• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebidanan - 2019 - Rika Fauziah Anggraeni repo.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kebidanan - 2019 - Rika Fauziah Anggraeni repo.pdf"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan

Trimester pertama seringkali dianggap sebagai masa penyesuaian, penyesuaian ibu hamil untuk hamil. Ibu hamil mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan dan depresi, terutama pada ibu hamil dengan kehamilan yang tidak direncanakan. Namun berbeda dengan ibu hamil yang hamil sesuai rencana, mereka akan merasa bahagia dengan kehamilannya.

Pada trimester kedua, ibu hamil akan mengalami dua tahap, yaitu tahap pra-akselerasi dan pasca-akselerasi. Ibu hamil berhak mengetahui pola seksual karena bisa saja terjadi kontraksi kuat pada ibu hamil yang disebabkan oleh orgasme. Ibu hamil sudah bisa merasakan bayinya bergerak pada minggu ke 16-18 (multigravida, yang pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan minggu ke 18-20 (primigravida, yang baru pertama kali hamil).

Kumalasari dkk (2015) mendefinisikan antenatal care (ANC) sebagai pemeriksaan antenatal untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.

Persalinan

Selaput janin menghasilkan prostaglandin dalam jumlah tinggi pada saat kelahiran, prostaglandin dapat meningkatkan intensitas kontraksi rahim. Proses ini terjadi setelah kala dua yaitu tidak lebih dari 30 menit, kontraksi rahim berhenti sekitar 5-10 menit. Tujuan penatalaksanaan aktif kala III adalah menghasilkan kontraksi uterus yang efektif sehingga memendek.

Jika tanda-tanda vital dan kontraksi rahim masih dalam batas normal dua jam setelah melahirkan, kemungkinan ibu tidak mengalami pendarahan pasca melahirkan. Ajari ibu dan keluarga cara mengetahui kontraksi rahim dan jumlah darah yang keluar serta cara memijat jika rahim melunak. Sedangkan menurut Reeder, dkk dalam Fauziyah (2014), inersia uterus adalah kontraksi uterus yang tidak cukup kuat atau tidak terkoordinasi dengan baik pada kala satu persalinan sehingga menyebabkan terbuka dan pendataran serviks.

Pada kala dua, kombinasi dorongan volunter dengan kontraksi uterus tidak cukup untuk menyebabkan turunnya dan keluarnya janin.

Nifas

Penurunan volume dan peningkatan sel darah merah pada kehamilan disertai dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 setelah melahirkan dan kembali normal pada minggu ke 4-5 setelah melahirkan. Jumlah darah yang keluar pada masa melahirkan kurang lebih 200-500 ml, minggu pertama setelah melahirkan sekitar 500-800 ml, dan sisa masa nifas sekitar 500 ml. Dalam proses pemulihan keadaan fisik dan psikis ibu pada masa nifas, kebutuhan ibu akan istirahat harus dipenuhi.

Senam nifas dapat dilakukan bila ibu bersalin sudah merasa pulih sepenuhnya dan tidak terdapat komplikasi atau komplikasi pada masa nifas. Menurut Saifuddin (2010), setelah melahirkan seorang ibu memasuki masa nifas atau biasa disebut pueperium. Masa nifas sangat diperlukan karena masa nifas merupakan masa kritis yang memungkinkan timbulnya permasalahan-permasalahan yang berakibat fatal karena dapat menyebabkan kematian ibu.

Dampak yang terjadi jika cakupan pelayanan yang diberikan rendah dapat menimbulkan permasalahan pada ibu pasca melahirkan, seperti perdarahan pasca melahirkan, infeksi pada masa nifas dan permasalahan obstetrik lainnya pada masa nifas. Perdarahan postpartum sekunder (Late postpartum hemorrhagi), yaitu perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah kelahiran. Selain kebersihan yang kurang dan perawatan yang tidak tepat pada masa nifas, faktor lain yang menjadi penyebabnya antara lain luka solusio plasenta, robekan pada saluran genital termasuk episiotomi pada perineum atau dinding vagina dan leher rahim.

Pada saat ini dukungan keluarga sangat diperlukan untuk membantu ibu tetap makan dan memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik. Menurut Aprilianti (2016), asuhan kebidanan pada masa nifas adalah pengelolaan pelayanan yang diberikan kepada pasien dimulai sejak bayi lahir sampai keadaan tubuh kembali seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil. Jadi, diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah kelahiran dan 50% kematian pasca melahirkan terjadi dalam 24 jam pertama.

Pelayanan nifas yang bermutu mengacu pada pelayanan yang sesuai dengan standar kebidanan, sehingga permasalahan yang timbul pada masa persalinan dapat diminimalisir atau bahkan tidak ditemui sama sekali. Kebijakan program nasional masa bersalin adalah minimal empat kali kunjungan selama masa bersalin, antara lain untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi, dan mengurangi permasalahan yang timbul pada masa nifas.

Bayi Baru Lahir/Neonatus

Kehilangan panas juga bisa terjadi pada bayi yang dimandikan dengan cepat dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan ditutup. Nafas pertama bayi baru lahir melebarkan paru-paru dan menurunkan resistensi pembuluh darah paru, sehingga darah mengalir, tekanan pada arteri pulmonalis menurun. Kapasitas lambung bayi baru lahir sekitar 15-30 ml dan meningkat pesat selama minggu pertama kehidupannya.

Tubuh bayi baru lahir mempunyai pengaturan suhu tubuh yang tidak efisien dan lemah, sehingga penting untuk menjaga suhu tubuh anak agar tidak turun. Bayi baru lahir tidak akan kedinginan dan dapat meningkatkan produksi panas dengan cara ini. Bayi baru lahir yang kedinginan akan tampak tidak aktif dan akan mempertahankan panas tubuh dengan menggeliat, bernapas cepat, dan menangis.

Suhu yang tidak stabil juga menandakan adanya infeksi, sehingga tindakan apapun harus menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, terutama yang masuk melalui mukosa yang berhubungan dengan saluran pernapasan dan sistem pencernaan. Adanya aktivitas refleks pada bayi baru lahir menunjukkan adanya kerjasama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal.

Refleks ini belum dapat diamati pada bayi yang berusia 1 hari, meskipun refleks ini dapat diamati hingga bayi berusia 3-4 bulan. Perawatan bayi baru lahir segera menurut Kumalasari, dkk (2015) adalah perawatan yang diberikan kepada bayi baru lahir sejak proses persalinan sampai dengan lahirnya bayi tersebut (dalam satu jam pertama kehidupan). Neonatus normal dan cukup bulan harus menerima vitamin K oral 1 mg/hari selama 3 hari.

Tanda-tanda risiko yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir menurut Karwati dalam Buda, dkk (2011) yaitu. Kadar bilirubin bayi akan lebih cepat kembali normal karena ekskresi mekonium lebih cepat, sehingga data mengurangi kejadian penyakit kuning neonatal.

Tabel 2.6  Jadwal Imunisasi
Tabel 2.6 Jadwal Imunisasi

Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif

Menurut JNPK-KR (2013), imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B pada bayi, khususnya penularan dari ibu ke anak. Data diperoleh dengan cara mengamati dan memeriksa ibu bersalin pada saat pemeriksaan, hasil pemeriksaan laboratorium dan bukti-bukti lainnya. Menjelaskan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan pemeriksaan diagnostik lainnya, dirumuskan dalam data fokus penunjang perawatan sebagai langkah Varney A (Assessment.

Kesimpulan diambil berdasarkan interpretasi terhadap data subjektif dan objektif yang dikumpulkan. Menjelaskan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam satu tahap identifikasi II, III dan IV.

PERKEMBANGAN KASUS

Gerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir: >10 kali Tanda bahaya/komplikasi: Tidak ada. Bentuk dukungan keluarga: Pemeriksaan pendamping Adat istiadat yang berkaitan dengan kehamilan: Tidak ada Pengambil keputusan dalam keluarga: Suami Berencana melahirkan - Negara: BPM. Jenis makanan yang dimakan: Nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan Jenis makanan yang tidak disukainya: Tidak ada.

Pembesaran tiroid: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran Vena jugularis: tidak ada pembesaran. Areola : Hiperpigmentasi Keluarnya : Tidak Ada Benjolan : Tidak Ada Retraksi Tanda : Tidak Kebersihan : Bersih Lainnya : Tidak. Bekas luka operasi: Tidak ada Bentuk perut: Oblong Kontraksi: Tidak ada TFU (Mc Donald): 32 cm.

Ekstremitas: Telapak tangan: Tidak pucat Varises: Tidak pucat Refleks patela: Kaki: positif Edema: Tidak ada. Dilatasi : 3 cm Selaput ketuban : Positif Presentasi : Keturunan utama : Hodge I Posisi : Kanan UUK Moulage : Tidak ada. PD : Dinding vagina : tidak ada kelainan Portio : tidak teraba Pembukaan : 10 cm Selaput ketuban : negatif Presentasi : keturunan utama : H III+.

Trimester I : Mual-muntah - Trimester II : Tidak ada keluhan - Trimester III : Sakit pinggang b). Wajah : Simetris, tanpa edema, tanpa sindrom Down c) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning. Beritahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dengan berat badan 3200 gram, berat badan 49 cm, S 36,9oC, mata tidak ikterik, tali pusar tidak ada pendarahan atau bekas. infeksi.

Beritahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dengan BB 3200 gram, TD 49 cm, S 36,8oC, mata tidak ikterik, tali pusat tidak ada pendarahan atau tanda-tanda infeksi. Teorinya mengatakan jika hissisnya tidak baik maka tidak akan terjadi pembukaan dan jika tidak ada pembukaan maka proses persalinan akan memakan waktu yang lama.

PEMBAHASAN

Kehamilan

Menurut Sholichah dkk (2017), ibu hamil sebaiknya dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sesegera mungkin sejak merasa hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal care. Kunjungan prenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester 1 (sebelum usia kehamilan 14 minggu), 1 kali pada trimester 2 (usia kehamilan 14-28 minggu), 2 kali pada trimester 3 (28-28 minggu). usia kehamilan 36 minggu) dan setelah usia kehamilan 36 minggu). S melakukan 11 kali tes kehamilan yaitu 5 kali tes kehamilan pada trimester pertama, 4 kali tes kehamilan pada trimester 2 dan 2x pada trimester 3.

Hal ini sejalan dengan teori bahwa pemeriksaan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan dan Ny. Menggunakan metode pemeriksaan fisik, mengumpulkan riwayat kehamilan sebelumnya, persalinan dan persalinan, memastikan pemberian ASI eksklusif dan melakukan pemeriksaan sesuai standar pelayanan kebidanan.

Persalinan

Kala III berlangsung selama 5 menit pada pukul 21:45 WIB, plasenta lahir spontan, lengkap dan rahim berkontraksi dengan baik.Pada kala empat Ny. S dipantau selama 2 jam, setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua dengan hasil tes TTV normal, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah tengah, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan perdarahan masih dalam jumlah normal +/ - 100cc.

Nifas

Bayi Baru lahir

Inersia Uteri

Penulis dapat merencanakan dan melaksanakan tindakan pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir bagi Ny. Penulis dapat menggambarkan asuhan yang diberikan pada ibu pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Dengan adanya laporan asuhan kebidanan komprehensif ini penulis dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sehingga dapat menjadi bekal dan dapat diterapkan dengan baik ketika lulus program DIII Kebidanan dan juga siap menjadi tenaga profesional. seseorang untuk menjadi bidan.

Diharapkan kepada lembaga pendidikan untuk selalu memperbaharui buku-buku bacaan yang berkaitan dengan kebidanan yang karena tahun terbitnya yang lama sudah tidak dapat dijadikan acuan lagi, sebagai sumber referensi bagi mahasiswa dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dengan memberikan perawatan ibu yang penuh kasih sayang dan menerapkan prosedur teoritis dalam memberikan pelayanan obstetri.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2.6  Jadwal Imunisasi

Referensi

Dokumen terkait

World Health Organizatin WHO menyatakan bahwa pada tahun 2020 Angka Kematian Ibu AKI mencapai 810 wanita meninggal setiap harinya karena komplikasi kehamilan dan persalinan serta sekita