• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH PADA MUSIM HUJAN DI DESA MAMPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH PADA MUSIM HUJAN DI DESA MAMPU"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

Judul: Kelayakan Budidaya Bawang Merah Pada Musim Hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Tak lupa penulis panjatkan doa dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Kelayakan Budidaya Bawang Merah Pada Musim Hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang”. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Kelayakan Budidaya Bawang Merah Musim Hujan di Desa Mampu, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, benar-benar merupakan hasil karya yang belum pernah diserahkan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profitabilitas budidaya buah naga di Desa Batulappa Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone'. Hasil survei menunjukkan penerimaan dan pendapatan penjualan 6 responden petani buah naga di desa Batulappa adalah sebesar Rp. Dalam satu musim tanam, produksi buah naga di Desa Batulappa menghasilkan total biaya produksi sebesar Rp dengan rata-rata per responden sebesar Rp.

Sedangkan keuntungan atau pendapatan bersih yang diperoleh petani buah naga di Desa Batulappa sebesar Rp. Jangan lupa panjatkan doa dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya agar penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Profitabilitas Usahatani Buah Naga di Desa Batulappa Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

Peluang Usahatani Bawang Merah Musim Hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Dibimbing oleh ABUBAKAR IDHAN dan ASRIYANTI SYARIF. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan usahatani bawang merah dan kelayakannya pada musim hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Populasi petani bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang berjumlah 236 petani, pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 petani, diambil 15% dari populasi. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Kelayakan Budidaya Bawang Merah pada Musim Hujan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa biaya produksi dan pendapatan usahatani bawang merah pada musim hujan mempunyai pendapatan sebesar Rp Ha. Total biaya usahatani bawang merah pada musim hujan sebesar Rp dan rata-rata pendapatan petani bawang merah pada musim hujan sebesar Rp Ha, dengan menggunakan rumus R/C Ratio untuk menghitung nilai kelayakan 2 usahatani bawang merah pada musim hujan. untuk mendapatkan apa yang cocok untuk bertani. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Tak lupa penulis panjatkan doa dan salam kepada Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang masih setia pada ajaran beliau, sehingga skripsi penulis berjudul “Kelayakan Usahatani Bawang Merah Pada Musim Hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, bisa selesai.

Teman-teman angkatan 2015 Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang selalu membantu memberikan masukan-masukan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Khususnya kepada Anabolisme Angkatan B 2015 yang selalu membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini hingga selesai.

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Pelitian
  • Kegunaan Penelitian

Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang cukup menguntungkan adalah bawang merah yang merupakan bumbu/bumbu dan hanya digunakan sebagai bumbu masakan atau lebih dikenal sebagai bumbu sayur yang artinya hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Budidaya bawang merah memerlukan sumber daya manusia yang terampil, tenaga kerja yang berdedikasi tinggi, integrasi lahan yang optimal, penggunaan pupuk serta dukungan tenaga kerja yang mempunyai produktivitas tinggi agar kebutuhan pangan dapat tercapai dan terpenuhi secara rasional. Selain itu, produsen juga sering menghadapi berbagai permasalahan besar mengenai kelangsungan hidup petani bawang merah dan harga bawang merah yang sering berfluktuasi.

Musim hujan merupakan musim yang sulit bagi petani dalam menanam bawang merah karena pertumbuhan tanaman bawang merah kurang efisien, serta terdapat hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah dengan cepat pada musim hujan. adalah dengan melakukan pemupukan dan penyemprotan pada tanaman bawang merah. Varietas benih bawang merah yang digunakan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja merupakan varietas benih brebes yang dibudidayakan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji atau meneliti tanaman bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dengan judul.

Berapa pendapatan yang dihasilkan usahatani bawang merah pada musim hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang? Bagaimana kelayakan usahatani bawang merah pada musim hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Usahatani Bawang Merah
  • Produksi
  • Biaya dan Pendapatan A. Biaya

Akarnya dapat tumbuh hingga kedalaman 30 cm, berwarna putih, dan bila ditekan mengeluarkan bau yang menyengat seperti bau umbi bawang merah (Pitojo, 2003). Macam-macam varietas bawang merah antara lain : Bima Brebes, Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Kuning Gombong, Bangkok, Bawang Merah Klon No. Untuk pertumbuhannya, bawang merah memerlukan tanah berpasir, liat atau gambut yang subur, mengandung bahan organik tinggi dan mempunyai drainase yang baik.

Pada pH tanah (asam) di bawah 5,5, pertumbuhan bawang merah akan terhambat dan hasil akan melambat karena Al dalam tanah akan bersifat racun. Sebaliknya pada tanah dengan pH (tinggi) lebih besar dari 6,5, Mn tidak akan diserap tanaman. Hal ini pada akhirnya mengakibatkan tanaman menjadi kerdil.Untuk menumbuhkan akar tambahan baru, kucai membutuhkan kondisi tanah yang lembab. Bawang merah menyukai iklim kering dengan suhu agak panas dan sinar matahari lebih dari 12 jam.

Bawang merah dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi (0-900 m dpl) dengan curah hujan mm/th dan suhu 25 derajat Celcius sampai 32 derajat Celcius. Jenis tanah yang baik untuk menanam bawang merah adalah Regosol, Grumosol, Latosol dan Aluvial, dengan Ph 5,5 - 7.

Pendapatan

  • Kelayakan usahatani
  • Kerangka Pemikiran
  • METODE PENELITIAN
    • Lokasi dan Waktu Penelitian
    • Teknik Penentuan Sampel
    • Jenis Data Dan Sumber Data .1 Jenis Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Teknik Analisis Data
    • Defenisi Operasional
  • GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
    • Gambaran Umum Lokasi penelitian a. Ketinggian Tempat
    • Letak Geografis Desa Mampu
    • Kondisi Demografis
    • Sarana dan Prasarana
  • HASIL DAN PEMBAHASAN
    • Karasteristik Petani
    • Penerimaan Biaya Dan Pendapatan Rata-Rata Petani Bawang Merah Pada Musim Hujan Di Desa Mampu
    • Biaya Tetap
  • KESIMPULAN DAN SARAN
    • Kesimpulan
    • Saran

Kelayakan budidaya bawang merah Untuk mengukur kelayakan suatu usaha pertanian digunakan analisis R/C Ratio yaitu efisiensi usaha yaitu perbandingan antara total penerimaan (Revenue) dan total biaya (Cost). Penelitian dilakukan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang mengingat Desa Mampu merupakan salah satu penghasil bawang merah di Kabupaten Anggeraja. Populasi petani bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang berjumlah 236 petani, pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 35 petani yang diambil dari 15% populasi.

Identitas petani yang diwawancarai menanam Bawang Merah pada musim hujan berdasarkan umur petani di Desa Mampu, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Petani biasanya menggunakan 1-5 orang untuk mengelola budidaya bawang merah di Desa Mampu. Dalam usaha kecil, pekerja keluarga terkadang masih bisa mengelola usahanya sendiri, sehingga petani tidak perlu membayar tenaga kerja. Berdasarkan Tabel 11 terlihat lahan petani bawang merah di Desa Musim Hujan Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Dengan luas lahan yang luas, petani bawang merah dapat meningkatkan produksi pertanian, sedangkan luas lahan minimal >50 ha dengan jumlah petani 6 orang dengan persentase 17%. Diperoleh rata-rata biaya produksi dan pendapatan per hektar petani bawang merah musim hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Musim hujan merupakan musim dimana para petani kesulitan dalam menanam bawang merah karena pertumbuhan tanaman bawang merah kurang efektif akibat faktor cuaca dan adanya hama dan penyakit yang cepat menyerang tanaman bawang merah pada musim hujan.

Cara petani melakukan pencegahan hama pada bawang merah adalah dengan melakukan pemupukan dan penyemprotan bawang merah, sedangkan harga jual bawang merah meningkat pada musim hujan, dan keuntungan petani menanam bawang merah pada musim hujan cukup tinggi. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui produksi bawang merah sebanyak 10.128/ha dengan harga Rp 28.543/kg dengan pendapatan Rp hektar. Dalam usahatani bawang merah biaya yang paling besar adalah biaya tenaga kerja terutama pada masa pemupukan dan panen, karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada masa pemupukan dan panen banyak.

Salah satu hasil wawancara yang dilakukan terhadap para peternak bawang merah yang mempunyai kepribadian kuat dan rasa percaya diri yang tinggi. Salah satu hasil wawancara dengan petani bawang merah adalah hasil pencarian yang ada hanyalah petani bawang merah. Menurut Jupri (40), ia mengatakan: “Saya menanam bawang merah pada musim hujan karena pekerjaan saya hanya menanam bawang merah.” Kalau saya tidak menanam bawang, sama saja dengan saya.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas mengenai pendapatan usahatani bawang merah pada musim hujan, dapat diambil suatu kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pendapatan terbukti pendapatan budidaya bawang merah pada musim hujan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran

DAFTAR PUSTAKA

IdentitasResponden

BIAYA USAHATANI BAWANG MERAH

  • Pengeluaran lain-lain

PENERIMAAN USAHATANI Usahatani Bawang Merah

TIDAK. Nama responden, umur (tahun), pendidikan terakhir, pengalaman bertani, luas lahan (ha), jumlah tanggungan keluarga. Lampiran :3 Rata-rata penerimaan responden selama satu periode di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Lampiran: 4 Biaya Tenaga Kerja Responden Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang No. Nama Responden Luas lahan (Ha) hari kerja Jumlah penyiapan lahan.

TIDAK. Nama responden luas lahan (Ha) Biaya pupuk (Rp) Biaya pengendalian OPT (Rp) Biaya tenaga kerja (Rp) Total biaya (Rp). Lampiran : 10 Pendapatan Responden Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang No. Nama responden Luas tanah (Rp) Pendapatan (Rp) Total biaya (Rp) Pendapatan (Rp).

Gambar

Gambar Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Tabel 1.Luas Wilayah Desa Mampu Kecamatan Anggeraja, Tahun 2018
Tabel 2.Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang 2018.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis ucapkan atas ehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya dan tak lupa shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad

Iringan sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat serta pengikutnya yang senantiasa setia atas jasa dan