• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEL 5 MAKALAH ASKEP MATERNITAS INTRANATAL BU SESAR smt 3[1]

N/A
N/A
Arrizky Nuril M

Academic year: 2025

Membagikan "KEL 5 MAKALAH ASKEP MATERNITAS INTRANATAL BU SESAR smt 3[1]"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS INTRANATAL

MATA KULIAH KEPERAWATAN MATERNITAS SEMESTER 3

DOSEN PEMBIMBING : Sesaria Betty M.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

NAMA ANGGOTA:

AMALIA SEPTI WULANDARI (202202151) ARRIZKY NURIL MUSTOFA (202202155)

AZAHRA MAYTA FITRI (202202157) ISNA RIZKY SEPTIANA (202202171)

RINI NOVIYANTI (202202184) SUKMA AULIA HUSNA (202202188)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Maternitas Intranatal" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang maternitas intranatal bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sesaria Betty M.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah Keperawatan Maternitas kelas 3D Keperawatan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Madiun, 25 November 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUN

1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan...5

1.4 Manfaat. ...5

BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pengertian persalinan………6

1.2 Macam-macam persalinan……….6

1.3 Etiologi persalinan ……….7

1.4 Tanda-tanda persalinan………..9

1.5 Tahapan persalinan ………10

1.6 Faktor yang mempengaruhi persalinan……….13

1.7 Pemeriksaan Menjelang Persalinan……….…13

1.8 Persiapan ibu hamil pada saat persalinan………..14

1.9 Pathway………..16

1.10 Konsep Asuhan Keperawatan Intranatal………13

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan...……23

1.2 Saran……...…25

1.3 Daftar pustaka... 26

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persalinan adalah proses yang sangat menegangkan dan normal yang dialami oleh calon ibu, sehingga peristiwa ini bisa berdampak besar bagi calon ayah dan ibu. Persalinan juga dapat mengakibatkan kecemasan, karena ibu akan mengalami nyerı yang sangat hebat saat berlangsungnya proses bersalin (Hernawati, 2018). Nyeri dalam persalinan biasanya akan terjadi saat memasuki kala satu persalinan. Dalani fase ini kontraksi akan terjadi, semakin lama proses persalinan maka akan semakin sering rasa nyeri muncul Hal ini dischabkan oleis aktivitas rahutu vang mulai aktif, sehingga menyebabkan nyeri yang hebat pada ibu hamil (Ayu & Suplıyanı, 2017).

Proses melahirkan adalah sebuah proses dikeluarkannya hasil konsepsi yang berada didalam rahim ibu selama sembilan bulan atau kurang dari sembilan bulan melalui jalan lahir atau jalan lain. Persalinan diakhiri dengan pengeluaran plasenta yang dapat dilakukan menggunakan bantuan atau tanpa bantuan. Proses melahirkan ditandai dengan adanya peningkatan pada kontraksi rahim yang semakin lama semakin meningkat sehingga menyebabkan nyeri muncul. Biasanya nyeri muncul pada kala satu persalınan dengan ditandai adanya gelombang radiası yang melewati uterus dari daerah fundus menuju kepinggang Nyeri persalinan disebabkan karena adanya kontraksi rahim dan juga iskemia rahım. Kontraksı rahım sendiri diakibatkan oleh penipisan dan dilatası serviks sedangkan iskema rahum disebabkan adanya penurunan aliran darah sehingga oksigen berkurang (Sumarni & Yasın, 2016).

Persalinan tetap saja menjadi moment yang paling ditunggu tunggu oleh ibu hamil karena telah dinantikan kelahirannya selama sembilan bulan lamanya, yang tersembunyi didalam perut calon ibu. Hal ini bisa membuat rasa takut, cemas dan juga bisa senang dapat muncul. Mengapa pasien bisa merasa cemas, karena terbayang bayang rasa sakit dari proses persalinan yang akan dijalanı. Proses persalinan juga bisa membuat rasa takut muncul sebab hidup dan mati menjadi taruhannya, tetapi persalinan juga bisa membuat calon ibu senang dan bahagia karena perjuangan yang telah dilakukan, sehingga berbuah manis dengan lahirnya anak kedunia apalagi ketika anak tersebut lahir dengan normal dan juga sehat. Ada begitu banyak tanda tanda bahaya sebelum terjadinya proses persalinan yaitu ada abortus/keguguran, pendarahan, tekanan darah tinggi/preeklamsia dan ketuban pecah dinı atau keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak dari kemaluan sebelum tanggal perkiraan persalinan (Winaris, 2018).

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan persalinan?

1.2.2 Sebutkan macam-macam persalinan?

1.2.3 Apa saja tanda-tanda persalinan?

1.2.4 Bagaimana tahapan persalinan ?

1.2.5 Apa saja faktor yang mempengaruhi persalinan?

1.2.6 Bagaimana persiapan ibu hamil pada saat persalinan?

1.2.7 Bagaimana konsep asuhan keperawatan maternitas intranatal?

1.3 Tujuan

1. Memaparkan pengertian persalinan 2. Menjelaskan macam-macam persalinan 3. Memaparkan tanda-tanda persalinan 4. Menjelaskan tahapan persalinan

5. Memaparkan faktor yang mempengaruhi persalinan 6. Menjelaskan persiapan ibu hamil pada saat persalinan 7. Memaparkan konsep Asuhan Keperawatan Intranatal

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah referensi, informasi dan pengetahuan di bidang kesehatan terutama mengenai asuhan keperawatan maternitas intranatal.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pengertian Maternitas Intranatal (Persalinan)

Menurut pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Kemenkes P., 2019)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut WHO pengertian persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentase belakang kepala dan usia kehamilan dan rata-rata 37 hingga 42 minggu. Setelah persalinan, ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2005). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2007.).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik padaibu maupun pada janin.

(Prawirohardjo, 2005).

Persalinan adalah suatu proses saat janin dan produk konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat (Barbara, 2009). Persalinan adalah klimaks dari kehamilan dimana berbagai sistem yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi. (Manuaba, 2008). Persalinan dan kelahiran adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. (Saifudin, 2001).

Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepada pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.

1.2 Macam-macam persalinan

Menurut Kurniarum Ari (2016) persalinan ada 3 macam yaitu:

a. Persalinan Spontan

Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

(7)

Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan ibu sendiri atau tanpa bantuan.

b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.

Persalinan buatan adalah suatu proses persalinan yang berlangsung dengan bantuan atau pertolongan dari luar, seperti: ekstraksi forceps (vakum) atau dilakukan operasi section caesaerea (SC).

Ekstraksi Vakum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi (Edward, 2018)

c. Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

(Kurniarum, 2016)

1.3 Etiologi

Penyebab pasti dari PROM sebenarnya belum diketahui secara pasti dan besar kemungkinan faktor prediposisi dari PROM yaitu : 1. Infeksi

Infeksi yang terjadi pada neonatus masih menjadi masalah yang gawat dinegara indonesia. Berikut adalah macam macam dari infekso :

a. Karioamnionitis atau amnionitis

Merupakan sebuah keadaan dimana seorang perempuan hamil yang karion atau amnion dari cairan ketubannya terkena infeksi dari bakteri. Komplikasi paling serius bagi ibu dan janin adalah kariomnionitis sehingga bisa menjadi sepsis jika berlanjut.

Jaringan viskoelastik merupakan bagian dari membran karioamnionitik. Jaringan akan menipis dan rentan pecah apabila dipacu oleh persalinan dan infeksi yang disebabkan

(8)

oleh enzim kolagenolitik. Penyebab amnionitis paling sering adalah grub B streptococcus mikroorganisme, yang sering ditemukan pada cairan ketuban saat kehamilan kurang dari 37 minggu adalah lactobacilli, staphylococcus epidermis dan bacteroides fragilis, bakteri ini bisa melepakan mediator inflamasi sehingga menyebabkan kontraksi uterus, kemudian perubahan serviks akan terjadi serta pecahnya selaput ketuban (Tahir, 2021a).

b. Infeksi genetalia

Vaginosis bakterial merupakan bakteri anaerob dengan flora normal vagina ketika konsentrasinya tinggi akan menimbulkan infeksi. Normal ph vagina adalah 3,8 - 4,5 ketika ph kurang atau lebih bisa menyebabkan infeksi pada vagina. Resiko akibat infeksi genetalia dapat mengakibatkan persalinan preterm,abortus, kematian pada janin, ketuban pecah dini, pertumbuhan janin yang terhambat, endometrium partum dan ketuban pecah dini serta endometrium post abortus (Tahir, 2021a).

2. Trauma

Berhubungan seksual dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam seminggu ketika hamil bisa menyebabkan trauma. Ada juga hal yang menyebabkan trauma yaitu pemeriksaan dalam menggunakan jari tangan yang dimasukan kevagina sehingga bisa menyebabkan ketuban pecah karena ada resiko masuknya infeksi kevagina yang dapat merusak selaput ketuban sehingga membran ketuban mudah rapuh. Yang terakhir adalah amniosintesis yaitu proses pengambilan air ketuban dengan cara menusuk perabdominal langsung melewati uterus ke rongga amnion kemudian memasukkan cairan amnion tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan pada janin.

Prosedur ini bisa mengakibatkan selaput ketuban shock sehingga selaputnya pecah secara spontan (Tahir, 2021a).

3. Mengalami kontraksi serviks (servika inkompetensia)

Hal ini disebabkan karena ketidak mampuan serviks uteri untuk mempertahankan kehamilan, hal yang berhubungan dengan kelainan pada uterus adalah bikornis dan septum uterus. dari sebagian kasus ini akibat dari trauma pembedahan yang dilakukan pada vagina, dilatasi yang berlebihan saat terminasi kehamilan atau laserasi obstetrik(Tahir, 2021a).

4. Kelainan letak (lintang atau sunsang)

Keadaan letak lintang disebabkan karena sudut maternal seperti kehamilan ganda, tumor pada daerah pelvis , multipara dan panggul sempit. Kelainan letak sunsang adalah akibat dari komplikasi yang tidak terduga sebelumnya, sebab dari letak sunsang adanya plasenta previa, penyebabnya adalah anensefalus, mikrosemia, hidrosefalus, keadaan air ketuban (olighohidramnion dan polihidrammnion), keadaan uterus (uterus akuatus), keadaan dinding abdomen, keadaan kehamilan (kehamilan lebih dari satu), keadaan tali pusat (Tahir,

2021a).

5. Meningkat secara berlebih tekanan intra uteri

(9)

Misalnya akibat meningkatnya air ketuban yang mendadak (hidramnion akut) atau bisa juga terjadi secara perlahan lahan (hidramnion krinis). polihidramnion adalah keadaan dimana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc (Tahir, 2021a).

6. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

Umur adalah usia seseorang yang bisa dihitung dari hari terakhir ulang tahun seseorang.

Umur tidak bisa berkurang dan semakin bertambahnya hari akan bertambah umur kita maka dari itu penyakit dan komplikasi lain dapat ditemukan seiring berjalannya waktu.

Ketika seseorang berumur kurang dari dua puluh tahun system reprodukinya belum bisa berkembang dengan baik dan sedangkan diusia tiga puluh lima tahun sistem reproduksi wanita mulai berkurang kemampuannya saat menerima kehamilan sehingga bisa menyebabkan penyakit (Tahir, 2021).

1.4 Tanda Permulaan Persalinan

Tanda dan gejala persalinan menurut (Kemenkes R., 2016) meliputi :

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir campur darah)

c. Dapat disertai ketuban pecah

d. Pemeriksaan dalam dijumpai perubahan (perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks)

Tanda Persalinan Palsu

Ketika mendekati kehamilan aterem, banyak wanita mengeluhkan kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi servik tidak terjadi yang disebut dengan Persalinan palsu atau false labour. Disini terjadi aktivitas uterus yang kekuatan kontraksi bagian bawah uterus hampir sama besar dengan kontraksi bagian atas, karena itu dilatasi servik tidak terjadi dan nyeri karena kontraksi uterus sering dirasakan pada panggul bawah, dan tidak menyebabkan nyeri dari pinggang sampai ke perut bagian bawah., lama kontraksi pendek dan tidak begitu kuat, bila dibawa berjalan kontraksi biasanya menghilang. Kontraksi lebih sering terjadi pada malam hari tetapi frekwensi dan intensitasnya tidak meningkat dari waktu ke waktu (Liewellyn.2001. hlm 80).

Kontraksi ini terjadi pada trimester tiga dan sering salah memperkirakan kontraksi Braxton Hicks yang kuat sebagai kontraksi awal persalinan. Kontraksi Braxton Hicks yang kuat dapat disalah artikan sebagai tanda datangnya persalinan, dan ini dikenal sebagai persalinan palsu. Menghitung waktu awal kontraksi selama lebih dari satu jam dan jika kontraksi tersebut terjadi berdekatan satu sama lain dan berlangsung lama, mungkin memasuki persalinan (Stoppard. 2008.hlm.254). Persalinan palsu dapat terjadi selama berhari-hari secara intermiten bahkan tiga atau empat minggu sebelum persalinan yang sebenarnya. Persalinan palsu terasa sangat nyeri dan wanita dapat mengalami kurang tidur dan kekurangan energi dalam menghadapinya. Wanita tidak tahu cara memastikan apakah ia benar-benar mengalami persalinan yang sebenarnya karena hal tersebut hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan dalam.. Persalinan

(10)

palsu dapat memberikan indikasi bahwa persalinan sudah dekat (Varney. 2007.hlm.

653).

Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui sehingga hanya ada teori-teori antara lain disebabkan oleh hormon, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi. Dengan demikian dapat disebutkan beberapa teori yang dapat menyebabkan persalinan menurut (Rohani;

Saswitah, Ari,, Marissah,, 2013) sebagai berikut:

a. Teori Keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus terus membesar dan menjadi tegang yang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.

b. Teori Penurunan Progesteron Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur

kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami

penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

c. Teori Oksitosin Internal Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktifitas sehingga persalinan dimulai.

d. Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan.

Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan 1.5 Tahapan Persalinan

Kala 1: Kala Pembukaan

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:

a. Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

 Pembukaan kurang dari 4 cm

 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam b. Fase aktif

 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)

 Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)

 Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

 Berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 fase, yaitu

(11)

Berdasarkan kurva friedman

 Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4 cm

 Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam pebukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm

 Periode diseleasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm/lengkap

Kala II: Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri khas:

 His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3menit sekali

 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan

 Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB

 Anus membuka

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti seluruh badan janin.

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:

 Primipara kala II berlangsung 1.5 jam-2 jam

 Multipara kala II berlangsung 0.5 jam-1 jam Pimpinan persalinan

Ada 2 cara ibu mengejan pada kala II yaitu menurut dalam letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas siku, kepala diangkat sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup; dengan sikap seperti di atas, tetapi badan miring kearah dimana punggung janin berada dan hanya satu kaki yang dirangkul yaitu yang sebelah atas. (JNPKR dan Depkes, 2002)

Kala III: Kala Uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw, seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira- kira 100-200cc.

Kala III terdiri dari 2 fase:

(12)

a. Fase pelepasan uri

Mekanisme pelepasan uri terdiri atas:

1) Schultze

 Data ini sebanyak 80% yang lepas terlebih dahulu di tengah kemudian terjadi reteroplasenterhematoma yang menolak uri mula-mula di tengah kemudian seluruhnya, menurut cara ini perdarahan biasanya tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir. uri lahir.

2) Dunchan

 Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari pinggir (20%)

 Darah akan mengalir semua antara selaput ketuban 3) Serempak dari tengah dan pinggir plasenta

b. Fase pengeluaran uri

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri yaitu:

1) Kustner

Meletakkan tangan dengan tekanan pada/di atas simfisis, tali pusat

diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.

2) Klien

Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah terlepas.

3) Strastman

Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas.

4) Rahim menonjol di atas symfisis 5) Tali pusat bertambah panjang 6) Rahim bundar dan keras 7) Keluar darah secara tiba-tiba

Kala IV (Tahap Pengawasan)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan.

Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan terlepasny an sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari

(13)

sisa-sisa jaringan. cairan Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.

1.6 Faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Rohani (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:

a. Power (tenaga/kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.

b. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran panggul dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.

c. Passanger (janin dan plasenta)

Cara penumpang atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, persentasi, letak, sikap dan posisi janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin.

d. Psikis (psikologis)

Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas ”kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak. Khususnya rasa lega itu berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu, mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu ”keadaan yang belum pasti” sekarang menjadi hal yang nyata.

e. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

1.7 Pemeriksaan Menjelang Persalinan

Saat mulai terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur sebagai tanda akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Tujuannya untuk mengetahui kemajuan persalinan, yang meliputi pembukaan servik, masih ada atau tidaknya selaput ketuban karena, apabila sudah pecah harus diberi tindakan. Dengan

pemeriksaan dalam dapat dinilai juga tentang kepala bayi, apakah sudah memutar atau

(14)

belum, sampai mana putaran tersebut karena kondisi ini akan menentukan jalannya persalinan (Indiarti, 2008). Jantung janin akan dimonitor secara teratur dengan fetoscope yang akan diperiksa secara rutin oleh petugas kesehatan untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kontraksi uterus dihitung setiap kali ibu merasakan mulas, dan pada perut ibu teraba keras. Mengukur waktunya dan mencatat jarak antar kontraksi (dari akhir satu kontraksi sampai awal kontraksi yang lain). Tanda-tanda vital, intake dan out take ibu juga diperiksa selama proses persalina (Miriam Stoppard, 2008).

1.8 Persiapan ibu hamil pada saat persalinan Persiapan ibu menghadapi persalinan

1. Persiapan persalinan secara bio/fisiologis

Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan- pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan  kencing, kaki bengkak. Kondisi otot panggul dan otot jalan lahir mengalami  penekanan.

2. Persiapan Psikologis

Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu banyak

dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan Ibu merasa cemas dapat lahir  dengan lancar, sehat atau cacat Adanya dukungan moral daripada suami dan  calon ayah

3. Persiapan Sosial

Segi sosial merupakan akar untuk tumbuh, dalam hal ini harus dipersiapkan mengenai unsur apa yang harus dikenal dari lingkungan sosial, kondisi ekonomi, taraf  penghidupan  penghidupan dan kebudayaan kebudayaan yang berhubungan berhubungan dengan calon ibu yang akan melahirkan.

Misal : Malnutrisi akan membawa akibat bagi kehamilan, ibu maupun janin. ⁃ ⁃ Perumahan yang tidak memenuhi syarat, ini akan menimbulkan higiene yang kurang.

4. Persiapan Kultural

Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tr Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, tradisi dan tingkat hidup yang kurang isi dan tingkat hidup yang kurang  baik terhadap kehamilan dan berusaha unutk mencegah akibat itu akibat itu. (Hamilton P.2008)

5. Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin)

Tabulin adalah tabungan yang dipersiapkan untuk persalinan yang dilakukan pada pasangan  pasangan suami istri sedang dasolin dasolin atau dana social bersalin bersalin digunakan digunakan untuk merencanakan dalam kehamilannya.

Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabungan ibu bersalin (Tabulin). Secara psikologis, ibu akan  psikologis, ibu akan merasa tenang me merasa tenang menghadapi saat nghadapi saat persalinan jika persalinan jika semua kebutuhan semua kebutuhan sudah terpenuhi. Tabulin ini biasanya dilakukan oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, sehingga akan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan. Adapun manfaat dari diadakannya tabulin ini adalah sebagai berikut :

 Sebagai tabungan/simpanan itu yang digunakan untuk biaya persalinan persalinan atau sesudah persalina sesudah persalinan.

(15)

 Ibu dan keluarga tidak merasa terbebani terhadap biaya persalinan.

6. Persiapan Kegawatdaruratan (BAKSOKUDA)

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat

“BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :

a. B  (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan b. A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti spuit,

infus set, tensimeter dan stetoskop

c. K   (keluarga) : Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.

d. S (Surat) : Beri sura ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu

e. O (Obat) : Bawa obat-obat esensial  (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diperlukan s yang diperlukan selama perjalanan merujuk elama perjalanan merujuk

f. K   (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu cepat.

g. U  (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlu yang diperlukan di tempar rujukan kan di tempar rujukan

h. DA  (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan.

1.9 Pathway Etiologi Patofisiologi

(16)

Tanda gejala (MANIFESTASI) Masalah keperawatan

Mengeluh nyari

Perineum terasa tertekan

Uterus teraba membulat

Mual

Nafsu makan menurun/meningkat

Ketegangan otot meningkat

Dilatasi Servik Pengeluaran Janin

Nyeri melahirkan

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan:

Budaya

Emosi

Pengalaman persalinan

Support System

Persiapan Persalinan

Manajemen nyeri : Farmakologi:

Analgetik non opioid Analgetik opioid

Adjuvan/ Koanalgetik

Non farmakologi:

Distraksi

Hypnosis-diri

Massase

Aromatheraphy

Metode pernafasan dalam

Kompres hangat

(17)

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri melahirkan (D.0079) b.d kontraksi uterus dibuktikan dengan mengeluh nyeri

2. Ansietas (D.0080) b.d krisis situasional dibuktikan dengan tampak gelisah dan tampak bingung

3. Keletihan (D.0057) b.d kondisi fisiologis (kehamilan) dibuktikan dengan mengeluh lelah dan kurang tenaga

4. Defisit pengetahuan (0111) b.d kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi

5. Resiko Infeksi (0142) b.d kerusakan integritas kulit/jaringan (robekan jalan lahir)

1.10 Asuhan Keperawatan

(18)

Konsep asuhan intra natal pada ibu bersalin terbagi menjadi 4 kala yaitu:

1. Pengkajian Meliputi A. Identitas pasien B. Kala 1

1) Keluhan

Kaji alasan pasten mendatangi rumah sakit, adakah keluhan tentang adanya tanda tanda gejala memasuki persalinan (Kartajini, 2016).

2) Pengkajian riwayat obstetric

Kaji kembali hari perkiraan haid terakhir (HPHT), usia kehamilan, taksır persalinan, penolong persalinan yang dulu, riwayal nifas yang lalu, kondisi bayı saat lajir, pemberian asi dan kontrasepsi, masaiah setelah melahirkan (Kartajını, 2016).

3) Pemeriksaan fisik

1. Periksa keadaan umum pasien.

2. Kaji tanda tanda inpartum misal adanya keluaran darah bercampur lendir, kontraksi dengan intensitas dan frekuensi meningkat yang dirasa sejak kapan, kapan keluar cairan dari kemaluan dan bagaimana warnanya, berapakah jumlahnya, jernih ataukah keruh.

3. Kaji TFU meliputi leopold 1,2,3 dan 4.

4. Kaji kontraksı uterus dengan melakukan pemeriksaan dalam 5. Auskultası DJJ (detak jantung janın). (Kartajini, 2016).

C. Kala 2

1) Periksa TTV dengan melihat jam berapa kala 2 lalu lakukan evaluasi (dorongan meneran, vulva membuka, tekanan keanus, dan perinium keluar)

2) Periksa kemajuan persalinan yang meliputi status selaput amnion, warna air ketuban, penurunan presentasi kerongga panggul, kontraksi, status portio dan pembukaan serviks.

3) Periksa detak janntung janin, gimana kondisi vesika urinaria penuh atau kosong.

4) Respon sikap apakah ada cemas, kelelahan, nyeri, keinginan mengedan.

5) Nilai APGAR bayi pada menit pertama saat bayi lahir (Kartajim, 2016) D. Kala 3

1. Kaji kontraksi.

2. Kaji perilaku nyeri

(19)

3. Kaji tanda tanda vital.

4. Tingkat kelelahan.

5. Keinginan untuk bonding attachment.

6. Inisiasi menyusu dını (IMD).

7. Kaji waktu pengeluaran plasenta 8. Kondisi selaput amnion.

9. Kotiledon sudah lengkap atau belum. (Kartajını, 2016).

E. Kala 4

Dikaji selama dua jam sekali setelah keluarnya plasenta, monitoring ibu setiap 15 menit sekali di jam pertama, 30 menit dijam kedua dengan indikası tekanan darah, kontraksı, nadi, jumlah pendarahan pervagına, intake cairan dan kondisi vesika urinaria (Kartajını, 2016).

2. Perencanaan

1. Diagnosa yang sering muncul

a) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077).

b) Ansietas b.d krisis situasional (D.0080).

c) Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142).

(Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017) 3. Intervensi

a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077).

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri hilang dengan kriteria hasil :

1. Keluhan nyeri menurun 2. Sikap protektif menurun.

3. Gelisah menurun.

4. Kesulitan tidur menurun.

Intervensi 1. Observasi

(20)

a. Identifikası adanya lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

b. Identifikası berapa skala nyeri.

c. Identifikası respon non verbal.

d identifikası faktor Yang memperberat dan memperingan nyeri e. Identifikası pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyern.

g. Identifikası pengaruh nyeri pada kualitas hidup.

h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan i. Monitor efek samping penggunaan analgetik.

2. Terapeutik

a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

b. Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri.

c. Fasilitası istirahat dan tidur.

d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pernılıhan strategi meredakan nyerı.

3. Edukası

a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.

b. Jelaskan strategi meredakan nyern

c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandırı d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.

e. Ajarkan tekmk non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

4. Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

b) Ansietas berhungan dengan krisis situasional (D 0080) Tujuan

Setelah dilakukan undakan keperawatan diharapkan kecemasan berkurang dengan kriteria hasil :

1. Verbalisası kebingungan menurun.

(21)

2. Perilaku gelisah menurun.

3. Perilaku tegang menurun.

Intervensi 1. Observasi

a. Identifikasi saat ansietas berubah.

b. Identifikası kemampuan untuk mengambil keputusan.

c. Monitor tanda tanda ansietas.

2. Terapeutik

a. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.

b. Temanı pasten untuk mengurangi kecemasan.

c. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian.

d. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.

e. Tempatkan barang pribadi yang kenyamanan. memberikan f. Motivası mengidentifikası situasi yang memicu kecemasan.

g. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang 3. Edukası

a Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami

b. Informasikan secara Faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis keluarga untuk, tetap bersama.

d. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif.

e. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi f. Latih galian Sigalihan untuk mengurangi ketegangan g. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat h. Latih teknik relaksasi

c) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142) Tujuan

Setelah dilakukan undakan keperawatan diharapkan resiko infeksi menurun dengan kriteria hasil :

(22)

1. Demam menurun.

2. Kemerahan menurun 3. Nyeri menurun.

4. Bengkak menurun Intervensi

1. Observası

a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemık.

2. Terapeutik

a. Batasi jumlah pengunjung

b. Berikan perawatan kulit pada area edema.

c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 3. Edukası

a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi b. Ajarkan mencuci tangan secara benar c. Ajarkan clika batuk

d Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi e Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

f. Anjurkan meningkatkan asupan cairan.

4. Kolaborasi

a. Kolaborasi pemberian imunisası jika perlu (Tim pokja SDKI DPP PPNI 2017) 4. Implementasi

Lakukan implementasi sesuai perencanaan yang telah ditetapkan (Kartajini, 2016) 5. Evaluasi

Lakukan evaluası yang berpacu pada tujuan keperawatan (Kartajını 2016)

(23)

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pengertian Maternitas Intranatal (Persalinan)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan. Menurut WHO pengertian persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan.

Macam-macam persalinan

Menurut Kurniarum Ari (2016) persalinan ada 3 macam yaitu:

a. Persalinan Spontan

Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.

c. Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin. (Kurniarum, 2016)

Tanda Permulaan Persalinan

Tanda dan gejala persalinan menurut (Kemenkes R., 2016) meliputi :

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.

b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir campur darah)

c. Dapat disertai ketuban pecah

d. Pemeriksaan dalam dijumpai perubahan (perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks)

Tanda Persalinan Palsu

Ketika mendekati kehamilan aterem, banyak wanita mengeluhkan kontraksi uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan persalinan tetapi meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi servik tidak terjadi yang disebut dengan Persalinan palsu atau false labour.

Tahapan Persalinan Kala 1: Kala Pembukaan

(24)

Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap (10 cm). Dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:

c. Fase laten d. Fase aktif

Kala II: Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini memiliki ciri khas:

 His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3menit sekali

 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan

 Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB

 Anus membuka Kala III: Kala Uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta).

Kala III terdiri dari 2 fase:

a. Fase pelepasan uri

b. Fase pengeluaran uri Kala IV (Tahap Pengawasan)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan.

Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam.

Faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Rohani (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:

 Power (tenaga/kekuatan)

 Passage (jalan lahir)

 Passanger (janin dan plasenta)

 Psikis (psikologis)

 Penolong

Pemeriksaan Menjelang Persalinan

Jantung janin akan dimonitor secara teratur dengan fetoscope yang akan diperiksa secara rutin oleh petugas kesehatan untuk mengetahui kesejahteraan janin. Kontraksi uterus dihitung setiap kali ibu merasakan mulas, dan pada perut ibu teraba keras.

Mengukur waktunya dan mencatat jarak antar kontraksi.

(25)

Persiapan ibu hamil pada saat persalinan Persiapan ibu menghadapi persalinan

1. Persiapan persalinan secara bio/fisiologis 2. Persiapan Psikologis

3. Persiapan Sosial 4. Persiapan Kultural

5. Persiapan TABULIN (Tabungan Ibu Bersalin) Asuhan Keperawatan Maternitas Intranatal

Konsep asuhan intra natal pada ibu bersalin terbagi menjadi 4 kala yaitu:

1. Pengkajian Meliputi A. Identitas pasien B. Kala 1

C. Kala 2 D. Kala 3 E. Kala 4 2. Perencanaan 3. Intervensi 4. Implementasi

Lakukan implementasi sesuai perencanaan yang telah ditetapkan (Kartajini, 2016) 5. Evaluasi

Lakukan evaluası yang berpacu pada tujuan keperawatan (Kartajını 2016) 2. SARAN

Dari hasil makalah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Maternitas Intranatal”

penulis menyarankan agar setiap ibu hamil yang akan melahirkan agar selalu siap sedia baik secara fisik maupun mental agar dalam proses persalinannya berjalan lancar dan mengurangi resiko dari bahaya persalinan.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Aji, S. P.,2022.ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN.PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI. Padang

Darmi. R. S. T., Jahriani. N. 2022. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN NORMAL DI KLINIK HARAPAN BUNDA KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2021. Akademi Kebidanan Ika Bina Labuhanbatu, Indonesia STIKes Assyifa Kisaran, Indonesia

Lit K. dkk.2022. PEMERIKSAAN KEHAMILAN GRATIS & PENYULUHAN KESEHATAN TTG ANEMIA, PERSIAPAN PERSALINAN, & GIZI SEIMBANG PD IBU HAMIL DI PMB WINDIYATI DUSUN SIAGA, KAB.KUBU RAYA TAHUN 2022.

Akademi Kebidanan Panca Bhakti Pontianak

Nuroh, Siti (2022) PENERAPAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI DALAM PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF. Diploma thesis, Poltekkes Tanjungkarang.

Rachmawati F.2023. KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. TAHTA MEDIA GROUP

Siwi E. W. dkk. 2015.Asuhan Kebidanan PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR.

Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS

(27)

Referensi

Dokumen terkait