• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ENDA YUNITA 1713453053

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ENDA YUNITA 1713453053"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Definisi Demam Typoid
  • Penyebab Typoid
  • Gejala Typoid
  • Patogenesis Demam Typoid
  • Epidemiologi
  • Etiologi
  • Diagnosis Laboratorium Demam Typoid
    • Tes Biakan
    • Tes Serologi Pendeteksi Antien – Antibodi
    • Tes Polymerase Chain Reaction (PCR)
    • Tes Penunjang Demam Typoid
  • Uji Serologi Widal
    • Prinsip Uji Widal
    • Macam Uji Widal
    • Kelemahan dan Keuntungan
  • Leukosit
    • Pengertian dan Morfologi
    • Sifat Leukosit
    • Fungsi Leukosit
    • Nilai Rujukan Jumlah Leukosit
    • Jumlah Leukosit Penderita Typoid
  • Metode Automatic Hematologi Analyzer

Demam tifoid adalah penyakit sistemik akut yang ditandai dengan demam, sakit kepala, dan rasa tidak enak badan yang berlangsung sekitar tiga minggu, disertai gejala perut, pembesaran limpa, dan erupsi kulit. Demam tifoid disebabkan oleh beberapa spesies, antara lain Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A dan paratyphi B, serta Salmonella typhimurium. Istilah demam tifoid merupakan istilah yang paling tepat karena dapat dipahami oleh dokter untuk menggambarkan sindrom tertentu yang disebabkan oleh Salmonella typhi (Fatmawati, 2011).

Agen penyebab demam tifoid adalah Salmonella typhi, bakteri berbentuk batang pipih, gram negatif, tidak membentuk spora yang bergerak melalui flagel peritrikal berukuran 2–4 μm kali 0,5–0,8 μm. Kuman Salmonella typhi masuk ke saluran pencernaan melalui mulut, masa perkecambahan pada penyakit tipus berlangsung 10 sampai 14 hari. Pola penyebaran penyakit tifus adalah melalui saluran cerna (mulut, lambung, duodenum, usus halus, usus besar).

Tipes menyerang masyarakat di semua negara, sama seperti penyakit menular lainnya, tipes banyak ditemukan di negara-negara berkembang yang kondisi sanitasi lingkungannya buruk. Cara terbaik untuk mengetahui adanya infeksi Salmonella typhi adalah dengan mengisolasi kuman dari sampel klinis orang yang sakit, yaitu darah, urin, tinja sumsum tulang. Pemeriksaan serologi untuk menunjang diagnosis penyakit tipus antara lain pemeriksaan laboratorium yang mendeteksi antigen spesifik Salmonella typhi dalam darah atau cairan tubuh manusia dan deteksi antibodi spesifik terhadap Salmonella Typhi.

Tes serologis untuk mendeteksi antigen Salmonella typhi spesifik dalam sampel darah atau urin secara teoritis memungkinkan diagnosis demam tifoid lebih dini dan lebih cepat. Salah satu tes untuk mendeteksi antigen spesifik seperti Salmonella typhi adalah tes ELISA menurut metode Double Sandwich. Faktor-faktor tersebut antara lain stadium penyakit, pemberian antibiotik, teknik laboratorium, karakteristik imunologi masyarakat setempat, dan riwayat imunisasi demam tifoid (Harjoeno, 2007).

Prinsipnya adalah mendeteksi DNA Salmonella typhi dari sampel darah, dengan membentuk ikatan primer antara Salmonella typhi dengan DNA yang akan dideteksi. Tes PCR mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi karena dapat mendiagnosis demam tifoid dan mendeteksi resistensi kuman terhadap antibiotik (Subuat, 2015). Pemeriksaan darah rutin membantu diagnosis demam tifoid dengan menilai jumlah dan bentuk eritrosit, jumlah leukosit, eosinofil, dan trombosit.

Keunggulan dari tes Widal adalah tes ini mudah dilakukan oleh dokter dan merupakan tes yang sangat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit demam tifoid di negara berkembang, terutama di daerah atau rumah sakit yang tidak mempunyai fasilitas bakteriologi yang memadai (Mulyawan, 2008). . Belum ada patokan yang pasti mengenai jumlah leukosit pada penderita tipes, dapat ditemukan leukopenia, leukositosis, atau bahkan normal (Gandasoebrata, 2013).

METODE PENELITIAN

  • Waktu Dan Tempat Penelitian
  • Populasi Dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pengambilan Darah Vena
    • Prosedur Pemeriksiaan Hitung Jumlah Leukosit
  • TeknikPengolahan Data dan Analisa Data

Hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran jumlah leukosit pada pasien tipes di Rsu Mayjen H.a Thalib Kerinci sebanyak 30 orang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 13 orang (43%) dan responden perempuan sebanyak 17 orang (57%). Hematologi adalah alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis.

Berdasarkan referensi tersebut dijelaskan bahwa jika seseorang menderita penyakit tipes, jika disertai dengan infeksi bakteri seperti infeksi tenggorokan, infeksi pernafasan, infeksi saluran kemih, maka jumlah leukositnya sering meningkat, namun untuk infeksi bakteri menyebabkan penyakit tipes salmonella. , jumlah leukosit cenderung di bawah normal. Begitu pula pada infeksi virus demam berdarah, jumlah leukosit tetap normal. Jumlah sel leukosit rendah pada penderita tifus karena sel leukosit melawan suhu tubuh yang terlalu tinggi. Jika terdeteksi peningkatan jumlah leukosit yang signifikan, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan tambahan seperti sampel urin lengkap, tes fungsi hati dan bila memang diperlukan untuk menemukan bakteri (bakteri) dalam darah, tes kultur. dilakukan.

Pada kasus peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus, seperti virus dengue pada demam berdarah, selain trombosit turun di bawah batas normal, jumlah leukosit juga menurun. Dengan adanya bakteri Salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh maka jumlah leukosit akan meningkat, dan akibat infeksi di dalam tubuh, penyakit tipus disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi B dan terkadang jenis lainnya. salmonella. Faktanya, penyakit tipes lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita karena pria lebih banyak beraktivitas di luar rumah, sehingga mengonsumsi makanan siap saji atau makanan yang mengandung perasa, dan kebersihannya tidak terjamin.

Hasil penelitian ini ditulis oleh Hilda Nuruzzaman, majalah tentang risiko penyakit demam tifoid berdasarkan kebersihan diri dan kebiasaan ngemil di luar rumah. Berdasarkan hasil penelitian yang menggambarkan jumlah leukosit pada pasien tipes di RSU Mayjen Ha Talib Kerinci dengan sampel 30 pasien tipes, maka diambil kesimpulan sebagai berikut. Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengetahui variabel pendukung lain penyakit demam tifoid seperti pemeriksaan jumlah eritrosit, jumlah trombosit, nilai ESR, nilai hemoglobin, jumlah leukosit, riwayat penyakit, dan pemantauan antibiotik.

Uji Diagnostik Tes serologi widal dibandingkan dengan kultur darah sebagai gold standar diagnosis demam tifoid pada anak di RSUP Dr. Uji Diagnostik Tes serologi widal dibandingkan dengan kultur darah sebagai gold standar diagnosis demam tifoid pada anak di RSUP Dr. Hubungan kebersihan lingkungan, kebersihan diri dan karakteristik individu dengan kejadian penyakit demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Kedung Mundu Semarang.

Tabel 4.1 Karakteristik Penderita Typoid Berdasarkan Jenis Kelamin                  dan umur di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2020
Tabel 4.1 Karakteristik Penderita Typoid Berdasarkan Jenis Kelamin dan umur di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Demam yang disebabkan oleh Salmonella typhi biasanya lebih serius dibandingkan infeksi Salmonella lainnya. Dibandingkan dengan wanita, masyarakat lebih banyak yang suka memasak di rumah dibandingkan memasak di luar rumah, sehingga wanita lebih memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsinya.

PENUTUP

Saran

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Penderita Typoid Berdasarkan Jenis Kelamin                  dan umur di RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci Tahun 2020

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mitra Djamal FMIPA Detection of heavy metal compounds using surface enhanced Raman spectroscopy SERS substrate Program Staf Exchange dan Research Grant 9 Dr.. FMIPA Development of 2D