Demokrasi Islam adalah ideologi politik
yang berusaha menerapkan prinsip-
prinsip Islam ke dalam kebijakan publik
dalam kerangka demokrasi. Prinsip dan
konsep demokrasi yang sejalan dengan
islam adalah keikutsertaan rakyat dalam
mengontrol, mengangkat, dan
menurunkan pemerintah, serta dalam
menentukan sejumlah kebijakan lewat
wakilnya.
Hak asasi manusia dalam Islam berarti hak-hak unik manusia. Ini merupakan kewajiban yang fitrah dan mendasar yang diberikan oleh Allah SWT. Dari sudut pandang Islam, hak asasi manusia berkaitan dengan konsep kesetaraan.
Prinsip dasar di dalam Islam yang berhubungan
dengan HAM adalah prinsip kebebasan dan
kemandirian (al-hurriyyah). Prinsip ini
memberikan hak yang sama kepada laki-laki dan
perempuan untuk menentukan nasibnya sendiri.
HAM penting karena mereka melindungi hak kita untuk hidup dengan harga diri, yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan keamanan. Hidup dengan harga diri berarti bahwa kita harus memiliki sesuatu seperti tempat yang layak untuk tinggal dan makanan yang cukup.
Hak asasi manusia dalam Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia. Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia setara, yang membedakan adalah presta
si ketakwaanya.
Hal ini sesuai dengan al-Qur‟an Surat al-Hujurat (49) : 13
Artinya : “ Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan, dan Kami jadikan kamu berbanga-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang mulia diantara kamu adalah yang paling takwa”.
Kebebasan merupakan elemen penting dalam ajaran Islam. Kehadiran Islam memberikan jaminan kepada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia siaan dan tekanan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun demikian, pemberian kebebasan terhadap manusia bukan berarti mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut secara mutlak, tetapi dalam kebebasan tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati pula.
Prinsip-prinsip hak asasi manusia menjadi tujuan dari syariat islam (maqoshid al- Syaria ‟ at)
yang telah dirumuskan oleh Imam al-Ghazali dan Abu Ishaq as-Syatibi (Ahmad al- Mursi Husain) ada 5 macam yaitu :
1. Hifdzu al-Din (penghormatan atas kebebasan beragama).
2. Hifdzu al-Mal (penghormatan atas harta benda).
3. Hifdzu al-Nafs wa al-„Ird (penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu).
4. Hifdzu al-„Aql (penghormatan atas kebebasan berfikir).
5. Hifdzu al-Nasl (keharusan untuk menjaga keturunan).
Namun yang perlu diingat, bahwa ketika Islam berbicara tentang hak maka ia harus diimbangi dengan kewajiban. Lima hak dasar tersebut diantaranya;
- Pertama, hak untuk beragama dan berkewajiban membela agamanya sampai mati.
- Kedua, hak untuk hidup sebagai manusia dan memiliki kewajiban untuk menghargai hak manusia lainnya untuk hidup.
- Ketiga, hak untuk mempertahankan dan mengembangkan akal, sedangkan kewajibannya adalah menghargai akal yang diberikan oleh Allah, dengan tidak dirusak ataupun merusaknya. Baik akal milik sendiri maupun orang lain.
- Selanjutnya, keempat, hak untuk menjadi keturunan dan hak memiliki keturunan. Kewajibannya, menjaga keluarga dan keturunannya dengan baik. Tidak menyiakan dan berlaku kasar terhadap keturunannya.
- Terakhir, hak memperoleh dan mempertahankan harta dan kewajibannya, yakni mencari harta dengan legal, tidak merampas harta milik lainnya..