• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebersihan Kelas dan Pengaruhnya terhadap Fokus Belajar Siswa di MIN 7 Banda Aceh

N/A
N/A
Nailal Izzah

Academic year: 2024

Membagikan "Kebersihan Kelas dan Pengaruhnya terhadap Fokus Belajar Siswa di MIN 7 Banda Aceh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

1107

Kebersihan Kelas Dan Pengaruhnya Terhadap Fokus Belajar Siswa Pada MIN 7 Banda Aceh

Arisnaini

Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Email: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan fokus belajar menrupakan salah satu hal yang sangat penting dilakukan oleh guru. Di sisi lain, lingkungan sekolah atau kelas yang dalam keadaan kotor merupakan salah stu instrument yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.

Oleh sebab itu,tulisan ini akan membahas tentang kebersihan kelas dan pengaruhnya terhadap fokus belajar pada MIN 7 Kota Banda Aceh. Kajian ini akan memfokuskan pada peran guru dalam meningkatkan fokus belajar, hubungan antara peningkatan fokus belajar siswa dengan kebersihan kelas, serta kendala dalam peningkatan fokus belajar siswa dengan kebersihan kelas di MIN 7 Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa guru pada MIN 7 Kota Banda Aceh memang sudah sangat berperan dengan maksimal dalam meningkatkan fokus belajar siswa. Guru sudah mampu menyemangati siswa agar lebih siap dalam mengikuti proses belajar, menanamkan minat belajar kepada siswa, penggunaan metode belajar yang menyenangkan, serta dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta pengkondisian kelas. Kebersihan dan fokus belajar sangat erat kaitannya. Di mana kelas atau ruang belajar atau bahkan lingkungan sekolah secara umum yang dalam keadaan bersih dan nyaman akan mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa, demikian juga sebaliknya. Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, dan ssiwapun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Masih ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh guru dalam peningkatan fokus belajar, khususnya dalam kaitannya dengan menjaga kebersihan lingkungan belajar atau kelas. Kendala tersebut baik dari fakto guru maupun faktor siswa, baik internal maupun eksternal. Sehingga dengan kendala tersebut membuat siswa menjadi kurang konsentrasi dalam belajar. Namun demian guru atau pihak sekolah juga menempuh berbagai solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

Kata Kunci : Kebersihan Kelas, Fokus Belajar

PENDAHULUAN

Salah satu faktor lain yang juga tidak boleh diabaikan oleh guru dalam mendidik murid-murinya adalah dari sisi menjaga kebersihan. Karena kebersihan juga ikut berperan terhadap kesuksesan seseorang. Misalnya, lingkungan belajar yang bersih akan membuat nyaman dalam belajar. Bahkan lebih dari itu, bersih adalah langkah utama dalam menjaga kesehatan. Artinya seseorang yang kurang menjaga kebersihan akan berdampak pada kesehatannya dan ketika seseorang tidak dalam keadaan sehat tentu semua aktivitas lainnya termasuk proses belajar juga akan terganggu. Maka sudah seharusnya kebiasaan

(2)

1108

hidup bersih dan sehat ini juga menjadi perhatian utama dalam mendidik siswa di lembaga pendidikan.

Jika dilihat dari sisi kacamata Islam, didapatkan dengan jelas disebutkan bahwa salah satu dari satndar dari Islam itu sendiri yaitu kebiasaan hidup bersih. Karena

“kebersihan adalah sebahagian dari iman”. Dalam ajaran Islam diwajibkan kepada umatnya untuk hidup bersih, suci. Bersih adalah dasar peraturan Islam, coba anda lihat bagaimana Islam mensyaratkan orang yang akan melakukan shalat, secara jasmaniah Islam menganjurkan kebersihan, misalnya wudu di lakukan paling sedikit 5 kali sehari semalam, dan pada waktu setiap hari kita membersihkan anggota badan itu sebanyak 15 kali. Jadi, bila wudu itu dilakukan dengan baik dan benar, maka setiap muslim pasti bersih, tangannya bersih, mulutnya bersih, mukanya bersih dan seterusnya. Ditinjau dari segi batiniyah anggota badan yang dibasuh pada waktu wudu mengandung makna isyarat atau lambang kebersihan batin, misalnya mulut dibersihkan agar tidak berkata jorok/kotor, memfitnah, khianat, takabur, dan seterusnya, tangan dibersihkan agar tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif seperti mencuri, memukul orang dan sebagainya.

Namun yang menjadi masalah apakah implementasi pendidikan sekarang yang diselenggarakan di sekolah telah menyentuh dan mengangkat berbagai aspek kehidupan dan berperan dalam menanamkan nilai-nilai tersebut di sekolah atau malahan masih berputar pada penekanan aspek kesalehan ritual semata (ibadah mahdhah), atau dalam kajian umum disebutkan bahwa masih hanya fokus pada kajian kognitif semata.

Di antara yang perlu mendapat perhatian khusus dan teraplikasi dengan baik oleh guru adalah menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntunan agamanya. Apalagi konsep pertama yang diperhatikan dalam Islam adalah masalah kebersihan, penjelasannya dalam Surat Al-Mudatsir ayat 4 Artinya: Dan pakaianmu bersihkanlah (QS. Al-Mudatsir: 4)

Sekolah merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia (SDM), maka lingkungan di sekitarnya harus bersih dan sehat. Hal ini menjadi tanggung jawab semua komponen yang ada di sekolah termasuk guru dan siswa. Namun kenyataannya masih ada sekolah atau madrasah yang belum terawat dengan baik, tidak ada taman yang rapi, bersih dan indah, sehingga siswanya menjadi menjadi tidak betah atau kurang mendapatkan kenyamanan ketika berada di sekolah tersebut. Walaupun ada juga sekolah atau madrasah yang sebaliknya (sudah terawat dengan baik dan rapi).

Kebersihan sekolah atau kelas tentu akan mempengaruhi terhadap konsentrasi atau fokus belajar. Kelas yang kotor, berdebu, dan tidak rapi akan membuat siswa atau bahkan guru tidak mendapatkan kenyamanan dalam belajar-mengajar. Hal ini disebabkan di saat siswa sedang belajar, mereka akan merasa terganggu atau tidak merasakan kenyamanan, sehingga konsentrasi dalam belajar juga menjadi terganggu. Bahkan lebih dari itu, ajaran Islam sendiri memang sangat menganjurkan agar umatnya senantiasa hidup dalam keadaan sehat dan bersih.

Mengembangkan fokus belajar sangat penting untuk mengoptimalkan kompetensi siswa dalam menyelesaikan setiap kegiatan belajarnya. Pengaruh fokus yang kurang baik, sudah pasti akan berakibat tidak optimalnya hasil dari semua kegiatan belajar tersebut.

Apalagi dalam hal pembelajaran, sebuah fokus belajar sangat diperlukan agar dapat lebih terkonsentrasi dengan pembelajaran tersebut. Seorang siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh agar terfokus dengan materi apa yang disampaikan guru.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrpitif analisis. Tempat penelitian di MIN 7 Banda Aceh yang terletak di Jalan Cut Nyak Dhien Lamteumen Barat

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

1109 Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i serta guru-guru yang mengajar di MIN 7 Banda Aceh. Populasi yang diambil dalam penelitian ini dilakukan pada siswa/i serta guru-guru yang mengajar di MIN 7 Banda Aceh, yang berjumlah 248 orang siswa. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel siswa satu kelas V saja yaitu sebanyak 32 orang siswa (responden). Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang objektif dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu menjelaskan dan menganalisa pokok- pokok persoalan dan menginterprestasikan kondisi-kondisi rill yang sedang terjadi, dan untuk mendapatkan data penulis menempuh dua jenis penelitian yaitu:

- Library research (penelitian pustaka) adalah sebagai ber - Flied research (penelitian lapangan)

- Observasi (pengamatan) - Wawancara (interview) - Angket

- Telaah dokumentasi

Adapun teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan analisa reflektif, yaitu analisa yang berpedoman pada cara berfikir yang merupakan kombinasi antara berfikir induksi dan deduksi, serta untuk menjawab adanya pertanyaan bagaimana dan apa saja. Dalam penelitian ini penganalisaan dilakukan mulai dari proses pengumpulan data secara keseluruhan, selanjutnya dilakukan pengecekan kembali dan mencocokkan data yang diperoleh, disistimatiskan, diinterpretasi secara logis demi keakuratan data yang diperoleh dari hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Peran guru dalam meningkatkan fokus belajar siswa melalui kebersihan kelas di MIN 7 Banda Aceh

Proses belajar mengajar di sekolah tidak selalu berjalan lancar sesuai harapan.

Banyak rintangan dan kendala yang dijumpai siswa untuk meraih prestasi belajar yang optimal. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah gangguan terhadap fokus belajar siswa. Gangguan terhadap fokus belajar siswa MIN 7 Kota Banda Aceh lebih dominan disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik. Seperti anak yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat gaduh di kelas, mengganggu teman- temannya yang sedang belajar, penglihatan serta pikirannya tidak terfokus pada guru melainkan beralih perhatian kepada yang lain misalnya perhatiannya terfokus ke luar ruangan kelas. Upaya yang dilakukan oleh guru MIN 7 Kota Banda Aceh dalam meningkatkan fokus belajar siswanya:

- Kesiapan belajar yang bagus

Kesiapan belajar menjadi dasar sebelum melakukan suatu aktifitas belajar mengajar. Bagi siswa, kondisi fisik maupun psikis yang bagus menjadi keutamaan sebelum mengikuti pembelajaran. Kondisi fisik yang fresh/segar, bebas dari gangguan penyakit, gangguan rasa lapar, merupakan modal utama yang diperukan siswa sebelum belajar. Ditambah Kondisi psikis yang bebas dari gangguan konflik kejiwaan seperti rasa cemas dan tegang.

(4)

1110

Bagi seorang guru persiapan sebelum mengajar perlu diperhatikan secara seksama.

Kesiapan dalam mempersiapkan bahan materi pelajaran, metode mengajar, dan juga alat/media yang menunjang proses pembelajaran

- Menanamkan minat belajar kepada siswa

Minat siswa MIN 7 Kota Banda Aceh untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar. Bila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi siswa tidak berminat dalam belajar, maka guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa merasa selalu butuh dan ingin terus belajar.

- Penggunaan metode mengajar yang menyenangkan

Belajar akan efektif bila proses pembelajaran dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan melalui berbagai variasi metode dan teknik mengajar yang dilakukan guru.

Banyak sekali metode mengajar yang dapat digunakan guru untuk menimbulkan semangat belajar serta menciptakan fokus belajar bagi siswa pada MIN 7 Kota Banda Aceh.

- Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,bersih dan sehat serta pengkondisian kelas

Lingkungan belajar yang kondusif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat yang bersih dan sehat sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Sebuah lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran berlangsung efektif.

Demi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah dilakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, sebagai berikut:

1. Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.

2. Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjaga kebersihan sekolah.

3. Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.

4. Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.

5. Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan sekitar dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan di kelas pada MIN 7 Kota Banda Aceh adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan kolong meja hanya untuk menyimpan buku serta barang lain, bukan sampah.

2. Menyediakan dan menggunakan alat kebersihan seperti sapu, dan alat untuk mengepel lantai. Mengoptimalkan kinerja petugas piket. Mengadakan Jum'at Bersih.

Mengadakan penilaian atau perlombaan kebersihan kelas.

3. Melarang siswa membawa serta memakan makanan/minuman di dalam kelas.

Menyediakan Koperasi dan mengadakan Kantin di sekolah yang tidak menjual makanan kemasan. Memberi denda pada siswa yang membuang sampah sembarangan. Menyediakan tempat pembuangan sampah diluar kelas. Akan lebih baik jika tempat sampah dikelompokkan berdasarkan jenis sampah.

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

1111 Berdasarkan hasil Penelitian pada MIN 7 Kota Banda Aceh, didapati bahwa kondisi kebersihan di ruang kelas MIN 7 Kota Banda Aceh, sudah tergolong bersih, kondisi kebersihan di ruang kelas, cukup bagus karena kebersihannya itu sudah terjaga dan diperhatikan oleh guru dan siswa.

Peran serta siswa dalam menjaga kebersihan ruang kelas agar terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan kelas dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Selain itu, siswa juga bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah/kelas. Hal yang paling pokok untuk peran siswa dalam menjaga kebersihan ruang kuliah adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah/ kelas agar ruang belajar tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.

2. Hubungan Antara Peningkatan Fokus Belajar Siswa Dengan Kebersihan Kelas di MIN 7 Banda Aceh

Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, selain itu fokuspun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa menjadi bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa bisa meningkatkan fokus belajarnya.

Saat ini suasana kelas sebagai ruang belajar siswa pada MIN 7 Kota Banda Aceh sudah sudah dirasakan bersih dan nyaman oleh para siswa yang menimba ilmu pengetahuan pada lembaga pendidikan tersebut.Suasana kelas yang bersih dan nyaman tersebut tentunya juga tidak terlepas dari peran semua pihak baik guru, maupun siswa apalagi petugas kebersihan madrasah. Dengan adanya kerjasama yang baik dan masing- masing memfungsikan perannya masing-masing, khususnya dalam hal menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan maka suasana kelas juga akan terlihat rapi, bersih dan indah. Dalam hal ini, siswa sendiri juga ada jadwal piket harian sebagai petugas kebersihan kelas.

Dalam pengaturan piket tersebut, siswa senantiasa mematuhi dan menjalan tugas piket sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh guru. Dari hasil temuan penelitian dan penelaahan data di lapangan (lokasi penelitian) dapat diketahui bahwa pengaruh kebersihan kelas terhadap fokus belajar siswa, kebanyakan siswa tidak dapat berfokus belajar jika ruangan kelas yang ditempatinya itu kotor. Jika kelas bersih, indah, dan tertata rapi maka kenyamanan dalam proses belajar mengajar akan tercapai, dapat diketahui bahwa sangat erat kaitannya antara kebersihan kelas dengan tingkat konsentrasi belajar, pengaruh kebersihan ruang kuliah terhadap fokus belajar siswa di kelas. Artinya jika kelas dalam keadaan bersih dan nyaman, maka suasana belajar juga akan terasa nyaman, sehingga mampu meningkatkan fokus dalam belajar, demikian juga sebaliknya, didapatkan bahwa kelas-kelas tersebut dalam keadaan bersih dan nyaman. Artinya tidak ada sampah yang berserakan.

(6)

1112

Kendala Peningkatan Fokus Belajar Siswa Dengan Kebersihan Kelas di MIN 7 Banda Aceh

Kendala pengelolaan kelas dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dilihat dari 2 faktor,yaitu faktor guru, faktor peserta didik

Faktor guru

Salah satu yang bisa dikatakan kendala dalam meningkatkan fokus belajar adalah dalam hal bahwa ada sebagian guru yang menyenangkan (bagi siswa) dalam mengajar karenan memiliki gaya dan model yang dekat dengan anak-anak dan menyenangkan bagi anak-anak terhadap guru tersebut. Namun ada juga guru yang masih belum mampu bersikap lebih demokratis dan dekat secara emosional dengan siswa, sehingga sebagian siswa karena ia kurang menyukai karakter dan pola mengajar guru tersebut, sehingga ia menjadi kurang fokus dalam belajar.

Faktor Peserta Didik

Siswa adakalanya tidak ada kaitannya antar kebersihan dengan fokus belajar. Siswa tersebut bisa saja sudah menjadi kepribadiannya malas belajar, atau masih kurangnya dukungan pihak lain, seperti kurangnya kepedulian orang tua dalam lingkungan rumah tangga, sehingga ia juga menjadi kurang fokus dalam belajar”.Banyak faktor dari siswa yang menyebabkan ia kurang fokus dalam belajar sebenarnya mulai dari berbagai factor, baik internal maupun ekstrenal. Jadi kalau kita lihat karena faktor internal, karena kesadarannya dalam belajar itu kurang, tidak peduli, sehingga bawaannya malas, malas belajar, malas mengerjakan PR, dan lain sebagainya. Tetapi kalau faktor ekstrenal itu bisa jadi karena lingkungan, dengan siapa dia berteman, tapi biasanya itu lingkungan masayarakat tempat dia tinggal, atau masuk sekolah karena paksaan orang tua, anak masih manja, sehingga dampaknya dalam belajarnya menjadi kurang fokus.

Secara umum bahwa kendala guru dalam meningkatkan fokus belajar terhadap siswa pada MIN 7 Kota Banda Aceh lebih kepada karena masih ada sebagian siswa yang belum memiliki kesadaran yang baik dalam hal menjaga kebersihan, atau karakternya belum terbangun, sehingga masih ditemukan sebagian siswa yang membuang sampah sembarangan. Misalnya masih ada sebagian siswa yang menyimpan dilaci meja tulis kantong plastik, atau kertas-kertas coretan yang sudah tidak terpakai lagi. Padahal sekolah sidah menyediakan tong sampah di setiap sudut sekolah, atau bahkan masing-masing kelas memiliki tong tempat pembungan sampah.

Dengan demikian, guru masih perlu terus berusaha dengan maksimal dengan pendekatan yang maksimal pula dalam membangun kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan sekolah/kelas, dengan harapan budaya bersih di kalangan siswa MIN 7 Kota Banda Aceh baik ketika berada pada lingkungan sekolah maupun di luar sekolah ia akan senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Solusi selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah dengan sering-sering membuat kegiatan gotong-royong atau bersih-bersih, seperti Jum’at bersih. Ada juga guru ketika melihat sampah sudah berserakan, maka guru akan menyuruh siswa untuk mengutip sampah terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar. Selain itu, pernah juga guru memberikan hukuman terhadap kesalahan yang dibuat oleh siswa, seperti karena tidak mengerjakan PR, atau telat datang kesekolah dan lain sebagainya. Hukuman tersebut, kadang kalannya dengan menyuruh siswa untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan baik di ruang kelas maupun pada lingkungan sekolah secara umum. Dengan begitu, tentunya siswa akan merasa jera dan tidak melakukan lagi kesalahan tersebut. Di sisi lain, dengan model hukuman yang bersifat edukatif tersebut, tentu lingkungan

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2022 eISSN 2657- 0998

1113 kelas/sekolah akan senantiasa dalam keadaan bersih dalam berbagai jenis sampah yang berserakan.

Kesimpulan

Setelah melukan pembahasan terkait hasil penelitian sebagaimana di uraikan pada bab sebelumnya, maka sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, akan diuraikan bebarapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Guru pada MIN 7 Kota Banda Aceh memang sudah sangat berperan dengan maksimal dalam meningkatkan fokus belajar siswa. Guru sudah mampu menyemangati siswa agar lebih siap dalam mengikuti proses belajar, menanamkan minat belajar kepada siswa, penggunaan metode belajar yang menyenangkan, serta dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta pengkondisian kelas.

2. Antara kebersihan dan fokus belajar sangat erat kaitannya. Di mana kelas atau ruang belajar atau bahkan lingkungan sekolah secara umum yang dalam keadaan bersih dan nyaman akan mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa, demikian juga sebaliknya. Kebersihan sangat mempengaruhi fokus belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai, dan ssiwapun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat.

3. Masih ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh guru dalam peningkatan fokus belajar, khususnya dalam kaitannya dengan menjaga kebersihan lingkungan belajar atau kelas. Kendala tersebut baik dari fakto guru maupun faktor siswa, baik internal maupun eksternal. Sehingga dengan kendala tersebut membuat siswa menjadi kurang konsentrasi dalam belajar. Namun demian guru atau pihak sekolah juga menempuh berbagai solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Ahmad Rohani & Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Gafindo Persada, 2007.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010.

Daniel Heryono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Tim Pustaka Pheonix, 2013.

Daniel Heryono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi baru, Jakarta: Tim Pustaka Pheonix,

2013.

Fadilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Hasbullah Thabrani, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Raja Grafindo, 1997.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1993.

Lexy V.M Oleong, Metodologi Penilitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

http://tugasmanfaat.blogspot.com/2015/11/makalah-pengaruh-kebersihan-kelas.html.

(8)

1114

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan..

https://www.scribd.com/doc/289986688/Pengertian-Kebersihan.

Referensi

Dokumen terkait

Adanya pengaruh antara bermain game playstation terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 69 Banda Aceh, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 1666.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui:(1) Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMAN 11 Banda Aceh melalui penerapan model

Kemudian data tersebut dapat diklasifikasikan dan ditentukan bagaimana hubungan status gizi dengan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 5 Banda Aceh menggunakan

Berdasarkan hasil analisis diatas,maka diperoleh nilai korelasi antara bacaan fiksi terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMPN 5 Banda Aceh sebesar 0.408.Berdasarkan

dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Problem Solving Pada Materi Kosep Mol Di Kelas X-2 MAN Rukoh Kota Banda Aceh”.. Rumusan masalah dalam

Gambaran umum pra penelitian adalah dari 60 siswa kelas VII SMPN 6 Banda Aceh terdapat 8 siswa yang keaktifan belajarnya rendah yaitu sebesar 13%, 87% tingkat keaktifan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui:(1) Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMAN 11 Banda Aceh melalui penerapan model

Dokumen ini membahas tentang peran guru dalam upaya mengatasi kesulitan belajar siswa di SDN 4 Banda