• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelainan refraksi pada pelajar SMAN 1 Jatitujuh merupakan suatu permasalahan yang harus segera ditanggulangi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kelainan refraksi pada pelajar SMAN 1 Jatitujuh merupakan suatu permasalahan yang harus segera ditanggulangi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kelainan refraksi merupakan permasalahan penglihatan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, angka kelainan refraksi mencakup 20.7% dari seluruh penyebab kebutaan dan 25% dari seluruh penyebab gangguan penglihatan sedang dan berat (Paramitasari &

Ratnaningsih, 2018) Kelainan refraksi yang dimaksud adalah hipermetropia, miopia dan astigmatisma (Rahmawat, 2019).

Gangguan refraksi miopia pada usia sekolah dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang, kinerja di sekolah, serta perkembangan emosional atau sosial. Dampak nyata dari gangguan penglihatan ialah terjadinya penurunan prestasi belajar siswa-siswi dikarenakan kesulitan untuk melihat tulisan dari jarak jauh yang akhirnya membuat siswa-siswi tidak dapat menyerap pelajaran yang disampaikan (Firdawati and Muthia, 2020).

Kelainan refraksi yang tidak terkoreksi dapat mengurangi pencapaian potensi edukasi yang maksimal, membatasi kesempatan kerja, menurunkan produktivitas, serta menurunkan kualitas hidup seseorang secara umum. Namun rendahnya pengetahuan orang tua, guru dan anak itu sendiri menjadikan hal yang mudah pun tidak terlaksana Sebagian besar penderita kelainan refraksi miopia paling sering ditemukan pada rentang usia 11 hingga 20 tahun sebanyak 23,74% Terdapat 191 orang dengan

(2)

kelainan refraksi yang memiliki kacamata Cakupan kepemilikan kacamata pada penelitian ini adalah 4,04% Hanya sebanyak 186 orang atau 3,94%

yang telah terkoreksi dengan kacamata (Kemenkes, 2017). (Masada and Xvi, 2022)

Untuk membantu penglihatan penderita kelainan refraksi lebih jelas, maka dapat dibantu dengan menggunakan alat optik yaitu salah satunya dengan menggunakan kacamata. Kacamata merupakan alat bantu untuk memperbaiki tajam penglihatan dengan ukuran lensa tertentu yang dipasang di depan mata (Rahmawat, 2019).

Kelainan refraksi pada pelajar SMAN 1 Jatitujuh merupakan suatu permasalahan yang harus segera ditanggulangi. Keterlambatan melakukan koreksi refraksi akan sangat mempengaruhi kemampuan menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk meningkatkan prestasi karena penglihatan merupakan intellectual sense maupun social sense, ini berarti indera penglihatan perkembangan dibutuhkan intelektual untuk dan perkembangan sosial. Kesehatan pelajar SMAN 1 Jatitujuh selain tanggung jawab orang tua merupakan menjadi bagian dari tanggung jawab guru sekolah menengah atas ketika anak beraktivitas disekolah. Untuk dapat melakukan tanggung jawab tersebut, para guru SMAN 1 Jatitujuh sebaiknya dapat mengetahui kelainan fungsi penglihatan pada anak sedini mungkin.

Pengetahuan ini bisa didapat dari berbagai penyuluhan, pelatihan maupun tulisan dalam media masa.

(3)

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis pengetahuan siswa/i tentang manfaat kacamata koreksi sebagai alat bantu penglihatan pada siswa/i SMAN 1 Jatitujuh demi perkembangan dan masa depan. Adapun alasan khusus penulis memilih siswa/i SMAN 1 Jatitujuh karena membutuhkan penglihatan yang optimal untuk mendukung fokus dan prestasi siswa/i di sekolah. Semoga analisis ini dapat meningkatkan pengetahuan siswa/i sehingga untuk selalu menggunakan alat bantu penglihatan kacamata.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah penelitian, sebagai berikut “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pelajar tentang kacamata sebagai alat bantu penglihatan di SMAN 1 Jatitujuh?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i SMAN 1 Jatitujuh tentang pentingnya kacamata sebagai alat bantu penglihatan.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui sebaran jenis kelamin yang menggunakan kacamata di SMAN 1 Jatitujuh.

b. Untuk mengetahui jenis sumber informasi mengenai fungsi penggunaan kacamata sebagai alat bantu penglihatan di SMAN 1 Jatitujuh.

D. Manfaat Penelitian

(4)

a. Manfaat teoritis

Melalui penelitian ini dapat diketahui dampak kelainan refraksi terkoreksi dan tidak terkoreksi di SMAN 1 Jatitujuh. selain itu dapat juga digunakan oleh peneliti lain sebagai dasar untuk penelitian yang lebih lanjut.

b. Manfaat praktis

Dari penelitian ini diharapkan ada hasil yang bermanfaat untuk berbagai pihak yang membutuhkan, diantaranya:

a) Manfaat untuk institusi

Manfaat penelitian ini bagi institusi diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian “gambaran tingkat pengetahuan pelajar tentang kacamata sebagai alat bantu penglihatan di SMAN 1 Jatitujuh”.

b) Manfaat untuk peneliti

Manfaat penelitin ini bagi peneliti adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan dan membuka wawasan yang luas, serta dapat mengaplikasikan dan mengedukasi ditempat kerja maupun dimasyarakat.

E. Ruang Linkup Penelitian 1. Lingkup Masalah

(5)

Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan pengetahuan tentang fungsi kacamata dan dampak kelainan refraksi yang terkoreksi dan tidak terkoreksi pada pemakaian kacamata.

2. Lingkup Metode

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan jenis penelitian deskripsi kuantitatif.

3. Lingkup Tempat dan Waktu

Penelitian di lakukan pada siswa/i di SMAN 1 Jatitujuh sekitar bulan April – juni 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Materials used Methodology Factors investigated considering acoustic absorption Key findings References Coir fiber Perforated plates backed by coir fibers Position of perforation