• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECERNAAN ENERGI DAN KECERNAAN NUTRIEN TOTAL PADA TERNAK SAPI PERAH YANG DIBERIKAN PAKAN LENGKAP BERBASIS TEBON JAGUNG

N/A
N/A
Van Mandalore Coen

Academic year: 2024

Membagikan "KECERNAAN ENERGI DAN KECERNAAN NUTRIEN TOTAL PADA TERNAK SAPI PERAH YANG DIBERIKAN PAKAN LENGKAP BERBASIS TEBON JAGUNG "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

561

KECERNAAN ENERGI DAN KECERNAAN NUTRIEN TOTAL PADA TERNAK SAPI PERAH YANG DIBERIKAN PAKAN LENGKAP

BERBASIS TEBON JAGUNG

Maria Y. Klau, Abraham F. Pendong*, R. A. V. Tuturoong, Merci. R. Waani

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai kecernaan energi dan kecernaan nutrien total pada ternak sapi perah yang diberikan pakan lengkap berbasis tebon jagung. Ternak yang digunakan 14 ekor sapi perah dengan umur

± 6-8 tahun dengan berat badan 300-400 kg.

Percobaan biologis ini menggunakan analisis statistik Uji T dengan ragam tidak sama (t-test two sample assuming unequel varience). Perlakuan, terdiri dari: Ra (30%

Konsentrat + 70% Tebon jagung), dan Rb (30 % konsentrat + 35 % tebon jagung + 35

% rumput raja). Hasil analisis uji T menunjukkan bahwa konsumsi energi antara perlakuan Ra dan Rb berbeda tidak nyata (P<0,05) sedangkan kecernaan energi dan kecernaan nutrien total perlakuan Rb nyata lebih tinggi (P<0,05) dibanding dengan perlakuan Ra. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian konsentrat 30%, rumput raja 35%, dan tebon jagung 35% memberikan nilai kecernaan energi

Kata kunci: kecernaan energi, sapi perah, tebon jagung, rumput raja

*Korespondensi (corresponding author) Email : dbramp2000@yahoo.com

ABSTRACT

ENERGY DIGESTIBILITY AND TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT IN DAIRY COWS GIVEN COMPLETE FEED BASED ON CORN FORAGE. The purpose of this research was to examine the value of energy digestibility and total nutrient digestibility in dairy cows which are given complete feed based on corn forage. 14 head of cattle with age ± 6-8 years weighing 300-400 kg were used in this study. This biological experiment used a statistical analysis of the T test with unequal variations (t-test two sample assuming unequel variance). The treatments consists of: Ra (30% Concentrate + 70% Corn forage), and Rb (30%

Concentrate + 35% Corn forage + 35% King Grass). The results showed that the energy intake both of treatments(Ra and Rb) were not significantly different (P <0.05) while the energy digestibility and total digestible nutrient of the Rb treatment were significantly higher (P <0.05) than Ra treatment. It can be concluded that feed treatment using of 30% oncentrate, 35%

king grass, and 35% corn forage was obtained the best energy disgestibility and total digestible nutrient values.

Keywords: energy digestibility, dairy cows.

corn forage , king grass.

(2)

562 PENDAHULUAN

Ternak sapi, khususnya sapi perah merupakan salah satu sumber daya penghasil sumber protein berupa susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya bagi kehidupan masyarakat.

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani menyebabkan kebutuhan susu sapi juga ikut meningkat, ini merupakan prospek yang baik bagi para pengusaha peternakan sapi perah. (Harmini et al., 2012) menyatakan bahwa produksi susu peternak Indonesia umumnya kurang dari atau sama dengan 10 liter perekor perhari, sekalipun menggunakan bibit sapi unggul yang sebenarnya mampu berproduksi 15 sampai 20 liter perekor perhari. Apriani (2011) menyatakan bahwa faktor paling berpengaruh terhadap produksi susu pada sapi perah adalah pemberian pakan yaitu berupa pakan hijauan dan konsentrat.

Kecernaan energi erat kaitannya dengan kandungan nutrien-nutrien dalam pakan yaitu karbohidrat, lemak, protein yang merupakan sumber energi bagi ternak.

Tuturoong et al (2013) menyatakan bahwa tinggi rendahnya total nutrien tercerna dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bobot badan dan konsumsi pakan itu sendiri, jika pakan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan energinya maka lemak tubuh akan dirombak menjadi energi.

Rumput raja (Pennicetum purpupoides) merupakan Salah satu hijauan unggul untuk ternak ruminansia. Menurut Rukman, (2005) disitasi oleh Nasriya et al. (2016), produksi rumput raja cukup tinggi dibandingkan dengan rumput lainnya yaitu 200-250 Ton/ha/tahun. Selain rumput raja, tebon jagung juga banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Tebon jagung mengandung banyak karbohidrat terlarut yang akan mendukung perkembangbiakan mikroorganisme penghasil asam laktat dapat berjalan dengan baik, sehingga proses penurunan pH menjadi asam terjadi lebih cepat dan tercapai fase stabil (Rif’an, 2009). Kandungan protein kasar sekitar 12,06%, serat kasar 25,2%, Ca 0,28%, P 0,23%, dan energi metabolisme 2350 kkal/kg (Erna dan Sarjiman, 2007). Energi merupakan hasil metabolisme zat nutrisi organik yang terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein.

Menurut Rokhayati (2010), energi pakan menjadi faktor utama yang membatasi produksi susu. Penurunan produksi susu dapat diduga karena kurang diperhatikannya manajemen pemberian pakan, sehingga berakibat pada rendahnya efisiensi produksi susu yang dihasilkan.

Van Soest (1994 ) menyatakan bahwa konsumsi pakan merupakan sejumlah pakan yang dapat dikonsumsi ternak pada periode waktu tertentu, dan merupakan faktor penting yang akan menentukan aras, fungsi,

(3)

563 dan respon ternak serta penggunaan nutrien yang ada di dalam pakan. Konsumsi pakan seekor sapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks meliputi faktor ternaknya sendiri, pakan yang diberikan dan lingkungan tempat ternak tersebut dipelihara besarnya kecernaan menentukan banyaknya nutrien yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan (Widya et al., 2008).

Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji nilai kecernaan energi dan kecernaan nutrien total pada ternak sapi perah yang diberikan pakan lengkap berbasis tebon jagung.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Provinsi Sulawesi Utara Tampusu Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan 14 ekor sapi FH, berumur 7 – 8 tahun dengan bobot badan antara 300 - 400 kg. Pakan yang digunakan adalah tebon jagung, rumput raja dan konsentrat. Bahan pakan penyusun konsentrat terdiri dari: jagung, dedak halus, tepung kedelai, tepung ikan,

bungkil kelapa, premix (suplemen, vitamin, mineral) dan garam. Penggunaan pakan konsentrat dan pakan hijauan, didasarkan pada kebutuhan ternak sapi perah dengan bobot badan rata-rata 300 kg, dengan kebutuhan bahan kering 7,5 kg jumlah konsentrat dalam pakan komplit, baik pakan RA maupun RB adalah sebesar 30% x 7,5 kg = 2,25 kg, dan bagian 70% lainnya dipenuhi oleh hijauan.

Penelitian percobaan ini menggunakan metode eksperimen yang terdiri dari 2 perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari 7 ulangan (Derrick et al., 2017) Perlakuan yang diterapkan adalah:

Ra 30% Konsentrat+70% Tebon jagung Rb 30% Konsentrat+35% Tebon jagung +35% Rumput Raja

Perlakuan pakan percobaan dapat dilihat pada Tabel 2, sementara kompisisi nutrien setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1. Variabel yang diamati terdiri dari konsumsi energi, kecernaan energi dan kecernaan nutrien total.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu: tahap adaptasi, tahap pra koleksi dan tahap koleksi.

1. Tahap adaptasi

Pada awal penelitian ternak diberikan kesempatan untuk beradaptasi

(4)

564 Tabel 1. Komposisi Nutrien Bahan Pakan Penelitian

Komposisi Nutrien

*)

Konsentrat Tebon Jagung

(TJ)* Rumput Raja (RR)**

%

Bahan Kering 87,93 19,73 20,30

Bahan Organik 78,82 12,06 10,92

Protein 16,65 10,90 9,52

Lemak Kasar 10,75 2,17 3,14

Serat Kasar 11,23 33,21 31,26

NDF 27,23 69,81 73,52

ADF 14,39 40,20 44,49

Ca 0,73 0,39 0,35

P 1,82 0,23 0,28

Abu 9,11 7,67 9,38

BETN 40,48 46,05 44,98

Energi Bruto

(Kkal) 3708,89 3791,00 3375,00

*) Menurut Tulung et al. (2020)

*) Sumber: Lab. Minat Nutrisi dan Makanan Ternak Fak. Peternakan UB (2019)

Tabel 2. Formulasi Pakan Perlakuan dan Komposisi Nutrien Pakan.

Bahan Pakan Perlakuan

Ra Rb

Konsentrat 30 30

Rumput Raja 0 35

Tebon Jagung 70 35

Total 100 100

Komposisi Nutrien (%)

Bahan kering 91,30 91,21

Protein 12,62 12,14

Lemak Kasar 4,74 5,08

Serat Kasar 26,1 25,93

BETN 44,38 44,00

P 0,40 0,41

Energi Bruto (Kkal) 3766,37 3620,77

Keterangan : Dihitung berdasarkan Tabel 1.

(5)

565 dengan pakan perlakuan. Adaptasi pakan dilakukan selama 7 hari. Pakan diberikan secara ad libitum serta air minum disediakan setiap saat, sebelum diberikan ke ternak rumput gajah dan tebon jagung di cacah terlebih dahulu dengan ukuran ± 5 cm kemudian konsumsi ternak dihitung dari kemampuan ternak mengkonsumsi bahan kering.

2. Tahap pra-koleksi

Tiga hari sebelum pengambilan data koleksi, dilakukan pembuatan pemberian pakan sebanyak 80% dari rataan konsumsi pakan. Pembatasan pakan dilakukan agar pakan yang diberikan dapat dikonsumsi secara keseluruhan dan tidak tersisa.

3. Tahap koleksi

Pada tahap ini, pakan tetap diberikan sebanyak 80%. Feses ditimbang setiap defikasi dan diambil sampel 5%

untuk analisis. Pengumpulan feses dilakukan selama 5 hari begitu juga dengan pengambilan sampel pakan. Sampel pakan, dan feses yang sudah dikeringkan digiling dan dikomposit untuk dianalisis kandungan energi dengan metode Bomb calorimeter

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian tentang kecernaan energi dan kecernaan nutrien total pakan lengkap berbasis tebon jagung dan rumput raja pada ternak sapi perah dapat dilihat pada Tabel 3.

Konsumsi Energi

Rerata konsumsi energi sapi perah (Tabel 3) pada perlakuan Ra sebesar 28,3 kkal/kg dan perlakuan Rb sebesar 28,2 kkal/kg. Hasil analisis Uji-T menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi energi. Suryani (2017) melaporkan bahwa pemberian energi ransum dari 2000–2300 kkal ME/kg meningkatkan konsumsi energi. Kamal (1997) menyatakan bahwa banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi besarnya nutrien lain yang dikonsumsi, sehingga semakin banyak pakan yang dikonsumsi akan meningkatkan konsumsi nutrien lain yang ada dalam pakan. Tinggi rendahnya kandungan energi pakan dapat mempengaruhi banyak sedikitnya konsumsi pakan, di samping itu konsumsi pakan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu palatabilitas, faktor toksik yang dapat menghambat proses metabolisme, sifat voluminous (bulky) dari pakan, dan kandungan serat yang tinggi akan menurunkan jumlah konsumsi pakan Kamal (1997). Paramita et al. (2008) menyatakan bahwa konsumsi pakan berkaitan dengan kecernaan nutrient yang dikandung, sedangkan kecernaan dipengaruhi oleh jumlah serta kandungan nutrien yang dikonsumsi oleh ternak.

(6)

566

Tabel 3. Rerata konsumsi energi, kecernaan energi, dan kecernaan nutrien total pada berbasis pakan lengkap berbasis tebon jagung pada ternak sapi perah

Parameter Perlakuan

Ra Rb

Konsumsi Energi (Kkal/kg) 28,3 28,2 Kecernaan Energi (%) 79,27a 83,92b

Kecernaan nutrient total (%) 77,12a 80,52b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)

Kecernaan Energi

Pada Tabel 3 dapat dilihat rataan kecernaan energi untuk Ra sebesar 79,27%

dan Rb 83,92%. Hasil analisis uji-T menunjukkan bahwa kecernaan energi perlakuan Rb nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding dengan perlakuan Ra. Perlakuan Rb lebih tinggi dari Ra kemungkinan karena kandungan yang kecernaan energi seperti tercantum pada Tabel 2. Kandungan energi pada Tabel 2 Ra 3766,37 Kkal lebih tinggi dari energi pada perlakuan Rb 3620,77 Kkal.

Hal ini mungkin disebabkan daya cerna pada ransum pakan perlakuan Rb sehingga kecernan energi meningkat. Yusmadi (2008) menyatakan bahwa kecernaan yang tinggi mencerminkan besarnya sumbangan nutrient tertentu pada ternak, sedangkan pakan yang kecernaannya rendah menunjukkan bahwa pakan tersebut kurang mampu menyuplai nutrien untuk hidup pokok dan tujuan produksi ternak. Kualitas bahan pakan dapat dilihat pada besarnya pengaruh terhadap penampilan ternak melalui konsumsi dan kecernaan bahan

pakan tersebut Mc Donald et al. (1995) menyatakan bahwa kecernaan pakan dipengaruhi oleh komposisi kimia pakan, dan fraksi pakan berserat berpengaruh besar pada kecernaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya efek asosiasi antara nutrien dari pakan komplit yang terdiri dari tebon jagung, rumput raja dan konsentrat. Daya cerna suatu bahan pakan tergantung pada keserasian zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya yang disebut juga dengan efek asosiasi (Tillman et al., 1998).

Menurut Febrina (2012), dedak padi dan pelepah sawit sebagai sumber energi pada ransum perlakuan yang menyebabkan efek asosiasi pakan yang positif karena tersedianya nutrien untuk pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat berkembang dengan baik. Menurut Tuturoong et al. (2014), daya cerna campuran bahan pakan tidak selalu sama dengan rata-rata daya cerna komponen bahan-bahan yang menyusunnya, hal ini disebabkan adanya efek asosiasi pakan.

(7)

567 Hasil penelitian Xue et al. (2011) menyebutkan bahwa konsumsi GE yang tinggi mengikuti level konsentrat yang diberikan dapat berdampak pada energy tercerna yang dihasilkan. Anggiati et al.

(2015), menyatakan bahwa kecernaan energi ransum dengan imbangan hijauan dan konsentrat berbeda yang diberikan pada sapi perah Friesian Holstein berkisar 87,91%- 88,27%.

Kecernaan Nutrien Total

Hasil uji T (Tabel 3) menunjukkan bahwa kecernaan nutrien total perlakuan Rb (80,52%) berbeda nyata (P<0,05) dibanding dengan Ra (77,12%). Kecernaan nutrien total pada perlakuan Rb lebih tinggi dibanding Ra disebabkan kecernaan dari kecernaan nutrien total pada Rb yang diberikan 35% tebon jagung, rumput raja dan konsentrat nyata lebih tinggi dari perlakuan Ra yang diberikan Tebon jagung dan konsentrat dapat menyebabkan peningkatan kecernaan nutrien total Rb karena adanya efek asosiasi positif dari pakan penyusun ransum Rb. Menurut Suardin et al. (2014) bahwa faktor yang mempengaruhi kecernaan ditinjau dari segi pakan kecernaan dipengaruhi oleh perlakuan terhadap pakan (pengolahan, penyimpanan, dan cara pemberian) jenis jumlah dan komposisi pakan yang diberikan pada ternak.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian konsentrat 30%, rumput raja 35%, dan tebon jagung 35% memberikan nilai kecernaan energi dan nutrien total yang lebih baik pada sapi perah.

DAFTAR PUSTAKA

Anggiati, T.G., Sudjatmogo, T.H. Suprayogi 2015. Efisiensi dan persistensi produksi susu pada sapi friesian holstein akibat imbangan hijauan dan konsentrat berbeda. Animal Agriculture Journal 4(2): 234-238.

Apriani, M. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Susu Sapi Pada CV Mulya Khansa Niaga Di Kota Depok Jawa Barat.

Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Derrick, B., B. Russ, D. Toher, dan P.

White. 2017. Test statistics for the comparison of means for two samples that include both paired and independent observations.

Journal of Modern Applied Statistical Methods 16(1): 137- 157.

Erna, W. dan Sarjiman, 2007. Budidaya hijauan pakan bersama tanaman pangan sebagai upaya penyediaan hijauan pakan di lahan sempit.

Jurnal Peternakan dan lingkungan.

Vol 7: 134-141.

Febrina, D. 2012. Kecernaan ransum sapi peranakan ongole berbasis limbah perkebunan kelapa sawit yang

(8)

568 diamoniasi urea. Jurnal Peternakan 9(2): 68 - 74

Harmini, Ratna Winandi Asmarantaka, Dwi Rachmina dan Feryanto. 2012.

Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Perah Rakyat dan Pemasaran Susu di Jawa Timur (Studi Kasus Peternakan Sapi Perah di Kecamatan Pujon, Malang-Jawa Timur). Proseding Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis. Bogor, 27-28 Desember 2012

Kamal, M. 1997. Kontrol Kualitas Pakan.

Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

McDonald, P., R.A. Edwards, J.F.D.

Greenhalagh, & C.A. Morgan.

1995. Animal nutrition Fifth Ed.

John Willey and Sons, Inc, New York.

Nasriya, R.A.V. Tuturoong, Ch. L.

Kaunang, S.S. Malalantang, M.M.

Tindangen. 2016. Pengaruh pemberian rumput raja (pennisetum purpupoides) dan tebon jagung terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada sapi po pedet jantan. Zootec 36(2): 387 – 394

Paramita, W. L., W. E. Susanto, dan A. B.

Yulianto. 2008. Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan lengkap ternak sapi Peranakan Ongole. Media Kedokteran Hewan 24: 59-62.

Rif’an, M. 2009. Pengaruh Lama Fermentasi Pakan Komplit dan Silase Tebon Jagung Terhadap Perubahan pH dan Kandungan Nutrien. Skripsi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.

Malang.

Rokhayati, U. A. 2010. Pengaruh suplementasi energi dan undegrated protein terhadap produksi susu sapi perah friesian holstein. Jurnal Inovasi 7(2): 33- 43.

Suardin, S., N. Sandiah, R. Aka. 2014.

Kecernaan bahan kering dan bahan organik campuran rumput mulato (Brachiria Hybrid.Cv Mulato) dengan jenis legum berbeda menggunakan cairan rumen sapi.

Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis 1(1): 16-22.

Suryani, N.N., I.W. Suarna, N.P. Sarini, G.

Mahardika, M. Duarsa. 2017.

Pemberian ransum berenergi tinggi memperbaiki performans induk dan menambah bobot lahir pedet sapi bali. Jurnal Veteriner 18(1): 154- 159

Tillman, A. D., H. Hartadi, S.

Reksohadiprodjo, S.

Prawirokusumo, dan S.

Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada Univesity Press, Yogyakarta.

Tulung, Y.L.R., A.F. Pendong, B. Tulung.

2020. Evaluasi nilai biologis pakan lengkap berbasis tebon jagung dan rumput campuran terhadap kinerja produksi sapi peranakan ongole (PO). Zootec 40(1): 363 – 379 Tuturoong, R. A. V., Soebarinoto, Hartuti,

dan Ch. L. Kaunang. 2014. Evaluasi Nilai Nutrisi dan Rumput Benggala Teramoniasi dan Ampas Sagu Terfermentasi Dalam Pakan Komplit Terhadap Penampilan Kambing Kacang. Disertasi. Universitas Brawijaya Malang.

Tuturoong, R.A.V., Hartutik, Soebarinoto, Ch. Kaunang. 2013. Nutrition

(9)

569 evaluation in vitro. of ammoniated benggala grass and fermented sago waste. Journal. Scintific Paper D.

Van Soest, P. J. 1994. Nutritional Ecology of The Ruminant. 2nd ed.

Comstock Publishing Associates A Division of Cornell Uniersity Press. Ithaca and London.

Weis (2004) Nilai kecernaan energi dari Diet dengan Suplemen Lemak Berbeda Ketika Diberi Susu Sapi Laktasi J. Dairy Sci. 87:1446–

1454

Widya, P.L., W.E. Susanto, A.B. Yulianto.

2008. Konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik dalam haylase pakan lengkap ternak sapi Peranakan Ongole.

Jurnal Media Kedokteran Hewan 24(1): 59 – 62.

Xue, B., T. Yan, C. F. Ferris, dan C. S.

Maynet. 2011. Milk production and energy efficiency of holstein and jersey-holstein crossbred dairy cows offered diets containing grass silage. Dairy Sci. J. 94 (3) : 1455 – 1464.

Yusmadi. 2008. Kajian Mutu Dan Palatabilitas Silase Dan Hay Ransum Komplit Berbasis Sampah. Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait