• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH - STIKes Perintis Padang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH - STIKes Perintis Padang"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ulkus diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang ditandai dengan komplikasi vaskuler (mikrovaskuler dan makrovaskuler) yang berhubungan dengan neuropati perifer kemudian infeksi yang mengakibatkan ulkus diabetik yaitu neuropati, iskemia dan infeksi, yang tersering adalah neuropati dan iskemia (20 sebagai akibat lebih lanjut) Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita Diabetes Mellitus berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah tepi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui gambaran bakteri aerob pada ulkus kaki penderita Diabetes Mellitus di Klinik Dermatologi Lubuk Buaya Padang.

Bagaimana penampakan bakteri aerob dari ulkus pada pasien diabetes melitus di Klinik Dermatologi Lubuk Buaya Padang. Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah dan akan membahas identifikasi bakteri aerob pada ulkus dari pasien diabetes melitus. Untuk mengidentifikasi bakteri aerob dari ulkus pada pasien diabetes melitus di Klinik Dermatologi Lubuk Buaya Padang.

Diabetes melitus adalah penyakit metabolik (terutama diturunkan) sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif (Diabetes Mellitus Tipe 2) atau insulin absolut (Diabetes Mellitus Tipe 1) di dalam tubuh. Diabetes melitus tipe 2 (terutama resistensi insulin dengan defisiensi insulin relatif menyebabkan defek sekresi insulin terutama dengan resistensi insulin). Diabetes melitus tipe 1 (DMT 1 = Diabetes melitus yang bergantung pada insulin) Diabetes melitus tipe 1 adalah diabetes melitus yang bergantung pada insulin.

Dalam United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS), secara keseluruhan, 50% penderita diabetes melitus yang masuk pengobatan pernah mengalami komplikasi kronis ini. Masalahnya dimulai dengan hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus, yang menyebabkan neuropati dan penyakit pembuluh darah. Penelitian Hastuti (2008) terhadap 72 penderita diabetes melitus menunjukkan bahwa penderita DM ≥ 10 tahun berisiko mengalami ulkus diabetik.

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengidentifikasi bakteri aerob penyebab ulkus pada penderita diabetes melitus dengan cara mengidentifikasinya di laboratorium dengan menggunakan metode kultur. Besar sampel ditentukan berdasarkan total sisi yaitu seluruh pasien diabetes melitus dengan ulkus yang dilakukan pemeriksaan di Klinik Dermatologi Pembersih Luka Lubuk Buaya Padang periode Februari – April 2019. STIKes Perintis Padang dapat diturunkan;

Perumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Definisi Diabetes Melitus
  • Definisi Ulkus
  • Patofisiologi Ulkus Diabetik
  • Tanda Gejala Ulkus Diabetik
  • Patofisiologi Ulkus Diabetik
  • Faktor Resiko Terjadinya Ulkus Diabetik

Pola makan yang berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan tubuh dapat mendorong timbulnya penyakit diabetes melitus. Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg memiliki kecenderungan lebih besar untuk terkena Diabetes Mellitus dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk. Pada diabetes melitus tipe 1 biasanya kuantitas dan kualitas reseptor insulin pada jaringan perifer cukup atau normal (jumlah reseptor insulin pada diabetes melitus tipe 1 diantara jumlah reseptor insulin pada orang normal adalah ± 35.000.

Pada diabetes melitus tipe 1, tubuh pasien memproduksi insulin sedikit atau tidak sama sekali. Karena itu, untuk bertahan hidup, pasien harus menerima suntikan insulin setiap hari. Jika kondisi ini tidak segera ditangani maka akan muncul gejala dekompensasi pankreas yang disebut dengan gejala klasik diabetes melitus yaitu poliuria, polidipsia dan polifagia. Gejala kronis yang umum dari diabetes melitus antara lain lemas, kesemutan, otot kaku, kemampuan seksual menurun, gangguan penglihatan yang sering berubah, nyeri sendi dan lain-lain (Tjokroprawiro, 2007).

Komplikasi Diabetes Mellitus adalah semua penyakit yang timbul akibat Diabetes Mellitus, baik sistemik, organ, maupun jaringan tubuh lainnya. Hipoglikemia merupakan komplikasi serius dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2, terutama pada penderita diabetes lanjut usia, pasien dengan gagal ginjal, dan pasien dengan gangguan mikro dan makroangiopati berat. Diagnosis hipoglikemia umumnya didasarkan pada Whipple Triad yaitu adanya gejala hipoglikemia, dengan kadar gula darah rendah dan akan membaik jika kadar gula kembali normal setelah pemberian gula dari luar Gula darah rendah disebut bila gula darah vena <60 mg/dl.

Komplikasi kronis pada Diabetes Mellitus umumnya terjadi pada gangguan pembuluh darah atau angiopati dan kelainan pada saraf atau neuropati Angiopati pada pembuluh darah besar disebut makroangiopati dan jika mengenai pembuluh darah kecil disebut mikroangiopati, sedangkan neuropati dapat berupa neuropati perifer atau neuropati otonom. Adanya luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dermis yang terjadi akibat sumbatan pada pembuluh darah di kaki dan neuropati perifer akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga penderita tidak sadar akan luka tersebut (Waspadji, 2006). Neuropati sensorik perifer, di mana seseorang tidak dapat merasakan lukanya, adalah penyebab utama tukak diabetik.

Sekitar 45-60% dari semua ulkus diabetik disebabkan oleh neuropati, dimana 45% merupakan kombinasi dari neuropati dan iskemia. Namun, pasien dengan ulkus diabetik akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh, dan risiko amputasi meningkat karena insufisiensi arteri. Jika kadar insulin melebihi 10 μU/ml, kondisi ini menunjukkan hiperinsulinemia, yang dapat menyebabkan aterosklerosis, yang mengakibatkan vaskulopati, yang mengakibatkan gangguan sirkulasi darah sedang/besar di tungkai, yang membuat kaki rentan terkena ulkus diabetik.

Kerusakan pada endotel akan mempengaruhi makroangiopati melalui proses adhesi dan agregasi platelet yang menyebabkan defisiensi vaskular sehingga dapat terjadi hipoksia pada jaringan yang mengakibatkan ulkus diabetik. Penelitian Kurniasari, 2007, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rasio kejadian ulkus diabetik antara penderita DM yang rutin kontrol gula darah dengan yang tidak rutin kontrol gula darah dengan p = 0,018, α = 0,05.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Tempat dan Waktu
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pengambilan Sampel
    • Prosedur Pemeriksaan
    • Prosedur Pemeriksaan Metode Pewarnaan Gram
    • Prosedur Pemeriksaan Metode Reaksi Kimia
  • Pengolahan dan Analisa Data

Bahan yang digunakan adalah media pengkayaan HIB, media agar darah, kapas, reagen kristal gentian violet, reagen safranin, reagen Lugol, reagen covac, reagen metil merah, reagen alkohol 95%, NaCl fisiologis, minyak imersi, kertas pH, slide, aquadest dan kertas label. Kapas lidi steril digunakan untuk mengambil sampel cangkokan luka dengan cara ditempelkan kapas ke luka, kemudian sampel yang diperoleh diletakkan pada media fertilitas HIB dan diberi label sebagai tanda dan dibawa ke Laboratorium Biomedis Perintis Padang STIK. Dilakukan dua kali dengan 2 swab, swab dapat diinokulasikan langsung ke media agar, atau dapat juga ditempatkan dalam tabung media pengangkut, dimana tabung ditutup rapat.

Inkubasi, agar darah pada suhu 37ºC selama 24-48 jam dalam tutup lilin, lakukan pewarnaan Gram, amati pertumbuhan koloni pada media isolasi. Bakteri yang tumbuh pada agar darah diperiksa untuk mengetahui jenis pertumbuhan bakteri tersebut dengan melakukan uji katalase dan uji koagulase. Data tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan sampel ulkus yang telah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 derajat Celcius.

Ulkus diangkat dengan cotton swab steril, ditempatkan pada media transport HIB, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Berikut adalah hasil makroskopik koloni biakan ulkus pada agar darah setelah 24 jam inkubasi dalam kondisi aerob. Setelah ditumbuhkan pada media agar darah, dilakukan uji katalase. Uji katalase dilakukan dengan hasil positif dengan terbentuknya gelembung udara akibat pemecahan H2O2 oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil identifikasi sampel ulkus diabetikum diperoleh hasil Staphylococcus aureus dengan ciri-ciri koloni bulat, pigmen kuning, pewarnaan Gram, kokus Gram positif, bergerombol dan uji koagulase dan katalase positif. Dari penelitian yang telah dilakukan, sampel ulkus diabetik diambil dan diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis di laboratorium STIKes Perintis Padang dan didapatkan hasil Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus ditemukan positif karena koloni berbentuk bulat, licin, menonjol dan mengkilat serta membentuk pigmen kuning keemasan.

Hasil pewarnaan Gram sampel yang ditumbuhkan pada agar darah menunjukkan bakteri berwarna ungu dan bergerombol seperti buah anggur. Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif berbentuk cocci yang menghasilkan warna ungu pada pewarnaan Gram. Setiap jaringan yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus akan menimbulkan penyakit dengan gejala yang khas yaitu inflamasi, nekrosis dan pembentukan abses.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri aerob pada sampel swab ulkus penderita diabetes melitus. Dari tabel di atas, koloni bakteri berbentuk bulat dan beragregasi serta memiliki pigmen kuning, warna kuning pada pigmen karena bakteri membentuk pigmen lipokrom yang membuat koloni tampak kuning keemasan dan kuning jingga.

Tabel 4.1.1 Ciri-ciri makroskopis bakteri yang di kultur pada media agar  darah
Tabel 4.1.1 Ciri-ciri makroskopis bakteri yang di kultur pada media agar darah

Pembahasan

Pada penelitian ini, morfologi sel isolat adalah gram positif, berbentuk kokus, tersusun berkelompok tidak beraturan (menyerupai buah anggur). Perbedaan sifat Gram dipengaruhi oleh kandungan dinding selnya, yaitu bakteri Gram positif memiliki peptidoglikan yang lebih tebal daripada bakteri Gram negatif. Penderita diabetes melitus yang memiliki luka terbuka lebih rentan terhadap infeksi karena memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan adanya gula darah yang tinggi merupakan tempat yang strategis bagi pertumbuhan bakteri aerob (Fauci et al, 2014).

Toelle et al, 2014) menyatakan bahwa katalase positif ditunjukkan dengan adanya gelembung gas (O2) yang dihasilkan oleh genus Staphylococcus sp. Hasil katalase dalam bentuk kokus bakteri digunakan untuk membedakan Staphylococcus dan Streotococcus, memberikan reaksi positif (Yurdakul et al., 2013). Hasil uji koagulasi pada isolat pemfermentasi manitol yaitu koagulase positif dengan adanya gumpalan.

Enzim koagulase bereaksi membentuk kompleks yang dapat membelah fibrinogen dan menyebabkan terbentuknya bekuan fibrin. Fibrin juga disimpan di permukaan. Berdasarkan hasil identifikasi koloni pada biakan agar darah terlihat koloni berbentuk bulat, licin, menonjol, mengkilat dan membentuk pigmen berwarna kuning keemasan. Peneliti lain disarankan untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh dan aseptik untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Korelasi derajat kaki diabetik dengan neuropati perifer dan iskemia perifer pada penderita DM tipe 2.p.1. Pengaruh senam diabetik terhadap penurunan risiko ulkus kaki diabetik pada pasien DM tipe 2, Volume III, p.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 4.1.1 Koloni bakteri yang di kultur pada media agar darah  (Sumber : Hasil Penelitian)
Gambar 4.1.2 Hasil Mikroskopis Gram koloni kulur ulkus pada media  agar darah selama 24 jam bakteri
Tabel 4.1.1 Ciri-ciri makroskopis bakteri yang di kultur pada media agar  darah
Gambar 4.1.3 Hasil pemeriksaan uji katalase  Uji Koagulase  (Sumber : Hasil Penelitian)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat Adanya pengaruh kadar gula darah sesudah diberikan air rebusan buah mahkota dewa pada responden yang menderita diabetes mellitus tipe II di wilayah