LAPORAN PRAKTIKUM ANTHROPOMETRI MATA KULIAH ERGONOMI
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Dwi Mustikasari 20080574004
2. Rizal Dewa Almario 20080574020
3. Amini Iin Tri Bekti 20080574025 4. Gadha Septio Mudjiono 20080574034
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan nikmat serta hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Anthropometri ini tepat waktu. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Bapak Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi.
M.M. dan Bapak Khoirur Rozaq, S.E.Sy., M.M. Pada mata kuliah Ergonomi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dwiarko Nugrohoseno, S.Psi. M.M.
dan Bapak Khoirur Rozaq, S.E.Sy., M.M. selaku dosen mata kuliah Ergonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga menyadari bahwa Laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan Laporan ini.
Surabaya, 17 November 2023
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Praktikum... 2
BAB II KAJIAN TEORI ... 3
A. Definisi Ergonomi ... 3
B. Tujuan Ergonomi ... 3
C. Antropometri ... 4
D. Pengukuran Antropometri ... 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6
A. Alat dan Bahan Praktikum ... 6
B. Desain Praktikum ... 6
C. Job Description ... 9
D. Pedoman Pengukuran Data Anthropometri Statis/Dimensi Tubuh ... 9
E. Hasil dan Pembahasan ... 12
BAB IV PENUTUP ... 23
A. Kesimpulan ... 23
B. Saran ... 23
DAFTAR PUSTAKA ... 24
LAMPIRAN... 25
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Job Description ... 9
Tabel 2 Posisi Duduk Samping ... 9
Tabel 3 Posisi Duduk Menghadap ke Depan ... 10
Tabel 4 Posisi Berdiri... 10
Tabel 5 Posisi Berdiri dengan Tangan Lurus ke Depan ... 11
Tabel 6 Posisi Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan ... 11
Tabel 7 Posisi Duduk Samping Gadha ... 12
Tabel 8 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Gadha ... 12
Tabel 9 Posisi Berdiri Gadha ... 13
Tabel 10 Posisi Duduk Samping Rizal ... 14
Tabel 11 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Rizal... 14
Tabel 12 Posisi Berdiri Rizal ... 15
Tabel 13 Posisi Duduk Samping Amini... 15
Tabel 14 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Amini ... 16
Tabel 15 Posisi Berdiri Amini ... 16
Tabel 16 Posisi Duduk Samping Dwi ... 17
Tabel 17 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Dwi ... 18
Tabel 18 Posisi Berdiri Dwi ... 18
Tabel 19 Hasil pengukuran antropometri tubuh seluruh anggota kelompok ... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Pengukuran Antropometri ... 5
Gambar 2 Praktikum Desain 1 ... 6
Gambar 3 Praktikum Desain 2 ... 7
Gambar 4 Praktikum Desain 3 ... 7
Gambar 5 Pratiktikum Desain 4 ... 8
Gambar 6 Praktikum Desain 5 ... 8
Gambar 7 Desain Kursi Kerja Ergonomis ... 21
Gambar 8 Saat Melakukan Praktikum Desain 1 ... 25
Gambar 9 Saat Melakukan Praktikum Desain 3 ... 25
Gambar 10 Saat Melakukan Praktikum Desain 5 ... 25
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ergonomi memiliki peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatandan kesehatan kerja, serta untuk desain dan evaluasi produk yang dapat dengan mudah diterapkan pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahaya atau resiko dalam penggunaanya. Pada umumnya ergonomi merupakan dasar ilmu yang melibatkan pengetahuan serta tindakan yang berhubungan dengan aktifitas lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik merupakan ruang kerja yang mempertimbangkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam aktifitas kerja
Perancangan lingkungan kerja agar ergonomi dapat menggunakan beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu anthropometri. Berdasarkan pengertian anthropometri menurut Wignjosoebroto yaitu berasal dari kata"anthro " yang berarti manusia dan "
metri " yang berarti ukuran. Secara definitif anthropometri dapat dinyatakan sebagai satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri adalah pengukuran bentuk tubuh manusia yang terbagi menjadi dua, yaitu anthropometri statis dan anthropometri dinamis.
Anthropometri berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan darid ata tersebut untuk penanganan masalah desain. Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (Standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk, ukuran tubuh, dan sebagainya. Dengan memiliki data anthropometri yang tepat, maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut.
Hasil dari pengukuran anthropometri digunakan dalam merancang suatu sistem kerja maupun desain peralatan untuk memudahkan pemakaian, menunjang keamanan dan kenyamanan dari suatu pekerjaan.
Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada sistem kerja yang melibatkan manusia. Melalui anthropometri dapat diperoleh rancangan sistem kerja yang lebih ergonomis yang disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia sehingga diperoleh sistem kerja yang mendukung pekerja untuk beraktivitas secara lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum anthropometri pada mata kuliah Ergonomi agar mampu mengukur dimensi tubuh manusia, tangan, dan kaki untuk kepentingan ergonomi, mampu membuat table anthropometri yang digolongkan berdasarkan sumber variabilitasnya, dan mampu mengetahui hubungan dan pengaruh antar segmen tubuh.
1
2
B. Tujuan Praktikum
1. Praktikan diharapkan mampu melakukan pengukuran anthropometri manusia.
2. Mampu menggunakan data anthropometri yang ada untuk merancang suatu design system maupun alat kerja yang ergonomis.
3. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis design rancangan kerja yang sesuai anthropometri populasi dimana rancangan kerja diterapkan.
4. Mampu mengolah data anthropometri untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mendesain suatu system rancangan kerja.
5. Mampu menggunakan alat pengukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran anthropometri manusia.
BAB II KAJIAN TEORI A. Definisi Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari interaksi kompleks antara aspek pekerjaan yang meliputi peralatan kerja, tatacara kerja, proses atau sistem kerja dan lingkungan kerja dengan kondisi fisik, fisiologis dan psikis manusia / karyawan untuk menyesuaikan aspek pekerjaan dengan kondisi karyawan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan aman, nyaman, efisien, dan lebih produktif. Ergonomi perkantoran penting untuk diperhatikan karena merupakan salah satu potensi bahaya dan resiko yang mengancam pekerja di kantor. Bahaya ergonomi (Biomechanical hazards) dapat berasal dari desain kerja, layout, maupun aktivitas yang buruk. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bahaya ergonomi dibagi menjadi 3:
1. Bahaya terkait pekerjaan, terdiri dari durasi, frekuensi, beban, urutan pekerjaan, prioritas pekerjaan, dan postur kerja.
2. Bahaya terkait peralatan, terdiri dari dimensi, bentuk, desain, dan penempatan dari fasilitas yang digunakan untuk mendukung pekerjaan.
3. Bahaya terkait lingkungan atau tempat kerja, terdiri dari dimensi, luas, dan layout tempat kerja.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi adalah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Penerapan ergonomi di tempat kerja dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi proses bekerja dan tempat bekerja. Manfaat ergonomi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan dan keselamatan pekerja serta dapat memberikan manfaat lain termasuk :
1. Meminimalkan usaha dalam bekerja
2. Mengurangi terjadinya kerusakan pada peralatan bekerja 3. Meningkatkan produktivitas kerja
Di tempat kerja yang telah dirancang dengan baik, tentunya pekerja dapat meningkatkan produksi lebih banyak dengan usaha yang minimal dan penekanan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja.
B. Tujuan Ergonomi
Tujuan ergonomi menurut Santoso (2004) terdapat 4 tujuan utama ergonomi, yaitu:
1. Memaksimalkan efisiensi karyawan
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja
3. Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman dan bersemangat 4. Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan
3
4
Sementara, menurut Tarwaka (2004), terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai dengan menerapkan ergonomi, antara lain:
1. Kesejahteraan fisik dan mental ditingkatkan dengan mencegah cedera dan penyakit terkait pekerjaan, mengurangi beban kerja fisik dan mental, mencari promosi dan kepuasan kerja.
2. Peningkatan kesejahteraan sosial dengan meningkatkan kualitas kontak sosial dan koordinasi kerja yang baik, untuk meningkatkan jaminan sosial baik pada masa usia produktif maupun setelah tidak produktif.
3. Terciptanya keseimbangan rasional aspek teknis, ekonomi, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilaksanakan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
C. Antropometri
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri”
yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009).
Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Data antropometri yang digunakan untuk pertimbangan dalam perancangan stasiun kerja, desain produk dan fasilitas kerja agar mendapat ukuran yang sesuai. Pengukuran dalam antropometri manusia terbagi menjadi dua jenis yaitu dimensi statis dan dinamis/fungsional.
Dimensi Statis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat tubuh manusia dalam keadaan statis atau dalam posisi diam di tempat. Sedangkan dimensi dinamis adalah pengukuran yang dilakukan pada saat manusia dalam keadaan bergerak pada posisi kerja. Tarwaka (2019) mengatakan data antropometri sangat berperan penting dalam menentukan alat dan cara dalam mengoperasikannya. Keserasian antara alat dengan antropometri pekerja sangat berpengaruh terhadap sikap kerja, kemampuan, hasil produktivitas kerja dan tingkat kelelahan pada pekerja. Tipe data antropometri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Dimensi Tubuh Struktural (Antropometri statis) Pengukuran data ini diambil pada saat manusia dalam keadaan diam dan tidak bergerak. Ada beberapa faktor yang memengaruhi ukuran tubuh manusia sehingga perbaikan atau perancangan perlu untuk memperhatikannya. Faktor-faktor tersebut antara lain umur, jenis kelamin, ras, dan posisi tubuh
2. Dimensi Tubuh Fungsional (Antropometri Dinamis) Data ini diambil pada saat manusia melakukan gerakan-gerakan saat melakukan kegiatan. Pengukuran
5
dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan ciri-ciri fisik manusia saat dalam posisi kerja.
Data antropometri dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam proses merancang alat batu kerja agar menghasilkan sistem kerja yang efektif, aman, nyaman, dan efisien.
D. Pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri akan digunakan dalam pertimbangan ergonomis.
Menurut (Wignjosoebroto, 2003) data hasil pengukuran antropometri yang telah dilakukan dapat diaplikasikan secara luas dalam hal sebagai berikut:
1. Perancangan suatu area kerja.
2. Perancangan suatu perkakas dan alat-alat kerja seperti mesin, perlengkapan kerja dan lainnya.
3. Perancangan produk yang sifatnya konsumtif seperti meja, kursi dan lainnya.
4. Perancangan suatu lingkungan kerja fisik.
Untuk memperjelas mengenai data antropometri untuk bisa diaplikasikan dalam berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka gambar berikut akan memberikan informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur.
Gambar 1 Model Pengukuran Antropometri
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka yang harus diambil dalam aplikasi data anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti, penyesuaian bagi tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan dengan rata‐ratanya dan produk dirancang kemudian dibuat untuk ukuran mereka yang berukuran rata‐rata, sedangkan bagi mereka yang mempunyai ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Alat dan Bahan Praktikum
1. Timbangan berat badan + pengukur tinggi badan 2. Meteran kain
3. Kursi 4. Bolpoin
5. Kertas untuk merekap hasil pengukuran 6. Handphone sebagai alat dokumentasi B. Desain Praktikum
1) Praktikum Desain 1
1. Dilakukan oleh 1 subjek secara bergantian
2. Pengukuran diambil dari posisi subjek duduk samping
3. Adapun posisi duduk dan pengukuran yang diambil adalah sebagai berikut
Gambar 2 Praktikum Desain 1
2) Praktikum Desain 2
1. Dilakukan oleh 1 subjek secara bergantian
2. Pengukuran diambil dengan posisi subjek duduk menghadap ke depan
6
7 3. Adapun posisi duduk dan pengukuran yang diambil adalah sebagai berikut
Gambar 3 Praktikum Desain 2
3) Praktikum Desain 3
1. Dilakukan oleh 1 subjek secara bergantian 2. Pengukuran diambil dengan posisi subjek berdiri
3. Adapun posisi berdiri dan pengukuran yang diambil adalah sebagai berikut
Gambar 4 Praktikum Desain 3
4) Praktikum Desain 4
1. Dilakukan oleh 1 subjek secara bergantian
2. Pengukuran diambil dengan posisi subjek berdiri dengan tangan lurus ke depan
8 3. Adapun posisi berdiri dan pengukuran yang diambil adalah sebagai berikut
Gambar 5 Praktikum Desain 4
5) Praktikum Desain 5
1. Dilakukan oleh 1 subjek secara bergantian
2. Pengukuran diambil dengan posisi subjek berdiri dengan kedua tangan direntangkan
3. Adapun posisi berdiri dan pengukuran yang diambil adalah sebagai berikut
Gambar 6 Praktikum Desain 5
9
C. Job Description
Tabel 1 Job Description
No. Tugas Quantity Deskripsi Tugas
1. Subjek 1 orang Menjadi subjek pengukuran dengan mengambil posisi desain pengukuran 1- 5
2. Pengukur 1 orang Mengukur subjek menggunakan alat meteran kain dan timbangan berat badan+tinggi badan
3. Pengamat 1 orang Membantu pengukur dan mengamati hasil pengukuran subjek
4. Data Analyst 1 orang Merekap hasil pengukuran dan mendokumentasikan kegiatan
D. Pedoman Pengukuran Data Anthropometri Statis/Dimensi Tubuh 1. Posisi Duduk Samping
Tabel 2 Posisi Duduk Samping
No. Data yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi duduk tegak Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan memandang lurus ke depan, dan lutut membentuk sudut siku‐siku.
2. Tinggi duduk normal Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung atas kepala Subjek duduk normal dengan memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudutt siku‐siku.
3. Tinggi mata duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tegak dan memandang lurus ke depan.
4. Tinggi bahu duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek duduk tegak.
5. Tinggi siku duduk Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku‐siku dengan lengan bawah.
6. Tinggi sandaran Punggung
Subjek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.
7. Tinggi pinggang Subjek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai pinggang.
10
8. Tebal perut Subjek duduk tegak, ukur jarak samping dari belakang perut sampai ke depan perut.
9. Tebal paha Subjek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas duduk sampai ke permukaan atas pangkal paha.
10. Tinggi popliteal Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha.
11. Pantat popliteal Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam (popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku‐siku.
12. Pantat ke lutut Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku‐siku (No. 11 + tebal lutut)
2. Posisi Duduk Menghadap ke Depan
Tabel 3 Posisi Duduk Menghadap ke Depan
No. Data yang Diukur Cara Pengukuran
1. Lebar bahu Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
2. Lebar pinggul Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi kanan.
3. Lebar sandaran duduk
Ukur jarak horizontal antara kedua tulang belikat.
Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
4. Lebar pinggang Subjek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian terluar pinggang sisi kiri sampai bagian terluar pinggang sisi kanan
5. Siku ke siku Subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
Ukur jarak horizontal dari bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian terluar siku sisi kanan.
3. Posisi Berdiri
Tabel 4 Posisi Berdiri
No. Data yang Diukur Cara Pengukuran
1. Tinggi badan tegak Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang paling atas. Sementara subjek berdiri tegak
11
dengan mata memandang lurus ke depan.
2. Tinggi mata berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan memandang lurus ke depan.
3. Tinggi bahu berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
4. Tinggi siku berdiri Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
5. Tinggi pinggang berdiri
Ukur jarak vertikal lantai sampai pinggang pada saat subjek berdiri tegak.
6. Jangkauan tangan ke atas
Tangan menjangkau ke atas setinggi‐tingginya.
Ukur jarak vertikal lantai sampai ujung jari tengah pada saat subjek berdiri tegak.
7. Panjang lengan bawah
Subjek berdiri tegak, tangan disamping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
8. Tinggi lutut berdiri Ukur jarak vertikal lantai sampai lutut pada saat subjek berdiri tegak.
9. Tebal dada Subjek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horizontal.
10. Tebal perut Subjek berdiri tegak, ukur (menyamping) jarak dari perut depan sampai perut belakang secara horizontal
11. Berat badan Menimbang dengan posisi normal di atas timbangan.
4. Posisi Berdiri dengan Tangan Lurus ke Depan
Tabel 5 Posisi Berdiri dengan Tangan Lurus ke Depan
No. Data yang Diukur Cara Pengukuran
1. Jangkauan tangan ke depan
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari tengah. Subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horizontal ke depan
5. Posisi Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan
Tabel 6 Posisi Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan
No. Data yang Diukur Cara Pengukuran
1. Rentangan tangan Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke samping sejauh mungkin.
12
E. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah kami lakukan, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.
1. Nama : Gadha Septio Mudjiono
Usia : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki a) Posisi Duduk Samping
Tabel 7 Posisi Duduk Samping Gadha
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Duduk Tegak TDT 96
2. Tinggi Duduk Normal TDN 94
3. Tinggi Mata Duduk TMD 87
4. Tinggi Bahu Duduk TBD 67
5. Tinggi Siku Duduk TSD 28,5
6. Tinggi Sandaran Punggung TSP 52
7. Tinggi Pinggang TPG 29
8. Tebal Perut Duduk TPD 20
9. Tebal Paha TP 17
10. Tinggi Popliteal TPO 59
11. Pantat Popliteal PP 49
12. Pantat Ke Lutut PKL 57
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi duduk tegak 96 cm, tinggi duduk normal 94 cm, tinggi mata duduk 87 cm, tinggi bahu duduk 67 cm, tinggi siku duduk 28,5 cm, tinggi sandaran punggung 52 cm, tinggi pinggang 29 cm, tebal perut duduk 20 cm, tebal paha 17 cm, tinggi popliteal 59 cm, pantat popliteal 49 cm, dan pantat ke lutut 57 cm.
b) Posisi Duduk Menghadap Ke Depan
Tabel 8 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Gadha
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Lebar Bahu LB 40
2. Lebar Pinggul LP 43
3. Lebar Sandaran Duduk LSD 45
13
4. Lebar Pinggang LPG 36
5. Siku Ke Siku SKS 48
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu lebar bahu 40 cm, lebar pinggul 43 cm, lebar sandaran duduk 45 cm, lebar pinggang 36 cm, dan siku ke siku 48 cm.
c) Posisi Berdiri
Tabel 9 Posisi Berdiri Gadha
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Badan Tegak TBT 175
2. Tinggi Mata Berdiri TMB 156
3. Tinggi Bahu Berdiri TBHB 147
4. Tinggi Siku Berdiri TSB 122
5. Tinggi Pinggang Berdiri TPGB 107
6. Jangkauan Tangan Ke Atas JTA 209
7. Panjang Lengan Bawah PLB 44,5
8. Tinggi Lutut Berdiri TLB 48,5
9. Tebal Dada Berdiri TDB 40
10. Tebal Perut Berdiri TPB 20
11. Berat Badan BB 59
12. Jangkauan Tangan Ke
Depan JTD 83
13. Rentangan Tangan RT 175
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi badan tegak 175 cm, tinggi mata berdiri 156 cm, tinggi bahu berdiri 147 cm, tinggi siku berdiri 122 cm, tinggi pinggang berdiri 107 cm, jangkauan tangan ke atas 209 cm, panjang lengan bawah 44 cm, tinggi lutut berdiri 48,5 cm, tebal dada berdiri 40 cm, tebal perut berdiri 20 cm, berat badan 59 kg, jangkauan tangan ke depan 83 cm, dan rentangan tangan 175 cm.
14
2. Nama : Rizal Dewa Almario
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki a) Posisi Duduk Samping
Tabel 10 Posisi Duduk Samping Rizal
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Duduk Tegak TDT 94
2. Tinggi Duduk Normal TDN 89
3. Tinggi Mata Duduk TMD 85
4. Tinggi Bahu Duduk TBD 61
5. Tinggi Siku Duduk TSD 34,5
6. Tinggi Sandaran Punggung TSP 52
7. Tinggi Pinggang TPG 28,5
8. Tebal Perut Duduk TPD 22
9. Tebal Paha TP 19
10. Tinggi Popliteal TPO 57
11. Pantat Popliteal PP 51
12. Pantat Ke Lutut PKL 65
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi duduk tegak 94 cm, tinggi duduk normal 89 cm, tinggi mata duduk 85 cm, tinggi bahu duduk 61 cm, tinggi siku duduk 34,5 cm, tinggi sandaran punggung 52 cm, tinggi pinggang 28,5 cm, tebal perut duduk 22 cm, tebal paha 19 cm, tinggi popliteal 57 cm, pantat popliteal 51 cm, dan pantat ke lutut 65 cm.
b) Posisi Duduk Menghadap Ke Depan
Tabel 11 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Rizal
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Lebar Bahu LB 41
2. Lebar Pinggul LP 43
3. Lebar Sandaran Duduk LSD 48
4. Lebar Pinggang LPG 35
5. Siku Ke Siku SKS 48
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu lebar bahu 41 cm, lebar pinggul 43 cm, lebar sandaran duduk 48 cm, lebar pinggang 35 cm, dan siku ke siku 48 cm.
15
c) Posisi Berdiri
Tabel 12 Posisi Berdiri Rizal
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Badan Tegak TBT 174
2. Tinggi Mata Berdiri TMB 164
3. Tinggi Bahu Berdiri TBHB 152
4. Tinggi Siku Berdiri TSB 111
5. Tinggi Pinggang Berdiri TPGB 113
6. Jangkauan Tangan Ke Atas JTA 219
7. Panjang Lengan Bawah PLB 47
8. Tinggi Lutut Berdiri TLB 50
9. Tebal Dada Berdiri TDB 41
10. Tebal Perut Berdiri TPB 22
11. Berat Badan BB 79
12. Jangkauan Tangan Ke
Depan JTD 82
13. Rentangan Tangan RT 175
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi badan tegak 174 cm, tinggi mata berdiri 164 cm, tinggi bahu berdiri 152 cm, tinggi siku berdiri 111 cm, tinggi pinggang berdiri 113 cm, jangkauan tangan ke atas 219 cm, panjang lengan bawah 47 cm, tinggi lutut berdiri 50 cm, tebal dada berdiri 41 cm, tebal perut berdiri 22 cm, berat badan 79 kg, jangkauan tangan ke depan 82 cm, dan rentangan tangan 175 cm.
3. Nama : Amini Iin Tri Bekti
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan a) Posisi Duduk Samping
Tabel 13 Posisi Duduk Samping Amini
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Duduk Tegak TDT 83
2. Tinggi Duduk Normal TDN 77
3. Tinggi Mata Duduk TMD 72
4. Tinggi Bahu Duduk TBD 53
16
5. Tinggi Siku Duduk TSD 22
6. Tinggi Sandaran Punggung TSP 38,5
7. Tinggi Pinggang TPG 28
8. Tebal Perut Duduk TPD 14
9. Tebal Paha TP 11
10. Tinggi Popliteal TPO 42
11. Pantat Popliteal PP 38
12. Pantat Ke Lutut PKL 50
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi duduk tegak 83 cm, tinggi duduk normal 77 cm, tinggi mata duduk 72 cm, tinggi bahu duduk 53 cm, tinggi siku duduk 22 cm, tinggi sandaran punggung 38,5 cm, tinggi pinggang 28 cm, tebal perut duduk 14 cm, tebal paha 11 cm, tinggi popliteal 42 cm, pantat popliteal 38 cm, dan pantat ke lutut 50 cm.
b) Posisi Duduk Menghadap Ke Depan
Tabel 14 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Amini
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Lebar Bahu LB 36,5
2. Lebar Pinggul LP 38
3. Lebar Sandaran Duduk LSD 42
4. Lebar Pinggang LPG 30,5
5. Siku Ke Siku SKS 36,5
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu lebar bahu 36,5 cm, lebar pinggul 38 cm, lebar sandaran duduk 42 cm, lebar pinggang 30,5 cm, dan siku ke siku 36,5 cm.
c) Posisi Berdiri
Tabel 15 Posisi Berdiri Amini
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Badan Tegak TBT 152
2. Tinggi Mata Berdiri TMB 142
3. Tinggi Bahu Berdiri TBHB 126
4. Tinggi Siku Berdiri TSB 100,5
5. Tinggi Pinggang Berdiri TPGB 96,5
6. Jangkauan Tangan Ke Atas JTA 196,5
17
7. Panjang Lengan Bawah PLB 43
8. Tinggi Lutut Berdiri TLB 45
9. Tebal Dada Berdiri TDB 28,5
10. Tebal Perut Berdiri TPB 16
11. Berat Badan BB 42
12. Jangkauan Tangan Ke Depan
JTD 72
13. Rentangan Tangan RT 156
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi badan tegak 152 cm, tinggi mata berdiri 142 cm, tinggi bahu berdiri 126 cm, tinggi siku berdiri 100,5 cm, tinggi pinggang berdiri 96,5 cm, jangkauan tangan ke atas 196,5 cm, panjang lengan bawah 43 cm, tinggi lutut berdiri 45 cm, tebal dada berdiri 28,5 cm, tebal perut berdiri 16 cm, berat badan 42 kg, jangkauan tangan ke depan 72 cm, dan rentangan tangan 156 cm.
4. Nama : Dwi Mustikasari
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan a) Posisi Duduk Samping
Tabel 16 Posisi Duduk Samping Dwi
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Duduk Tegak TDT 78
2. Tinggi Duduk Normal TDN 75
3. Tinggi Mata Duduk TMD 71
4. Tinggi Bahu Duduk TBD 52
5. Tinggi Siku Duduk TSD 25,5
6. Tinggi Sandaran Punggung TSP 39
7. Tinggi Pinggang TPG 23
8. Tebal Perut Duduk TPD 14
9. Tebal Paha TP 10,5
10. Tinggi Popliteal TPO 37
11. Pantat Popliteal PP 41
12. Pantat Ke Lutut PKL 45
18
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi duduk tegak 78 cm, tinggi duduk normal 75 cm, tinggi mata duduk 71 cm, tinggi bahu duduk 52 cm, tinggi siku duduk 25,5 cm, tinggi sandaran punggung 39 cm, tinggi pinggang 23 cm, tebal perut duduk 14 cm, tebal paha 10,5 cm, tinggi popliteal 37 cm, pantat popliteal 41 cm, dan pantat ke lutut 45 cm.
b) Posisi Duduk Menghadap Ke Depan
Tabel 17 Posisi Duduk Menghadap Ke Depan Dwi
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Lebar Bahu LB 33,5
2. Lebar Pinggul LP 30
3. Lebar Sandaran Duduk LSD 38,5
4. Lebar Pinggang LPG 36
5. Siku Ke Siku SKS 36,5
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu lebar bahu 33,5 cm, lebar pinggul 30 cm, lebar sandaran duduk 38,5 cm, lebar pinggang 36 cm, dan siku ke siku 36,5 cm.
c) Posisi Berdiri
Tabel 18 Posisi Berdiri Dwi
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
1. Tinggi Badan Tegak TBT 145,5
2. Tinggi Mata Berdiri TMB 136
3. Tinggi Bahu Berdiri TBHB 122
4. Tinggi Siku Berdiri TSB 96,5
5. Tinggi Pinggang Berdiri TPGB 69
6. Jangkauan Tangan Ke Atas JTA 171
7. Panjang Lengan Bawah PLB 34,5
8. Tinggi Lutut Berdiri TLB 43
9. Tebal Dada Berdiri TDB 27
10. Tebal Perut Berdiri TPB 14
11. Berat Badan BB 37
12. Jangkauan Tangan Ke
Depan JTD 67
13. Rentangan Tangan RT 137
19
Berdasarkan pengukuran antropometri yang telah dilakukan pada subjek, diperoleh hasil penelitian yaitu tinggi badan tegak 145,5 cm, tinggi mata berdiri 136 cm, tinggi bahu berdiri 122 cm, tinggi siku berdiri 96,5 cm, tinggi pinggang berdiri 69 cm, jangkauan tangan ke atas 171 cm, panjang lengan bawah 34,5 cm, tinggi lutut berdiri 43 cm, tebal dada berdiri 27 cm, tebal perut berdiri 14 cm, berat badan 37 kg, jangkauan tangan ke depan 67 cm, dan rentangan tangan 137 cm.
20
5. Hasil pengukuran antropometri tubuh seluruh anggota kelompok Tabel 19 Hasil pengukuran antropometri tubuh seluruh anggota kelompok
Gadha Rizal Amini Sari
1. Tinggi Duduk Tegak TDT 96 94 83 74 347 86,8 10,2 69,9 103,6
2. Tinggi Duduk Normal TDN 94 89 77 75 335 83,8 9,2 68,6 98,9
3. Tinggi Mata Duduk TMD 87 85 72 71 315 78,8 8,4 64,9 92,6
4. Tinggi Bahu Duduk TBD 67 61 53 52 233 58,3 7,1 46,6 69,9
5. Tinggi Siku Duduk TSD 28,5 34,5 22 25,5 110,5 27,6 5,3 18,9 36,3
6. Tinggi Sandaran Punggung TSP 52 52 38,5 39 181,5 45,4 7,7 32,8 58,0
7. Tinggi Pinggang TPG 29 28,5 28 23 108,5 27,1 2,8 22,6 31,7
8. Tebal Perut Duduk TPD 20 22 14 14 70 17,5 4,1 10,7 24,3
9. Tebal Paha TP 17 19 11 10,5 57,5 14,4 4,3 7,4 21,4
10. Tinggi Popliteal TPO 59 57 42 37 195 48,8 10,9 30,8 66,7
11. Pantat Popliteal PP 49 51 38 41 179 44,8 6,2 34,5 55,0
12. Pantat Ke Lutut PKL 57 65 50 45 217 54,3 8,7 39,9 68,6
13. Lebar Bahu LB 40 41 36,5 33,5 151 37,8 3,4 32,1 43,4
14. Lebar Pinggul LP 43 43 38 30 154 38,5 6,1 28,4 48,6
15. Lebar Sandaran Duduk LSD 45 48 42 38,5 173,5 43,4 4,1 36,7 50,1
16. Lebar Pinggang LPG 36 35 30,5 38 139,5 34,9 3,2 29,7 40,1
17. Siku Ke Siku SKS 48 48 36,5 36,5 169 42,3 6,6 31,3 53,2
18. Tinggi Badan Tegak TBT 175 174 152 145,5 646,5 161,6 15,1 136,8 186,5
19. Tinggi Mata Berdiri TMB 165 164 142 136 607 151,8 14,9 127,2 176,3
20. Tinggi Bahu Berdiri TBHB 147 152 126 122 547 136,8 15,0 112,2 161,3
21. Tinggi Siku Berdiri TSB 122 111 100,5 95,5 429 107,3 11,8 87,9 126,6
22. Tinggi Pinggang Berdiri TPGB 107 113 96,5 69 385,5 96,4 19,5 64,3 128,4
23. Jangkauan Tangan Ke Atas JTA 209 219 196,5 171 795,5 198,9 20,7 164,8 233,0
24. Panjang Lengan Bawah PLB 44,5 47 43 34,5 169 42,3 5,4 33,3 51,2
25. Tinggi Lutut Berdiri TLB 48,5 50 45 43 186,5 46,6 3,2 41,4 51,9
26. Tebal Dada Berdiri TDB 40 41 28,5 27 136,5 34,1 7,4 22,0 46,3
27. Tebal Perut Berdiri TPB 20 22 16 14 72 18,0 3,7 12,0 24,0
28. Berat Badan BB 65 79 42 37 223 55,8 19,7 23,3 88,2
29. Jangkauan Tangan Ke Depan JTD 83 82 72 67 304 76,0 7,8 63,2 88,8
30. Rentangan Tangan RT 175 175 156 137 643 160,8 18,2 130,8 190,7
SD 5% 95%
No. Data Yang Diukur Simbol Hasil Pengukuran (CM)
Jumlah X
21
6. Hasil pengukuran antropometri tubuh seluruh anggota kelompok
Dalam merancang kursi kerja sebagai alat kerja yang ergonomis, diperlukan 7 data anthropometri tubuh yang harus diukur, yaitu tinggi popliteal, pantat popliteal, lebar pinggul, tinggi bahu duduk, lebar bahu, tinggi siku duduk, dan panjang lengan bawah. Dengan mempertimbangkan 7 variabel ini maka dapat diciptakan kursi kerja yang nyaman dan aman untuk bekerja. Berdasarkan data anthropometri pada tabel diatas, maka diperoleh desain kursi kerja yang ergonomis sebagai berikut.
Gambar 7 Desain Kursi Kerja Ergonomis
Pada desain perancangan kursi kerja tersebut dapat dilihat bahwa desain kursi kerja telah sesuai dengan data anthropometri hasil pengukuran dari kelompok kami.
Dalam merancang desain kursi kerja ergonomis tersebut, data anthropometri yang harus digunakan yaitu tinggi popliteal, pantat popliteal, lebar pinggul, tinggi bahu duduk, lebar bahu, tinggi siku duduk, dan panjang lengan bawah. Ukuran panjang anthropometri diambil sesuai hasil pengukuran yang ada pada tabel dengan perhitungan anthropometri menggunakan persentil 95%. Pengukuran menggunakan persentil 95% dilakukan untuk memastikan bahwa kursi memiliki ukuran yang sesuai untuk orang-orang dengan ukuran terbesar. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kursi dapat digunakan oleh semua orang, terlepas dari ukuran tubuhnya. Sehingga diperoleh perhitungan anthropometri menggunakan persentil 95% untuk lebar bahu 43,4 cm, tinggi bahu duduk 69,9 cm, lebar pinggul 48,6 cm, tinggi siku duduk 36,3 cm, panjang lengan bawah 51,2 cm, pantat
22 popliteal 55,0 cm, dan tinggi popliteal 48,6 cm. Rancangan tinggi kursi kerja seharusnya dirancang adjustable agar karyawan yang memiliki postur tubuh tinggi maupun rendah dapat menggunakan kursi dengan nyaman sesuai kebutuhan karyawan. Rancangan kursi kerja yang ergonomis dapat mengurangi tingkat keluhan karena beban yang tadinya bertumpu pada kedua kaki dapat diganti dengan adanya kursi sehingga beban menjadi merata keseluruh tubuh dan kedua kaki yang tadinya berada dibawah dapat dinaik turunkan pada pijakan kaki sesuai dengan kebutuhan karyawan.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum ini adalah:
1. Pengukuran anthropometri dilakukan dengan cara mengukur anggota tubuh menggunakan meteran.
2. Cara mengukur dimensi - dimensi tubuh manusia secara anthropometri adalah berdasarkan karakteristik tertentu dari tubuh manusia seperti volume titik berat dan massa dari bagian-bagian tubuh.
3. Cara pengolahan data anthropometri adalah dengan cara menghitung rata - rata, standar deviasi, persentil.
B. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah:
Dalam melakukan pengukuran terhadap bagian tubuh, harus dilakukan dengan teliti agar ukuran yang diperoleh sesuai dengan bagian tubuh yang diukur.
Sampel yang diukur harus terdiri dari berbagai macam ukuran tubuh, agar mendapatkan data yang lengkap.
Alat ukur yang dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu agar ukuran yang diambil tidak salah
Untuk kedepan sebaiknya lebih ditekankan praktikum yang membuat praktikan mengerti dan langsung bisa di aplikasikan dalam dunia nyata.
Sebaiknya selama praktikum asisten dan praktikan lebih bersemangat lagi untuk menerapkan aspek-aspek kedisiplinan yang lebih giat, keuletan, ketelatenan dan ketelitian.
Anggaplah sesuatu yang mudah itu mudah, dan berfikirlah sesuaru itu mudah jika terasa sulit untuk dilakukan.
23
DAFTAR PUSTAKA
WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya.
Ergonomi fit. 2011. Ergonomi dan Antropometri [Online]. Indonesia.
Available:http//http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan antropometri.html.[Accessed]
24
LAMPIRAN
Gambar 8 Saat Melakukan Praktikum Desain 1
Gambar 9 Saat Melakukan Praktikum Desain 3
Gambar 10 Saat Melakukan Praktikum Desain 5
25