• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekhasan lain yang dimiliki oleh gaya public speaking di pondok pesantren ini adalah penyampaiannya yang dibalut dengan humor-humor ala pesantren dan sangat mudah diterima oleh komunikan (audiens)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kekhasan lain yang dimiliki oleh gaya public speaking di pondok pesantren ini adalah penyampaiannya yang dibalut dengan humor-humor ala pesantren dan sangat mudah diterima oleh komunikan (audiens)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Konteks Penelitian

Salah satu mata kuliah wajib yang ada di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ushuluddin & Dakwah IAIN Madura adalah mata kuliah public speaking. Setidaknya, ada dua tujuan yang ingin dicapai pada mata kuliah ini, yakni: pertama, secara akademik-filosofis memberikan mahasiswa konsep-konsep dan teori tentang public speaking.

Kedua, secara praktis-aksiologis membekali mahasiswa tentang teknik-teknik berbicara di depan publik agar mereka mampu mengkomunikasikan ide-ide dalam menyampaikan ajaran Islam secara lisan kepada masyarakat dengan efektif.

Secara visi prodi KPI IAIN Madura adalah “unggul dan kompeten dalam menyiapkan ahli dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam yang profesional dan berakhlak al-karimah”. Untuk menunjang visi tersebut, maka prodi KPI mempunyai misi, yaitu: (1) menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan tenaga profesional bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam yang berakhlak al-karimah; (2) mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam, sebagai juru jurnalis maupun dakwah untuk penyebarluasan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan; (3) mengembangkan serta menerapkan ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam berbasis riset untuk

(2)

kepentingan dakwah melalui khithabah, kitabah, dan i’lam, melalui media cetak, elektronik dan media online; (4) melakukan penelitian, pengabdian dan pemberdayaan masyarakat sebagai media dakwah berdasarka nilai-nilai kearifan lokal; (5) membangun jaringan (network) kerjasama dengan lembaga dalam skala regional, nasional dan internasional dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam.1

Public speaking merupakan pembicaraan yang memiliki alur pidato yang jelas dan memiliki tujuan agar materi pembicaraannya didengarkan dan diikuti oleh para pendengarnya.2 Sederhananya, public speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara di depan umum dengan benar, sehingga pesan dapat dengan jelas tersampaikan dan tujuan bicara langsung didapatkan.3

Public speaking menjadi salah satu pelajaran penting di sebuah pondok pesantren (Ponpes) yang dalam hal ini, peneliti ingin melakukan riset penelitian di Ponpes “Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar” yang berlokasi di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan. Hal itu diambil berdasarkan hasil pra observasi kualitatif tentang pembinaan public speaking yang sangat menarik dan unik melalui kegiatan “Muḥāḍarah” sebagai sarana praktik melatih kemahiran berbicara di depan publik. Kekhasan lain yang dimiliki oleh gaya public speaking di pondok pesantren ini adalah penyampaiannya yang dibalut dengan humor-humor ala pesantren dan sangat mudah diterima oleh komunikan (audiens).

1 Prodi KPI IAIN Madura, “Visi, Misi, dan Tujuan Prodi KPI IAIN Madura”, diakses dari website https://kpi.iainmadura.ac.id/site/data/1.1 (tertanggal 11 Februari 2022)

2 Navita Kristi Astuti, Jurus Kilat Jago Public Speaking (Jakarta: Laskar Aksara, 2011), 8-9

3 Hilbram Dunar, My Public Speaking (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), 5

(3)

Ponpes yang diasuh KH. Musleh Adnan ini, ternyata program kegiatannya tidak hanya fokus dalam membina santri dalam pengembangan kajian kitab kuning saja, tetapi juga mengasah/melatih keterampilan santrinya untuk mendalami dan mengembangkan praktik public speaking dan siap untuk terjun ke masyarakat kelak, karena diakui atau tidak rasa takut, grogi atau demam panggung dirasakan oleh sebagian santri untuk berbicara/berpidato di depan publik. Bahkan bagi sebagian orang, berkomunikasi di hadapan umum (public speaking) sedini mungkin bisa dihindari jika bukan karena keharusan untuk melakukannya.

Terdapat banyak faktor kondisi itu dihindari oleh sebagian orang, misalnya faktor yang paling berpengaruh adalah soal confident (rasa percaya diri). Lebih spesifik lagi, ketidak percayaan diri ini disebabkan oleh faktor minimnya pengalaman dan keterbatasan wawasan pada topik pembicaraan.

Dua alasan ini saling terkoneksi satu sama lain. Artinya, ketidak percayaan diri berbicara di depan umum ditambah minimnya wawasan pada topik pembicaraan dengan sendirinya akan membuat seseorang menjadi gugup jika harus berbicara di hadapan banyak orang, sehingga keduanya berperan penting dalam memberikan ghirah (semangat) seseorang bereaksi secara tepat terhadap tantangan dan kesempatan yang datang pada dirinya.

Dalam konteks ini, menarik apa yang disampaikan oleh Fitriana Utami Dewi bahwa berbicara di hadapan umum (public speaking) dibutuhkan persiapan khusus, terlebih public speaking merupakan suatu ilmu yang dapat dipelajari. Untuk bisa menjadi pembicara yang profesinonal, tidak hanya soal

(4)

penampilan yang menarik dan elegan yang harus dipersiapkan, melainkan poin pentingnya adalah harus mempunyai rasa percaya diri dan materi pembicaraan yang dapat menarik perhatian publik.4

Dengan demikian, public speaking bukan pekerjaan yang mudah, terutama dalam menyampaikan pesan dakwah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu program pelatihan/bimbingan yang sistemik dan terorganisir untuk menyiapkan generasi yang terampil dalam berkomunikasi di hadapan publik, karena kurangnya pelatihan, bimbingan dan pengalaman akan mengikis rasa percaya diri, seperti halnya kegiatan Muḥāḍarah di Ponpes “Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar” Plakpak Pegantenan Pamekasan yang seakan memberikan wahana terbaik yang direkomendasikan guna mendampingi generasi santri belajar public speaking untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.

Saat ini, meskipun aktivitas dakwah Islam sudah banyak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, namun aktivitas dakwah melalui media mimbar (dakwah bi al-Lisān), baik ceramah, khaṭbah maupun diskusi yang dianggap sebagai aktivitas dakwah yang paling “konvensional”, ternyata masih banyak dilakukan. Hal ini tidak lain karena dakwah secara langsung melalui “bicara” dianggap lebih dekat dan lebih personal. Dengan bicara, manusia mengungkapkan dirinya, mengatur lingkungannya dan menciptakan budaya insani.

Bertolak dari kebutuhan tersebut, penulis terdorong untuk melakukan

4 Fitriana Utami Dewi, Public Speaking Kunci Sukses Bicara di depan Publik (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2014), 9-10.

(5)

penelitian guna menelusuri lebih jauh bagaimana pembinaan public speaking santri di pondok pesantren melalui kegiatan Muḥāḍarah yang salah satu orientasi kajiannya untuk mengungkap public speaking tidak hanya dari sisi konsep-teoritik, namun juga bagaimana aplikasi dan penerapannya dalam dakwah Islam. Sebagai lokus penelitian, peneliti memilih pondok pesantren

“Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar” yang berlokasi di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.

Setidaknya, ada tiga alasan akademik pemilihan lokasi pondok pesantren ini serta memilih tema kajian public speaking santri melalui kegiatan Muḥāḍarah, yaitu: pertama, pengasuh dari pondok pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar adalah KH. Musleh Adnan, seorang muballig (penceramah) yang sering melakukan ceramah agama di berbagai daerah di Indonesia. Pengajian ini dilakukan secara daring maupun luring, khususnya dalam wilayah pulau Madura (Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep). Artinya, di pondok pesantren ini melalui pengasuhnya, santri binaannya diberikan contoh dan model penerapan public speaking dalam konteks dakwah Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Kedua, public speaking santri di pondok pesantren ini diintegrasikan dalam kegiatan Muḥāḍarah, dimana pengasuh sendiri (KH. Musleh Adnan) sesekali atau Pengurus pondok (Ustadz) yang secara konsisten memberikan komentar dan saran terkait dengan ceramah yang dilakukan oleh santri. Saran dan komentar adakalanya terkait materi dakwah/pidato yang disampaikan, juga terkait tehnik penyampaiannnya. Sebagai pondok pesantren, Kiai dan Ustadz

(6)

sudah selayaknya mengarahkan santrinya terutama pada pengutipan dalil yang benar, baik dari al-Qur’an maupun hadīṡ.

Ketiga, bagi seorang santri memiiki kemampuan public speaking yang baik adalah suatu keharusan, karena ketika nanti lulus dan keluar dari pesantren dan menjadi alumni, ia akan hidup di tengah-tengah masyarakat, yang kerapkali alumni pesantren dipercaya menjadi MC (pembawa acara), khatib sholat Jum’at, ceramah dan bentuk kegiatan agama-sosial lainnya.

Berdasarkan uraian dan alasan akademik tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara ilmiah dengan judul “Kegiatan Public Speaking Santri Melalui Muḥāḍarah di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian tersebut di atas, maka ada beberapa permasalahan akademik yang menjadi fokus penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Muḥāḍarah dalam mengembangkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan?

2. Apa saja faktor kendala dan pendukung kegiatan public speaking santri melalui Muḥāḍarah di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini mempunyai sinergi dengan pokok persoalan yang

(7)

menjadi fokus penelitian, yaitu:

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis pelaksanaan Muḥāḍarah dalam mengembangkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak- Pegantenan Pamekasan.

2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis faktor kendala dan pendukung kegiatan public speaking santri melalui Muḥāḍarah di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan.

D. Kegunaan Penelitian

Secara teoretis maupun praktis, penelitian ini diharapkan mempunyai nilai kegunaan sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat melengkapi sekaligus menguji teori-teori tentang public speaking, khususnya dalam konteks dakwah Islam yang pada gilirannya dapat memperluas dan memperkaya penelitian public speaking dan dakwah Islam.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat: (1) Bagi para pendidik dan akademisi, baik guru maupun dosen, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran public speaking bagi peserta didik maupun mahasiswa pada fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Madura. (2) Bagi para muballigh atau penceramah, penelitian ini nantinya

(8)

diharapkan dapat menjadi referensi dan pegangan dalam melakukan dakwah Islam yang lebih baik lagi. (3) Bagi para pengasuh dan pengajar pondok pesantren, penelitian ini nantinya diharapkan menjadi bahan refleksi dan referensi untuk mengambil langkah demi peningkatan kualitas pembelajaran public speaking di lembaganya masing-masing. (4) Bagi peneliti berikutnya, menjadi pertimbangan penelitian lebih lanjut, baik oleh peneliti sendiri maupun peneliti lain, sehingga penelitian dapat dilakukan secara berkesinambungan melalui pendekatan yang berbeda sehingga memperoleh hasil yang lebih sempurna serta berperan penting dalam pengembangan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam di Indonesia.

E. Definisi Istilah

Untuk memberikan pemahaman yang seragam, maka peneliti merasa perlu memberikan batasan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan adalah aktifitas, usaha, atau pekerjaan yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh perorangan atau lembaga yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus demi mencapai tujuan tertentu secara optimal.

2. Public Speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara di depan khalayak ramai secara sistematis, terarah efesien dan efektif, sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan memberikan kesan yang baik bagi para pendengarnya.

(9)

3. Muḥāḍarah adalah kegiatan ekstrakulikuler yang ada di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan sebagai wadah mengembangkan potensi santri dari sisi kemampuan berbicara di depan publik.

4. Santri adalah peserta didik yang tinggal dan terikat dengan pengaturan serta kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan di bawah binaan KH. Muleh Adnan sebagai Pengasuh.

F. Kajian Terdahulu

Kajian terdahulu dalam istilah asing disebut prior research on topic yang orientasinya adalah mengkaji hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, baik berupa skripsi, tesis, disertasi, ataupun jurnal yang objek kajiannya mempunyai relevansi dengan persoalan akademik penelitian yang sedang dilakukan, yaitu penelitian yang berkaitan dengan kegiatan public speaking melalui Muḥāḍarah. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menghindari plagiasi hasil karya ilmiah dengan mencoba menyandingkan sisi persamaan dan perbedaannya sebagai bentuk orisinalitas penelitian. Penelitian terdahulu yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Zaharia pada tahun 2020 dengan judul

“Pelaksanaan Kegiatan Muḥāḍarah Sebagai Upaya Meningkatkan Percaya Diri Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu”.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan muḥāḍarah dan upaya meningkatkan percaya diri santri dalam pelaksanaan

(10)

kegiatan muḥāḍarah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan muḥāḍarah di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu dilaksanakan setiap seminggu sekali pada hari Kamis (malam Jum’at) setelah shalat Isya’. Kegiatan muḥāḍarah ini wajib diikuti, baik dari kelas VII, VIII, dan IX MTs. dan X, XI, dan XII MA. Kegiatan muḥāḍarah ini sangat penting bagi seluruh santri. Tujuan dari kegiatan muḥāḍarah ini untuk melatih keberanian dan rasa percaya diri santri untuk berani tampil berbicara di depan banyak orang. Dalam kegiatan muḥāḍarah tersebut, santri diberi tugas seperti: Master of Ceremony (MC) dan Penceramah/Pidato dengan menggunakan 3 (tiga) bahasa yaitu, bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris; ada juga yang bertugas menjadi tilawah dan sari tilawah; ada juga yang menjadi dirigen serta ada juga yang bertugas bagian hiburan (membaca pantun, puisi dan nyanyi atau hiburan lainnya).

Sebelum tampil santri diberi waktu satu minggu untuk membuat teks MC, pidato, menghafal teks dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat tampil dalam kegiatan muḥāḍarah. Setelah di akhir kegiatan pembimbing/pengurus menyampaikan arahan atau evaluasi dari kegiatan tersebut pada masing-masing yang bertugas.5

2. Penelitian yang dilakukan oleh Anisa Putri pada tahun 2020 dengan judul

5 Aulia Zaharia, “Pelaksanaan Kegiatan Muhadharah Sebagai Upaya Meningkatkan Percaya Diri Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu” (Skripsi: Fakultas Trabiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2020)

(11)

“Ekstrakurikuler Muḥāḍarah Santri dan Kemampuan Public Speaking (Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang)”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakulikuler muḥāḍarah untuk mengembangkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan muḥāḍarah termasuk ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh santri, pelaksanaannya dilakukan seminggu sekali pada malam minggu, pelaksanaan ekstrakurikuler ini dapat dikatakan berhasil karena dilihat dari public speaking santri setelah lulus dari pesantren cukup baik, bisa dibuktikan dari alumni santri Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang banyak yang menjadi pendakwah di kalangan masyarakat luas dan aktivis di perguruan tinggi negeri atau swasta, walaupun ada juga sebagian kecil alumni santri Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang yang mencapai target.6 3. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Khoirum pada tahun 2019 dengan judul

“Muḥāḍarah sebagai Training Public Speaking di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu”. Fokus masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah proses dan manfaat muḥāḍarah di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu dengan batasan masalah pada petugas penyampai pidato. Metode

6 Anisa Putri, “Ekstrakurikuler Muhadharah Santri dan Kemampuan Public Speaking (Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang)”, (Skripsi: Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2020)

(12)

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan muḥāḍarah di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu dilaksanakan setiap malam Jum’at (setelah shalat Isya’) dengan tujuan meningkatkan kemampuan public speaking santri. Pelaksanaan kegiatannya, dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: muḥāḍarah akbar, ‘Ām, dan kelompok. Adapun rangkaian petugas, yaitu: MC (Master Of Ceremony), pembacaan ayat suci dan sari tilawah, sholawat, Mars Pondok Pesantren Pancasila, ceramah agama, sarhil, do’a, hadrah/ rabana dan penutup. Proses pelaksanaan kegiatan muḥāḍarah di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu terbagi menjadi tiga tahapan, yakni persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan.

Sedangkan manfaat dari kegiatan muḥāḍarah dapat dilihat dari pemantapan aspek psikologis, peningkatan aspek pengetahuan dan keterampilan santri.7 4. Penelitian yang dilakukan oleh Iik Hidayati pada tahun 2006 dengan judul

“Tanggapan Santri Terhadap Muḥāḍarah sebagai Metode Pelatihan Dakwah bagi Kader Da’i di Pondok Pesantren At-Taslim Demak”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tanggapan santri terhadap kegiatan muḥāḍarah yang dijadikan sebagai wadah untuk mengembangkan metode dakwah bagi kader da’i di Pondok Pesantren At-Taslim Demak. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi dengan menjadikan persepsi/tanggapan santri sebagai

7 Umi Khoirum, “Muḥāḍarah sebagai Training Public Speaking di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu”, (Skripsi: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Bengkulu, 2019)

(13)

sumber utama. Teknik analisis data dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan dari sisi pelaksanaan kegiatan muḥāḍarah mengungkapkan bahwa kepiawaian seorang da’i dalam menyampaikan materi dakwah tidak terletak pada bakat pribadi da’i tersebut, namun merupakan hasil dari proses panjang yang diperoleh dari pelatihan yang diikuti secara rutin, tertata, dan terbimbing melalui kegiatan muḥāḍarah.8

Untuk mengetahui lebih jelas bahwa penelitian yang akan dibahas oleh peneliti mempunyai perbedaan dengan peneliti sebelumnya, maka peneliti merasa perlu menjelaskan sisi persamaan dan perbedaan secara rinci dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 1. 1 Kajian Terdahulu

NO.

NAMA PENELITI, JUDUL & TAHUN

PENELITIAN

PERSAMAAN PERBEDAAN

1. Penelitian yang dilakukan oleh Aulia Zaharia pada tahun 2020 dengan judul

“Pelaksanaan

Kegiatan Muḥāḍarah Sebagai Upaya Meningkatkan

Percaya Diri Santri di Pondok Pesantren Al- Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu”.

(Skripsi: Fakultas Trabiyah dan Tadris IAIN Bengkulu, 2020)

 Pendekatan penelitiannya menggunakan kualitatif (qualitative approach)

 Jenis

penelitiannya lapangan (field research)

 Objek

penelitiannya tentang kegiatan Muḥāḍarah di pondok pesantren

 Lokus (lokasi)

penelitiannya berbeda

 Penelitiaan yang akan peneliti lakukan adalah lebih menekankan kepada pembinaan public speaking santri melalui kegiatan muḥāḍarah dalam konteks dakwah Islam, baik teori maupun praktik di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-

8 Iik Hidayati, “Tanggapan Santri Terhadap Muḥāḍarah sebagai Metode Pelatihan Dakwah bagi Kader Da’i di Pondok Pesantren At-Taslim Demak”, (Skripsi: IAIN Walisongo Semarang, 2006)

(14)

Pegantenan Pamekasan 2. Penelitian yang

dilakukan oleh Anisa Putri pada tahun 2020 dengan judul

“Ekstrakurikuler Muḥāḍarah Santri dan Kemampuan Public Speaking (Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien Cadas Kabupaten Tangerang)”.

(Skripsi: Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2020)

 Pendekatan penelitiannya menggunakan kualitatif (qualitative approach)

 Jenis

penelitiannya lapangan (field research)

 Objek

penelitiannya tentang kegiatan Muḥāḍarah di pondok pesantren

 Lokus (lokasi)

penelitiannya berbeda

 Penelitiaan yang akan peneliti lakukan adalah lebih menekankan kepada pembinaan public speaking santri melalui kegiatan muḥāḍarah dalam konteks dakwah Islam, baik teori maupun praktik di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-

Pegantenan Pamekasan

3. Penelitian yang dilakukan oleh Umi Khoirum pada tahun 2019 dengan judul

“Muḥāḍarah sebagai Training Public Speaking di Pondok Pesantren Pancasila Kota Bengkulu”.

(Skripsi: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Bengkulu, 2019)

 Pendekatan penelitiannya menggunakan kualitatif (qualitative approach)

 Jenis

penelitiannya lapangan (field research)

 Objek

penelitiannya tentang kegiatan Muḥāḍarah di pondok pesantren

 Lokus (lokasi)

penelitiannya berbeda

 Penelitiaan yang akan peneliti lakukan adalah lebih menekankan kepada pembinaan public speaking santri melalui kegiatan muḥāḍarah dalam konteks dakwah Islam, baik teori maupun praktik di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-

Pegantenan Pamekasan 4. Penelitian yang

dilakukan oleh Iik Hidayati pada tahun 2006 dengan judul

“Tanggapan Santri Terhadap Muḥāḍarah sebagai Metode Pelatihan Dakwah bagi Kader Da’i di Pondok Pesantren At- Taslim Demak”.

 Pendekatan penelitiannya menggunakan kualitatif (qualitative approach)

 Jenis

penelitiannya lapangan (field research)

 Objek

 Lokus (lokasi)

penelitiannya berbeda

 Penelitiaan yang akan peneliti lakukan adalah lebih menekankan kepada pembinaan public speaking santri melalui kegiatan muḥāḍarah dalam konteks dakwah Islam, baik teori maupun

(15)

(Skripsi: IAIN

Walisongo Semarang, 2006)

penelitiannya tentang kegiatan Muḥāḍarah di pondok pesantren

praktik di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-

Pegantenan Pamekasan Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu di atas, terdapat perbedaan mendasar penelitiaan yang akan peneliti lakukan, dimana penelitian ini lebih menekankan kepada pembinaan public speaking santri melalui kegiatan muḥāḍarah dalam konteks dakwah Islam, baik teori maupun praktik di Pondok Pesantren Nahdhatut Ta’limiyah Karang Anyar Plakpak-Pegantenan Pamekasan.

(16)

16

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian yang

If you don’t have an ORCID profile, please open the given link (www.orcid.org), create a profile and send us a link.. Please send us a revised file within 48 hours by including