BAB 10
PENYUSUNAN ANGGARAN
PERSEDIAAN
Kelompok 4
TIM KAMI
Akri Winarto (F0221011)
Novita Anggun Pratiwi F0221191
Naflatul Fatin (N0123369)
Nurul Shahira R.
(N0123376)
DAFTAR ISI
Penyusunan Anggaran Sediaan Produk
Pengertian Sediaan dan Faktor Yang Memengaruhinya
Penyusunan Anggaran Sediaan Bahan Baku Penyusunan Anggaran
Sediaan Barang Dagangan
PENGERTIAN SEDIAAN & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Sediaan (inventory) adalah barang yang diperoleh dan tersedia dengan maksud untuk dijual atau dipakai dalam produksi atau dipakai untuk keperluan nonproduksi dalam siklus kegiatan yang normal. Sediaan produk adalah sediaan hasil produksi. Dalam bab ini hanya membahas sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
SEDIAAN PRODUK JADI
SEDIAAN BARANG
DAGANGAN SEDIAAN BAHAN BAKU
KUALITAS PESANAN EKONOMIS
Kuantitas pesanan ekonomis-KPE (economical order quantity-EOQ) adalah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah belian yang optimal.
Belian berdasarkan KPE dapat dibenarkan bila syarat berikut ini terpenuhi:
a. Bahan tidak mudah rusak dan pengiriman bahan tidak terlambat
b. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan per unit konstan.
с. Kebutuhan bahan relatif stabil sepanjang tahun (periode).
d. Harga beli bahan per unit konstan sepanjang periode.
PERUBAHAN BISNIS
INTEGRASI BISNIS
Optimalisasi Pemasaran
Inovasi Produk &
Layanan
Daya Saing
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN PRODUK
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BAHAN BAKU
Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Oleh karena itu, untuk mengetahui sediaan bahan baku awal periode akan datang dapat dilihat dari laporan keuangan berupa neraca atau laporan laba rugi pada periode sebelumnya.
MENYUSUN ANGGARAN BAHAN BAKU
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
MENGHITUNG KUANTITAS PESANAN EKONOMIS
Sekarang, yang menjadi fokus kita adalah bagaimana menentukan sediaan bahan baku akhir?
MENGHITUNG KUANTITAS PESANAN EKONOMIS
SBBX = KPE - SBBA KPE = √2 x KSt x S
BP
Keterangan:
KPE : Kuantitas Pesanan Ekonomis SBBA : Sediaan Bahan Baku Awal
KSt : Kuantitas standar bahan baku dipakai atau bahan baku dipakai (BBD) dianggarkan dalam satuan barang
S : Biaya pesanan setiap kali pesan HSt x I: Biaya penyimpanan per unit (BP) HSt : Harga standar bahan baku per unit
I : Biaya penyimpanan dalam persentase BBB : Biaya bahan baku
MENGHITUNG KUANTITAS PESANAN EKONOMIS
SBBX = 91 - 26 = 65 ons. atau jika di rupiahkan, 65 x Rp160= Rp 10.400 KPE = √2 x KSt x S
BP Contoh:
Perusahaan kami selama setahun menganggarkan bahan baku dipakai (BBD) sebanyak 364 ons, harga standar bahan baku per unit adalah Rp160, sehingga total Biaya bahan baku 364 x 160 = Rp58.240.
Kemudian biaya pesanan setiap kali pesan (S)= Rp728, biaya penyimpanan per ons (BP)= Rp64. Adapun sediaan bahan baku awal adalah 25 ons yang jika dirupiahkan harganya menjadi 25 x 160 = Rp4.160
KPE = √2 x 364 x 728/ 64 = 91 ons.
Kemudian jika kita ingin mencari biaya penyimpanan dalam persentase (I), maka;
I = BP/ HSt = 64 ÷ Rp 160 = 40%
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
SBBX = BBD/TPSBB x 2 - SBBA
Keterangan:
SBBX : Sediaan bahan baku akhir BBD : bahan baku di pakai
SBBA : Sediaan bahan baku awal
TPSBB : Tingkat putaran sediaan bahan baku Misalnya, Perusahaan kami mempunyai data sebagai berikut:
KSt : 364 ons
SBBA : 26 ons, 160= Rp4.160 HSt : Rp 160
TPSBB: 8 kali
Berapakah anggaran sediaan bahan baku akhir?
SBBX = 364/8 x 2 - 26 ons = 65 ons
Jadi anggaran kuantitas sediaan bahan baku akhir sebanyak 65 ons. Adapun anggaran dari SBBX dalam tupiah adalah, 65 ons x Rp 160 = Rp 10.400.
Menghitung tingkat putaran sediaan bahan baku:
TPSBB = BBD/RSBB = 364 ons/ 45,5 ons = 8 kali atau
= Rp 58.240/Rp 7.280 = 8 kali
Menghitung bahan baku dipakai:
= 364 x Rp 160 = Rp 58.240 (Anggaran Biaya Bahan Baku) Menghitung Rata-rata sediaan bahan baku (RSBB):
= (SBBA + SBBX) : 2 = (26 + 65) : 2 = 45,5 ons Atau
= (Rp 4160 + Rp 10.400) : 2 = Rp 7.280
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Menghitung KSt:
KSt= P x KSBB
Menghitung unit ekuivalen produk dengan metode MPKP/ FIFO:
P = PJ + UESPDPX - UESPDPA Keterangan:
PJ : Produk Jadi
UESPDPX: unit ekuivalen produk dalam proses akhir UESPDPA: unit ekuivalen produk dalam proses awal Keterangan:
P : unit ekuivalen produk
KSBB : kuantitas standar bahan baku per unit produk
Menghitung UESPDPX & UESPDPA:
KSPDP x TP Keterangan:
KSPDP : Kuantitas sediaan produk dalam proses TP : tingkat penyelesaian
NO Unit Tingkat penyelesaian
I 20 90%
II 25 90%
III 30 100%
IV 35 !00%
Sediaan produk dalam proses awal triwulan 1 sebanyak 15 unit dan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 80%.
HSt:
kedelai per ons: Rp 100
gula merah per ons: Rp 60
Untuk membuat 1 unit produk jadi diperlukan KSBB kedelai = 1,67 ons, dan gula merah= 2,04 ons.
Barang Satuam Harga Total
Kedelai 10 ons Rp100 Rp1000
Gula merah 15 ons Rp60 Rp900
Jumlah Rp1.900
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Anggaran sediaan produk dalam proses akhir:
diketahui:
Data sediaan bahan baku awal tahun 2016:
I II III IV
39.00 42.50 40.80 46.20
Anggaran produk jadi:
No unit tingkat
penyelesaian Total
I 20 90% 18.00
II 25 90% 22.50
III 30 100% 30,00
IV 35 100% 35,00
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Unit Ekuivalen sediaan produk dalam proses akhir untuk BBB = KSPDP x TP
No unit tingkat
penyelesaian Total
I 15 80% 12.00
II 20 90% 18.00
III 25 90% 22.50
IV 30 100% 30,00
Unit Ekuivalen sediaan produk dalam proses awal untuk BBB = KSPDP x TP
No Penyelesaian
I 39.00 + 18.00 - 12.00 = 45,00 unit II 42.50 + 22.50 - 18.00 = 47,00 unit III 40.80 + 30.00 - 22.50 = 48,30 unit IV 46.20 + 35.00 - 30.00 = 51,20 unit
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Unit Ekuivalen produk biaya bahan baku BBB
= PJ + UESPDPX - UESPDPA
N
o Penyelesaian
I 45.00 x 1,67 = 75 ons
II 47.00 x 1,67 = 79 ons
III 48.30 x 1,67 = 80 ons
IV 51.20 x 1,67 = 86 ons
Kuantitas standar bahan baku (KSt)= P x KSBB untuk kedelai & gula merah:
N
o Penyelesaian
I 45.00 x 2,04 = 92 ons
II 47.00 x 2,04= 95 ons
III 48.30 x 2,04= 99 ons
IV 51.20 x 2,04 = 104 ons
Kedelai Gula Merah
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Perusahaan Kita
Anggaran Biaya Bahan Baku (BBB) Tahun Berakhir 31 Desember 2016
Keterangan:
KSt : Kuantitas Standar Bahan Baku dipakai HSt : Harga Standar
BBB: Biaya Bahan Baku
MENETAPKAN TINGKAT PUTARAN SEDIAAN
Perusahaan Kita
Anggaran Sediaan Bahan Baku Akhir Tiap akhir Triwulan 2016
Keterangan:
Sediaan bahan baku akhir (SBBX) dalam ons diperoleh dari perhitungan SBBX (Rp) : HSt Misalnya:
SBBX Kedelai Triwulan I = Rp 875 : Rp 100 = 8,75 ons
Biaya bahan baku xx Sediaan bahan baku awal xx + Bahan baku siap dipakai xx Belian bahan baku xx - Sediaan bahan baku akhir xx
MENYUSUN ANGGARAN BAHAN BAKU
Metode perhitungan anggaran sediaan bahan baku akhir sebelumnya cocok digunakan bila metode pencatatan sediaan bahan baku menggunakan perpetual sebab metode tadi didasarkan pada tingkat putaran sediaan bahan baku. Oleh karena itu, jika metode pencatatan menggunakan metode fisik keuangan dalam akuntansi, maka dapat dihitung dengan:
Misalnya perusahaan kita memiliki data sebagai berikut:
Anggaran belian bahan baku triwulan:
I 2.713 ons x Rp 5 = Rp 13.565 II 2.582 ons x Rp 5= Rp 12.910 III 2.709 ons x Rp 5= Rp 13.545 IV 2.602 ons x Rp 5= Rp 13.010 10.606 ons Rp 53.030
Sediaan bahan baku awal 380 ons x Rp 5 =Rp 1.900
Perusahaan kita mengutamakan stabilitas produk, tiap triwulan diproduksi 1.302 unit produk jadi (PJ), KSBB = 2 ons, HSt= Rp 5, Dengan demikian, anggaran biaya bahan baku tiap triwulan,
= 1.302 unit x 2 ons = 2.064 x Rp 5 = Rp 13.020.
MENYUSUN ANGGARAN BAHAN BAKU
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Anggaran sediaan pada perusahaan dagang adalah anggaran sediaan barang dagangan. Cara menyusun anggaran sediaan barang dagangan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sediaan bahan baku pada perusahaan manufaktur yakni terdiri dari: 1) menentukan kuantitas pesanan ekonomis, 2) menetapkan tingkat putaran sediaan, dan 3) membuat anggaran belian.
Menentukan Kuantitas Pesanan Ekonomis
Misalnya:
KSt (Kuantitas Standar Barang Dagangan di pakai) =364 ons S ( Biaya pesanan setiap kali pesan) = Rp728 HSt (Harga Standar Per ons) = Rp160 I (Biaya Penyimpanan di gudang = 40%
SBDA = 26 ons
SBDX = KPE - SBDA KPE = √2 x KSt x S
HSt x I
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Anggaran sediaan pada perusahaan dagang adalah anggaran sediaan barang dagangan. Cara menyusun anggaran sediaan barang dagangan pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sediaan bahan baku pada perusahaan manufaktur yakni terdiri dari: 1) menentukan kuantitas pesanan ekonomis, 2) menetapkan tingkat putaran sediaan, dan 3) membuat anggaran belian.
Menentukan Kuantitas Pesanan Ekonomis
Misalnya:
KSt (Kuantitas Standar Barang Dagangan di pakai) =364 ons S ( Biaya pesanan setiap kali pesan) = Rp728 HSt (Harga Standar Per ons) = Rp160 I (Biaya Penyimpanan di gudang = 40%
SBDA = 26 ons
SBDX = KPE - SBDA KPE = √2 x KSt x S
HSt x I
KPE = √2 x 364 x 728 = 91 ons
160 x 0,40 SBDX = 91 ons - 26 ons =65 ons Dengan demikian, anggaran sediaan barang dagangan akhir 65 ons x Rp 160 = Rp 10.400
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Menetapkan Tingkat Putaran Sediaan
Misalnya, toko kita mempunyai data selama triwulan 1 tahun 2017 sebagai berikut:
Sediaan barang dagangan awal Januari 100 kg x Rp 100 = Rp 10.000.
Harga Produk standar (HSt)/kg= Rp100
Tingkat putaran sediaan barang = 8 kali/
bulan
Berdasarkan data tersebut, dapat kita hitung harga pokok jualan bulan:
Kemudian kita akan menghitung anggaram SBDX:
SBDX = HPJ/TPSBD x 2 - SBDA
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Menetapkan Tingkat Putaran Sediaan
Untuk membuktikan bahwa dengan anggaran SBDX sebesar itu, maka kita akan melakukan perhitungan TPSDB yang dikehendaki 8 kali
TPSBD= HPJ/ RSBD Keterangan:
HPJ : Harga Pokok Jual
RSBD : Rata-rata barang dagangan (SBDA + SBDX/ 2 SBDX : Sediaan barang dagangan akhir
SBDA : Sediaan barang dagangan awal
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Menyusun Anggaran Belian Barang Dagangan
Anggaran sediaan barang dagangan akhir dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Belian barang dagangan xx Sediaan barang dagangan awal xx + Barang siap di jual xx Harga Pokok Penjualan xx - Sediaan barang dagangan akhir xx
Misalnya, data tahun 2017 sebagai berikut:
Sediaan barang dagangan awal Januari 100 kg x Rp 100
= Rp 10.000
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Menyusun Anggaran Belian Barang Dagangan
PENYUSUNAN ANGGARAN SEDIAAN BARANG DAGANG
Misalkan harga jual per kg Rp120, beban usaha variabel per kg Rp 15, dan beban usaha tetap sebulan Rp 6000, maka anggaran laba ruginya sebagai berikut:
THANK YOU
BAB 11
PENYUSUNAN ANGGARAN
PIUTANG
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Faktor yang memengaruhi anggaran piutangJenis dan Manfaat Anggaran Piutang
Ilustrasi Penyusunan Anggaran Piutang
JENIS ANGGARAN PIUTANG
Ada beberapa jenis piutang, yaitu piutang surat berharga, beban bayar di muka, setoran jaminan, piutang pajak, pinjaman pekerja, piutang uang muka, piutang
wesel, piutang usaha, dan piutang lainnya.
PIUTANG WESEL PIUTANG USAHA
Piutang yang didukung janji tertulis dalam bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual barang secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang.
Piutang uang muka dapat terjadi sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti: pasang iklan atau membuat baleho).
Piutang yang timbul sebagai akibat menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan piutang dagang. Piutang usaha meliputi seluruh macam/jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokonya secara kredit.
MANFAAT ANGGARAN PIUTANG
Memperlancar &
memperbesar omzet barang
yang dijual
Mampu bersaing Meningkatkan
kemampulabaan perusahaan
Memperluas pelanggan
Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar
mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN PIUTANG
Volume Barang yang Dijual secara Kredit
1.
Standar Kredit 2.
Jangka Waktu Kredit 3.
Pemberian Potongan 4.
Pembatasan Kredit 5.
Kebijakan Penagihan Piutang
6.
ILUSTRASI PENYUSUNAN ANGGARAN PIUTANG
Contoh penyusunan anggaran perusahaan manufaktur:
Realisasi anggaran : Desember 2009
Januari 2010 Februari 2010 Maret 2010
Rp 60.000,00 Rp 65.000,00 Rp 70.000,00 Rp 75.000,00
Syarat pembayaran 70 % tunai, 30% kredit, dan 1 % di taksir tidak tertagih Penyusunan anggaran piutang :
Perhitungan piutang usaha januari = 30% × 60.000,00 februari = 30% × 70.000,00 maret = 30% × 75.000,00
= 19.500,00
=21.000,00
=22.500,00
ILUSTRASI PENYUSUNAN ANGGARAN PIUTANG
Perhitungan piutang usaha tak tertagih Desember = 1% x 60.000 = 600,00 Januari = 1% x 65.000 = 650,00 Februari = 1% x 70.000 = 700,00 Maret = 1% x 75.000 = 750,00
Cadangan penghapusan piutang
Januari = 600,00 + 650,00 = 1.250,00 Februari = 650,00 + 700,00 = 1.350,00 Maret = 700,00+ 750,00 = 1.450,00
Perhitungan anggaran piutang bersih
Januari = 29% × 65.000 = 18.850,00
Februari = 29% × 70.000 = 20.300,00
Maret = 29% × 75.000 =21.750,00
PT FARMATEX
ANGGARAN PIUTANG
TRIWULAN PERTAMA 2010
KESIMPULAN
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Manfaat piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Faktor yang memengaruhi anggaran piutang antara lain volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha: pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan;
kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun anggaran piutang.