FILSAFAT
PHILOSOPHY POPPER
RAYMONDHA ELSHA CARDENA
“…beetles may profitably be collected, observation may not.”
(K. R. Popper)
Karl Raimund Popper
Filsuf kelahiran Vienna, Austria pada 28 Juli 1902 mempunyai nama lengkap Karl Raimund Popper.
Popper adalah salah seorang filsuf terbesar abad ke – 20 dibidang filsafat ilmu.
Minat dan bakatnya bermula dari sang ayah yang merupakan seorang pengacara, namun memiliki
antusias dan ketertarikan yang besar pada buku-buku dan ilmu filsafat. Maka tidak heran jika Popper
bertumbuh menjadi sosok yang cerdas.
Karl Raimund Popper
Ketika berusia 16 tahun, Popper
meninggalkan sekolahnya dengan
alasan bahwa pelajaran yang diberikan disekolah sangat membosankan, lalu ia menjadi pendengar bebas pada
Universitas Wina. Pada tahun 1922,
Popper diterima sebagai mahasiwa dan pada tahun 1980 Popper meraih gelar
doktor dengan judul disertasi “Masalah Psikologi dalam Psikologi Pemikiran”.
Pada tahun 1934 Popper menggebrak dunia filsafat dengan bukunya yang berjudul “The Logic Scientific Discovery”.
Dalam bukunya tersebut Karl Popper melakukan banyak
kritik terhadap kecenderungan metodelogi sains di masa itu yang didominasi oleh kaum yang menganut ajaran
positivisme.
Pengertian Positivisme adalah suatu paham yang dalam
pencapaian kebenarannya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar benar terjadi. Jadi segala hal yang diluar itu tidak dikaji dalam Positivisme. Dalam bukunya ini Popper mencoba mengajukan sebuah gagasan yang menarik
mengenai Falsifikasi, karena pada sebelumnya kaum
positivisme banyak menggunakan prinsip Verifikasi yaitu menggunakan pembuktian dengan fakta-fakta empiris
untuk mendukung sebuah teori sains.
The Logic of Scientific Discovery
FALSIFIKASI VERIFIKASI VS
Falsifikasi adalah kebalikan dari Verifikasi.
Falsifikasi yaitu pengguguran teori melalui fakta-fakta.
Menurut Karl Popper, proses verifikasi sangatlah lemah. Verifikasi hanyalah bekerja melalui logika induksi. Logika induksi adalah penyimpulan suatu teori umum dari pembuktian fakta-fakta
partikular. Karl Popper lebih condong
untuk menggunakan falsifikasi. Jadi fokus penelitian sains bukan lah pembuktian
positif, namun pembuktian negatif.
Artinya fokus penelitian adalah untuk
membuktikan bahwa suatu teori itu adalah salah dengan menyodorkan sebuah bukti yang membuktikan bahwa teori itu salah.
Hal ini membuat penelitian ilmiah lebih efisien karena teori langsung dapat
dipastikan gugur hanya dengan sebuah fakta yang bertentangan dengannya.
Valsifikasi
LEMAH
FALSIFIKASI POPPER SECARA SEDERHANA
Teori atau Ilmu Jika hasil prediksi atau uji Falsifikasi salah, maka seluruh promis dalam teori tersebut juga salah. Teori tidak dapat diverifikasi tetapi hanya dapat
di Falsifikasi
Prediksi melalui uji Falsifikasi
Suatu teori tidak bersifat ilmiah hanya karena dibuktikan kebenarannya, tetapi juga harus dapat diuji. Jika terdapat satu pembuktian yang
salah maka teori yang di uji itu dengan sendirinya invalid/gugur.
5 DIMENSI
ILMU FILSAFAT
Salah satu pokok filsafat Popper adalah bahwa yang kita sebut pengetahuan ilmiah sebenarnya hanyalah pendapat atau kesimpulan yang didasarkan atas informasi yang tidak lengkap, dan pada prinsipnya selalu dapat digantikan dengan sesuatu yang mungkin lebih mendekati kebenaran.
ONTOLOGI
Subtansi Ilmu, Eksistensi (Keberadaan) atau Essensi (Keberartian)
Karl Popper berargumen bahwa proses verifikasi itu lemah karena hanya bekerja melalui logika induksi.
Logika Induksi adalah penyimpulan suatu teori umum dari pembuktian fakta-fakta partikular. Karl Popper lebih condong untuk menggunakan falsifikasi. Jadi fokus penelitian sains bukanlah pembuktian positif, namun pembuktian negatif.
EPISTEMOLOGI
Cara membuktikan ilmu, Bagaimana seseorang Ilmuan membangun ilmunya.
Teori falsifikasi Popper di pandang memiliki kontribusi besar bagi perkembangan ilmu, terutama dalam mengisi kekosongan metode ilmiah yang di tinggalkan oleh bacon yang hanya terfokus pada metode induktif. Berbeda dengan gagasan falsifikasi, di dalamnya terdapat kritik untuk menguji kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam sebuah teori atau ilmu. Semakin suatu teori atau ilmu bertahan dari kritik atau dari upaya penyingkapan kesalahannya maka semakin benar keberadaan teori itu.
AKSIOLOGI
Manfaat dari ilmu, nilai
Popper menghindari dua hal yang ekstrim, yakni pandangan obyektifisme yang memandang hukum alam ada pada kenyataan fisik dan pandangan subyektifisme yang beranggapan bahwa hukum alam adalah dimiliki dan dikuasai oleh manusia.
Menurutnya, manusia terus bergerak semakin mendekati kebenaran.
RETORIS
Bahasa, angka-angka, rumus matematik.
Metodelogi atau logika penemuan ilmiah yang dikembangkan Popper dalam bukunya logic of Scientific Discovery hanya terdiri dari aturan untuk menilai sebuah teori yang sudah dirumuskan, dimana dalam pandangan Popper tersebut ditegaskan bahwa teori ilmiah tidak didasarkan atau dikukuhkan oleh fakta melainkan dirontokkan olehnya.
METODOLOGI
Proses, Logika-logika
Falsifikasi Popper juga membutuhkan upaya penajaman melalui proses falsifikasi atau metode lain yang lebih baik.