolom Kji

 

gj yang memenuhi wi1g w*i 11,w1jg wj 11 dengan g g*i, jR untuk

1 i s, 1 j t

, diperoleh matriks C.

Proses II

Setelah diperoleh matriks C, proses I dapat dilakukan pada matriks C* yang berukuran

s  1

 

t 1

tanpa merubah baris 1 dan kolom 1 matriks C.

Jika St*1 dan T *s1 matriks invertibel berukuran

t  1

 

t 1

dan

s  1

 

s 1

, dengan

 

* *

2

* 3

1 * *

2

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

j j

t

j

t j

x y

S I

x y

I

  

 

 

  

 

 

 

dan  

* *

2

* 3

1 * *

2

0 0

0 0 0

0 0

0 0 0

i i s

i

s i

h h

T I

r r

I

 

 

 

 

 

 

 

maka menurut Sifat 2.15.a., berlaku

   

1 1

* * *

*

1 1

1 0 0 0 0

0 0

0 0

0

0 0 0

t t

d d

S C S

C

   

 

   

 

   

     

 

   

 

   

     

merupakan kasus 2 yaitu

c2jC*

c22|c2j, 3

 j t

. Dan

   

1 1

* * * *

1 1

1 0 0 0 0 0 0

0 0 0

0 0 0

s t

d d

T C T C

     

     

     

     

     

     

   

merupakan kasus 3 yaitu

 ci2 C*

c22 |ci2, 3

 i s

.

Setelah berhingga langkah proses I pada C* diperoleh matriks C'* C* atas R, dengan

2 0 0

'* 0

**

0 d

C C

 

 

 

 

 

 

dan d2membagi habis setiap elemen C**.

Jadi telah diperoleh matriks C' Catas R, dengan

(11)

P R O S I D I N G 195

1 2

0 0 0

0 0 0

' 0 0

**

0 0

d d C

C

 

 

 

 

 

 

 

 

dan d d1| 2 serta d1membagi habis setiap elemen C**.

Selanjutnya, proses I dilakukan pada C** tanpa mengubah baris 1 dan 2 serta kolom 1 dan 2 matriks C’. Akhirnya diperoleh matriks D* diag( ,d d1 2, ,du)dengan umin{ , }s t dan d d1| 2| |du serta D* Aatas R.

PENUTUP Kesimpulan

1. Suatu matriks A yang berukuran s t atas DIU akan ekuivalen dengan suatu matriks

1 2

diag( ,d d , ,du) dengan umin

 

s t, .

2. Elemen-elemen diagonal utama matriks A berukuran s t atas DIU memenuhi

1| 2| | u d d d .

DAFTAR PUSTAKA

Anton, H. 1991. Aljabar Linier Elementer, Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

Brown, W.C. 1992. Matrices Over Commutative Rings. Michael Dekker. Inc, New York.

Fraleigh, J. B, 1980. A First Course in Abstract Algebra, Second Edition. Addison-Wesley Publishing Company, Massachusets.

Hartley, B. and Hawkes, T.O. 1974. Ring Modules and Linear Algebra. Spottiswoode, Ballantyne & Co.Ltd. London and Cholchester.

(12)

196 P R O S I D I N G

Referensi

Dokumen terkait

While both activities involve transferring a message between two different languages, translation refers to transfer between written texts and interpretation

In this part, researcher presents the forms of woman’s struggle in military family performed by Billie Ames, the main character in Fern Michaels’ Texas Rich (TR).. It consists