Seperti halnya dengan diterbitkannya kebijakan kenaikan iuran BPJS kesehatan pada Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Berdasarkan permasalahan tersebut mengapa pemerintah menaikkan iuran BPJS Kesehatan pada masa pandemi Covid-19 dan bagaimana pendapat para siyâsah tasyrîʻiyyah terhadap peningkatan iuran BPJS Kesehatan pada masa pandemi Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan pemerintah menaikkan iuran BPJS kesehatan dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang jaminan kesehatan merupakan upaya pemerintah untuk mengantisipasi defisit keuangan yang semakin melebar dan untuk melunasi utang rumah sakit yang menurun.
Judul Disertasi: Kebijakan Pemerintah Meningkatkan Iuran BPJS Kesehatan di Tengah Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Siyâsah Tasyrîʻiyyah.
Vokal pendek berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof
Kata Sandang Alif + Lam
ناْرُق ْلَا
ساَيِقْل ٌَا
ءاَمَّسل ٌَا
شل
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat Ditulis menurut penulisnya
Huruf Kapital
Pengecualian
Nama pengarang yang menggunakan nama Arab tetapi berasal dari negara yang menggunakan huruf Latin, seperti Quraish Shihab, Ahmad Syukri Soleh dan sebagainya. Nama-nama penerbit di Indonesia menggunakan perkataan Arab, seperti Mizan, Hidayah, Taufiq, Al-Maʼarif, dll.
لاٌمسبل
دمحلا
لعٌملاسلاو
ديساحصاوٌهلاٌىلعوٌدمحمٌان
عني
دعبٌامأ
Bapak/Ibu, dosen dan staf Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dengan ikhlas memberikan dan membimbing penulis agar memperoleh ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan sehingga mampu menyelesaikan studinya di Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Segenap staf administrasi dan pegawai Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya Bapak. Didik yang telah membantu menyelesaikan proses administrasi. Kepada kedua orang tuanya, Bapak Akhmad Kheruri dan Ibu Kasrimah, yang telah merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, mendidik dan membimbingnya dengan nilai-nilai agama yang baik serta memberikan dukungan dan motivasi untuk menjalani kehidupan yang baik.
Ucapan terima kasih tiada habisnya atas segala doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis hingga saat ini. Kepada adik penyusun, Amalia Nur Fauziah yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta mendoakan penyusun agar dapat mewujudkan cita-cita yang telah lama diimpikannya. Seluruh keluarga konstituen memberikan motivasi dan dukungan serta selalu mendoakan kelancaran masa studi.
Terima kasih telah menemani saya selama hampir 4 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, inspirasi, bantuan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. Segenap keluarga besar Pusat Kajian dan Konsultasi Hukum (PSKH), Ikatan Mahasiswa Sunan Kalijaga Jogjakarta Banyumas (Imbas Sukijo) serta Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Syariah dan Hukum yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat. pengetahuan dan pengalaman dalam kaitannya untuk mengembangkan diri. Kepada Ustadz Muhammad Nadzif yang telah membimbing Azmi selama belajar Alquran di Madrasah Diniyah Salafi Al-Falah.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu, penulis mengapresiasi segala kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaannya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Menjelaskan pandangan Siyâsah Tasyrîʻiyyah terhadap peningkatan iuran BPJS Kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menyumbangkan pemikiran mengenai kebijakan peningkatan iuran BPJS kesehatan dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan menurut perspektif Siyâsah Tasyrîʻiyyah. Penelitian ini praktis dapat menjadi referensi bagi Pemerintah untuk mengambil langkah selanjutnya dalam arah kebijakan tersebut.
Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan baru agar tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Telaah Pustaka
Pada dasarnya dokumen ini menjelaskan bahwa besaran iuran BPJS kesehatan harus diputuskan secara bijak dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing kelompok masyarakat. 11. Ketiga, majalah Endang Kusuma Astuti yang berjudul “Peran BPJS Kesehatan dalam Mewujudkan Hak Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Negara”. Dokumen ini pada dasarnya menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan mempunyai peran dalam mewujudkan hak atas pelayanan kesehatan bagi warga negara Indonesia.
BPJS Kesehatan menanggung biaya pelayanan kesehatan baik di institusi kesehatan tingkat pertama maupun di institusi medis rujukan lanjutan. 12 Endang Kusuma Astuti, “Peran BPJS Kesehatan Dalam Mewujudkan Hak Pelayanan Kesehatan Bagi Warga Negara Indonesia”, Jurnal Penelitian Hukum Indonesia, Vol. Keempat, karya tulis Monica Pertiwi dan Herbasuki Nurcahyanto yang berjudul “Efektifitas Program BPJS Kesehatan di Kota Malang (Studi Kasus Pasien Pengguna Pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol)” yang pada pokoknya menjelaskan bahwa jaminan kesehatan dalam bentuk Program BPJS Kesehatan adalah bentuk Dalam pelayanan publik, iuran BPJS kesehatan harus memperhatikan aspek keadaan perekonomian masyarakat, sehingga tidak menjadi beban masyarakat.
34;Akuntansi perusahaan; “Kecenderungan Kemanfaatan Masyarakat di Balik Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan di Indonesia” yang pada pokoknya menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah mengenai kenaikan tarif BPJS kesehatan sebanyak dua kali lipat perlu dikaji ulang mengingat dampak sosial yang akan ditimbulkannya terhadap masyarakat. 13 Monica Pertiwi dan Herbasuki Nurcahyanto, “Efektifitas Program BPJS Kesehatan di Kota Semarang (Studi Kasus Pasien Pengguna Pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol)”, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro. 14 Jamaluddin Majid, Reza Eka Saputra, “Akuntansi Sosial; Kecenderungan Kepentingan Masyarakat Menaikkan Tarif BPJS Kesehatan di Indonesia”, Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, Vol.
Selain itu, kepesertaan BPJS Kesehatan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh lapisan masyarakat. Dan kepesertaan BPJS Kesehatan yang diwajibkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 101/PUU-XIV/2016 akan memberikan kesejahteraan sosial bagi masyarakat dan melindungi hak-hak individu sebagai warga negara.15.
Kerangka Teori
Dalam kajian fiqh siyâsah, peraturan perundang-undangan atau kewenangan legislatif disebut juga al-sulthah al-tasyrîʻiyyah, yaitu kekuasaan suatu pemerintahan Islam untuk membuat dan menetapkan undang-undang. Dalam konteks ini, kewenangan legislatif (istilah al-sulthah al-tasyrîʻiyyah) berarti kekuasaan atau kewenangan suatu pemerintahan Islam untuk menetapkan undang-undang yang akan diberlakukan dan dilaksanakan oleh rakyatnya berdasarkan ketentuan yang diturunkan Allah SWT dalam Syariat Islam. Jadi dengan kata lain, dalam al-sulthah al-tasyrîʻiiyah pemerintah menjalankan tugas siyasah syar'iyahnya untuk merumuskan suatu undang-undang yang akan diundangkan dalam masyarakat Islam untuk kemaslahatan umat Islam, sesuai dengan semangat ajaran Islam.
Struktur hukum menyangkut lembaga (lembaga) pelaksana hukum, kewenangan lembaga dan personel (aparat penegak hukum).18 Sedangkan budaya hukum adalah sikap manusia terhadap hukum yang lahir dari suatu sistem kepercayaan, nilai, pemikiran dan tumpukan. 19. Namun yang perlu diperhatikan, kekuasaan legislatif (regulasi) di Indonesia tidak hanya berada di tangan DPR yang mempunyai kekuasaan membuat undang-undang. Sebab, Indonesia tidak secara tegas menerapkan pemisahan kekuasaan atau menurut Sir Lvor Jenings disebut 'Separation of Powers' dalam arti formal, yang juga memberikan kewenangan kepada lembaga eksekutif untuk membuat atau mengeluarkan suatu produk hukum. .21 Secara terpisah, UUD 1945 juga menjelaskan bahwa dalam pembuatan undang-undang antara legislatif dan eksekutif, bekerja sama untuk mendapatkan persetujuan bersama, sebagaimana dalam Pasal 20 ayat (2) yang menyatakan: “Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama”.22 Selain itu, eksekutif juga berhak mengajukan rancangan undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi.
Oleh itu, siyasah tasyriʼiyyah (kebijaksanaan dalam menetapkan undang-undang) dalam konteks kenegaraan Indonesia bukan sahaja merangkumi badan legislatif tetapi juga termasuk badan eksekutif. Berikut adalah prinsip asas Tasyriʼ Islamy yang akan digunakan sebagai pisau analisis dalam penyelidikan ini. Penentuan syariat Islam tetap memperhatikan keadaan atau keadaan masyarakat agar peraturan yang diturunkan tidak menyusahkan manusia.
Artinya hukum Islam bukanlah hukum yang menyulitkan umat manusia, tetapi ketentuan-ketentuan yang terkandung di dalamnya dapat dengan mudah dilaksanakan oleh masyarakat. Padahal, hukum Islam atau syariah ditetapkan oleh Allah SWT hanya untuk kemaslahatan (kebaikan) umat manusia semata.
قحلانيهصافلا ريخ وهو
- Metode Penelitian
- Sistematika Pembahasan
- Saran
- Hadis/Syarah Hadis
- Fikih/Ushul Fiqh
- Peraturan Perundang-Undangan
- Lain-lain
- Internet
Sedangkan pendekatan normatif adalah melihat dan memahami kebijakan pemerintah dalam meningkatkan iuran BPJS kesehatan di tengah pandemi Covid-19 dengan menggunakan prinsip atau kaidah Siyâsah Tasyrîʻiyyah. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur kebijakan peningkatan iuran BPJS kesehatan dalam Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.31. Siyasah: Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam oleh Muhammad Iqbal dan website resmi BPJS Kesehatan yaitu https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Iuran BPJS Kesehatan di Tengah Pandemi Covid-19 dari Sudut Pandang Siyâsah Tasyrîʻiyyah” digunakan dan dikumpulkan sistematika penulisan. Bab ketiga pada bagian ini memuat gambaran umum mengenai BPJS kesehatan, pandemi Covid-19, tanggung jawab pemerintah terhadap hak kesehatan masyarakat, dan kontroversi kebijakan peningkatan BPJS kesehatan dalam Keputusan Presiden No. 64 tentang asuransi kesehatan. . Bab Keempat, Analisis Siyâsah Tasyrîʻiyyah terhadap kebijakan kenaikan iuran BPJS kesehatan yang dikeluarkan pemerintah dalam Keputusan Presiden No. 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan.
Kebijakan peningkatan iuran BPJS kesehatan dalam Keputusan Presiden No. 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan dikritik dan ditolak masyarakat. Namun langkah pemerintah untuk meningkatkan iuran BPJS Kesehatan di tengah pandemi Covid-19 merupakan upaya untuk mengantisipasi defisit keuangan BPJS Kesehatan yang lebih besar. Dimana BPJS Kesehatan menanggung tunggakan rumah sakit tahun anggaran 2019 yang ditagih sebesar Rp 15,5 triliun pada tahun 2020.
Selain itu, jika didasarkan pada prinsip Siyâsah Tasyrî'iyyah, maka kebijakan peningkatan pelayanan BPJS kesehatan dalam Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 tentang Jaminan Kesehatan sebenarnya sudah sesuai dengan prinsip menghilangkan kesulitan dan kesusahan, secara bertahap dengan disahkannya undang-undang tersebut. , dan sejalan dengan kemaslahatan manusia. Padahal kebijakan peningkatan iuran BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 64 Tahun 2020 tentang BPJS Kesehatan mencerminkan keberpihakan dan bertujuan untuk menjaga keberlangsungan BPJS Kesehatan. Majid, Jamaluddin dan Reza Eka Saputra, “Akuntansi Sosial; Tren Kemanfaatan Masyarakat Dibalik Kenaikan Tarif BPJS Kesehatan di Indonesia”, Jurnal Sosial Ekonomi dan Humaniora, Vol.
Pertiwi, Monica dan Herbasuki Nurcahyanto, “Efektifitas Program BPJS Kesehatan di Kota Semarang (Studi Kasus Pasien Pengguna Pelayanan BPJS Kesehatan di Puskesmas Srondol)”, Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro.