• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan ini ditempuh oleh bank sentral atau Bank Indonesia (BI) melalui beberapa instrumen, diantaranya melalui pengaturan suku bunga fasilitas diskonto pada bank-bank umum

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kebijakan ini ditempuh oleh bank sentral atau Bank Indonesia (BI) melalui beberapa instrumen, diantaranya melalui pengaturan suku bunga fasilitas diskonto pada bank-bank umum"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat

  • Tujuan
  • Manfaat

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana standing loan sebagai instrumen moneter ditinjau dari perspektif ekonomi Islam?”. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan bagi Bank Indonesia (BI) dalam membuat kebijakan moneter dengan mempertimbangkan berbagai aspek.

Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini dikemukakan bahwa tingkat bagi hasil dan BI rate berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan mudharabah BUS dan UUS di Indonesia. Peneliti tesis Nur Lailatul Fatmawati dengan judul “Pengaruh BI Rate dan Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Tingkat Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Mandiri Periode Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2017. 17Analisis Agus Dwi Setiyabudi dari Efek Bagi Hasil dan BI Rate Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah (Studi Kasus Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) Periode UIN Sunan Kalijaga, 2017).

19 Nur Lailatul Fatmawati, Dampak BI Rate dan Tingkat Keberlanjutan Bank terhadap Tingkat Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri UIN Sunan Kalijaga Periode 2017). 20 Firdaus Nurlan, Pengaruh BI Rate Terhadap Perkembangan Pembiayaan Produktif Pada PT Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Makasar, (UIN Alauddin, 2014).

Metedologi Penelitian

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisisa Data

Berdasarkan sumber perolehannya, sumber data dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, serta sumber data tersier. Sumber data primer itu sendiri merupakan sumber data yang dikumpulkan dan diolah langsung oleh individu atau organisasi dari objek tersebut. Sumber data sekunder juga merupakan sumber data yang diperoleh dari sumber kedua.25 Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dan dikumpulkan serta dikelola oleh pihak lain dan biasanya dipublikasikan.26 Sumber data tersier sekarang menjadi data pendukung yang memberikan petunjuk dan penjelasan tentang sumber data primer dan sekunder 27.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa data tertulis yang berisi informasi dan penjelasan serta refleksi atas fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.29 Metode Dokumentasi Teknik pengumpulan data merupakan yang utama. metode dalam penelitian kepustakaan, karena sumber data diperoleh dari perpustakaan, dimana terdapat buku-buku penting untuk penelitian. 29 Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Dilengkapi Contoh Aplikasi: Proposal dan Laporan Penelitian)., h.

LANDASAN TEORI

Pengertian Kebijakan Moneter

Sementara itu, I Wayan Sudirman mendefinisikan kebijakan moneter sebagai kebijakan dengan mengubah jumlah uang beredar atau tingkat bunga uang, yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan investasi dan produksi, yang kemudian akan diikuti dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan interpretasi dari berbagai definisi di atas, dapat dipahami bahwa kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar melalui beberapa instrumen BI. untuk mencapai stabilitas ekonomi.

Tujuan Kebijakan Moneter

Pusat Riset dan Edukasi Bank Indonesia menyatakan bahwa tujuan kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi makro yang tercermin dari stabilitas harga (inflasi yang rendah), perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi) yang membaik, dan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia. /areas 6 Stabilitas ekonomi makro adalah stabilitas ekonomi yang menyeluruh, yang pada gilirannya akan mempengaruhi unit ekonomi terkecil sekalipun (ekonomi mikro). 3 Tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia yang dikutip oleh I Wayan Sudirman menyatakan bahwa tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Hal ini dilakukan dengan mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yang selanjutnya akan mempengaruhi harga barang dan jasa.

Sebaliknya, kebijakan menempatkan uang terlalu sedikit dalam peredaran akan menimbulkan keterpurukan ekonomi.8 Maka jumlah uang yang beredar harus sesuai dengan keberadaannya yang sebenarnya, yaitu harus seimbang dengan jumlah barang yang ada, dengan memperhitungkan Perhatikan fungsi uang sebagai ukuran harga. Berdasarkan pemaparan pendapat yang berbeda mengenai tujuan kebijakan moneter, dapat disimpulkan bahwa tujuan kebijakan moneter adalah untuk mengatur jumlah uang yang beredar agar memiliki stabilitas yang selanjutnya akan mempengaruhi beberapa variabel antara lain ; stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi melalui kemampuan produktif dan kesempatan kerja, serta stabilitas neraca pembayaran baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Terlalu banyak uang yang beredar dapat mengakibatkan kenaikan tingkat bunga yang pada gilirannya menyebabkan penurunan output karena kenaikan tingkat bunga akan mempengaruhi penurunan modal produktif yang mengakibatkan penurunan kesempatan kerja, sejumlah komoditi kecil akan menyebabkan harga komoditas tersebut naik.

Instrumen Kebijakan Moneter

Selain itu, bank sentral juga dapat menentukan GWM yang harus dimiliki oleh bank komersial. Kemudian, seruan moral digunakan sebagai instrumen dengan cara meyakinkan para bankir untuk lebih memperhatikan kepentingan jangka panjang daripada kepentingan jangka pendek. Misalnya, ketika terjadi inflasi, bank sentral dapat menyarankan para bankir untuk mengurangi pinjaman mereka.

Mengenai instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter antara lain; pasar terbuka, fasilitas diskon dan kebijakan cadangan minimum telah dijelaskan sebelumnya. Persyaratan adalah instrumen yang digunakan untuk membatasi penggunaan kredit untuk tujuan pembelian surat berharga yang mengarah pada tujuan spekulatif, dengan menetapkan uang muka minimum (uang muka) untuk transaksi surat berharga.12 Misalnya, persyaratan margin 70% ditentukan saat pembelian surat berharga , maka 70% harus dibayar dan 30% sisanya dapat dipinjam dari bank. Sementara itu, sebuah lembaga riset internasional bernama International Shari'ah Research Academy for Islamic Finance (ISRA) menyatakan hanya ada tiga instrumen dasar kebijakan moneter yaitu;

Giro Wajib Minimum, Tingkat Diskonto dan Operasi Pasar Terbuka 13 Kemudian, dalam literatur BI sendiri mengenai operasi moneter, instrumen moneter dibagi menjadi dua bagian yaitu Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan Standing Facilities. 14 Pusat Penelitian dan Pendidikan Bank Indonesia Bank Indonesia, Pengantar Bank Sentral., h menetapkan rasio minimum antara kas dan giro. Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan meningkatkan rasio GWM dan sebaliknya untuk melakukan ekspansi uang maka bank sentral akan menurunkan rasio GWM 2) Operasi Pasar Terbuka (OPT), adalah kebijakan bank sentral.

Jika bank sentral ingin menambah jumlah uang (supply) yang beredar, maka bank sentral akan membeli surat berharga atau obligasi tersebut. Sebaliknya, jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan menjual surat berharga atau obligasi tersebut.

Penentuan Suku Bunga Kebijakan

Sedangkan suku bunga dan inflasi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan karena suku bunga digunakan oleh bank sentral untuk mengendalikan laju inflasi. Ketika suku bunga rendah, maka akan meningkatkan pinjaman, yang kemudian diikuti oleh jumlah uang beredar. Dalam instrumen kebijakan moneter, fasilitas diskonto didefinisikan sebagai pengaturan moneter melalui penetapan suku bunga kredit.

Jika bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, maka bank sentral akan menaikkan tingkat diskonto yang selanjutnya akan mengurangi likuiditas pinjaman bank komersial kepada bank sentral. Selanjutnya, BI menggunakan kemudahan sebagai kebijakan moneter dengan menetapkan tingkat diskonto. BI menggunakan Standing Facility (Discount Facility) sebagai instrumen pengaturan uang melalui penetapan suku bunga.

Pengaturan tingkat suku bunga melalui fasilitas diskon dirancang untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat oleh bank umum. Mengacu pada penjelasan di atas, diketahui bahwa fasilitas diskonto (Continuing Facilities) memiliki suku bunga yang harus dibayar atas transaksi lending facility atau suku bunga atas transaksi deposit facility. Dalam transaksi dengan fasilitas kredit, peserta diwajibkan membayar bunga kredit yang disebut bunga Repo, karena transaksi dilakukan melalui surat berharga repo.

Namun dalam praktiknya, ada suku bunga dalam fasilitas diskon yang dilarang dalam ekonomi Islam. Membebankan suku bunga dalam fasilitas diskon sama saja dengan mencederai syariat-Nya karena riba diharamkan dalam syariat Islam. Kemudian prinsip Khalifah (Pemerintah), pemerintah menerapkan melalui bank sentral suatu kebijakan dengan menggunakan pengaturan suku bunga yang dalam hal ini tergolong perbuatan riba.

Fasilitas Disconto (Standing Facilities)

  • Pengertian Fasilitas Diskonto
  • Instrumen Fasilitas Diskonto
  • Mekanisme Fasilitas Diskonto

Ekonomi Islam

  • Definisi Ekonomi Islam
  • Sumber Hukum Ekonomi Islam
  • Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
  • Karakteristik Ekonomi islam
  • Bunga Bank Dalam Ekonomi Islam

Berdasarkan penjelasan dari berbagai definisi di atas, dapat dipahami bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu yang dipelajari. Berdasarkan penjelasan legitimasi Al-Quran dan Hadits di atas, dapat disimpulkan dengan jelas bahwa Islam mengatur segala kegiatan dan aktivitas ekonomi manusia yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai sumber hukum ekonomi Islam. Selanjutnya, selain kedua sumber hukum ekonomi Islam di atas, terdapat sumber lain yaitu Ijtihad dan Qiyas.

Lebih lanjut, dinyatakan dalam ekonomi Islam bahwa ketika orang ingin menginvestasikan uangnya, Islam menganjurkan untuk berinvestasi. Berbeda dengan ilmu ekonomi konvensional yang menyatakan bahwa uang dapat menghasilkan uang tanpa investasi dalam kegiatan nyata, yaitu dengan pinjaman wajib selain pokok termasuk dalam ekonomi Islam dalam hukum riba. Oleh karena itu, dalam ekonomi Islam tidak ada suku bunga dalam investasi, melainkan bagi hasil, yaitu bagi hasil dan bagi hasil jika perusahaan mengalami kerugian, karena hasil investasi belum tentu mengalami untung atau rugi.

Tidak hanya itu, riba tidak mencerminkan prinsip keadilan dalam ekonomi Islam, yang mengandung arti bahwa tidak ada kesalahan atau kesalahan. Kemudian dalam ekonomi Islam juga disebutkan bahwa manusia memiliki peran khilafah, yang artinya manusia memiliki peran menegakkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini. Selain itu, perbuatan riba telah dilarang oleh hukum Islam, melakukan perbuatan riba sama saja dengan mencederai prinsip tauhid (Illahiyah) dalam ekonomi Islam.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti terhadap fasilitas diskonto sebagai instrumen moneter ditinjau dari perspektif ekonomi Islam, dapat disimpulkan bahwa instrumen moneter berupa fasilitas diskonto dengan menggunakan suku bunga dalam transaksi kredit (loan facility) tergolong perbuatan riba nasiah. yang bertentangan dengan ekonomi Islam. Sedangkan keuntungan berupa bunga atas investasi simpanan (deposit facility) juga tidak diperbolehkan dalam ekonomi Islam, karena dalam ekonomi Islam tidak ada keuntungan dari bunga karena suku bunga bersifat konkrit dan pasti. Namun dalam ekonomi Islam hanya memberikan bagi hasil dalam bentuk bagi hasil dan bagi hasil dalam investasi.

Ada kemungkinan bank komersial atau bank sentral dapat menggunakan kontrak dalam keuangan Islam untuk melakukan pembiayaan. Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Dilengkapi dengan Contoh Aplikasi: Proposal dan Laporan Penelitian), Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Fasilitas Diskonto (Standing Facilities) Sebagai Instrumen

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dari sini dapat disimpulkan bahwa, kehadiran kebijakan moneter alternatif (mata uang yang kuat dan stabil, serta kebijakan moneter yang tidak memunculkan dilema di