• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Daun Kumis Kucing
    • Deskripsi Umum
    • Deskripsi Morfologi
    • Manfaat dan Kegunaan Daun Kumis Kucing
  • Pseudomonas aeruginosa
    • Deskripsi Umum
    • Taksonomi
    • Morfologi dan Identifikasi Bakteri
    • Struktur Antigen dan Toksin
    • Patogenesis
    • Infeksi yang disebabkan Pseudomonas aeruginosa
  • Prinsip Kerja Antimikroba
    • Penghambat Terhadap Sintesis Dinding Sel
    • Penghambat Fungsi Membran Sel
    • Penghambat Terhadap Sintesis Protein
  • Antibiotik
    • Pengertian Antibiotik
  • Simplisia dan Ekstraksi
    • Simplisia
    • Ekstraksi
    • Metode Ekstraksi
  • Uji Aktivitas Bakteri
    • Metode Difusi
    • Metode Dilusi
    • Uji In Vitro

Daun kumis kucing merupakan tumbuhan kosmopolitan atau mempunyai wilayah sebaran yang sangat luas terutama di daerah tropis dan subtropis. Daun kumis kucing menyebar secara liar dan dapat tumbuh subur di daratan pada ketinggian meter di atas permukaan laut (dpl). Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) merupakan tanaman herba yang tumbuh tegak, bukunya mempunyai akar namun tidak terlihat, tinggi tanaman mencapai 2 m.

Di Aceh daun kumis kucing dikenal dengan sebutan bak misee mie, di Sumatera disebut giri-giri marah, di Jawa tanaman ini disebut remajung, kemudian di Madura disebut songot koneng, dan dalam bahasa Inggris disebut tanaman teh kindry. / teh jawa. Daun kumis kucing berasal dari Afrika tropis kemudian menyebar ke Asia dan Australia (Rukmana, 2014). Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) mengandung senyawa kimia yang mempunyai daya hambat antibakteri yaitu alkaloid, saponin, tanin, flavonoid.

Kumis kucing merupakan duri yang tegak, berakar pada pangkalnya berbentuk simpul dan tingginya mencapai 2 meter (Rukmana, 2014). Batang kumis kucing berbentuk persegi panjang dan agak beralur serta mempunyai bulu yang pendek atau botak. Selain manfaat di atas, masyarakat Indonesia juga memanfaatkan daun catnip sebagai obat tradisional.

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen oportunistik yang dapat menyebabkan kondisi invasif pada pasien sakit kritis atau pasien yang memiliki tingkat kekebalan sangat rendah. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri obligat yang mudah tumbuh pada berbagai jenis media budidaya, terkadang mengeluarkan bau yang manis atau mirip dengan bau buah-buahan seperti anggur atau jagung. Pseudomonas aeruginosa membentuk koloni besar halus dengan permukaan rata dan meninggi (tampak telur goreng) serta koloni halus dan mukoid yang biasanya diperoleh dari sekret saluran pernafasan dan saluran kemih (Todar, 2012).

Banyak strain Pseudomonas aeruginosa juga menghasilkan pigmen fluoresen pyoverdine, yang memberi warna kehijauan pada agar-agar. Sebagian besar isolat Pseudomonas aeruginosa yang berasal dari infeksi klinis menghasilkan enzim ekstraseluler, antara lain elastase, protease, dan dua hemolisin (fosfolipase C yang stabil terhadap panas dan glikolipid yang stabil terhadap panas) (Rezki, 2016). Banyak strain Pseudomonas aeruginosa yang menghasilkan eksotoksin A, yang dapat bereaksi setiap kali berikatan dengan sel inang sehingga dapat menyebabkan nekrosis jaringan dan mematikan bagi hewan jika disuntikkan dalam bentuk murni.

Pseudomonas aeruginosa adalah penyebab umum keratitis bakterial, abses sklera, dan endophthalmitis pada orang dewasa, serta oftalmiaeonatorum pada anak-anak. Bakteremia Pseudomonas menyebabkan lesi kulit khas yang dikenal sebagai ecthyma gangrenosum. Pseudomonas juga telah terbukti menjadi sumber penting sepsis luka bakar.

Tabel 2.6 Kategori Daya Hambat Bakteri
Tabel 2.6 Kategori Daya Hambat Bakteri

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Kriteria Sampel
  • Persiapan Penelitian
    • Persipan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Sterilisasi Alat
    • Pembuatan Media MHA
    • Pembuatan Media Cair NB
    • Pembuatan Larutan Mc Farland
    • Cakram (Disk)
    • Pembuatan Ekstrak Daun Kumis Kucing
  • Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Persiapan ekstrak. Metode ekstraksi yang digunakan untuk mengekstrak tanaman kumis kucing (Orthoshipon aristatus) adalah dengan menggunakan metode ekstraksi dingin yaitu maserasi. Remaserasi dilakukan sebanyak 3 kali, kemudian hasil maserat diuapkan pada rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental daun kumis kucing, kemudian ditimbang dan ditentukan massanya. Pengamatan dilakukan setelah kultur diinkubasi selama 24 jam, dilakukan pengecekan kultur selama 1x24 jam dan diamati terbentuk area bersih di sekeliling paper disk yang berisi sampel ekstrak daun tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus).

Lalu kami bandingkan apakah ekstrak lidah buaya mampu membunuh bakteri Pseudomonas aeruginosa atau hanya menghambat pertumbuhannya. Ambil cakram yang telah direndam ekstraknya, tunggu hingga ekstrak kumis kucing tidak lagi menetes dari cakram, kemudian letakkan cakram pada media MH, dan inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil penelitian diolah secara manual dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terfaktor yang terdiri dari satu faktor yaitu kumis kucing.

Uji aktivitas daya hambat ekstrak daun kumis kucing (Ortosiphonaristatus.) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dilakukan di laboratorium Biomedis STIKes Perintis Padang menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti adalah Daun Kumis Kucing. Uji daya hambat ekstrak etanol daun kumis kucing menggunakan metode difusi cakram ditandai dengan terbentuknya daerah zona bening disekitar cakram. Berdasarkan hasil pengukuran diameter daerah penghalang menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing memberikan aktivitas antibakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.

Pada kontrol positif (+), ekstrak daun kumis kucing ciprofloxacin efektif menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pada repetisi ke-1 hasilnya 20,00 mm, pada repetisi ke-2 hasilnya 23,00 mm, pada repetisi ke-3 hasilnya 24,00 mm, dengan rata-rata rata-rata 22,33 mm. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kurangnya efektivitas antibakteri ekstrak daun kumis kucing terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa, hal ini terlihat dari sangat sedikitnya area bening di sekitar cakram. Dari penelitian ini berdasarkan hasil observasi pengukuran daerah hambat menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kumis kucing mempunyai konsentrasi hambat minimum (MIC) pada konsentrasi 25 mg/ml terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan diameter 6,50. disediakan mm.

Dari hasil penelitian pengujian efektivitas ekstrak etanol bulu kucing terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, dengan konsentrasi ekstrak daun bulu kucing 25 mg/ml, 50 mg/ml, 75 mg/ml, 100 mg/ml, dilakukan di STIK Pelopor Laboratorium Biomedik pada bulan Februari – Juni 2020 dapat disimpulkan sebagai berikut. Hasil uji aktivitas ekstrak daun bulu kucing kurang efektif dalam menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa, dari konsentrasi tertinggi 100 mg/ml dengan diameter 9,67 mm. Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menguji daya bunuh ekstrak daun kumis kucing terhadap pertumbuhan bakteri atau mikroba lainnya.

Uji aktivitas ekstrak metanol daun kumis kucing (Orthoshiphon stamineus) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus epidermis secara In Vitro. Pengaruh kandungan pengikat separuh pirolidon terhadap sifat fisik tablet effervescent dari campuran ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum Wight) dan ekstrak kumis kucing (Orthoshiphon stamineus).

Tabel 4.1 Hasil uji  identifikasi ekstrak  daun  kumis  kucing terhadap  bakteri  Pseudomonas aeruginosa
Tabel 4.1 Hasil uji identifikasi ekstrak daun kumis kucing terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

Pembahasan

Khunaifi (2010) menyatakan bahwa senyawa flavanoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar yang mempunyai sifat menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenolik terbesar yang memiliki khasiat menghambat pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur. Senyawa saponin akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel, sehingga terjadi lisis sel bakteri (Setya, B.D, 2013).

Senyawa terpenoid dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu proses pembentukan membran atau dinding sel bakteri (Alshawsh MA, 2012). Menurut Adyana et al., (2013) pertumbuhan berbagai bakteri dapat dihambat oleh senyawa asam rosmarinic yang diperoleh darinya. Pada konsentrasi rendah, kompleks protein-fenolik dengan ikatan lemah terbentuk dan segera terurai, selanjutnya merusak membran sitoplasma dan menyebabkan kebocoran isi sel sehingga menghambat pertumbuhan bakteri.

Sedangkan pada konsentrasi tinggi, zat tersebut menggumpal dengan protein seluler dan membran sitoplasma mengalami lisis. Salah satu enzim yang dapat diinaktivasi adalah enzim lipase ekstraseluler, karena pada beberapa mikroorganisme, sebagian kuat lipase ekstraseluler masih terikat sebagian pada dinding sel. Senyawa fenolik masuk ke dalam sel bakteri melalui dinding sel bakteri dan membran sitoplasma. Pada sel bakteri, senyawa fenolik menyebabkan penggumpalan (denaturasi) protein penyusun protoplasma, sehingga pada keadaan ini metabolisme menjadi tidak aktif dan pertumbuhan bakteri terhambat (Ariyantiet et. al., 2012).

Berdasarkan zona hambat bakteri pada konsentrasi 25 mg/ml diameter 6,33 mm, konsentrasi 50 mg/ml diameter 7,33 mm, konsentrasi 75 mg/ml diameter 7,67 mm, konsentrasi 100 mg/ml dengan diameter 9,67 mm. Daya hambat ekstrak kulit daun lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922. Konsekuensi klinis dan ekonomi dari infeksi Pseudomonas resisten dan multiresisten yang didapat di rumah sakit a; tinjauan sistematis dan meta-analisis.

Penutup

Kesimpulan

Saran

Coyle, E.A, dan Prince, R.A., 2012, Urinary tract infections and prostatitis, in Dipiro J.T., et al, Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, Edition 7, The Mc Graw-Hill Medical Inc, New York. Softcrude extract with antibacterial effect of Azadirachta indica against Escherichia coli, Salmonella spp and Staphylococcus aureus.

Gambar 1. Penanaman Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada Muller Hilton Agar
Gambar 1. Penanaman Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada Muller Hilton Agar

Referensi

Dokumen terkait