MAKALAH
METODE ANALISIS DATA: PENDEKATAN NON STATISTIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu: Dr. Zainuri, M.Si, CIQnR, CPHCM
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1. Yufi Nafi’atuzahro 220810101003 2. Izzah Hawwa Addamawi 220810101055 3. Intan Purwati 220810101101
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER 2024
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Analisis Data: Pendekatan non Statistika” dengan sebaik mungkin. Penulisan makalah ini ditulis bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kelas B. Kami menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin agar dapat membantu kegiatan belajar mengajar.
Tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan, materi pembahasan, bahasa, serta aspek-aspek lainnya. Oleh sebab itu, kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.
Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk para pembaca. Dan berharap agar makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi para pembaca serta menjadi amal jariyah bagi kami semua.
Jember, 28 September 2024
Kelompok 10
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Konsep Dasar Penelitian Kualitatif ... 3
2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kualitatif ... 5
2.2 Teori Dalam Penelitian Kualitatif ... 7
2.3 Desain Penelitian Kualitatif ... 9
2.3.1 Langkah-langkah dalam proses penelitian kualitatif ... 9
2.3.2 Merancang Pendahuluan dan Rumusan Masalah Pada Penelitian Kualitatif ... 13
2.3.3 Merancang Tujuan Penelitian Pada Penelitian Kualitatif... 14
2.3.4 Kerangka Konseptual penelitian ... 15
2.4 Instrumen, Pendekatan, dan Teknik Pengumpulan Data Kualitatif ... 16
2.4.1 Instrumen Penelitian Data Kualitatif ... 16
2.4.2 Pendekatan Penelitian Data Kualitatif ... 17
2.4.3 Teknik Pengumpulan Data ... 18
2.5 Manajemen dan Teknik Analisis Data ... 21
2.5.1 Model analisis data Spradley ... 22
2.5.2 Triangulasi ... 23
2.6 Interpretasi dan Penyajian Data Kualitatif ... 24
iv
2.6.1 Tahapan Interpretasi Data Kualitatif ... 25
2.6.2 Validasi Data Pada Penelitian Kualitatif ... 26
2.6.3 Penyajian Data Kualitatif ... 27
BAB III PENUTUP ... 30
3.1 Kesimpulan ... 30
3.2 Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penempatan Penelitian Kualitatif ... 8 Gambar 2.2 Langkah-Langkah dalam Proses Penelitian Kualitatif ... 9 Gambar 2.3 Tahapan Interpretasi Data Kualitatif ... 25
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Penelitian merupakan sebuah proses penyelidikan yang terstruktur dengan melakukan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, dan penyajian data melalui berbagai metode ilmiah yang ada untuk menemukan fakta dan makna dibalik fenomena yang diteliti secara objektif. Pada penelitian, proses analisis data berguna untuk mengartikan atau menafsirkan data mentah yang telah terkumpul sehingga dapat menghasilkan sebuah kesimpulan logis yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorikannya (Kurniasih et al., 2021).
Analisis data memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual dan kognitif yang tinggi untuk memecahkan makna pada fenomena yang diamati. Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya untuk memperoleh dan mengembangkan suatu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia selanjutnya.
Analisis non statistika merupakan analisis data dengan pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan untuk menjelajahi berbagai perspektif dan aspek yang kompleks dalam memperoleh pemahaman yang mendalam terkait fenomena yang bersifat non numerik. Pendalaman dalam memahami desain dan setiap langkah penelitian memungkinkan peneliti untuk menyusun dan melaksanakan penelitian secara lebih terarah, memastikan setiap tahap terhubung dengan baik, dan menghasilkan temuan yang bermakna. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic”, artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya” berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh partisipan atau sumber data (Sulistyawati, 2023). Peneliti kualitatif tetap dituntut menguasai teori secara luas, bukan sebagai pijakan atau pangkuan, tetapi digunakan untuk mengevaluasi kembali dan menghasilkan sebuah teori baru.
Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan. Keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh kemampuan peneliti dalam menghayati situasi sosial yang dijadikan
2
fokus penelitian. Analisis data dalam pendekatan non statistika dimulai sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, dan setelah observasi di lapangan lapangan. Terdapat teknik analisis data yang dapat digunakan, diantaranya mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan dengan berbagai jenis model, seperti interaktif, spradley, triangulasi, dan content analysis. Teknik analisis data ini tentunya digunakan sebagai panduan dalam menjalani setiap proses penelitian untuk menghasilkan kualitas data yang lebih baik sesuai kenyataan yang ada di lapangan.
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui lebih mendalam mengenai konsep dasar penelitian kualitatif, teori dalam penelitian kualitatif, desain penelitian kualitatif, instrumen, teknik pengambilan dan pengolahan data kualitatif, manajemen dan teknik analisis data, serta interpretasi dan penyajian data kualitatif. Dengan begitu, dapat membantu peneliti yang menggunakan analisis data metode pendekatan non statistika dalam memilah dan memilih data yang penting dan mekanisme teknik yang tepat untuk menghasilkan kesimpulan yang relevan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep dasar penelitian kualitatif?
2. Apa saja teori dalam penelitian kualitatif?
3. Bagaimana desain penelitian kualitatif?
4. Apa saja instrumen, teknik pengambilan dan pengolahan data kualitatif?
5. Bagaimana manajemen dan teknik analisis data?
6. Bagaimana interpretasi dan penyajian data kualitatif?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti memiliki tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui konsep dasar penelitian kualitatif 2. Mengetahui teori dalam penelitian kualitatif 3. Mengetahui desain penelitian kualitatif
4. Mengetahui instrumen, teknik pengambilan dan pengolahan data kualitatif 5. Mengetahui manajemen dan teknik analisis data
6. Mengetahui interpretasi dan penyajian data kualitatif
3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan tahapan riset yang menghasilkan data dalam bentuk deskriptif atau berupa kata dan kalimat yang disampaikan secara lisan maupun tertulis dari apa yang diteliti serta perilaku yang diamati (Bogdan dan Biklen, 1982).
Pendekatan penelitian kualitatif digunakan untuk menyelidiki aspek yang kompleks dan subjektif untuk menjelajahi berbagai perspektif dalam memperoleh pemahaman yang mendalam terkait fenomena yang bersifat non numerik. Pola pikir induktif menjadi penciri penelitian kualitatif, yang menitikberatkan pada pengamatan objektif partisipatif terhadap suatu gejala sosial secara naturalistik dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, salah satunya wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang untuk menyajikan gambaran dunia sosial secara holistik. Peneliti akan memasuki dan melibatkan diri ke dalam suatu organisasi atau lingkungan dalam jangka waktu lama untuk menemukan akar masalah berdasarkan konteks atau fenomena yang diteliti.
Moleong (1991:103) mengatakan bahwa prinsip penelitian kualitatif adalah menemukan teori dan data. Keberhasilan sebuah penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh kepekaan dan kegigihan peneliti dalam menafsirkan makna yang terkandung dalam fenomena yang diamati untuk menemukan jawaban yang lebih tepat dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Penelitian kualitatif memiliki sejumlah karakteristik yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya. Umumnya, karakteristik penelitian kualitatif sebagai berikut.
1. Latar Alamiah
Suatu fenomena terikat pada situasi yang mengelilinginya atau dengan kata lain selalu terikat pada konteks. Riset kualitatif menitikberatkan pada situasi sebenarnya dari objek yang diteliti agar konteksnya tidak mengalami perubahan. Fakta dilapangan tidak bisa dipisahkan dari konteks, ruang, dan sosial budaya yang bersifat determinatif terhadap kebenaran informasi atau data yang dicari.
2. Manusia sebagai Alat
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi alat untuk mengumpulkan data tanpa menjaga jarak dari subjek dan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam terkait fenomena atau konteks yang diteliti. Peran aktif peneliti dalam kegiatan
4
kemasyarakatan membantu dalam memahami fenomena sosial yang dinamis sehingga data yang didapat tidak mengandung kebiasan.
3. Bersifat Deskriptif
Pada penelitian kualitatif, peneliti akan menggambarkan atau mendeskripsikan
“makna data” yang berhasil ditangkap pada saat berada dilapangan dengan memberikan bukti terkait fakta tersebut. Pemaknaan terhadap satu fenomena begitu banyak tergantung kemampuan dan ketajaman peneliti dalam mengupas tuntas makna tersembunyi tersebut. Data yang dikumpulkan dapat berupa kata dan gambar yang mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan, peneliti akan merajut satu per satu fakta hingga setiap bagian yang ditelaah menghasilkan kesimpulan yang logis.
4. Membangun Teori
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penemuan konsep, pengetahuan, bahkan teori baru bukan untuk menguji suatu teori yang telah ada. Upaya pencarian data tidak dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan sebelumnya.
Penyusunan teori didasarkan pada data empiris yang telah didapat baik melalui pengamatan ataupun wawancara mendalam dan disusun menjadi kesatuan untuk ditarik kesimpulan. Dalam hal ini, peneliti tidak berasumsi bahwa data yang ada, telah cukup untuk memahami bagian-bagian fenomena yang sedang terjadi. Desain penelitian kualitatif bersifat sementara sebab fakta-fakta yang ada di lapangan setiap saat dapat berubah dan bersifat ganda
5. Mengedepankan Proses
Dalam penelitian kualitatif, fokus utama bukan pada hasil atau produk akhir, melainkan pada proses yang dilakukan dengan baik dan benar sesuai prosedur penelitian. Pemilihan sumber data atau informan, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data dianggap jauh lebih penting daripada hasil akhir dan kesimpulan.
Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang lebih menekankan pada hasil penelitian.
Secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan fakta yang sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui banyak orang. Para peneliti dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif dan mendalam tentang situasi lokal.
Dengan pemahaman ini, mereka dapat merumuskan hipotesis dan mengidentifikasi pola
5
hubungan yang pada akhirnya dapat dikembangkan menjadi teori. Berikut beberapa tujuan dari penelitian kualitatif.
1. Eksploratori: berfokus pada fenomena baru yang belum banyak diteliti atau dipahami. Tujuannya untuk menemukan tema yang lebih luas serta mengembangkan konsep, model, dan hipotesis dari tema yang telah ditemukan
2. Eksplanatori: memberikan peluang bagi peneliti untuk menjelajahi berbagai perspektif, nilai-nilai, dan pengalaman individu atau kelompok dalam mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi fenomena.
3. Emansipatori: membuka peluang bagi peneliti untuk terlibat langsung dalam kegiatan sosial serta merumuskan kebijakan yang tepat dan relevan sesuai kebutuhan individu atau kelompok yang terlibat dalam fenomena tersebut.
2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Kualitatif Berikut kelebihan dari penelitian kualitatif.
1. Ruang lingkup penelitian bersifat natural setting
Natural setting merujuk pada tempat fenomena berlangsung secara alami, tanpa dimanipulasi atau diintervensi dengan sengaja oleh peneliti. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk menangkap dinamika dan kompleksitas situasi dalam konteks aslinya. Partisipan yang terlibat cenderung berperilaku alami dan memberikan respons yang lebih jujur dan spontan yang membantu mengurangi bias pada fenomena yang diamati. Peneliti dapat menyesuaikan metode pengumpulan data mereka berdasarkan situasi di lapangan, yang memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi aspek-aspek yang mungkin tidak terduga sebelumnya.
2. Proses penelitian bersifat humanizing
Penelitian kualitatif menempatkan manusia sebagai pusat dari proses penelitian. Peneliti membangun interaksi personal dengan menciptakan ruang bagi partisipan untuk berbagi narasi terkait fenomena yang diteliti menggunakan bahasa mereka sendiri. Melalui pendekatan ini, berbagai perspektif yang beragam dan sering kali terabaikan dapat terungkap.
3. Mempresentasikan fenomena secara lebih realistis
Penelitian kualitatif memiliki kelebihan dalam mempresentasikan fenomena secara lebih realistis karena metode ini memungkinkan peneliti untuk menggali pengalaman dan perspektif partisipan secara mendalam. Dengan menggunakan
6
wawancara, observasi, dan analisis teks, peneliti dapat menangkap nuansa dan kompleksitas yang sering kali terlewatkan dalam penelitian kuantitatif.
4. Menghasilkan Pemahaman yang Mendalam
Penelitian kualitatif menghasilkan pemahaman yang mendalam karena metode ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi pengalaman, pandangan, dan perasaan partisipan secara langsung. Dengan menggunakan teknik, seperti wawancara mendalam dan observasi partisipatif, peneliti dapat menggali informasi yang lebih kaya dan kompleks. Hal ini membantu peneliti memahami konteks dan makna tersembunyi di balik fenomena yang diteliti.
Meskipun metodologi kualitatif memiliki beberapa kelebihan, tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat juga beberapa kelemahan dalam penelitian kualitatif, yakni:
1. Persoalan reliabilitas cenderung menjadi subjektif
Salah satu kelemahan penelitian kualitatif adalah reliabilitas yang cenderung subjektif. Data yang terkumpul biasanya berupa narasi dan deskripsi yang kaya, sehingga interpretasi hasil dipengaruhi oleh ketajaman dan kemampuan peneliti dalam menangkap dan menganalisis makna yang terkandung dalam data tersebut. Akibatnya, hasil penelitian dapat bervariasi tergantung siapa yang meneliti. Oleh karena itu, konsistensi dan generalisasi menjadi sulit dicapai.
2. Terdapat risiko diperolehnya informasi yang tidak berguna
Pada metode ini, ada kemungkinan peneliti mendapatkan data yang tidak relevan atau tidak bermanfaat untuk tujuan penelitian. Hal ini dapat menghabiskan waktu dan sumber daya, serta menyulitkan analisis data secara efektif.
3. Membutuhkan waktu penelitian yang lebih lama
Penelitian kualitatif memerlukan durasi yang lebih panjang karena kompleksitas dalam proses pengumpulan dan analisis data. Selain itu, peneliti harus mengorganisir dan menafsirkan data yang kaya dan beragam, yang memerlukan waktu lebih panjang dibandingkan dengan metode kuantitatif.
4. Terdapat beberapa persoalan yang tidak dapat digeneralisasikan.
Dalam konteks ini, , tetapi digabungkan menjadi satu kesimpulan umum yang mencakup semuanya.
7
Penelitian ini sering berfokus pada persoalan-persoalan yang mungkin memiliki detail atau variasi yang berbeda terkait konteks dan pengalaman spesifik dari partisipan yang menghasilkan sebuah kesimpulan yang kemungkinan tidak dapat diterapkan secara luas atau digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.
Hal ini dapat membatasi kemampuan penelitian untuk memberikan kesimpulan yang berlaku umum.
2.2 Teori Dalam Penelitian Kualitatif
Menurut (Neuman, 2006) teori merupakan sistem keterkaitan antara ide yang merangkum dan mengelola pengetahuan terkait dunia sosial, atau dengan kata lain teori adalah ide mengenai bagaimana suatu hal terjadi di dunia. Teori seringkali digunakan untuk menjelaskan banyak hal, tetapi terkadang kita tidak menyebutkan secara jelas teori apa yang sedang digunakan sebagaimana yang sering kita lihat pada artikel-artikel populer.
Dalam riset kualitatif seorang peneliti akan lebih profesional jika menguasai semua teori, sehingga wawasan dan pengetahuannya menjadi lebih luas serta dapat menjadi instrumen penelitian yang baik. Peneliti kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya” bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti. Tetapi “berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh partisipan/sumber data”.
“Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collecting data is the investigator himself”(Sugiyono, 2017).
Kemudian sebagai perspektif teoritis, teori digunakan untuk merancang rumusan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data. Terakhir, jika teori sebagai akhir penelitian yaitu teori tersebut berperan sebagai end point pada penelitian. Sehingga, teori pada penelitian kualitatif tidak berfungsi sebagai dasar atau acuan untuk melakukan penelitian. Teori sosial umumnya dapat dibagi menjadi 5 kelompok (Neuman, 2006), yaitu:
● Direction of theorizing, menguji suatu teori dapat dilakukan dengan dua arah, yaitu deduktif dan induktif.
● The level of analysis. Realita sosial exist pada berbagai tingkatan yaitu dari level mikro, meso, sampai level makro.
8
● Focus of theory. Teori dapat berfokus pada substansi maupun formal teori.
● The form of explanation. Tujuan utama dari penggunaan teori ialah untuk menjelaskan bagaimana suatu hal terjadi di dunia ataupun di lingkungan masyarakat.
● The range of theorizing Teori dapat dibedakan melalui cakupan terhadap apa yang dikemukakan. (1) Empirical generalization, ialah pernyataan yang bersifat sangat umum (generized) dengan banyak mengabaikan aspek-aspek yang terjadi pada realita sosial sehingga teori ini cakupannya rendah terhadap realita sosial. (2) Selanjutnya middle range theory, ialah teori yang mencakup aspek lebih luas sebab memasukkan aspek-aspek spesifik mengenai fenomena atau studi empiris tertentu. (3) Serta theoretical framework, yakni teori dengan jangkauan lebih luas Teori dan penelitian merupakan hal yang berkaitan. Dengan memahami bagian aspek dari teori, peneliti mendapatkan kerangka berpikir bagaimana memandang suatu tema.
(Neuman, 2006), “peneliti yang mengumpulkan data tanpa pemahaman teori akan membuang-buang waktunya”. Adapun teori menurut (Creswell, 1994) dalam penelitian kuantitatif dapat ditempatkan seperti gambar 2.1.
Sumber: (Creswell, 1994)
Gambar 2.1 Penempatan Penelitian Kualitatif
9 2.3 Desain Penelitian Kualitatif
Dalam proposal penelitian susunan desain penelitian digunakan oleh peneliti sebagai petunjuk untuk menjalankan rencana penelitiannya. Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat post-positivisme karena bertujuan untuk meneliti objek yang alami, berbeda dengan eksperimen. Hasil dari penelitian kualitatif lebih berfokus pada pemaknaan daripada generalisasi. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan fakta atau fenomena agar lebih mudah dipahami dan, dalam beberapa kasus, dapat menghasilkan hipotesis baru (Fadli, 2021).
Proses penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah penelitian, kemudian melakukan tinjauan literatur, menetapkan tujuan serta pertanyaan penelitian, dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data. Selanjutnya, hasil penelitian dilaporkan dan diakhiri dengan tahap evaluasi.
Analisis data kualitatif bersifat induktif, artinya peneliti membangun pola, tema, dan kategori dari data yang dikumpulkan. Proses analisis ini biasanya dimulai sejak tahap pengumpulan data dan berlangsung secara simultan. Peneliti menginterpretasikan data untuk mengungkap makna yang mendalam dari fenomena yang diteliti, bukan untuk mencari generalisasi. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dan analisis dilakukan secara simultan di lapangan. Oleh karena itu, desain penelitian yang telah dirancang oleh peneliti dapat diperbarui, dimodifikasi, dan dipertajam selama proses penelitian berlangsung.
2.3.1 Langkah-langkah dalam proses penelitian kualitatif
Sumber: (Rosyidah, 2022)
Gambar 2.2 Langkah-Langkah dalam Proses Penelitian Kualitatif
10
Secara umum, proses yang dilakukan dalam penelitian dapat dibagi menjadi 6 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Proses penelitian menurut Rosyidah (2022) terdiri dari beberapa tahapan penting yang harus diikuti oleh peneliti untuk mencapai hasil yang valid dan sistematis. Meskipun langkah-langkah ini berlaku untuk penelitian dengan pendekatan statistik maupun non-statistik, masing-masing pendekatan memiliki variasi dalam pelaksanaannya.
Pemahaman yang mendalam mengenai setiap langkah ini memungkinkan peneliti untuk menyusun dan melaksanakan penelitian secara lebih terarah, memastikan setiap tahap terhubung dengan baik dan menghasilkan temuan yang bermakna. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan validitas penelitian, baik dalam penelitian sosial, pendidikan, maupun ilmu-ilmu lainnya. Langkah- langkah dalam proses penelitian menurut (Rosyidah, 2022) yaitu:
1. Identifikasi Masalah Penelitian
Langkah pertama dalam proses penelitian adalah mengidentifikasi masalah penelitian. Masalah ini adalah pertanyaan atau fenomena yang ingin diteliti.
Masalah penelitian harus relevan, signifikan, dan layak untuk dijelajahi. Dalam tahap ini, peneliti mengajukan pertanyaan tentang apa yang ingin dipahami atau dijelaskan. Identifikasi masalah ini merupakan landasan dari seluruh proses penelitian. Contohnya: Dalam penelitian pendidikan, masalah penelitian mungkin berkaitan dengan tingkat rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran daring.
Tahap ini melibatkan penjabaran isu-isu yang terkait dengan topik yang dipilih, mengembangkan alasan untuk meneliti topik tersebut, serta menekankan pentingnya penelitian tersebut. Dalam proses identifikasi masalah, peneliti dapat mempertimbangkan empat opsi utama, yaitu
a) Kesenjangan (gap) antara teori dan fenomena
Identifikasi masalah penelitian sering kali dimulai dari menemukan kesenjangan dalam literatur atau pengetahuan yang ada. Kesenjangan ini muncul ketika ada aspek tertentu dari topik yang belum dieksplorasi atau dijelaskan secara memadai dalam penelitian sebelumnya. Peneliti dapat mengidentifikasi bahwa da bagian dari suatu fenomena atau konsep yang belum diteliti, atau bahwa hasil penelitian sebelumnya tidak mencakup semua variabel penting.
11
Sebagai contoh: Penelitian tentang efek pembelajaran daring mungkin telah banyak dilakukan, tetapi sedikit yang mengeksplorasi dampaknya pada keterlibatan sosial siswa. Kesenjangan ini dapat menjadi dasar untuk penelitian baru. Kesenjangan ini penting untuk ditemukan agar penelitian yang dilakukan benar-benar berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan bukan sekedar mengulang apa yang sudah diketahui.
b) Teori atau fenomena yang tidak konsisten
Teori atau fenomena yang berubah-ubah dari waktu ke waktu perlu diteliti karena ketidakkonsistenan teori menunjukkan adanya perdebatan yang belum terselesaikan terkait teori tersebut. Sementara, fenomena yang tidak konsisten menunjukkan adanya perubahan fenomena dari waktu ke waktu. Seringkali, peneliti menemukan bahwa ada hasil penelitian sebelumnya atau teori yang tidak konsisten atau bertentangan.
Ketidakkonsistenan ini bisa muncul dalam hasil empiris dari berbagai studi, di manan studi satu menunjukkan hasil tertentu, sementara studi lain menunjukkan hasil yang berlawanan. Dalam situasi seperti ini, identifikasi masalah bisa diarahkan untuk menyelidiki dan mencari penjelasan mengapa ada perbedaan atau ketidakselarasan tersebut.
Contohnya: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dalam lingkungan daring dapat meningkatkan hasil belajar, sementara penelitian lain menunjukkan bahwa terlalu banyak interaksi sosial dapat mengalihkan fokus siswa. Peneliti dapat melakukan penelitian untuk menyelidiki kondisi atau variabel yang menyebabkan hasil yang bertentangan ini. Menyelidiki ketidakkonsistenan ini penting untuk memperkuat atau memperbaiki teori yang ada, serta memberikan penjelasan yang lebih meluas tentang suatu fenomena.
c) Replikasi penelitian
Replikasi penelitian adalah langkah yang digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas temuan penelitian sebelumnya, biasanya dengan metode atau konteks yang sama, untuk melihat apakah hasil yang sama dapat diperoleh. Hal ini penting untuk memastikan bahwa temuan dari studi sebelumnya bukanlah kebetulan dan berlaku lebih luas.
Contohnya: Jika sebuah studi menemukan bahwa penggunaan teknologi tertentu meningkatkan hasil belajar di sekolah menengah, peneliti
12
lain mungkin ingin mereplikasi studi tersebut di sekolah dasar atau dengan populasi yang berbeda untuk melihat apakah hasilnya tetap sama. Replikasi membantu memvalidasi hasil penelitian dan menambah keyakinan pada temuan, serta memperkuat argumen teoritis yang mendasarinya.
d) Melanjutkan atau memperdalam penelitian terdahulu
Peneliti seringkali memulai penelitian baru berdasarkan studi sebelumnya dengan tujuan untuk memperdalam atau memperluas pemahaman tentang suatu fenomena. Melanjutkan penelitian terdahulu berarti peneliti mencoba menjawab pertanyaan yang belum terselesaikan dalam penelitian sebelumnya atau mengeksplorasi lebih jauh aspek tertentu yang belum dikaji dengan mendalam. Penelitian ini bisa juga berfokus pada variabel baru, metode baru, atau konteks yang berbeda.
Contohnya: Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pembelajaran daring meningkatkan hasil belajar, tetapi tidak menjelaskan mekanisme atau proses spesifik yang membuat pembelajaran daring efektif. Peneliti baru bisa melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor khusus, seperti desain platform pembelajaran, yang mempengaruhi efektivitas tersebut. Melanjutkan penelitian sebelumnya memungkinkan peneliti untuk menyempurnakan atau mengembangkan temuan-temuan sebelumnya, serta memberikan kontribusi lebih meluas terhadap literatur.
2. Melakukan review literatur
Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan tinjauan literatur. Peneliti harus mengumpulkan dan mempelajari penelitian atau teori yang relevan dengan topik yang akan diteliti. Tinjauan literatur ini membantu memahami bagaimana masalah tersebut telah dibahas dalam penelitian sebelumnya, serta memberikan dasar teoritis untuk penelitian yang akan dilakukan. Namun, dalam penelitian kualitatif, tinjauan literatur juga sering bersifat lebih fleksibel dan bisa diperbarui selama proses penelitian berlangsung.
3. Menyatakan Tujuan Penelitian
Setelah melakukan tinjauan literatur, peneliti harus merumuskan tujuan penelitian secara jelas. Tujuan penelitian kualitatif biasanya berfokus pada eksplorasi atau pemahaman terhadap fenomena yang diteliti. Tujuan ini
13
dapat berupa pernyataan tentang apa yang ingin dipelajari, dipahami, atau diinterpretasikan dari perspektif partisipan penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif biasanya menggunakan metode seperti wawancara dan observasi. Peneliti mengumpulkan data yang bersifat deskriptif dan lebih berfokus pada pemahaman perspektif partisipan secara langsung. Pengumpulan data seringkali dilakukan di lapangan dan dapat berkembang selama proses penelitian, karena penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan responsif terhadap informasi baru yang muncul.
5. Melakukan analisis dan interpretasi data
Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah analisis dan interpretasi data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data biasanya bersifat tematik, dimana peneliti mencari pola, tema, atau kategori dari data yang dikumpulkan. Interpretasi dilakukan dengan mengeksplorasi makna di balik temuan-temuan tersebut, serta menghubungkannya dengan teori yang relevan. Pada tahap ini, peneliti berusaha untuk bagaimana partisipan memaknai pengalaman mereka.
6. Melaporkan dan mengevaluasi penelitian
Langkah terakhir adalah melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi. Laporan penelitian kualitatif biasanya menggambarkan proses penelitian secara rinci, termasuk partisipan, metode yang digunakan, hasil temuan, dan interpretasi. Selain itu, peneliti juga harus mengevaluasi penelitian mereka, mencakup keandalan (reliabilitas), kepercayaan (validitas), serta keterbatasan penelitian. Evaluasi ini penting untuk memastikan integitas dan transparansi hasil penelitian.
2.3.2 Merancang Pendahuluan dan Rumusan Masalah Pada Penelitian Kualitatif Menurut Sulistyawati (2023), pendahuluan dalam penelitian harus mampu menarik perhatian pembaca terhadap topik yang diteliti, menjelaskan masalah yang diangkat, menempatkan penelitian dalam literatur yang lebih luas, serta memberikan relevansi bagi pembaca atau pengguna penelitian. Bagian pendahuluan berfungsi sebagai dasar untuk menjelaskan mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dan menjadi titik awal penelusuran topik yang diangkat.
14
Penjelasan dalam pendahuluan akan mengarahkan pada perumusan masalah penelitian. Pertanyaan penelitian dapat bertujuan untuk menggambarkan (deskripsi), menjelaskan (eksplanasi), atau memahami (eksplorasi). Dalam penelitian kuantitatif, rumusan masalah biasanya mengarah pada hipotesis, sedangkan dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah akan menentukan fokus penelitian.
Rumusan masalah penelitian sangat penting karena menjadi panduan bagi peneliti dan pengguna penelitian dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam proses penelitian secara keseluruhan. Bagian ini menguraikan apa yang ingin diselidiki peneliti dalam penelitian tersebut. Panduan untuk menyusun masalah penelitian adalah:
1. Ajukan satu atau dua rumusan masalah, disertai dengan lima atau lebih sub- pertanyaan yang mendukung.
2. Hubungan rumusan masalah dengan strategi penelitian kualitatif yang relevan 3. Gunakan bahasa yang bersifat eksploratif, yaitu dengan memilih kata-kata yang
tidak bersifat langsung
4. Pastikan rumusan masalah bersifat fleksibel dan dapat berkembang seiring berjalannya penelitian. Jelaskan juga mengenai partisipan dan lokasi penelitian.
2.3.3 Merancang Tujuan Penelitian Pada Penelitian Kualitatif
Tujuan penelitian disusun berdasarkan perumusan masalah yang ada. Bagian ini sangat penting karena berfungsi sebagai panduan dan arah bagi keseluruhan proses penelitian. Alasan seseorang melakukan penelitian sangat beragam, tetapi tujuan penelitian secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu mendeskripsikan, menjelaskan, dan mengeksplorasi:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk “menghasilkan gambaran dan mendeskripsikannya dengan kata-kata atau angka.” Prinsip mengambil gambar di sini dianalogikan seperti kamera, di mana peneliti menangkap kejadian yang ada di sekitarnya dan mendeskripsikan apa yang terlihat dari hasil tangkapan tersebut. Umumnya, penelitian deskriptif membutuhkan data sebagai dasar analisis.
2. Penelitian Eksplanatori
15
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana suatu peristiwa atau kejadian terjadi. Tujuannya adalah mengeksplorasi hubungan antara teori dan fenomena, sehingga dapat menjelaskan bagaimana suatu fenomena terjadi berdasarkan teori, atau sebaliknya, bagaimana teori terbentuk melalui kajian terhadap fenomena yang ada.
3. Penelitian Eksploratori
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman terhadap teori atau fenomena tertentu. Penelitian jenis ini biasanya menghasilkan ide, teori, atau hipotesis baru terkait suatu topik. Fokus utamanya adalah memahami suatu hal dari perspektif manusia, sehingga memerlukan penelusuran yang mendalam.
2.3.4 Kerangka Konseptual penelitian
Dalam melakukan penelitian atau menulis karya ilmiah, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah menyusun kerangka konseptual.
Tujuannya adalah agar proses penelitian atau penulisan ilmiah dapat berjalan dengan lebih lancar dan terarah. Kerangka konseptual penelitian merupakan hubungan antara berbagai konsep yang saling terkait dalam suatu masalah yang akan diteliti. Kerangka ini membantu menjelaskan topik penelitian secara lengkap dan mendetail, sehingga memudahkan pemahaman terhadap pokok bahasan yang akan dibahas.
Kerangka konseptual penelitian adalah gambaran visual atau naratif yang menunjukkan hubungan antar konsep yang relevan dengan topik penelitian.
Kerangka ini bertujuan untuk memberikan struktur pada penelitian, dengan menunjukkan bagaimana berbagai konsep saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Fungsi dari kerangka konseptual adalah untuk:
1. Menjelaskan hubungan antar variabel: Menunjukkan bagaimana variabel yang diteliti berinteraksi satu sama lain.
2. Mengarahkan penelitian: Membantu peneliti dalam mengidentifikasi fokus penelitian serta dalam pengumpulan dan analisis data.
3. Memberikan landasan teoritis: Menghubungkan konsep-konsep dengan teori yang mendasari penelitian, sehingga penelitian lebih terarah dan logis.
Dalam penelitian kualitatif, struktur kerangka konseptual cenderung lebih fleksibel. Hal ini penting karena gagasan dalam penelitian kualitatif dapat
16
berkembang selama prose penelitian berlangsung. Kerangka konseptual membantu peneliti menjaga fokus penelitian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika merancang kerangka konseptual yaitu:
1. Peneliti dapat menggunakan alat bantu grafis untuk menjelaskan poin utama penelitian.
2. Lakukan pembacaan dan pengembangan desain kerangka pikir secara berulang untuk memastikan kerangka tersebut representatif terhadap apa yang diteliti.
3. Jika penelitian melibatkan lebih dari satu orang, seluruh peneliti harus berkolaborasi dalam merancang kerangka pikir dan kemudian membandingkannya untuk memahami perspektif masing-masing.
4. Hindari penggunaan definisi yang terlalu umum atau global dalam kerangka konseptual. Kerangka ini harus memuat poin-poin utama penelitian yang bersifat spesifik, sehingga penggunaan definisi yang terlalu umum bisa menyebabkan kebingungan dan tidak fokus pada inti penelitian.
5. Peneliti dapat memprioritaskan hasil penelitian atau teori untuk mendukung dan menjelaskan isi kerangka pikir.
2.4 Instrumen, Pendekatan, dan Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Instrumen, pendekatan, dan teknik pengumpulan data kualitatif merupakan komponen penting dalam penelitian kualitatif yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap fenomena sosial. Berikut penjelasan mengenai ketiganya:
2.4.1 Instrumen Penelitian Data Kualitatif
Pada riset kualitatif, yang berperan sebagai instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti yang berperan menjadi instrumen penelitian juga perlu validasi dengan cara mengevaluasi diri untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti dalam riset kualitatif sebagai “human instrument” berfungsi untuk menentukan fokus penelitian, menetapkan informan sebagai sumber data, melaksanakan pengumpulan data, mengkaji kualitas data, analisis data, menerjemahkan data serta menyusun kesimpulan atas temuannya (Sulistyawati, 2023). Dalam riset kualitatif, segala sesuatu belum memiliki bentuk yang jelas dan pasti yang akan terus berkembang sepanjang penelitian itu berlangsung. Dalam
17
mengamati realitas, riset kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik atau menyeluruh dan dinamis.
2.4.2 Pendekatan Penelitian Data Kualitatif
Pendekatan penelitian kualitatif merupakan kerangka konseptual yang mengarahkan terkait pelaksanaan penelitian kualitatif. Pendekatan ini menjelaskan secara eksplisit maupun implisit tujuan penelitian kualitatif, peran peneliti, tahapan penelitian, dan metode analisis data. Dalam hal ini, terdapat enam pendekatan kualitatif, sebagai berikut.
1. Fenomenologi
Fenomenologi mengacu pada kesadaran perspektif terkait pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Kesadaran bukanlah dibentuk dari sebuah kebetulan atau suatu hal lainnya, melainkan atas diri sendiri.
Persepsi Fenomenologi hanya mendeskripsikan dunia setiap orang yang berbeda-beda. Peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi tertentu. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari (Yakin, I., 2023). Selain itu, menggambarkan apakah subjek mempunyai reaksi yang sama ketika mereka mengalami fenomena serupa. Salah satu poin penting yang menjadi kelebihan studi fenomenologis adalah pengalaman yang tersembunyi di dalam aspek filosofis dan psikologis individu dapat terungkap melalui narasi sehingga peneliti dan pembaca seolah dapat mengerti pengalaman hidup yang dialami oleh subjek penelitian (Wada et al., 2024).
2. Etnografi
Penekanan pada etnografi adalah pada studi keseluruhan budaya. Peneliti turut bergabung dalam suatu komunitas atau fenomena untuk menggali informasi dengan mempelajari nilai nilai, perilaku, keyakinan, dan budaya setempat dengan jangka waktu observasi yang panjang. Tidak terdapat pembatas terhadap apa yang akan diamati dan tidak ada titik akhir dalam penelusuran studinya.
Pada fenomenologi, umumnya rumusan masalahnya ingin mengeksplorasi pengalaman pengalaman masyarakat pada fenomena tertentu.
3. Hermeneutik
18
Pendekatan hermeneutik merupakan pendekatan untuk memahami makna dan memaknai pengalaman manusia dengan cara menginterpretasikan;
mengartikulasikan dan menafsirkan pengalaman tersebut (Charisma, 2022).
Peneliti melakukan penafsiran makna atas tindakan manusia atau teks untuk memecahkan masalah.
4. Grounded Theory
Pada strategi grounded theory, umumnya rumusan masalahnya adalah ingin menemukan teori baru atau mengembangkan sebuah teori dari data yang telah dikumpulkan bukan dari hipotesis yang sudah ada. Grounded theory merupakan suatu metode riset yang berupaya untuk mengembangkan teori tersembunyi di balik data yang telah dikumpulkan dan dianalisis secara sistematis untuk memperluas penjelasan tentang fenomena dengan mengidentifikasi lebih lanjut elemen kunci dari fenomena itu.
5. Studi Kasus
Setiap kasus memiliki kondisi yang kompleks sehingga teknik studi kasus berusaha menjelaskan kondisi yang kompleks tersebut secara logis. Pendekatan studi kasus menetapkan kasus berdasarkan kriteria spesifik yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam baik berupa program, peristiwa, aktivitas, dan lainnya yang sedang berlangsung (real-life events).
6. Naratif
Pada studi naratif atau biografis, partisipan menceritakan serangkaian peristiwa secara terperinci mengenai kehidupannya, individu lain atau kelompok yang ditulis oleh orang lain untuk diabadikan dalam bentuk dokumen arsip atau catatan. Peneliti melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara serta interaksi personal dengan subjeknya langsung atau melalui kerabat terdekat jika subjek penelitiannya sudah meninggal.
2.4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan. Keberhasilan pengumpulan data ditentukan oleh kemampuan peneliti dalam menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Observasi merupakan sumber paling awal dari pengetahuan manusia dan pemahaman mengenai fenomena dunia sehari-hari
19
sebelum melakukan wawancara atau group discussion. Observasi berupa penyelidikan yang dilakukan secara sistematik dengan menggunakan seluruh panca indera terutama mata untuk menangkap kejadian yang berlangsung dan menggambarkan situasi dan konteks sealamiah mungkin. Terdapat beberapa teknik observasi yang dapat digunakan, yakni:
1. Observasi Partisipatif. Peneliti berusaha berada dan mendekatkan diri di lingkungan penelitian dalam jangka waktu yang panjang agar terjalin hubungan dan komunikasi sedekat mungkin dengan informan.
2. Informan Kunci. Memanfaatkan informan untuk membantu peneliti “masuk” ke dalam budaya yang kurang dikenal oleh peneliti. Informan kunci merupakan individu yang memiliki pengetahuan khusus, status dan keterampilan tertentu, yang bersedia untuk membagi apa yang diketahuinya dengan peneliti
3. Membuat Catatan Lapangan yang Baik. Catatan yang dibuat didasarkan atas kondisi sebenarnya di lapangan tanpa melibatkan penilaian subyektif dari peneliti
4. Menjaga Jarak untuk Mengurangi Kebiasan. Observasi partisipatif memungkinkan munculnya interpretasi yang bersifat subjektif dan dapat berisiko terjadinya bias. Untuk itu penting bagi peneliti untuk tetap “menjaga jarak” terhadap informan.
Teknik pengumpulan data kualitatif selanjutnya adalah wawancara. Wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi melalui komunikasi langsung dengan cara tanya jawab untuk mencatat opini, menangkap perasaan, emosi, dan hal lainnya secara lebih detail. Selain itu, terdapat wawancara mendalam yang membutuhkan sensitivitas dan mental peneliti yang kuat untuk menggali informasi lebih jauh dan spesifik dengan mengajukan pertanyaan yang lebih terbuka dan personal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses wawancara.
1. Tempat dan Waktu. Tempat untuk melakukan wawancara adalah tempat yang nyaman dan mendukung proses penelitian. Sedangkan, waktu yang tepat ketika responden atau partisipan tidak mempunyai kegiatan lain dan tidak merasa terganggu selama proses wawancara.
2. Membangun Kepercayaan Diri Informan. Memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan pengalaman informan sangat penting dan dibutuhkan dalam
20
penelitian, sehingga semua informasi yang diberikan akan berguna untuk keberlanjutan penelitian
3. Mengajukan Pertanyaan dan Merekam Jawaban. Menggunakan pertanyaan terbuka (open ended question) Wawancara dilakukan secara tunggal, yakni melakukan wawancara satu orang di satu waktu Struktur pertanyaan tidak tetap, memungkinkan tambahan atau pengurangan pertanyaan jika diperlukan Memungkinkan peneliti bertanya dengan cara dan ekspresi yang beragam dengan prinsip tujuan yang perlu ditanyakan dapat tercapai.
Kemudian, pengumpulan data kualitatif yang terakhir adalah focus group discussion. Fokus grup diskusi merupakan metode pengumpulan data yang efektif dan efisien melalui interaksi kelompok untuk menangkap dan menghasilkan data dalam satu kali proses. Tujuan FGD sebagai upaya menemukan makna dari sebuah isu melalui diskusi kelompok untuk menghasilkan suatu kesepakatan bersama dan menghindari kesalahan pemaknaan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan focus group untuk pengumpulan data.
1. Size of Focus Group. Jumlah peserta yang ideal untuk melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) secara efisien adalah antara 8 hingga 10 orang per kelompok. FGD umumnya dilakukan di antara individu-individu yang tidak saling mengenal, karena partisipan cenderung lebih bebas dalam menyampaikan pendapat mereka ketika berinteraksi dengan orang yang tidak mereka kenal.
2. Jumlah Grup. Jumlah fokus grup dalam setiap penelitian dapat bervariasi, yang umumnya satu variabel memerlukan satu grup. Terkadang, grup dibedakan berdasarkan kategori tertentu, seperti tingkat pendidikan, jenis kelamin, atau usia. Namun, pada dasarnya, jumlah grup ditentukan oleh tujuan penelitian dan disesuaikan dengan jumlah variabel serta sumber daya yang dimiliki oleh peneliti.
3. Conducting the Discussion. Moderator memainkan peran krusial dalam memimpin jalannya Focus Group Discussion (FGD), sehingga moderator harus memiliki keterampilan interpersonal dan kemampuan berdiskusi yang terstruktur. Pengelolaan FGD yang efisien biasanya melibatkan dua moderator.
Satu orang bertugas memimpin diskusi, sementara yang lain mengamati jalannya diskusi atau bertanggung jawab atas proses pencatatan informasi (tim pencatat)
21
4. Ending Discussion. Pada bagian akhir Focus Group Discussion (FGD), partisipan perlu menyampaikan secara ringkas poin-poin utama hasil diskusi atau moderator yang merangkum poin-poin tersebut dari seluruh partisipan.
Dalam beberapa FGD, moderator menerapkan proses diskusi akhir dengan menyampaikan poin-poin penting hasil diskusi yang kemudian diikuti dengan umpan balik dari partisipan.
2.5 Manajemen dan Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses yang terstruktur untuk mengumpulkan, mengorganisir, dan menafsirkan data agar kita bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat.
Langkah-Langkah dalam Analisis Data 1. Pengelompokan Data:
2. Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan berdasarkan kategori atau tema tertentu. Ini membantu dalam memahami struktur data secara keseluruhan.
3. Penjabaran ke dalam Unit-Unit:
4. Setiap kelompok data dijabarkan ke dalam unit-unit yang lebih kecil. Misalnya, jika data berasal dari survei, setiap responden dapat dianggap sebagai unit yang berbeda.
5. Analisis Situs:
6. Melakukan analisis situs, yang berarti melihat dan memahami konteks dari mana data berasal. Ini penting untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang makna data.
7. Penyusunan Pola:
8. Mencari pola atau tren dalam data yang telah dikelompokkan. Ini bisa melibatkan identifikasi hubungan antar unit atau kategori.
9. Pemilihan yang Penting:
10. Menentukan informasi atau temuan yang paling relevan dan signifikan untuk tujuan penelitian. Ini membantu fokus pada data yang memiliki dampak terbesar.
11. Pemilihan yang Dipelajari:
12. Memilih aspek-aspek tertentu dari data yang akan dibahas lebih lanjut. Ini bisa berdasarkan kepentingan, relevansi, atau keunikan.
13. Membuat Kesimpulan:
22
14. Menggabungkan semua temuan untuk menarik kesimpulan yang dapat menjawab pertanyaan penelitian. Kesimpulan ini harus didasarkan pada bukti yang kuat dari analisis yang telah dilakukan.
Berikut adalah langkah-langkah analisis data dalam metode kualitatif:
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan dan pengorganisasian data yang telah dikumpulkan dalam penelitian, sehingga informasi yang relevan dapat lebih mudah dianalisis dan dipahami. Dalam konteks penelitian kualitatif, reduksi data membantu peneliti fokus pada informasi penting dan menyaring data yang tidak relevan.
2. Reduksi data sangat penting karena membantu peneliti:
● Mengurangi kompleksitas data yang besar.
● Memfokuskan analisis pada informasi yang paling signifikan.
● Meningkatkan efisiensi dalam proses analisis.
3. Display data adalah proses penyajian informasi dalam bentuk visual yang memudahkan pemahaman dan interpretasi data. Dalam konteks penelitian, display data sering digunakan untuk menyajikan hasil analisis secara jelas dan menarik, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami temuan.
4. Secara keseluruhan, kesimpulan dan verifikasi adalah dua langkah penting dalam proses penelitian. Kesimpulan menyajikan hasil dan implikasi, sementara verifikasi memastikan bahwa hasil tersebut akurat dan dapat diandalkan.
2.5.1 Model analisis data Spradley
Model analisis data Spradley, yang dikembangkan oleh James P. Spradley, adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif, khususnya dalam etnografi. Model ini membantu peneliti memahami dan menganalisis konteks sosial dan budaya dari perilaku manusia. Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis data menggunakan model Spradley:
1. Analisis domein ialah proses untuk menemukan bagian- bagian, unsur-unsur, atau suatu domein (kawasan) kultural sesuatu pengertian budaya yang berisi kategori yang lebih kecil. Analisis domein dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperanserta/ wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.
a. Memilih salah satu hubungan semantik.
b. Menyiapkan lembar analisis domain.
23
c. Memilih salah satu fokus catatan lapangan
d. Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari catatan lapangan
e. Mengulangi usaha pencarian domein sampai
f. Membuat daftar domein yang ditemukan (teridentifikasikan).
2. Analisis Taksonomi Setelah selesai analisis domein, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti. Analisis Komponensial
3. Analisis komponensial ialah proses memasukkan pencarian untuk atribut istilah setiap domein. Analisis ini dilakukan untuk menentukan komponen-komponen yang mengandung arti sistematik atribut-atribut (makna komponen) yang serasi dan berhubungan dengan kategori-kategori budaya. Agar dimensi-dimensi kontras dapat diidentifikasi maka diajukan sejumlah pertanyaan yang selaras dengan kategori yang ditemukan dalam bentuk format paradigma sampai pada pengujian kebenarannya silakukan melalui observasi.
4. Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Analisis tema ialah suatu usaha memasukkan pencarian hubungan-hubungan di antara domein- domein dan bagaimana satu dengan lainnya dikaitkan dengan pemandangan budaya secara menyeluruh.
2.5.2 Triangulasi
Triangulasi adalah metode dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk meningkatkan keakuratan dan keandalan temuan dengan menggunakan berbagai sumber data, metode, atau perspektif. Konsep ini berasal dari teknik navigasi, di mana pengukuran dari beberapa titik digunakan untuk menentukan posisi yang lebih akurat.
1. Triangulasi pengukuran adalah pendekatan dalam penelitian yang melibatkan penggunaan beberapa metode atau alat pengukuran untuk mengevaluasi fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan validitas dan keandalan hasil penelitian dengan memastikan bahwa pengukuran dari berbagai sumber atau teknik menghasilkan data yang konsisten.
2. Triangulasi observer (atau triangulasi pengamat) adalah pendekatan dalam penelitian yang melibatkan penggunaan beberapa pengamat atau peneliti untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang sama. Tujuan utamanya adalah
24
untuk meningkatkan validitas dan keandalan temuan dengan mengurangi bias individu yang mungkin muncul dari seorang peneliti tunggal.
3. Triangulasi teori adalah pendekatan dalam penelitian yang melibatkan penggunaan beberapa kerangka teori atau perspektif untuk menganalisis data atau fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam dengan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang teoritis.
4. Triangulasi metode adalah pendekatan dalam penelitian yang melibatkan penggunaan berbagai metode pengumpulan data untuk mengevaluasi fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan validitas dan keandalan temuan dengan membandingkan hasil dari berbagai metode.
2.6 Interpretasi dan Penyajian Data Kualitatif
Interpretasi data adalah serangkaian proses yang melibatkan pengolahan data menggunakan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan tujuan memberikan makna pada data mencakup penafsiran hasil dari analisis data. Analisis data sendiri diartikan sebagai proses mengurutkan, mengklasifikasikan, memanipulasi, serta merangkum data untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Menurut L. R.
Gay, interpretasi data adalah usaha untuk menemukan arti atau jawaban dari data.
Memberikan interpretasi berarti memberikan makna yang lebih luas dari hasil penelitian. Interpretasi mencakup dua aspek: pertama, menyeimbangkan penelitian dengan menghubungkan hasil yang diperoleh dengan penelitian lain; dan kedua, menghasilkan konsep yang mampu menjelaskan temuan. Kajian interpretasi melibatkan beberapa elemen penting dalam penelitian, yaitu: diskusi, kesimpulan, dan implikasi, seperti: 1) Pengulangan temuan utama dan cara menjawab pertanyaan penelitian. 2) Refleksi peneliti tentang makna data. 3) Pendapat peneliti yang dikontraskan dengan literatur teoritis. 4) Keterbatasan penelitian. 5) Rekomendasi untuk penelitian mendatang.
Jadi, interpretasi data dalam penelitian kualitatif adalah upaya peneliti untuk memberikan makna pada data dengan meninjau fenomena dari sudut pandang peneliti, serta membandingkannya dengan penelitian sebelumnya yang relevan.
Dalam penelitian sosial, baik kuantitatif maupun kualitatif, peneliti melakukan interpretasi data secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dalam beberapa kasus, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat. Proses ini harus terdokumentasi dengan baik agar dapat dipahami dan diverifikasi oleh peneliti lain. Pada
25
penelitian kualitatif, interpretasi dilakukan melalui analisis (deduktif), yaitu pemecahan data menjadi bagian-bagian kecil untuk memahami pola atau tema, dan sintesis (induktif), yaitu penggabungan kembali elemen-elemen tersebut untuk membentuk pemahaman menyeluruh.
2.6.1 Tahapan Interpretasi Data Kualitatif
Analisis dalam penelitian kualitatif berfokus pada pertanyaan tentang bagaimana data secara keseluruhan cocok dengan konteks dan maknanya. Oleh karena itu, analisis yang lebih mendalam dengan pendekatan induktif dianggap sebagai metode yang paling tepat. Gambar 2.2 menjelaskan tahapan dalam proses interpretasi data kualitatif.
Sumber: Rosyidah (2022)
Gambar 2.3. Tahapan Interpretasi Data Kualitatif
Langkah-langkah dalam interpretasi data pada penelitian kualitatif meliputi beberapa tahap penting:
1. Membaca dan Meninjau Data Berulang Kali
Peneliti harus membaca dan membaca ulang semua teks atau catatan lapangan sampai benar-benar akrab dengan isinya. Proses ini mencakup pengecekan apakah data atau informasi yang dibutuhkan sudah lengkap serta menilai apakah jawaban informan sudah cukup mendetail. Peneliti juga mengidentifikasi dan membangun penjelasan atas data yang dikumpulkan.
26 2. Penyajian Data
Pada tahap ini, peneliti menata informasi yang diperoleh sesuai dengan topik atau tema yang diteliti. Ini termasuk menelaah kosakata yang digunakan oleh informan dan mengidentifikasi konteks yang berbeda dimana fenomena terjadi.
3. Reduksi data
Tahap ini bertujuan untuk menyaring informasi sehingga hanya konsep dan hubungan yang penting yang tersisa. Peneliti memisahkan tema utama dari tema pendukung, serta memilah antara hal-hal yang esensial dan tidak perlu.
4. Interpretasi atau Analisis Sintesis
Di tahap akhir, peneliti berusaha menghadirkan makna esensial dari data dan memastikan interpretasi yang dihasilkan dapat dipercaya. Proses ini juga mencakup pengkomunikasian ide-ide dari penelitian kepada khalayak luas dengan tetap menjaga kejujuran persepsi dari para informan.
2.6.2 Validasi Data Pada Penelitian Kualitatif
Dalam prose interpretasi data, peneliti harus memastikan bahwa data dan makna yang dihasilkan dapat dipercaya. Oleh karena itu, diperlukan tahap validasi data. Validasi bertujuan untuk memastikan apakah data yang diperoleh benar dan relevan dengan kebutuhan penelitian. Validitas berfokus pada kecocokan data yang didapat dengan yang diperlukan.
Dalam penelitian kualitatif, validasi lebih menekankan pada kebenaran yang memberikan penjelasan yang adil, jujur, dan seimbang dari sudut pandang individu yang terlibat dalam kehidupan sosial. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memiliki ukuran validitas tertentu, dalam penelitian kualitatif kebenaran bisa dinilai dari berbagai sudut pandang. Selama sudut pandang tersebut dapat dipahami dan dijelaskan, maka data dianggap valid. Dengan demikian, validitas dalam penelitian kualitatif tidak memiliki ukuran kuantitatif yang baku.
Validitas dikemukakan secara lebih rinci, yaitu sebagai berikut:
a) Alasan dalam analisis data: Temuan dari hasil analisis data harus disertai dengan penjelasan yang kuat dan dasar yang jelas untuk mendukungnya.
b) Dukungan data empiris: Validitas meningkat ketika peneliti didukung oleh berbagai jenis data empiris, dimana semakin banyak data yang mendukung penelitian, semakin baik pemahaman mengenai fenomena tertentu.
27
c) Keterkaitan antar data: Validitas juga meningkat jika mampu menjelaskan hubungan antara data yang beragam.
Penelitian kualitatif menggunakan berbagai strategi untuk menilai keabsahan data, Berikut adalah beberapa metode umum yang digunakan:
1. Kredibilitas (Credibility)
Mengacu pada keyakinan bahwa data dan temuan penelitian dapat dipercaya.
Untuk meningkatkan kredibilitas, peneliti dapat menggunakan teknik seperti triangulasi, yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber atau menggunakan berbagai metode untuk memastikan konsistensi informasi.
2. Transferabilitas (Transferability)
Menunjukkan sejauh mana temuan penelitian dapat diterapkan atau digeneralisasikan ke pembahasan lain. Peneliti harus memberikan deskripsi yang rinci tentang penelitian sehingga pembaca dapat menilai apakah temuan tersebut relevan dengan situasi mereka.
3. Dependabilitas (Dependability)
Berkaitan dengan konsistensi dan stabilitas data sepanjang waktu. Untuk memastikan dependabilitas, peneliti dapat melakukan audit trail, yaitu mencatat secara detail semua langkah dalam proses penelitian sehingga orang lain dapat mengikuti dan memverifikasi prosedur yang dilakukan.
4. Konfirmabilitas (Confirmability)
Mengukur sejauh mana temuan penelitian dapat dikonfirmasi atau diverifikasi oleh orang lain. Teknik yang sering digunakan adalah member checking, yaitu meminta peserta penelitian untuk meninjau dan mengomentari temuan atau interpretasi data untuk memastikan akurasi
2.6.3 Penyajian Data Kualitatif
Pada tahap penyajian data dalam penelitian kualitatif, peneliti akan menyusun data yang relevan untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan dapat disimpulkan. Proses ini dilakukan dengan menampilkan serta menghubungkan berbagai fenomena untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi, dan langkah apa yang perlu diambil untuk mencapai tujuan penelitian. Penyajian data yang terstruktur dengan baik dan memiliki alur pemikiran yang jelas sangat diharapkan oleh setiap peneliti. Penyajian data yang baik merupakan angkah penting untuk
28
mencapai analisis kualitatif yang valid dan dapat diandalkan. Prosedur data kualitatif ini akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Deskripsi Informan
Tahap awal dalam pengolahan dan pelaporan penelitian kualitatif adalah membuat deskripsi mengenai informan. Jika data informan lengkap, maka informasi tersebut dapat disajikan dalam tabel berdasarkan karakteristik seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, atau status pernikahan. Data kualitatif yang terkait dengan informan kunci juga dapat diuraikan, seperti kriteria yang membuat mereka termasuk informan kunci, identitas, dan informasi peserta FGD (Focus Group Discussion). Hal ini juga mencakup seberapa representatif peserta FGD terhadap kelompoknya, situasi saat observasi, siapa yang diobservasi, dan bagaimana reaksi mereka selama observasi. Jika deskripsi ini tidak dibuat, interpretasi data akan kurang lengkap.
2. Penyajian Data
Bagian ini menjelaskan beberapa cara menyajikan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian kualitatif untuk membantu menyimpulkan hasil penelitian.
Beberapa metode penyajian data yang sering digunakan antara lain:
a. Matriks: Bentuk penyajian data yang menyerupai tabel, namun terdiri dari kata-kata, bukan angka.
b. Diagram: Penyajian data dalam bentuk kotak atau lingkaran yang menggambarkan variabel-variabel dan hubungan antar variabel melalui panah.
c. Flowchart: Diagram yang secara khusus menggambarkan tahapan kegiatan atau keputusan secara logis.
d. Tabel: Data kualitatif dapat dikategorikan, dihitung, dan disajikan dalam tabel. Jawaban dari pertanyaan terbuka dapat diringkas dan dikategorikan dalam bentuk ini, kemudian dianalisis berdasarkan isi jawaban individu.
e. Teks narasi: Sebagian besar penyajian data dalam penelitian kualitatif berbentuk narasi. Narasi dibentuk berdasarkan hasil dari semua teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, FGD, data sekunder, serta foto-foto yang dikumpulkan. Narasi ini dibuat secara bertahap selama proses pengumpulan data hingga selesai.
29
Sebelum menyajikan data, penggunaan matriks, grafik, dan flowchart menjadi langkah penting dalam analisis data kualitatif. Hal ini membantu peneliti untuk tidak langsung menganalisis data mentah yang bisa mengakibatkan hasil yang tidak rinci dan subjektif. Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat memastikan bahwa analisis mereka tetap terarah, ringkas, dan terstruktur.
Narasi dapat disajikan bersamaan dengan tabel, flowchart, atau diagram, dan bisa dilengkapi dengan kutipan dari informan yang disampaikan dalam bahasa ibu atau bahasa lokal mereka. Jika bahasa lokal memiliki arti yang sangat berbeda dari Bahasa Indonesia, kutipan harus ditulis dalam dua bahasa: bahasa lokal dan Bahasa Indonesia. Contoh penyajian narasi ini dapat dilihat dalam studi yang membahas penolong persalinan.
30 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Keberhasilan sebuah penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh kepekaan dan kegigihan peneliti dalam menafsirkan makna yang terkandung dalam fenomena yang diamati, penguasaan teori, kemampuan intelektual dan kognitif, serta penerapan teknik analisis data yang benar untuk menemukan jawaban yang lebih tepat dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Teknik analisis data merujuk pada metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengolah, menginterpretasi, dan menyajikan data. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pola, tren, dan informasi yang terkandung dalam data untuk mengungkap makna yang mendalam dari fenomena yang diteliti, bukan untuk mencari generalisasi. Proses analisis ini biasanya dimulai sejak tahap pengumpulan data dan berlangsung secara simultan. Pemahaman yang mendalam mengenai setiap langkah dalam teknik analisis pendekatan non statistika memungkinkan peneliti untuk menyusun dan melaksanakan penelitian secara lebih terarah, memastikan setiap tahap terhubung dengan baik dan menghasilkan temuan yang bermakna. Hal ini sangat penting untuk menjaga integritas dan validitas penelitian.
3.2 Saran
Pendekatan non statistika dalam analisis data sangat efektif dalam penelitian kualitatif karena mampu mengungkap fenomena secara holistik dan kontekstual.
Berdasarkan jurnal nasional, metode ini tidak bergantung pada prosedur statistik atau perhitungan numerik, melainkan lebih fokus pada pengumpulan data dari latar alami dan penggunaan peneliti sebagai instrumen utama. Pendekatan ini sangat berguna untuk memahami fenomena kompleks yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, serta memberikan wawasan mendalam yang dapat digunakan untuk pengembangan teori dan praktik. Oleh karena itu, penggunaan metode non statistika sangat disarankan bagi peneliti yang ingin mendapatkan pemahaman mendalam dan komprehensif tentang fenomena yang diteliti.
31
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, R. 2021. Pengantar Metodologi Penelitian. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta: SUKA-Pres.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42716/
Charisma, E. 2022. Argumentasi Matematis Siswa Sma Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Ruang Dimensi Tiga: Studi Fenomenologi Hermeneutik. Universitas Pendidikan Indonesia. https://repository.upi.edu/72159/
Creswell, J. W. (1994). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). SAGE Publications.
https://archive.org/details/researchdesignqu0000cres
Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. Humanika: Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, 21(1), 33-54.
https://journal.uny.ac.id/index.php/humnika/article/view/38075
Giz, A. (2020). Mengenal Metode Penelitian Kualitatif: Tahapan dan Tujuan Riset.
Tirto. https://tirto.id/mengenal-metode-penelitian-kualitatif-tahapan-dan- tujuan-riset-gizh
Hamid Wada, N. F., Pertiwi, A., Hasiolan, N. M. I. S., Lestari, S. (2024). Buku ajar metodologi penelitian. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/377223521_BUKU_AJAR_METOD OLOGI_PENELITIAN
Harris, M. (n.d.). Kerangka Konseptual. Gramedia.
https://www.gramedia.com/literasi/kerangka-konseptual/
Kurniasih, D., Rusfiana, Y., Subagyo, A., & Nuradhawati, R. 2021. Teknik Analisa.
Bandung: Alfabeta Bandung. http://eprints2.ipdn.ac.id/id/eprint/600
Nasution, A. G. J. (2020). Metodologi Penelitian: Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Pramasta Pustaka Ilmu.
https://www.academia.edu/43838317/METODOLOGI_PENELITIAN_KUAL ITATIF_DAN_KUANTITATIF
32
Neuman, W. L. (2006). Social research methods: Qualitative and quantitative approaches (6th ed.). Pearson Education.
https://www.researchgate.net/publication/279187391_Social_Research_Metho ds_Qualitative_and_Quantitative_Approaches
Siregar, I. A. (2021). Analisis dan Interpretasi data kuantitatif. Alacrity: Journal of Education, 1(2), 39-48.
https://www.lpppipublishing.com/index.php/alacrity/article/view/25/24
Sulistyawati. (2023). Buku Ajar Metode Penelitian Kualitatif. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta: K-Media. https://eprints.uad.ac.id/39780/
Wada et al. 2024. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.https://www.researchgate.net/publication/377223521 BUKU_AJAR METODOLOGI_PENELITIAN
Yakin, I. H., Supriatna, U., Rusdian, S. (2023). Metode Penelitian Kualitatif. Garut: CV.
Aksara Global Akademia.
https://www.researchgate.net/publication/374373839_METODE_PENELITIA N_KUALITATIF