PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rumusan Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Menstruasi
Tujuan dari semua perubahan endometrium ini adalah untuk menghasilkan endometrium yang mengeluarkan banyak cairan dan mengandung banyak cadangan nutrisi yang dapat memberikan kondisi yang cocok untuk implantasi sel telur yang telah dibuahi pada paruh terakhir siklus menstruasi. Polimenorea merupakan panjang siklus menstruasi yang memendek dari siklus menstruasi klasik, yakni kurang dari 21 hari setiap siklusnya. siklus, sedangkan jumlah pendarahannya hampir sama atau bahkan lebih banyak dari jumlah menstruasi biasanya. Oligomenore merupakan siklus menstruasi yang memanjang dari panjang siklus menstruasi klasik, yaitu lebih dari 35 hari per bulan. siklus.
Amenore adalah lamanya siklus menstruasi dari lamanya siklus menstruasi klasik (oligomenore) atau tidak adanya perdarahan menstruasi, selama minimal 3 bulan berturut-turut. Beban kerja yang tinggi berhubungan dengan interval menstruasi yang lebih lama dibandingkan dengan beban kerja yang lebih rendah. Amenore dan oligomenore pada wanita dengan penyakit ovarium polikistik berhubungan dengan ketidakpekaan terhadap hormon insulin, yang menyebabkan wanita tersebut mengalami obesitas.
Perdarahan Uterus Disfungsional (DUB) merupakan kelainan perdarahan pada siklus menstruasi yang tidak berhubungan dengan kondisi patologis. Rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun lama siklus 24-35 hari masih dalam kategori normal. Dimana dikatakan normal adalah bila siklus haid berkisar 21-35 hari, lama haid berkisar 3-7 hari dan jumlah pembalut yang digunakan 2-5 buklet.
Konsep Stress
Stres dapat muncul karena peristiwa besar dalam hidup atau kekhawatiran sehari-hari dalam kehidupan seseorang. Stres pada diri seorang individu bergantung pada bagaimana individu tersebut melakukan penilaian kognitif dan menafsirkan suatu peristiwa. Menilai strategi mengatasi suatu masalah yang digunakan individu yang dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seperti optimisme dan pesimisme.
Individu yang mempunyai kepribadian optimis cenderung menggunakan strategi mengatasi masalah yang terfokus pada masalah tersebut. Individu yang memiliki rasa optimisme yang tinggi mendorong penggunaan strategi coping yang efektif. Namun, individu yang pesimis cenderung bereaksi dengan perasaan negatif terhadap situasi dengan menjauhkan diri dari masalah dan cenderung lebih menyalahkan diri sendiri.
Stres dapat merangsang sistem saraf yang diteruskan ke sistem saraf pusat yaitu sistem limbik, melalui transmisi saraf, melalui saraf otonom dan diteruskan ke kelenjar hormonal untuk mengeluarkan cairan neurohormonal di kelenjar hipofisis melalui sistem frontal untuk melepaskannya. gonadotropin berupa FSH dan LH, produksi kedua hormon tersebut dipengaruhi oleh gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dan didistribusikan dari hipotalamus ke kelenjar pituitari. Pelepasan GnRH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen di hipotalamus yang kemudian mempengaruhi proses menstruasi. Pengukuran tingkat stres dinilai melalui 10 pertanyaan Skala Kessler Psychological Distress Scale (KPDS) yang ditanyakan kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban responden tidak pernah mengalami stres, 2 untuk jawaban responden jarang mengalami stres, 3 untuk jawaban responden jarang mengalami stres, 3 untuk jawaban yang respondennya kadang-kadang mengalami stres, 4 untuk jawaban yang sering mengalami stres, dan 5 untuk jawaban yang selalu mengalami stres dalam 30 hari terakhir.
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL
Kerangka Konsep Penelitian
Definisi Operasional
Hipotesis Penelitian
Analisis dilakukan secara komputerisasi untuk melihat pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Binawan dengan melihat pengaruh antara subskor tingkat stres dan subskor deskripsi siklus menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswi berdasarkan umur mempunyai pengaruh terhadap tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat akhir Universitas Binawan tahun 2021. Berdasarkan hasil penelitian mahasiswi berdasarkan riwayat kesehatan mempunyai pengaruh pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Binawan tahun 2021.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mahasiswi berdasarkan program sarjana mempunyai pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi mahasiswi tingkat akhir Universitas Binawan tahun 2021. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa mahasiswi berdasarkan yaitu. Tingkat stres mempunyai pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi mahasiswa tingkat akhir Universitas Binawan tahun 2021. Berdasarkan Hasil penelitian yang diperoleh mahasiswa berdasarkan siklus menstruasi mengenai pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi tingkat akhir mahasiswa Universitas Binawan pada tahun 2021.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,036 yang berarti P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tingkat stres terhadap siklus menstruasi wanita tahun terakhir. mahasiswi Universitas Binawan tahun 2021. Angka tersebut lebih kecil dari nilai a( alpha) = 0,05 sehingga terdapat pengaruh antara tingkat stres terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat akhir Universitas Binawan. Pengaruh tingkat stres terhadap gambaran siklus menstruasi pada mahasiswa keperawatan purnawaktu di Universitas Sumatera Utara.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian terhadap variabel bebas dan variabel terikat yang dipelajari secara bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat stres terhadap gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi tingkat akhir Universitas Binawan. Penelitian ini tidak dilakukan secara langsung di Fakultas Keperawatan Universitas Binawan untuk mencegah penyebaran COVID-19, sehingga pengumpulan data dilakukan menggunakan Google form. Proses pendataan tidak dapat dilakukan secara langsung karena adanya pandemi COVID-19, oleh karena itu kuesioner disebarkan secara online menggunakan Google form.
Instrumen Penelitian
Sedangkan dikatakan tidak normal apabila jawaban responden diluar kriteria pengukuran yang biasa yaitu kurang dari 21 hari dan lebih dari 35 hari dengan menstruasi kurang dari 3 hari dan lebih dari 7 hari serta jumlah pembalut kurang dari 2 dan lebih dari 5.
Pengolahan dan Penyajian Data
Analisis Data
Perubahan siklus menstruasi perlu mendapat perhatian lebih karena dapat mempengaruhi kualitas hidup remaja di kemudian hari (Sharma, 2014). Menurut peneliti, siklus menstruasi mahasiswa Universitas Binawan tahun 2021 menunjukkan sebanyak 35 orang (70,0%) mengalami siklus menstruasi normal dan hanya 15 orang (30,0%) yang mengalami siklus menstruasi tidak normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yamamoto dkk pada 221 mahasiswi Fukuoka University Jepang, dengan hasil 161 orang (72,9%) mengalami siklus menstruasi normal dan hanya 60 orang (27,1%) mengalami siklus menstruasi tidak normal. siklus menstruasi.
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah status gizi, kelainan rahim, kondisi fisik, kondisi ginekologi dan usia (Felicia, 2015). Dalam penelitian yang diulas, empat dari tujuh penelitian membahas stres sebagai salah satu faktor ketidakteraturan siklus menstruasi. Dalam penelitian yang dilakukan Yu dkk (2017) menyatakan bahwa tingkat stres yang tinggi, suasana hati yang tertekan dan konseling psikologis berhubungan dengan peningkatan risiko ketidakteraturan siklus menstruasi.
Didukung oleh penelitian Hidayatul dkk (2020) yang menyatakan bahwa 89,7% siswi yang mengalami stres berat mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi, sehingga ada hubungan antara stres dengan ketidakteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini hanya untuk mengetahui pengaruh antara tingkat stres mahasiswa dengan siklus menstruasi mahasiswa dalam pengerjaan skripsinya. Selain itu, perlu adanya penelitian yang lebih kompleks mengenai tingkat stres dan siklus menstruasi, sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat diketahui. pengaruh terbesar pada kedua indikator ini diketahui. Hubungan Stress Dengan Pola Siklus Menstruasi Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Madya (koasisten) RSUP Prof.
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan berbentuk angket, seluruh data disesuaikan dengan tujuan penelitian, yang berhubungan dengan kerangka konseptual dan teori yang telah dikembangkan.
Analisa Univariat
Analisa Bivariat
Menurut (Priyoto., 2014), tingkat stres berat adalah suatu keadaan yang dialami seseorang dalam jangka waktu yang lama dan dapat berlangsung misalnya beberapa minggu sampai beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun, seperti mempunyai penyakit kronis, keluarga yang tidak harmonis. hubungan, perpisahan dari keluarga, perubahan fisik, psikologis, sosial di usia tua. Menurut (Rohan, 2017), dampak yang timbul dari ketidakteraturan siklus menstruasi yang tidak ditangani dengan segera dan benar adalah gangguan kesuburan; tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga menyebabkan anemia yang ditandai dengan kelelahan, pucat, kurang konsentrasi dan tanda-tanda anemia. Ketidakteraturan siklus menstruasi juga menjadi indikator penting adanya gangguan sistem reproduksi yang nantinya dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit pada sistem reproduksi, termasuk kanker rahim dan infertilitas.
Siklus haid tidak normal, polimenore, siklus pendek kurang dari 21 hari, oligomenore, siklus lebih lama dari 35 hari, amenore terbagi menjadi 2 primer dan sekunder. Berdasarkan hasil uji Chi Square diperoleh nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0,036 yang berarti P < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tingkat stres terhadap gangguan siklus menstruasi pada siswi angkatan. terakhir di Binawan. Universitas Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Iryani, 2017) dengan judul Hubungan Stress dengan Pola Siklus Menstruasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Andala yaitu 36 dari 39 responden mengalami stres ringan, sedang dan berat, mengalami menstruasi normal. siklus 92,3. Apabila terjadi gangguan pada hormon FSH (Follicle Stimifying Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone), maka akan mempengaruhi produksi estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan ketidakteraturan siklus menstruasi.
Gangguan pada siklus menstruasi melibatkan mekanisme pengaturan integratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler di seluruh tubuh, termasuk otak dan psikologi. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat stres siswa berdasarkan tingkat tidak stres, tingkat stres ringan, sedang, dan berat. Buku ini diharapkan dapat melengkapi rangkaian buku tentang tingkat stres dan siklus menstruasi sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa untuk mempermudah pencarian literatur penelitian.
Kami berharap para ahli kesehatan dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk menambah wawasan dan memperluas kajiannya mengenai tingkat stres dan siklus menstruasi, sehingga dapat meningkatkan penyuluhan kesehatan secara komprehensif atau mengedukasi mahasiswa tentang gejala dan gangguan yang dapat terjadi akibat stres dan menstruasi. siklus menstruasi yang tidak teratur. Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tata cara penulisan makalah penelitian yang baik serta mengetahui dampak penulisan skripsi mahasiswa dan hasilnya terhadap hubungan tingkat stres dengan motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Binawan.
PEMBAHASAN
Tingkat Stres pada Mahasiswi Tingkat Akhir di Universitas Binawan
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh sebagian besar menunjukkan bahwa terdapat 35 siswi (70,0%) yang mengalami menstruasi normal dan 15 siswi (30,0%) yang mengalami menstruasi tidak normal.
Saran
Pelajar perempuan dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani, meningkatkan rasa percaya diri atau mempunyai pandangan yang lebih positif, berusaha mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik, jika mempunyai masalah dapat berbicara dengan orang lain, belajar dari pengalaman masa lalu, dan lain sebagainya. . Sehingga siswa dapat menggunakan mekanisme coping yang lebih benar, maka stres yang terjadi dapat dikurangi sehingga tidak menjadi stres yang berat dan siklus menstruasi juga dapat normal. Analisis Faktor Stresor Yang Berhubungan Dengan Stres Mahasiswa Program Studi S1 Saat Menyelesaikan Skripsi Di Universitas.
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi Magister Manajemen UNDIKSHA 2009.