Sebagai prasyarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) dari Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo. Alhamdulillah, dengan rahmat-Nya penulis mengucapkan karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Hipotensi dengan Masalah Keperawatan Resiko Jatuh di Kelurahan Wirogunan Kota Pasuruan” telah diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk masuk program praktik klinik. Politeknik Keperawatan Kerta Cendika Sidoarjo. Selama penyusunannya, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kali ini.
Selain itu penulis juga ingin menyampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pihak yang turut mendukung, sehingga usulan ini pada akhirnya dapat terselesaikan.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum
Menjelaskan diagnosa keperawatan pasien hipotensi postural dengan masalah keperawatan Resiko terjatuh di desa Wirogunan. Menjelaskan evaluasi keperawatan pasien hipotensi postural dengan masalah keperawatan risiko jatuh di desa Wirogunan.
Hasil studi kasus ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien hipotensi postural dengan masalah keperawatan Fall Risk di desa Wirogunan.
Metode Penulisan .1 Metode
Pada bab 2 akan dijelaskan secara teoritis kaitannya dengan konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi. Konsep dasar keperawatan akan menggambarkan permasalahan yang timbul pada hipertensi dengan melakukan asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
- Etiologi Dan Klasifikasi Hipotensi 1. Klasifikasi
- Patofisiologi
- Komplikasi Hipotensi
- Penatalaksanaan Hipotensi
- Terapi dengan Obat
- Pemeriksaan Penunjang
Pada hipotensi postural, tekanan darah turun karena jantung tidak cukup memompa darah sehingga menyebabkan kekurangan oksigen di otak sehingga menimbulkan gejala pusing bahkan pingsan. Serangan jantung: hipotensi yang mengakibatkan kurangnya tekanan darah yang tidak cukup untuk mengalirkan darah ke arteri koroner (pembuluh darah yang mensuplai darah ke otot jantung), menyebabkan nyeri dada yang mengakibatkan serangan jantung. Terapi farmakologis dilakukan dengan tujuan menjaga tekanan darah sambil berdiri dengan cara vasokonstriksi atau peningkatan volume intravaskular.
Depresan seperti midodrine digunakan untuk meningkatkan tekanan darah dan menjaga tekanan darah normal dalam posisi berdiri, namun memiliki efek memperburuk hipertensi terlentang. Tujuan terapi adalah untuk mempertahankan efek tekanan sedang, cukup untuk meningkatkan tekanan darah saat berdiri untuk mengurangi gejala hipotensi ortostatik. Nilai yang digunakan biasanya tekanan darah sistolik saat berdiri ≥90 mmHg dan posisi terlentang dengan tekanan darah sistolik ≤180 mmHg. [1].
Sebuah penelitian pada terapi fase ketiga ini menunjukkan perbaikan gejala dan tekanan darah sistolik saat pasien berdiri. Keunggulan obat ini adalah dapat meningkatkan tekanan darah saat berdiri, tanpa efek samping memperparah hipertensi pada posisi terlentang.
Konsep Dasar Keluarga .1 Definisi Keluarga
- Tipe Keluarga
- Struktur Keluarga
- Tahap Perkembangan Keluarga
- Fungsi Keluarga
- Definisi Resiko jatuh
Keluarga modern adalah keluarga dengan orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, dan keluarga dari pasangan sesama jenis (keluarga gay/lesbian). Sepasang suami istri yang membentuk keluarga baru harus mempersiapkan kehidupan baru, karena keduanya perlu menyesuaikan peran dan fungsi sehari-hari. Suami istri harus mempersiapkan beberapa tugas perkembangan penting untuk kehamilan dan kelahiran anak.
Pada tahap ini, orang tua beradaptasi dengan kebutuhan dan minat anak prasekolah dalam mendorong tumbuh kembangnya. Kedua orang tua harus mengalokasikan waktunya sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan anak, suami/istri, dan pekerjaan (full-time/part-time). Tahap ini dimulai ketika anak tertua masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Selain aktivitas di sekolah, setiap anak mempunyai aktivitas dan minatnya masing-masing, begitu pula orang tua yang mempunyai aktivitas berbeda dengan anaknya. Pada tahap ini keluarga (orang tua) harus belajar memisahkan diri dari anak, memberikan kesempatan anak untuk bersosialisasi, baik untuk kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir pada usia 19-20 tahun, ketika anak tersebut meninggalkan rumah orang tuanya.
Lamanya fase ini tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau apakah anak tersebut belum menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya. Tujuan utama pada tahap ini adalah menata kembali keluarga agar tetap berperan dalam melepaskan anak-anaknya untuk hidup mandiri. Orang tua akan merasa kehilangan perannya dalam mengasuh anak dan merasa hampa karena anaknya tidak lagi tinggal di rumah.
Untuk mengatasi keadaan tersebut, orang tua harus melakukan pekerjaan, meningkatkan peran sebagai mitra, dan menjaga hubungan dengan anak. Fase ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir ketika salah satu pasangan meninggal atau pensiun. Pada tahap ini, semua anak meninggalkan rumah, sehingga pasangan fokus menjaga kesehatan melalui berbagai aktivitas.
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- DiagnosaKeperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi Keperawatan
Penyusunan susunan keluarga dilakukan dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian anggota keluarga lainnya menurut urutan lahir, dimulai dari yang tertua, kemudian dicantumkan jenis kelamin, hubungan, tempat lahir/umur, profesi dan pendidikan masing-masing anggota keluarga. Menjelaskan tipe/tipe keluarga beserta keterbatasan atau permasalahan yang terjadi pada tipe/tipe keluarga tersebut. Kaji asal etnis keluarga dan identifikasi budaya etnis keluarga dalam kaitannya dengan kesehatan.
Status sosial ekonomi suatu keluarga ditentukan oleh pendapatan baik kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan setiap anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga dan pengalaman pelayanan kesehatan. Menjelaskan ciri-ciri tetangga dan masyarakat setempat, termasuk kebiasaan, lingkungan fisik, peraturan atau kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
Jelaskan waktu yang dihabiskan keluarga bersama. serta pergaulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat. Yang termasuk sistem dukungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, kapasitas yang dimiliki keluarga dalam menunjang kesehatan meliputi kapasitas fisik, kapasitas psikologis atau dukungan anggota keluarga dan kapasitas sosial. Menjelaskan nilai dan norma yang dianut keluarga mengenai kesehatan. keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta dalam diri anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan rasa saling menghargai.
Mengkaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga mempelajari disiplin, norma, budaya dan perilaku. Jelaskan sejauh mana keluarga memberikan makanan, sandang, perlindungan dan sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai kondisi kesehatan dan penyakit. 2) Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Untuk menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (Skala Baylon dan Maglaya). Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri dari melakukan dan mendokumentasikan tindakan spesifik yang digunakan untuk melakukan intervensi (Skipi Pokja DPP PPNI, 2018). Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu S (subyektif) dimana perawat melengkapi keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan, O (objektif) adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau pengamatan perawat secara langsung terhadap pasien. . dan apa yang dirasakan pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan, A (Evaluasi), yaitu interpretasi makna data subjektif dan objektif untuk menilai sejauh mana tujuan yang ditetapkan dalam rencana keperawatan telah tercapai.
Kerangka Masalah
- Perencanaan Keperawatan
- Perencanaan Keperawatan
Saya katakan itu di keluarganya sebagai kepala keluarga dan juga sebagai pengambil keputusan, menurutnya setiap anggota keluarga. Hidung Bentuk simetris, tidak ada peradangan, tidak keluar cairan, tidak ada lubang hidung bernafas, tidak ada apa-apa. Thorax Bentuk dada simetris, bunyi paru resonan, bunyi nafas vesikuler, tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan.
Bentuk dada simetris, bunyi paru resonan, bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran jantung, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Saya terkait dengan masalah keperawatan. Tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori. Hal ini dimungkinkan karena pada saat pemeriksaan ditentukan bahwa Tn. Berdasarkan data aktual dan teori tidak terjadi kesenjangan, karena menurut peneliti pelaksanaan keperawatan dilakukan atas dasar Tn.
Asesmen keperawatan yang dilaksanakan selama empat hari pada Tn. I, hasilnya diterima pada hari keempat yaitu Tn. Saya bilang rasa pusingnya sudah berkurang.
Keterbatasan kasus
PENUTUP
SARAN