UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2023-2024 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Dosen: Dr. Wiekandini Dyah Pandanwangi, M.Hum
KEBERADAAN BAHASA INDONESIA YANG TERANCAM PENGARUH BAHASA ASING
Disusun oleh:
Nama: Arini Rizqia Nuraeni NIM: L1C023076
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2024
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dalam kehidupan sehari- hari. Adanya bahasa manusia memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang lain.
Keberagaman linguistik menjadi bukti bahwa bahasa merupakan aspek penting dalam peran manusia. Bahasa semakin berkembang dan dibutuhkan dalam semua bidang masyarakat, termasuk dalam kegiatan sosial seperti perdagangan, pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan agama (Della Puspita et al., 2022).
Media sosial merupakan sebuah tempat virtual dimana orang-orang dari berbagai latar belakang dapat berkumpul. Media sosial digunakan sebagai alat untuk berbagi informasi, opini, hiburan, iklan, dll. Pengguna media sosial menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Sekelompok pengguna jejaring sosial disebut netizen atau warganet (Della Puspita et al., 2022).
Kemajuan teknologi informasi dan globalisasi media telah mengubah cara kita berkomunikasi, khususnya cara kita menggunakan bahasa Indonesia. Gaya komunikasi yang santai, cepat, dan kreatif tercermin dari penggunaan singkat akronim, emotikon, dan emoji yang menjadi ciri percakapan di media sosial dan platform digital. Konten media asing, khususnya bahasa Inggris, turut mempengaruhi perkembangan gaya bahasa mereka.
Paparan terhadap film, music, dan program televisi asing mendorong adopsi kata-kata asing, bahasa gaul, dan ungkapan popular dalam bahasa Indonesia. Banyak anggotan Generasi Z yang fasih berbahasa Inggris, namun penting untuk memperhatikan cara mereka menggunakan bahasa tersebut. Bahasa Indonesia yang benar dan baik untuk kehidupan sehari-hari (Rufaida, 2023).
Seiring berjalannya waktu, akan semakin banyak bahasa prokem yang tercipta dan semakin banyak digunakan sehingga akan menimbulkan permasalahan bagi kelangsungan bahasa Indonesia di masa depan. Selain itu, bahasa prokem yang banyak ditemukan di sosial media kurang dipahami oleh semua kalangan, terutama mereka yang berada sebelum Generasi Z. Komunikasi antara generasi ini akan sulit jika bahasa prokem tidak dipahami.
Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian yang menganalisis dan mendeskripsikan bahasa prokem yang muncul sehingga dapat menjadi pedoman dan acuan pengetahuan mengenai penggunaan bahasa baku dan non baku (Rahmah et al., 2023).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana pengaruh bahasa Inggris terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada sosial media?
1.2.2 Bagaimana cara untuk Generasi Z bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk menganalisis dan memahami pengaruh bahasa Inggris terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada platform sosial media.
1.3.2 Untuk memberikan solusi terhadap Generasi Z untuk bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
II. METODE PENELITIAN
Penulisan makalah ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dalam bentuk deskriptif dan naratif yang lebih mendalam, peneliti menggunakan pendekatan interpretative untuk memahami makna, persepsi, dan pengalaman individua tau kelompok yang diteliti. Data yang digunakan atau dikumpulkan berasal dari kajian literatur yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian diolah dan dianalisis kembali. Sehingga pada penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
2.1 Metode Analisis Data
Analisis Tematik: Metode ini melibatkan identifikasi dan pemetaan tema-tema utama yang muncul dalam data kualitatif. Peneliti membaca dan merangkum data secara terperinci, kemudian mengindentifikasi pola, konsep, atau tema yang terkait. Analisis tematik sering melibatkan pembentukan kategori dan subkategori, serta memberikan interpretasi yang mendalam tentang makna di balik tema-tema tersebut. Lalu dalam metode analisis ini memungkinkan peneliti untuk memahami dan menggambarkan pola-pola atau makna yang muncul dari data kualitatif. Metode ini memberikan landasan untuk mengenali aspek-aspek penting dalam penelitian dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik yang sedang diteliti.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penggunaan Bahasa Inggris Lebih Banyak daripada Bahasa Indonesia
Seiring masuknya budaya asing ke Indonesia dan membawa bahasa asing, maka bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa nasional saja, namun bahasa-bahasa baru dari luar negeri pun bermunculan dan semakin dikenal masyarakat Indonesia khususnya Generasi Z. Hal ini juga menimbulkan anggapan bahwa bahasa asing memiliki standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa Indonesia itu sendiri, sehingga menyebabkan adanya pengagungan terhadap bahasa asing tersebut oleh generasi Z Indonesia. Tak heran jika Gen Z mulai menggunakan bahasa asing agar terlihat keren dan pintar di depan umum.
Bahasa asing yang umum dan banyak digunakan oleh Gen Z adalah bahasa Inggris.
Karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan setiap negara dengan negara lain untuk memungkinkan terjadinya saling pengertian. Bahasa Inggris bersifat universal karena banyak digunakan sebagai bahasa kedua atau pertama di negara lain. Generasi Z juga tidak lupa memasukkan bahasa asing seperti bahasa Indonesia ke dalam kehidupan sehari-harinya. Inilah awal mula generasi Z mengembangkan bahasa gaul dalam bentuk bahasa Inggris.
Belakangan istilah “kata serapan” diperkenalkan ke dalam bahasa Indonesia karena arti yang dimaksudkan dari kata serapan tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia.
Contoh pencampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, seperti “OTW”, “BTW”,
“FYI”. Inilah sebabnya mengapa ketika berbicara bahasa Inggris menjadi sesuatu yang dipandang heboh, karena bahasa Inggris belum dipahami di Indonesia. Oleh karena itu, Gen Z lebih bangga dengan bahasa Inggris dibandingkan bahasanya sendiri. Hal ini membawa posisi bahasa Indonesia sudah enggan dipakai oleh warga khususnya Gen Z.
(Rohman et al., 2023).
3.2 Sistem Lingkungan Lebih Mendukung Penggunaan Bahasa Inggris
Saat ini, banyak Gen Z yang lebih fasih berbahasa asing dibandingkan bahasa mereka sendiri. Bahasa asing yang ada di Indonesia adalah semua bahasa kecuali bahasa Indonesia, bahasa daerah termasuk bahasa Melayu. Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Generasi Z, yang memiliki gen dari dua negara, sering kali bersekolah di sekolah berlabel “sekolah internasional”, yang mana siswanya harus berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sekolah yang bertaraf domestik dan internasional adalah sekolah yang mempunyai fasilitas lebih baik dan lebih selektif terhadap siswanya. Hasilnya, mereka lebih sering memahami dan menggunakan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia (Rohman et al., 2023).
Hal ini biasanya dilakukan oleh para orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah internasional untuk mempersiapkan anaknya memasuki era globalisasi. Hal ini membuat anak-anak semakin asing dengan bahasa Indonesia. Gen Z yang lebih fasih berbahasa Inggris biasanya bertemu dengan orang lain yang fasih berbahasa Inggris untuk memudahkan komunikasi. Oleh karena itu, orang yang fasih berbahasa Inggris tidak berusaha menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Orang keturunan asing biasanya hanya menggunakan bahasa asing dalam kehidupannya.
3.3 Menjadikan Bahasa Indonesia Sebagai Kebiasaan
Banyak ungkapan “Gunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar”. Ada banyak reaksi terhadap ungkapan ini. Pertama, orang beranggapan bahwa kata “baik” dan
“benar”mempunyai arti ungkapan yang sama atau identuk. Sebenarnya tidak, melainkan ungkapan ini memberikan kesempatan dan hak kepada pengguna bahasa untuk menggunakan bahasa tersebut secara bebas sesuai keinginan dan kemampuannya.
Berbicara bahasa yang baik berarti mengucapkannya sesuai dengan “lingkungan” dimana bahasa itu digunakan. Beberapa faktor penting dalam kasus ini. Pertama, orang yang berbicara. Kedua, orang yang bisa diajak berbicara. Ketiga, formal atau tidak formalnya situasi saat itu. Keempat, isu atau topik pembahasan (Saputra et al., 2022)
Sebaliknya, jika menggunakan dialek tertentu, misalnya dialek Jakarta, maka harus benar-benar bahasa Jakarta, seperti yang digunakan oleh orang Jakarta asli, dan itulah arti kata yang tepat. Meninggalkan apa yang sudah menjadi tradisi membawa dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan masyarakat ini. Meninggalkan berbahasa Indonesia maka terancamnya kesempurnaan bahasa Indonesia itu sendiri. Dampak negatif yang langsung terlihat adalah menurunnya kesantunan remaja saat berbicara dengan orang yang lebih tua. Sebaliknya, dampak tidak langsungnya adalah bahasa nasional sendiri yang mengalami kerusakan (Anindita, 2020).
3.4 Pemerintah Perlu Turun Tangan untuk Keberlangsungan Bahasa Indonesia Bahasa baku sebagai lambing civitas akademika dapat dijadikan sarana pengembangan bahasa oleh para pendidik. Para ahli linguistic mendefinisikan bahasa Indonesia baku sebagai ragam bahasa yang digunakan dalam dunia pendidikan yang
berbentuk buku teks, buku ilmiah, rapat resmi, administrasi nasional, undang-undang, diskusi profesi, dan lain-lain, serta perlu mengikuti kaidah kebahasaan meliputi aturan fonologis dan morfologis, sintaksis, linguistic dan semantik.
Adanya undang-undang penggunaan bahasa diharapkan dapat membuat warga negara Indonesia bisa menaati aturan agar tidak memihak pada bahasa gaul negaranya sendiri.
Contoh nyata: banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa bingung ketika berbicara langsung dengan orang Indonesia asli. Karena bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa resmi, padahal sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan bahasa tersebut. (Rahmah et al., 2023)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Bahasa Inggris dianggap Lebih Tinggi dikarenakan Faktor Lingkungan dan Genetik
Pencampuran bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia dianggap sebelah mata. Seiring masuknya budaya asing ke Indonesia dan membawa bahasa asing, maka bahasa Indonesia tidak hanya menjadi bahasa nasional saja, namun bahasa-bahasa baru dari luar negeri pun bermunculan dan semakin dikenal masyarakat Indonesia khususnya Generasi Z. Hal ini juga menimbulkan anggapan bahwa bahasa asing memiliki standar yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa Indonesia itu sendiri, sehingga menyebabkan adanya pengagungan terhadap bahasa asing tersebut oleh generasi Z Indonesia. Saat ini, banyak Gen Z yang lebih fasih berbahasa asing dibandingkan bahasa mereka sendiri. Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Gen Z yang lebih fasih berbahasa Inggris biasanya bertemu dengan orang lain yang fasih berbahasa Inggris untuk memudahkan komunikasi. Oleh karena itu, orang yang fasih berbahasa Inggris tidak berusaha menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
4.1.2 Menambah Undang-Undang Kebahasaan dan Pembiasaan Bahasa Indonesia Adanya undang-undang penggunaan bahasa diharapkan dapat membuat warga negara Indonesia bisa menaati aturan agar tidak memihak pada bahasa gaul negaranya sendiri.
Bahasa baku sebagai lambing civitas akademika dapat dijadikan sarana pengembangan bahasa oleh para pendidik. Berbicara bahasa yang baik berarti mengucapkannya sesuai dengan “lingkungan” dimana bahasa itu digunakan.
4.2 Saran
Menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang kuat di luar Indonesia maupun di dalam Indonesia diperlukan penguatan terhadap pendidikan bahasa Indonesia. Pendekatan yang menarik dan relevan bagi Gen Z perlu ditingkatkan dalam dunia pendidikan. Materi pembelajaran dapat mencakup penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta pemaparan tentang pentingnya melestarikan budaya Indonesia. Tidak hanya itu, melakukan kampanye bahasa Indonesia melalui platform sosial media perlu dilakukan dengan mendorong Gen Z untuk lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga dan menciptakan konten kreatif dalam bahasa Indonesia.
V. DAFTAR PUSTAKA
Anindita, F. D. 2020. Pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional dalam Kehidupan Sehari-hari di Kalangan Generasi Muda saat ini. Advance Access published 2020.
Della Puspita, I., Kasih, B. R., Wiedaningtyas, R. P., Komunikasi, P. I., dan Surabaya, U. N.
2022. Fenomena Bahasa Jaksel Terhadap Penggunaa Bahasa Indonesia di Kalangan pengguna Twitter dan Instagram. Universitas Negeri Surabaya 2022 |. 663: 663–673.
Rahmah, F. A., Khasanah, I., Brawijaya, U., dan Kunci, K. 2023. Kreativitas generasi Z menggunakan bahasa prokem dalam berkomunikasi pada aplikasi TikTok. 6: 827–840.
Rohman, M. T., Arsanti, M., dan Hasanudin, C. 2023. Prosiding Seminar Nasional Penggunaan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kalangan Generasi Z. 160–167.
Rufaida, B. S. 2023. Pengaruh Gaya Bahasa Generasi Z dalam Berbahasa Indonesia di Era Globalisasi. Translation and Linguistic (Transling). 3(3): 169–181.
Saputra, N., Nurul, A., dan Nurul, S. dan. 2022. Keberadaan Penggunaan Bahasa Indonesia Pada Generasi Milenial. JURNAL EKSPERIMENTAL : Media Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 9(1): 368–383.