• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH - Repository Poltekkes Kaltim"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Obat penurun kadar asam urat serum (allopurinol dan obat urikosurik seperti probenesid dan sulfinpyrazone) sebaiknya tidak digunakan pada serangan akut. Keluarga mengatakan mereka tidak begitu memahami asam urat, keluarga tidak tahu tentang asam urat. Tuhan.

Tuhan.

Manfaat Penulisan

  • Bagi Penulis
  • Bagi Tempat Penelitian
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Sruktur Keluarga

Tipe Keluarga

Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditentukan oleh sanksi hukum dalam ikatan perkawinan, salah satu/keduanya boleh bekerja di luar rumah. Terbentuknya keluarga inti yang baru melalui perkawinan kembali antara suami/istri yang tinggal serumah dengan anak-anaknya, baik yang merupakan warisan perkawinan lama maupun hasil perkawinan baru. Suami adalah pencari nafkah, istri berada di rumah atau keduanya bekerja di luar rumah, dan anak meninggalkan rumah karena bersekolah/menikah/mencari karir.

Laki-laki dan perempuan yang sudah lanjut usia dan belum mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja di luar rumah. Salah satu orang tua dapat tinggal di rumah/di luar karena perceraian/kematian pasangan dan anak-anaknya. Laki-laki/perempuan atau keduanya adalah orang-orang karir dan tinggal pada jarak tertentu satu sama lain, keduanya saling mengunjungi pada waktu-waktu tertentu.

Satu rumah terdiri dari dua pasangan atau lebih yang mengasuh anak-anaknya dan menyediakan fasilitas.

Peran Keluarga

Sebuah rumah terdiri dari orang tua dan keturunannya dalam satu keluarga dan masing-masing individu menikah dengan orang lain dan mereka semua adalah orang tua dari anak-anak tersebut. Beberapa contoh peran formal dalam keluarga adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, sopir, pengasuh anak, juru masak dan lain-lain. Jika salah satu anggota keluarga meninggalkan rumah sehingga tidak memenuhi perannya, maka anggota keluarga lainnya akan mengambil alih kekosongan tersebut dengan memenuhi perannya agar dapat terus berfungsi (Mubarak, 2012).

Peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak terlihat, hanya dimainkan untuk memenuhi kebutuhan emosional individu dan/atau menjaga keseimbangan dalam keluarga. Beberapa contoh peran keluarga informal adalah motivator, harmonisasi, inisiator, pembawa damai, koordinator, pionir keluarga, dan lain-lain (Harmoko, 2012).

Fungsi Keluarga

Beberapa contoh peran keluarga informal adalah motivator, harmonisasi, inisiator, pembawa damai, koordinator, pionir keluarga, dan lain-lain. (Harmoko, 2012). terlihat melalui keluarga yang bahagia. Dalam kapasitas ini, anggota keluarga mengembangkan citra diri yang positif, rasa memiliki dan memiliki, rasa bermakna, dan merupakan sumber kasih sayang. Sosialisasi mengacu pada proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu sebagai hasil interaksi dan pembelajaran berperan dalam lingkungan sosial.

Dalam fungsi ini anggota keluarga mempelajari disiplin, norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan dalam masyarakat. Fungsi ini menjelaskan bahwa keluarga memerlukan sumber keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti pangan, sandang, dan papan. Selain menyediakan pangan, sandang, dan papan, keluarga juga berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada anggotanya untuk mencegah terjadinya gangguan dan merawat anggotanya yang sakit.

Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan pertolongan atau bantuan profesional.

Tugas Keluarga

Selain harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik, keluarga juga harus mampu melaksanakan tugas-tugas kesehatan keluarga. Sekecil apapun perubahan yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi kekhawatiran bagi keluarga atau orang tua. Tindakan medis yang dilakukan keluarga diharapkan memadai sehingga permasalahan kesehatan yang terjadi saat ini dapat dikurangi atau diatasi.

Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan orang lain di lingkungan tempat tinggalnya. Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan harus mendapat tindakan atau pengobatan tambahan agar tidak terjadi masalah yang lebih serius. Jika Anda mengalami penyakit atau permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota Anda, maka keluarga tersebut harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya.

Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga perawat untuk menyelesaikan permasalahan anggota keluarga agar keluarga terbebas dari segala macam penyakit.

Peran Perawat Keluarga

Oleh karena itu, keadaan rumah harus menjadi simbol ketenangan, keindahan dan dapat menunjang kesehatan keluarga. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan kepada tenaga perawat untuk mengatasi permasalahan yang dialami anggota keluarga sehingga keluarga dapat terbebas dari segala macam penyakit. pelayanan/pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mengurus keluarga.

KonsepDasar Gout Arthritis

  • Definisi
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Penatalaksanaan
    • Terapi Non Farmakologi
    • Terapi Farmakologi

Dalam situasi ini, mungkin terjadi sekresi asam urat yang berlebihan atau kelainan ginjal yang menyebabkan berkurangnya ekskresi asam urat, atau kombinasi keduanya (Brunner & Suddart, 2013). Nah, dari definisi di atas, jygatritis adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah sehingga menyebabkan peradangan pada sendi dalam jangka waktu yang lama. Jika kristal urat mengendap di sendi, reaksi peradangan akan terjadi dan serangan asam urat dimulai.

Istirahat dan terapi cepat dengan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti indometasin 200 mg/hari atau diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi lini pertama dalam pengobatan serangan asam urat akut jika tidak ada kontraindikasi. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin bersaing dengan asam urat dan dapat memperburuk serangan asam urat akut. Keputusan memilih NSAID atau colchicine tergantung pada kondisi pasien, seperti adanya penyakit penyerta/komorbid lain, obat penyerta lainnya, dan fungsi ginjal.

Colchicine merupakan obat pilihan jika pasien juga menderita penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, pasien yang menerima diuretik untuk gagal jantung, dan pasien yang mengalami toksisitas gastrointestinal, kecenderungan perdarahan, atau gangguan fungsi ginjal. Pengendalian hiperurisemia jangka panjang merupakan faktor penting dalam mencegah serangan asam urat akut, asam urat kronis, keterlibatan ginjal, dan pembentukan batu asam urat. Dosis pada pasien dengan fungsi ginjal normal, dosis awal allopurinol tidak boleh melebihi 300mg/24 jam.

Respon terhadap allopurinol dapat dilihat dari penurunan kadar asam urat serum dua hari setelah mulai pengobatan dan maksimal setelah 7-10 hari. Kadar asam urat serum harus dipantau setelah 2-3 minggu penggunaan allopurinol untuk memastikan kadar asam urat mengalami penurunan. Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2 kali sehari) dan sulfinpyrazone (100 mg 3-4 kali sehari) merupakan alternatif pengganti allopurinol, terutama bagi pasien yang tidak dapat mentoleransi allopurinol.

Obat ini tidak efektif pada pasien dengan fungsi ginjal buruk (klirens kreatinin <20-30 ml/menit). Sekitar 5% pasien yang menggunakan probenesid dalam jangka panjang mengalami mual, mulas, kembung, atau sembelit.

Konsep Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan Keluarga
    • Menentukan Prioritas Masalah
  • Perencanaan Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Tuhan. Saat ditanya klien melihat dan klien selalu menjawab tidak tahu ketika ditanya tentang asam urat.

Tabel  2.1Skoring Prioritas Masalah
Tabel 2.1Skoring Prioritas Masalah

SubjekStudiKasus

Batasan Istilah

Kadar asam urat yang tinggi dalam darah melebihi batas normal sehingga menyebabkan penumpukan asam urat pada persendian dan organ tubuh lainnya.

Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Do : Klien terlihat bingung ketika ditanya, dan klien selalu menjawab tidak tahu ketika ditanya tentang penyakit asam urat.

Prosedur Penulisan

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau instrumen pengumpul data menggunakan Format Penilaian Asuhan Keperawatan Keluarga yang disepakati dalam program studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

Keabsahan Data

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Data Asuhan Keperawatan

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Pembahasan

Sedangkan pada klien 2, klien mengatakan nyeri pada sendi kanan dan kiri, dan agak kaku, nyeri jika berdiri terlalu lama, nyeri kadang datang saat bangun tidur, dan bila berdiri lama terasa seperti a nyeri menusuk di area lutut kanan dan kiri. Klien mengatakan skala nyerinya 5 dan nyeri yang dirasakan datang dan pergi. Berdasarkan nyeri yang dialami oleh Klien 1 dan Klien 2 maka penulis melakukan intervensi untuk mengurangi nyeri tersebut melalui cara non farmakologi yaitu relaksasi nafas dalam, namun selain penulis menggunakan metode tersebut kedua klien tersebut juga sedang mengonsumsi obat asam urat. Terlihat pada kedua pasien terjadi penurunan skala nyeri dan peningkatan kenyamanan, terutama setelah dilakukan pereda nyeri dengan dua cara yaitu farmakologis dan nonfarmakologis.

Setelah dilakukan manajemen nyeri pada klien 1 terjadi penurunan dan peningkatan kenyamanan secara bertahap dimulai pada hari kedua dengan skala nyeri 4 sampai. Pada klien 1 dan klien 2 penurunan nyeri masing-masing berbeda, hal ini bisa disebabkan oleh faktor yang berbeda. Pengobatan pada penderita asam urat berfokus pada pengendalian nyeri, mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan atau mempertahankan fungsi dan kualitas hidup (Gulbuddin, 2017).

Hasil pengkajian pada 2 orang klien menunjukkan adanya masalah kurangnya pengetahuan yang ditandai dengan 1 klien mengatakan sering mengkonsumsi sayur buncis karena anaknya selalu membelikan sayur buncis setiap hari, dan klien selalu mengkonsumsi sayur kedelai. saus. Klien dan keluarganya menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang arthritis. Intervensi yang penulis lakukan terhadap permasalahan ini berkaitan dengan pemberian pendidikan kesehatan untuk merawat klien rematik di rumah. Dari pernyataan diatas penulis telah melakukan intervensi pendidikan kesehatan untuk mengatasi kurangnya pengetahuan pada klien 1 dan klien 2 sesuai dengan pendapat (Notoatmodjo, 2007) Pendidikan kesehatan merupakan proses dinamis perubahan perilaku individu, dimana hal ini Perubahan bukan sekedar proses transfer pengetahuan dari orang ke orang.

Dalam pelaksanaan rencana aksi, penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian penyakit asam urat dengan menggunakan leaflet dan leaflet, hal ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman bagi keluarga dan leaflet diberikan kepada keluarga untuk disimpan sebagai pengingat jika keluarga lupa dengan apa yang telah diajarkan. Setelah dilaksanakan selama 3 hari dan mendapat data evaluasi, kedua keluarga subjek menyatakan memahami pengertian, penyebab asam urat meningkat dan tanda dan gejala yang dialami serta pola makan penderita asam urat. Keluarga memahami dan mampu menyampaikan kembali pengertian, penyebab penyakit asam urat dan pola makan pada penderita asam urat, masalah terselesaikan, intervensi dihentikan. Penulis berhipotesis bahwa pendidikan kesehatan ini sangat efektif mengatasi kurangnya pengetahuan dan memberikan dampak yang sangat positif bagi keluarga dan klien sejalan dengan hasil Prihatmawati mengenai asam urat dan pendidikan kesehatan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit asam urat pada umur 20-44 tahun di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara 2017. Prihatmawati, Wiwik, Badiah, Atik (2013) Pengaruh pendidikan kesehatan melalui diskusi kelompok kecil terhadap pengetahuan dan sikap lansia ibu 30-50 tahun tentang penyakit asam urat di Dusun Jatisari Sawahan Ponjong Gunung Kidul.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Gambar

Tabel  2.1Skoring Prioritas Masalah
Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Keluarga dengan Kasus Hipertensi di Wilayah  Kerja Puskesmas Sempaja Samarinda
Tabel 4.5 Prioritas Masalah :
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa mengimplementasikan penilaian berbasis digital Automated Short Essay Scoring ASES dapat meningkatan aktifitas pembelajaran