PERSPEKTIF MUFASSIR KONTEMPORER TERHADAP KEKERASAN HAMMEN DI INDONESIA (STUDI ANALITIS INTERPRETASI Q.S AN-NISA AYAT 34). Amal Fadilatul Ilmi, 2021: Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Mufassir Kontemporer di Indonesia (Studi Analisis Tafsir Q.S An-Nisa ayat 34). Tesis ini membahas tentang kekerasan dalam rumah tangga dengan menganalisis tafsir Q.S An-Nisa ayat 34 disertai tafsir mufassir modern di Indonesia dan melihat bagaimana mereka membahas nusyuz dan solusinya.
Fokus permasalahan yang dikaji dalam disertasi ini adalah: 1) bagaimana tafsir para mufasir kontemporer di Indonesia mengenai kekerasan dalam rumah tangga pada Q.S An-Nisa ayat 34? Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui penafsiran para mufasir masa kini di Indonesia mengenai kekerasan dalam rumah tangga pada Q.S An-Nisa ayat 34. 2) untuk mengetahui implikasi penafsiran tersebut terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia. 14Muhamad Khoiri Ridlwan, “Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Analisis Ketentuan UU PKDRT, Al-Quran dan Hadits Tentang Nushuz” (Skripsi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Mengingat pembahasan mengenai kekerasan dalam rumah tangga merupakan topik yang sangat luas, maka untuk membatasi penelitian agar tidak terlalu luas, maka penulis hanya akan fokus membahas mengenai kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan perspektif interpretatif para komentator kontemporer di Indonesia, dengan menganalisis penafsirannya. kekerasan dalam rumah tangga. Q.S An-Nisa ayat 34. Bagaimana tafsir Mufassir masa kini di Indonesia mengenai kekerasan dalam rumah tangga pada Q.S An-Nisa ayat 34. Dapat menambah wawasan masyarakat Indonesia khususnya bagi keluarga muslim dan pembaca mengenai Tafsir, terkait dengan pandangan-pandangan Mufassir masa kini. mengenai kasus kekerasan dalam rumah tangga dengan menganalisis Q.S An-Nisa ayat 34.
Mendeskripsikan hasil pemikiran mufassir dengan menganalisa ayat ke 34 Q.S. An-Nisa terkait kekerasan dalam rumah tangga untuk mendapatkan kesimpulan mengenai rumusan masalah.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Fokus Kajian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Istilah
Metode Penelitian
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Kajian Teori
PEMBAHASAN
Profil Mufassir Kontemporer di Indonesia
40 M. Quraish Shibah, mengasaskan Al-Quran; fungsi dan peranan wahyu dalam kehidupan bermasyarakat (Bandung: Mizan, 1994). 7. Saudari Zuhdi dari Bisri Mustofa menyuruhnya belajar mengaji al-Quran di KH. Ayat ini diturunkan sebagai bentuk peringatan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, baginda dilarang mengambil keputusan tentang sesuatu perkara sebelum ayat al-Quran diturunkan.
Quraish Shihab sendiri mengatakan, meski surat-surat tersebut tidak mengandung makna penganiayaan, namun bunyi teks Alquran di atas memberikan kesan bahwa inilah langkah-langkah yang perlu dilakukan. Sebagaimana dikatakan dalam Q.S An-nisa ayat 34 yaitu: “Maka wanita yang baik adalah wanita yang taat”. Kata Qawwamuun dalam Q.S An-nisa ayat 34 karya Mahmud Yunus diartikan sebagai tulang punggung.
Kemudian apabila suami telah melakukan yang terbaik, tetapi isterinya masih begitu, maka penjelasan yang lain adalah seperti yang disebut dalam al-Quran. Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Quran Karim mengkategorikan wanita itu telah melakukan Nusyuz apabila wanita itu melakukan kemaksiatan, (dalam kamus KBBI definisi derhaka ialah ingkar kepada perintah, penentangan, derhaka dan derhaka)62 kemudian yang satu lagi adalah pembangkang ( tidak sanggup menurut, menentang dan menentang) Persoalan seterusnya adalah daripada tafsiran ahli tafsir kontemporari yang telah dibincangkan di atas iaitu bagaimana nusyuz isteri yang apabila suami memukulnya tetapi juga. Namun, kewujudan ayat 34 Q.S An-Nisa menimbulkan kontroversi dalam syariat Islam, seolah-olah ayat tersebut menghalalkan keganasan rumah tangga seperti dalam kes Nusyuz dan menjadikan masyarakat Islam keliru dengannya, kerana di sisi lain ada hukumnya. di negara yang menghukum pelaku jenayah keganasan rumah tangga
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik (yaitu perbuatan yang mengakibatkan sakit, sakit, atau luka berat) di dalam keluarga sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf a “setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam keluarganya, dari: a. Kita tahu, yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tidak hanya kekerasan fisik saja, tetapi juga mencakup kekerasan psikis, seksual, bahkan penelantaran dalam keluarga, Siapapun yang melakukan kekerasan psikis dalam keluarga akan dipidana dengan pidana penjara. pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.
Aparat pemerintah diharapkan mampu menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga dan menyederhanakan mekanisme pelaporan. KDRT (Analisis Ketentuan UU PKDRT, Al-Quran dan Hadits Tentang Nushuz." Disertasi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap Perempuan: Perspektif Pekerjaan Sosial" Jurnal KOMUNITAS Pengembangan Masyarakat Islam Vol. .
Penafsiran Para Mufassir Kontemporer di Indonesia tentang Kekerasan
Implikasi Penafsiran tersebut terhadap persoalan Kekerasan dalam rumah
PENUTUP
Kesimpulan
Namun syaratnya adalah anda harus menempuh cara-cara sebelumnya yaitu nasehat dan perpisahan dari ranjang atau cara apapun yang dapat membuat istri jera dan mungkin pemukulan ini akan menjadi tahap terakhir setelah yang sebelumnya dilakukan namun tidak akan membuat istri menyadari kesalahannya. Memukul juga sepertinya tidak diperlihatkan sebagai upaya untuk menyakiti namun sebagai pelajaran dan batasan memukul juga harus seperti yang disebutkan dalam beberapa hadits Nabi SAW dan beberapa sabda para ulama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mufassir masa kini di Indonesia seperti Quraish Shihab, Buya Hamka, Musthofa Bisri dan Mahmud Yunus secara umum mempunyai pemahaman yang hampir sama dalam penafsiran Q.S An-Nisa ayat 34 tentang masalah penyelesaian Nusyuz istri, yaitu bahwa mereka berdua percaya, bahwa pemukulan dijadikan sebagai upaya terakhir jika dinilai sudah tidak ada lagi solusinya. Pemukulan Nusyuz terhadap istrinya juga harus dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebelumnya seperti memberi nasehat dan berpisah dengan istrinya di ranjang.
Penyelesaian nusyuz menurut mufassir masa kini di Indonesia sebagaimana disebutkan di atas menunjukkan bahwa pemukulan merupakan cara atau upaya terakhir untuk menyelesaikan nusyuz dan pemukulan bukan dimaksudkan untuk menimbulkan kerugian melainkan sebagai upaya untuk memberikan petunjuk. Penting untuk diketahui bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil 'Alamin, oleh karena itu tidak etis jika kita langsung berasumsi bahwa Q.S An-Nisa ayat 34 sah secara internal.
Saran
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia: 2019. Perempuan dalam penumpasan pandemi : Puncak dalam kekerasan seksual, kekerasan dunia maya, pernikahan anak dan keterbatasan dalam menghadapi pandemi Covid-19 CATAHU 2021: Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan 2020.