• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEANDALAN SISTEM JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK SENTRAL TELEPON OTOMATIS II MATTOANGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEANDALAN SISTEM JARINGAN LOKAL AKSES FIBER OPTIK SENTRAL TELEPON OTOMATIS II MATTOANGIN "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Pak. Umar Katu, ST, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Hadirin sekalian, para dosen dan karyawan Fakultas Teknik yang telah senantiasa mendidik dan mengabdi kepada penulis selama mengikuti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

KESIMPULAN DAN SARAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu capaian perkembangan teknologi komunikasi adalah pemanfaatan jaringan akses yang berkembang pesat sesuai dengan konstannya arus informasi dan mampu mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan jaringan area lokal dengan kabel tembaga yang digunakan selama ini. Telekomunikasi Indonesia dalam hal ini Kandatel Makassar telah menerapkan salah satu hasil pencapaian teknologi baru di bidang telekomunikasi yaitu teknik jaringan akses. Salah satu sistem yang terkait di atas adalah sistem Siemens Fast Link yang mempunyai keunggulan mampu memberikan kapasitas saluran yang lebih tinggi kepada pelanggan dengan jarak jangkauan lebih jauh (± 25 km) dibandingkan jarlocat, walaupun hanya menggunakan satu serat optik. serat inti. sebagai link, namun di sisi lain biaya investasinya sangat besar dan jika terjadi gangguan maka akan menimbulkan gangguan pada seluruh pelanggan yang terhubung.

Tujuan Penulisan

Manfaat

Sistematika Penulisan

Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

  • Transmitter
  • Receiver

Sumber cahaya mengubah sinyal listrik menjadi sinyal optik sehingga dapat ditransmisikan melalui kabel serat optik. Sumber optik yang digunakan pada SKSO pada dasarnya adalah pembangkit gelombang cahaya yang menangkap spektrum inframerah yaitu dengan panjang gelombang antara 800 hingga 1650 (nm) atau pada frekuensi antara 375 THz hingga 1818 THz. Jenis sumber optik (cahaya) yang cocok digunakan pada SKSO adalah cahaya dari bahan semikonduktor (Semiconductor Photo Emissive Devices).

Serat Optik

Serat optik dengan diameter inti yang besar dan cladding dengan indeks bias yang bervariasi, memungkinkan bandwidth ditingkatkan. Serat optik dengan inti yang sangat kecil yang diameternya mendekati panjang gelombang, sehingga mencegah cahaya yang masuk dipantulkan pada dinding kelongsong. Dari ketiga jenis serat optik tersebut di atas, saat ini jenis serat optik single step, dimana indeks bias inti sama untuk semua inti serat, bernilai N1, dibandingkan dengan indeks bias selubung (cladding) n2.

Gambar 2.2 Multi Mode step indeks  2.  Multi mode graded indeks
Gambar 2.2 Multi Mode step indeks 2. Multi mode graded indeks

Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf)

  • Teknologi Digital Loop Carrier (DLC)
  • Teknologi Active Optical Network (AON)
  • Fiber To The Zone (FTTZ)
  • Fiber TO The Curb (FTTC)
  • Fiber To The Home (FTTH)

FTTB jika Optical Conversion Point (OCP) berada di dalam gedung dan biasanya terletak di ruang telekomunikasi di basement atau lantai satu. FTTZ jika Optical Conversion Point (OCP) terletak di suatu tempat di luar gedung dalam kabinet berkapasitas besar. FTTC jika Optical Conversion Point (OCP) terletak di luar gedung di dalam kabinet atau di tiang.

Gambar 2.5 Jarlokaf Sistem DLC
Gambar 2.5 Jarlokaf Sistem DLC

Konfigurasi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik (Jarlokaf) dari Sisi Sentral 1. Konfigurasi Single Star

  • Konfigurasi Double Star
  • Konfigurasi Triple Star
  • Konfigurasi Kombinasi dengan Ring

Konfigurasi Triple Star mempunyai 3 (tiga) titik bintang kabel serat optik, titik bintang pertama berada pada perangkat optoelektronik sisi tengah, bintang kedua terletak pada perangkat optoelektronik di lokasi Cable House (RK), bintang ketiga berada pada lokasi Kotak Pembatas (KP). Keunggulan sistem ini adalah harga investasi awal lebih murah karena dapat menggunakan jaringan kabel yang sudah ada bersama dengan peralatan optoelektronik dan serat optik. Konfigurasi gabungan antara struktur bintang tunggal, bintang ganda, dan bintang rangkap tiga dengan kisi melingkar.

Teknologi Transmisi Pada Sistem Komunikasi Serat Optik 1. SDM (Space Division Multiplexing)

Suatu sistem transmisi pada sistem Jarlokaf dimana sinyal ditransmisikan dan sinyal diterima ditransmisikan pada waktu yang berbeda-beda dan bergantian, serta panjang gelombang yang digunakan adalah 1310 nm untuk sinyal yang dikirim dan sinyal yang diterima. Wavelength Division Multiplexing atau multiplexing panjang gelombang adalah kombinasi masukan panjang gelombang yang berbeda menjadi satu keluaran. Dengan menggunakan pembawa dengan panjang gelombang berbeda, banyak informasi dapat ditransmisikan secara bersamaan melalui satu serat.

WDM menggunakan cahaya dari sumber dengan panjang gelombang berbeda dalam serat optik untuk ditransmisikan ke penerima. Prinsip dasar Wavelength Division Multiplexing (WDM) sama dengan Frekuensi Division Multiplexing (FDM) yang digunakan pada radio gelombang mikro dan sistem satelit.

Gambar 2.7Skema Transmisi SDM    2.  TCM (Time Compression Multiplexing)
Gambar 2.7Skema Transmisi SDM 2. TCM (Time Compression Multiplexing)

Sistem Jaringan Lokal Akses Fiber Optik FastLink Siemens

  • Penjelasan Umum Sistem Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) FastLink Siemens
  • Prinsip Dasar Sistem Jaringan Lokal Akses Fiber (Jarlokaf) FastLink Siemens
  • Pengertian Keandalan
  • Laju Kegagalan
  • Waktu Perbaikan (r)
  • Fungsi Umum Keandalan

Untuk mencapai kinerja perangkat yang memenuhi standar, jarak antara komponen sistem OLT dan komponen sistem ONU yang menggunakan media koneksi optik tidak boleh lebih dari 25 km, jika jarak antara kedua sistem lebih dari 25 km, atau mereka akan dibagi menjadi beberapa sistem ONU dalam satu link, maka harus ditambahkan perangkat yang disebut ODT (Optical Remote Terminal). Optical Line Termination (OLT) adalah perangkat yang pada dasarnya merupakan layanan interaktif yang terhubung langsung ke pertukaran digital melalui antarmuka (V5.1) yang merupakan output dari modul SLMX (Subscriber Line Multiplexer) yang terletak di telepon lokal digital pertukaran atau output dari modul COT (Central Office Terminal), yang merupakan antarmuka jika output dari pusat berupa dua kabel (a/b) yang berasal dari output modul SLMA (Subscriber Line Module Analog) dan akan digabungkan menjadi satu output yang akan dikirim ke sistem ONU atau ODT induk. Interkoneksi antar rak antara sistem OLT dan LE (Local Exchange) diatas dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Sistem Optical Network Unit (ONU) merupakan perangkat terminasi sisi pelanggan dari sistem Siemens FastLink yang terhubung langsung ke komponen sistem OLT dan ODT dengan menggunakan media serat optik. Rak-rak yang terdapat pada sistem ONU (Optical Network Unit) di Kandatel Makassar adalah. Total kapasitas jaringan sistem Siemens FatLink bergantung pada jenis dan jumlah sistem ONU yang dipasang.

Perangkat tambahan jika jarak OLT dan ONU lebih dari 25 km yaitu Optical Distant Termination (ODT). Optical Distant Termination (ODT) adalah suatu perangkat yang bertindak sebagai repeater atau distributor aktif yang digunakan dalam jaringan serat optik. Pada sisi primer, ODT dihubungkan dengan sistem OLT (Optical Line Termination) melalui media fiber optic dengan kecepatan 36 Mbps untuk diteruskan, dan bit rate diubah menjadi 16 sistem x 2 Mbps untuk ONU (Jaringan Optik Sistem unit.

Jika Optical Distant Termination (ODT) berfungsi sebagai repeater maka terdiri dari 2 (dua) buah rak OMX 16 S, sedangkan jika berfungsi sebagai hub terdiri dari satu buah rak OMX 16 S dan sebuah OLT seperti terlihat pada gambar 2.13 dan 2.14.

Gambar 2.11Konfigurasi Interkoneksi sistem OLT dengan LE
Gambar 2.11Konfigurasi Interkoneksi sistem OLT dengan LE

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat a. Waktu

Metode Pengumpulan Data

Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang memahami permasalahan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir.

Flowchart Penelitian

Pengolahan Data

Implementasi JarlokafFastLink Di STO II Mattoangin

  • OLT (Optical Line Termination)
  • ONU (Optical Network Unit)

Sistem redundansi (standby) tidak diterapkan pada implementasi jaringan FastLink di STO II Mattoangin, sehingga koneksi antara OLT dan ONU dilakukan tanpa backup. Sistem OLT yang terpasang di site STO II Mattoangin Kandatel Makassar terdiri dari satu buah rak OLT yang berkapasitas 5 buah rak OMX16 S, namun hanya digunakan tiga buah rak OMX16 S dari masing-masing kapasitas sebagai berikut: Sistem ONU yang terpasang di STO II Mattoangin Kandatel Area layanan Makassar untuk ONU terdiri dari satu rak sistem ONU dengan rak OMX16S dan dua rak AMXS.

OMX16S berisi modul OTRU, modul OTSU dan modul DSMX34, sedangkan kedua AMXS berisi AMX dengan tiga line card (LC), dimana masing-masing LC untuk 10 saluran pelanggan, jumlah LC yang dipasang di setiap AMX adalah 12, jadi ada 240 saluran pelanggan. .

Gambar 4.1 Konfigurasi Sistem jarlokf (Fastlink STO Mattoangin)
Gambar 4.1 Konfigurasi Sistem jarlokf (Fastlink STO Mattoangin)

Operasi, Pemeliharaan dan Permasalahan

Analisis Konfigurasi Sistem Jarlokaf di STO II Mattoangin Makassar

Konfigurasi Jarlokaf FastLink yang diimplementasikan pada STO II Mattoangin merupakan konfigurasi optik single star dengan menggunakan fiber optik dimana OLT pada sisi tengah dihubungkan langsung dengan ONU di sisi pelanggan dengan model aplikasi Fiber To The Zone (FTTZ) dengan ONU kapasitas 240 saluran telepon. Karena koneksi antara OLT dan ONU menggunakan konfigurasi bintang tunggal, maka koneksi akan langsung terputus jika ada fiber yang putus. Berbeda dengan konfigurasi cincin, serat optik memiliki dua jalur, sehingga jika salah satu serat optik putus, koneksi antara OLT dan ONU dilanjutkan melalui jalur serat optik lainnya.

Indeks keandalan Hasil perhitungan menggunakan data operasi Kita mengetahui bahwa sistem jarlokaf Siemens Fastlink menggunakan peralatan.

Gambar 4.2 Interkoneksi Jarlokaf
Gambar 4.2 Interkoneksi Jarlokaf

Hasil Perhitungan Indeks Keandalan Dengan Menggunakan data Operasi Kita ketahui bahwa sistem jarlokaf Fastlink Siemens menggunakan peralatan

  • Perhitungan Indeks Keandalan OLT
  • Perhitungan Keandalan Perangkat ONU

Dari data gangguan yang diperoleh selama 6 bulan, 3 bulan sistem OLT tidak mengalami gangguan/kerusakan (t = 0) yaitu bulan desember, januari dan april, sehingga reliabilitas setiap modul pada OLT sama yaitu 100% , untuk bulan Februari, Maret dan Mei terdapat beberapa modul OLT yang mengalami kerusakan sehingga dapat dihitung indeks keandalannya. Berdasarkan data kegagalan, hanya 1 modul yang mengalami kerusakan/kegagalan, sedangkan 10 modul lainnya tidak mengalami kerusakan (t=0) dan keandalan masing-masing modul 100%.

Perhitungan data kesalahan dapat dilakukan dengan cara yang sama, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.12. Berdasarkan data yang diperoleh selama 6 bulan, sistem ONU tidak mengalami gangguan/kerusakan hanya selama 1 bulan (Januari), sehingga keandalan setiap modul di ONU adalah sama yaitu 100% (.t = 0), sedangkan untuk Desember ,Pada bulan Februari, Maret, April dan Mei, beberapa modul ONU mengalami kerusakan sehingga indeks keandalan dapat dihitung.

Tabel Analisa Perhitungan Data-Data Gangguan Jarlokaf Fastlink STO II Mattoangin Mattoangin

Analisis Keandalan jarlokaf FastLink STO II Mattoangin

  • Keandalan Total OLT
  • Keandalan Total ONU

Dengan cara yang sama dapat dihasilkan nilai reliabilitas untuk modul RT, RAP, RE1, RC, RG yang dapat dilihat pada tabel 4.19. Sedangkan 5 modul (RAA, RN1, RAR, RF dan RU) tidak mengalami kerusakan (fit = 0), sehingga keseluruhan keandalan masing-masing modul adalah 100%. Jadi keandalan masing-masing sistem Jarlokaf FastLink Siemens STO II Mattoangin pada pengamatan selama 6 bulan bila OLT dan ONU dipasang seri, Mattoangin pada pengamatan 6 bulan bila OLT dan ONU dipasang seri adalah sebagai berikut. Sedangkan untuk 5 modul (RAA, RNI, RAR, RF dan RU) baik OLT maupun ONU tidak mengalami gangguan, sehingga keseluruhan keandalan saat OLT dan ONU dipasang seri menurut data yang diperoleh selama 6 bulan adalah 100%.

Tabel Keandalan Sistem OLT dan ONU

Untuk modul OLT=RC tidak terjadi malfungsi/kerusakan pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret atau April, sehingga dapat dikatakan keandalan sistem mencapai 100 pada bulan-bulan tersebut. Untuk modul OLT=RS pada bulan Desember, Januari dan Februari tidak terjadi malfungsi/kerusakan, sehingga dapat diasumsikan keandalan sistem akan mencapai 100 pada bulan tersebut. Untuk modul OLT=RT pada bulan Desember, Januari, Maret, April, Mei, sistem tidak akan mengalami gangguan/kerusakan, sehingga keandalan sistem dapat dijamin mencapai 100.

Untuk modul ONU=RS tidak terjadi gangguan/kerusakan pada bulan Januari, Februari, Maret sehingga dapat dijamin keandalan sistem mencapai 100 pada bulan tersebut. Untuk modul ONU=RT tidak terjadi gangguan/kerusakan pada bulan Desember, Januari dan bulan April sehingga dapat dijamin pada bulan ini keandalan sistem akan mencapai 100. Untuk modul ONU=RAP pada bulan Desember, Januari, Februari, Mei sistem tidak akan mengalami gangguan/kerusakan, sehingga keandalan sistem dapat dijamin mencapai 100.

Untuk modul ONU=RE1 pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret dan Mei, sistem tidak mengalami gangguan/kerusakan, sehingga keandalan sistem dapat dijamin mencapai 100. Untuk modul ONU=RC pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April sistem tidak mengalami gangguan/kerusakan, sehingga dapat dipastikan keandalan sistem mencapai 100. Untuk modul ONU=RG pada bulan Desember, Januari, Februari, Maret, April, sistem tidak mengalami gangguan/kerusakan, sehingga dapat menjamin keandalan sistem mencapai 100.

Untuk modul ONU=RAA, RNI, RAR, RF dan RU pada bulan Desember 2013 hingga Mei 2014 tidak pernah mengalami gangguan/kerusakan sehingga keandalan sistem terjamin mencapai 100.

Gambar 4.3 Grafik Analisa keandalan sistem OLT
Gambar 4.3 Grafik Analisa keandalan sistem OLT

Kesimpulan

Saran

DATA AWAL

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi Dasar SKSO
Gambar 2.2 Multi Mode step indeks  2.  Multi mode graded indeks
Gambar 2.3 Graded indeks multi mode  3.  Single/monomode step indeks
Gambar 2.4 Single mode indeks
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya setiap sengketa kepemilikan hak atas tanah, hal yang dijadikan bukti kepemilikan hak atas tanah tersebut berupa sertifikat hak atas tanah. Alat bukti menurut