• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH - Repository Akper Kerta Cendekia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH - Repository Akper Kerta Cendekia"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengobatan penyakit ini, maka penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis gastroenteritis, dengan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana asuhan keperawatan pada anak penderita .

TujuanPenelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat artikel ilmiah ini bagi pasien dan keluarga adalah agar pasien dan keluarga mengetahui tentang diare pada anak dan pengobatan yang tepat sehingga klien mendapat perawatan yang tepat.

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, rekam medis perawat, hasil penelitian dan tim kesehatan lainnya. Tinjauan literatur mengkaji buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

Sistematika Penulisan

  • Bagian Awal
  • Bagian Inti
  • Bagian Akhir

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Etiologi

Klasifikasi diare

Manifestasi Klinis

Tanda dan gejalah

Diagnosa Banding

Komplikasi

Pemeriksaan Penunjang

Pencegahan

Inspeksi : kesadaran menurun, GCS menurun, tidak ada kelainan saraf kranial, tidak ada kejang, sakit kepala. Ibu pasien mengatakan, saat anaknya berusia 0-4 bulan, jenis pemberian makanannya adalah ASI eksklusif dan tidak ada keluhan selama pemberian. Berdasarkan observasi peneliti, hasil pemeriksaan fisik B1 tidak menunjukkan perubahan yang berarti karena pasien tidak mempunyai gangguan/penyakit pernafasan.

Berdasarkan observasi peneliti, ibu pasien mengatakan bahwa kebiasaan anaknya menyusu sebelum tidur adalah dari ibu dan tidak ada masalah tidur. Sedangkan pada tinjauan kasus tidak didapatkan pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat pembesaran kelenjar parotis, tidak terdapat hiperglikemia, tidak terdapat hipoglikemia. Menurut penulis, diagnosis yang tidak dicantumkan dalam tinjauan kasus, seperti diagnosis kerusakan integritas kulit, disebabkan karena kulit pasien tidak mengalami kelainan.

Tabel 2.2 Perkembangan anak usia 25-36 bulan
Tabel 2.2 Perkembangan anak usia 25-36 bulan

Penatalaksanaan

Konsep Anak

  • Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
  • Tahap-tahap Tumbuh Kembang
  • ciri-ciri tumbuh kembang Anak
  • Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
  • Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
  • Tahapan Pertumbuhan pada bayi
  • Perkembangan Psikososisal Anak
  • Perkembangan Moral Anak
  • Perkembangan Kognitif Anak

Tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada hiperglikemia, tidak ada hipoglikemia. Kesadaran kompleks, GCS: 4-5-6, tidak ada kejang, tidak ada leher kaku, tidak ada sakit kepala, tidak ada kelainan saraf kranial. Ibu pasien mengatakan, selama di rumah, anaknya tidur 3 jam pada siang hari dan 9 jam pada malam hari, sedangkan di rumah sakit anak tidur siang selama 2 jam dan tidur 8 jam pada malam hari. tempat tidur: bercerita dan tidak kesulitan tidur.

Berdasarkan pengamatan peneliti antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus tidak terdapat perbedaan karena riwayat penyakit yang dialami pasien saat ini sama dengan gejala pada anak yaitu menangis, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan menurun. Berdasarkan observasi peneliti, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pemeriksaan fisik B2 karena anak tidak mengalami gangguan sistem kardiovaskular, sehingga data yang diperoleh sama antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Sedangkan pada tinjauan kasus, kemampuan menggerakkan sendi dan anggota badan dengan bebas, kekuatan otot/tonus otot normal, tidak ada patah tulang, tidak ada dislokasi, akral hangat, turgor.

Konsep Hospitalisasi

  • Pengertian
  • Stressor Umum pada Hospitalisasi
  • Efek Hospitalisasi pada Anak
  • Reaksi Orang tua terhadap Hospitalisasi
  • Konsep Solusi Hospitalisasi

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengakjian
  • Analisa Data
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

Inspeksi : bentuk dada simetris, pola pernafasan tidak teratur, ritme pernafasan teratur, frekuensi pernafasan normal, tidak ada retraksi otot bantu pernafasan, tidak ada batuk. 1) Inspeksi : Tidak ada sianosis, tidak ada jari tabuh 2) Palpasi : Denyut nadi kuat, CRT < 2 detik, dan tidak nyeri dada 3) Perkusi : Biasanya tumpul. Menurut penulis, tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit diare, namun hal ini terlihat dari perilaku ibu pasien yang kurang memperhatikan kebersihan seperti tidak mencuci tangan sebelum menyusui dan tidak menyentuh anak. .

Sedangkan pada pemeriksaan kasus, tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur, denyut kuat teraba pada arteri radialis, bunyi jantung sebagian S1 S2, CRT <3 detik, tidak ada sianosis, tidak ada jari tabuh.

Tabel  2.6  Intervensi  keperawatan  Defisien  volume  cairan  yang  berhubungan  dengan kehilangan cairan aktif
Tabel 2.6 Intervensi keperawatan Defisien volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

TINJAUAN KASUS

Identitas

Riwayat Keperawatan

Riwayat persalinan

Riwayat Imunisasi

Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat tumbuh kembang

Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya selalu ingin digendong oleh orang tuanya dan pasien akan menangis jika ditinggal sendirian. Ibu pasien mengatakan jika anaknya menangis menandakan pasien lapar, haus dan akan menghisap puting susu ibunya serta pasien sering memasukkan jari ke dalam mulut. Saat berusia 3-4 bulan, bayi sudah bisa menangkap suara atau kata-kata yang diucapkan orang-orang di sekitarnya, termasuk ibu dan ayah. Anak juga mengeluarkan suara-suara tertentu seperti “uh” atau ah” sebagai respon atau menunjukkan keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sudah diketahui olehnya, bayi menggunakan kata-kata yang menggugah seperti meminta sesuatu, bayi akan menangis jika menginginkan sesuatu. , mengucapkan kata-kata yang tidak bermakna (Tarigan, 2013), ketika bayi sering terlihat di rumah sakit, menangis dan sering mengucapkan kata-kata yang tidak bermakna, ketika meminta sesuatu yang diinginkan.

Genogram

Riwayat nutrisi

Ibu pasien mengatakan, sebelum sakit, nafsu makan anaknya baik, frekuensi menyusui 4-5 kali sehari dengan minum ASI. Saat sakit, anak mengalami sedikit penurunan nafsu makan untuk menyusu dengan frekuensi menyusu 2-3 kali sehari.

Riwayat psikososial

Observasi dan pengkajian fisik

Selaput lendir agak kering, bibir normal, lidah bersih, rongga mulut bersih, faring bebas dari pembesaran amandel, dan bentuk perut pada pemeriksaan simetris. Kemampuan menggerakkan sendi dan anggota badan : bebas, tidak patah tulang, tidak mengalami dislokasi, warna kulit sekitar badan kemerahan, kulit sekitar anus tampak putih kemerahan, akral hangat, turgor elastis, lembab baik, tidak edema, tidak ada petechiae, tidak ada ubuntu cekung , kekuatan otot.

Sistem endokrin

Pemeriksaan diasnotik

Terapi

Diagnosa Keperawatan

  • Daftar masalah keperawatan
  • Daftar diagnosa keperawatan

Do: Pada pertanyaan tentang diare, ibu pasien tidak dapat memberikan jawaban yang benar baik dari segi makna, etiologi, manifestasi, penatalaksanaannya.

Tabel  3.2  Analisa  Data  Pada  Bayi  A  Dengan  Diagnosa  Diare  DI  Ruang  Asoka  RSUD Bangil
Tabel 3.2 Analisa Data Pada Bayi A Dengan Diagnosa Diare DI Ruang Asoka RSUD Bangil

Intervensi Keperawatan

5.) Kerjasama. memberikan pola makan bersama tim ahli gizi.. 2.) Anjurkan orang tua untuk memperbanyak asupan cairan pasien. Pantau peningkatan atau penurunan bising usus.. perbaiki dan pastikan nutrisi pasien.. mampu mengartikan kembali demam 2) Keluarga.. laporkan penurunan suhu tubuh 3) Keluarga.. mampu anjurkan cara kompresi yang benar 4) Suhu tubuh Berikan antipiretik sesuai dengan kondisi pasien. Obat ini digunakan untuk menurunkan demam melalui aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin bermanfaat dalam pembatasan pertumbuhan. menyusui 1 x 30 menit. Diharapkan klien dan keluarga memahami perjalanan penyakit serta program pengobatan dan terapi yang diberikan dengan ukuran hasil.

Menjelaskan kembali tentang penyakitnya - Ibu pasien. 1.) Menjelaskan pengertian diare, proses penyakit, tanda dan gejala, mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya, dan menjelaskan kondisi pasien. 2.) Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pencegahannya.. 3.) Tanyakan kembali tentang keluarga klien dan pengetahuan klien tentang penyakit dan prosedurnya. organisme, dan meningkatkan autodestruksi sel yang terinfeksi. . 1.) Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi rasa takut. 2.) Mempermudah intervensi. 3.) Mengkaji kembali apa yang telah diinformasikan.

Implementasi

Anjurkan keluarga untuk meningkatkan asupan cairan pasien dan melakukan intervensi untuk menghindari konsumsi cairan bening seperti jus buah, soda, dan gelatin. Orang tua memastikan asupan cairan sesuai kebutuhan dan tidak memberikan cairan bening seperti jus buah, minuman berkarbonasi, dan agar-agar. Dorong keluarga untuk meningkatkan asupan cairan pasien dan instruksikan mereka untuk menghindari cairan bening seperti jus buah, soda, dan gelatin.

16.15. asupan cairan sesuai kebutuhan dan tidak termasuk cairan bening seperti jus buah, minuman berkarbonasi dan gelatin.

Catatan Perkembangan

Pengkajian

  • Identitas
  • Riwayat keperawatan

Berat badan normal 2,5 kg – 4 kg, panjang pinggang normal 49 – 52 cm, status kesehatan baik, skor Apgar, ada tidaknya kelainan bawaan. Bau : tidak keluar cairan, berbau tajam, tidak ada kelainan Pendengaran : bentuk telinga normal, pendengaran tajam, tidak ada kelainan. Sementara itu, dalam peninjauan kasus tersebut, ibu pasien mengatakan tidak ada satu pun anggota keluarganya yang menderita diare, ibu pasien mengatakan rumahnya jauh dari sungai dan tempat pembuangan sampah, rumahnya bersih dan sinar matahari yang menyinari rumah bisa masuk. mengatakan bahwa saat memberikan ASI dan menggendong anaknya, sang ibu tidak pernah mencuci tangannya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, antara studi kasus dan tinjauan pustaka terdapat ketidaksesuaian karena menurut tinjauan kasus, tidak ada satu pun keluarga pasien yang menderita diare, namun hal ini terlihat dari perilaku ibu pasien yang membayar. kurang memperhatikan kebersihan seperti tidak mencuci tangan sebelum memberikan ASI dan menyentuh anaknya, padahal menurut tinjauan literatur diare mempunyai daerah epidemi di sebagian besar wilayah dan daerah kumuh, hal ini berkaitan dengan permasalahan ekonomi dan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya diare. yang dapat berhubungan dengan air, tanah dan berjangkitnya lalat. Menurut penulis terdapat perbedaan yang signifikan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada bayi, menurut (Susilaningrum, 2013) pada pemeriksaan B3 (Otak) pada bayi, diare akan meningkatkan kesadaran, GCS akan menurun, relatif terhadap (Hardhi, Amin, 2015) kemungkinan bayi mengalami Diare, tidak ada penurunan kesadaran dan GCS, karena bayi segera mendapat pertolongan dan mendapat masukan cairan yang tepat. Sedangkan pada tinjauan kasus, bentuk alat kelamin normal, saluran kencing normal, alat kelamin bersih, frekuensi buang air kecil 2x/hari, warna kuning, urin berbau khas, keluaran urin baik. 80 ml/hari dan menggunakan popok, tidak menggunakan alat bantu, tidak ada masalah pembuangan urin.

Diagnosa Keperawatan

  • Defisien volume cairan
  • Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
  • Kerusakan integritas kulit
  • Gangguan pertukaran gas
  • Resiko syok (hipovolemik)
  • Diare
  • Defisien pengetahuan

Perencanaan

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan orang tua pasien memahami perjalanan penyakit serta program pengobatan dan terapi yang diberikan dengan kriteria luaran sebagai berikut : Orang tua pasien mampu jelaskan lagi tentang diare, Orang tua pasien dapat menyebutkan kembali penyebab diare, Orang tua pasien dapat menyebutkan 4 dari 7 penyebab diare, Orang tua pasien dapat menyebutkan cara pencegahan diare, Orang tua pasien dapat menyebutkan pengobatan diare.

Implementasi

Apabila terjadi peningkatan suhu tubuh (hipertermia) yang berhubungan dengan proses infeksi, seluruh rencana tindakan keperawatan dilaksanakan seperti menjelaskan kembali hipertermia (demam) kepada orang tua pasien, menganjurkan orang tua untuk melakukan kompres yang benar pada pasien, yaitu memberikan kompres pada pasien dengan benar. kompresi di antara tepi tubuh pasien. Dalam diagnosis kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, dilakukan seluruh perencanaan tindakan keperawatan seperti penjelasan kepada orang tua pasien tentang diare, perjalanan penyakit, tanda dan gejala. Tidak ditemukan kendala dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, semua rencana dapat terealisasi, karena terjalin kerjasama yang baik antara keluarga pasien, perawat dan peneliti, serta didukung dengan peralatan yang sesuai di ruangan.

Evaluasi

Setelah penulis melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan langsung pada anak kasus diare di Bangsal Ashoka RSUD Bangil Pasuruan, penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang dapat berguna dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada anak diare. . . Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan pasien secara aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat dan pasien. Penerapan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC.Jakarta: MediaAction Publishing Hidayat.i(2015).iChapter Pendahuluan.http://eprints.ums.ac.id/67223/2/BAB%201.pdf.

Depkes.i(2018).iBab2Diare.http://www.depkes.go.id/download.php?file=downloa d/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf. Toegang op 25 Augustus 2019 om 15.00 WIB.

PENUTUP

Saran

Depkes.(2018).iSkalaPenyakit.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusd atin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2018.pdf. 2014), Buku pegangan keperawatan anak untuk lingkaran Anda sendiri. Apabila gerak peristaltik usus tidak memungkinkan, maka perlu diberikan makanan lunak untuk membantu gerak peristaltik usus. Larutan garam-gula (LGG): 1 sendok teh gula pasir + sendok teh garam meja halus + 1 gelas air matang atau air teh hangat.

Pada makanan : Makanan penyebab diare adalah makanan yang terkontaminasi, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah seperti sayur dan kurang matang.

Klasifikasi Diare

Perkembangan anak

Perkembangan anak usia 25-36 bulan

Perkembangan anak usia 36-48 bulan

Intervensi keperawatan Defisien volume cairan

Intervensi Keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi

Intervensi keperawatan Kerusakan integritas kulit

Intervensi keperawatan Gangguan pertukaran gas

Intervensi keperawatan Resiko syok

Intervensi keperawatan Diare

Intervensi keperawatan Defisien pengetahuan

Rencana Tindakan Keperawatan Pada bayi

Implementasi Keperawatan Pada Bayi

Catatan Perkembangan Pada Bayi

Evaluasi Keperawatan Pada Bayi

Surat Ijin Pengambilan kasus

Surat balasan Pengambilan Data

Lembar Informed Concent

Satuan Acara Penyuluhan

Leaflet Penyuluhan

Lembar Konsultasis Ilmiah

Referensi

Dokumen terkait