• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 8_LAPRAK SIRUP SINTETIS.docx - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KELOMPOK 8_LAPRAK SIRUP SINTETIS.docx - Spada UNS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA

“PEMBUATAN SIRUP SINTETIS”

Disusun oleh :

Destriana Putri (K3317020) Egies Pristia M S (K3317026) Halida Anwar A F (K3317034) Ulfa Fauzizah (K3317072)

Diampu oleh :

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2020

(2)

BAB I DASAR TEORI

Sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, namun hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Viskositas (kekentalan) sirup disebabkan oleh banyaknya ikatan hidrogen antara gugus hidroksil (OH) pada molekul gula terlarut dengan molekul air yang melarutkannya. Secara teknik maupun dalam dunia ilmiah, istilah sirup juga sering digunakan untuk menyebut cairan kental, umumnya residu, yang mengandung zat terlarut selain gula.

Untuk meningkatkan kadar gula terlarut, biasanya sirup dipanaskan. Larutan sirup menjadi super-jenuh. Sirup juga sering digunakan pada dunia obat-obatan, kuliner serta minuman.

Sirup sintetis merupakan produk yang berasal dari essence buah yang kemudian ditambah gula, air, asam, dan bahan pengawet. Sirup disuplementasikan dengan flavor, zat warna, asam, serta distabilkan dengan pengawet. Penggunaan pewarna sintetik selalu dalam kekhawatiran bahwa setiap saat bahan ini bisa dinyatakan tidak layak untuk dipakai sebagai bahan tambahan makanan. (Dahlan, M.A. dan Wartono,1984)

Menurut SNI (1994), sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat (sakarosa : High Fructose Syrup dan atau gula inversi lainnya) dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan. Definisi sirup yang lain yaitu sejenis minuman ringan berupa larutan kental dengan citarasa beraneka ragam, biasanya mempunyai kandungan gula minimal 65%.

Berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi tiga, yaitu sirup essence, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup essence adalah sirup yang cita rasanya ditentukan oleh essence yang ditambahkan. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni buah segar.

Sirup merupakan jenis minuman yang kini banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Berbagai jenis sirup dengan warna dan rasa yang beraneka ragam banyak dijumpai di pasaran. Selain rasanya yang manis, sirup sangat mudah dikonsumsi. Hanya

(3)

dengan beberapa sendok sirup kemudian diencerkan dengan beberapa mililiter air matang, kita sudah mendapatkan minuman siap saji.

Semakin tingginya permintaan sirup oleh masyarakat dan semakin majunya teknologi mengakibatkan banyaknya minuman dan makanan yang tidak dibuat secara alami. Bila kita mengkonsumsinya secara berlebihan memungkinkan timbulnya penyakit di dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus selektif dalam memilih jenis makanan maupun minuman yang kini banyak dijual di pasaran. Tidak menutup kemungkinan kita membuat sendiri dari ilmu yang kita peroleh untuk meminimalkan pemakaian zat aditif.

Pembuatan sirup sangat sederhana dan mudah dilakukan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan sirup adalah gula pasir, air, natrium siklamat, natrium benzoat, asam sitrat, pengental (CMC), pewarna dan essence.

DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. GULA

Biasanya diperoleh dari tebu, kelapa atau bit. Energi yang dihasilkan sebesar 4 kalori per gram. Sukrosa inilah yang kita namai “gula” dalam bahasa sehari-hari.

2. NATRIUM BENZOAT

Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda.

Natrium benzoat berfungsi sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0. (Sumarwan dkk, 2004: 111)

Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah berry yang digunakan untuk membuat agar-agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain.

3. ASAM SITRAT

Asam sitrat merupakan salah satu contoh asidulan yaitu senyawa kimia yang bersifat asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan. Asam sitrat dan garam-garam jika dikombinasikan akan menjadi

(4)

buffer yang baik dan berperan dalam menstabilkan pH selama tahap-tahap pengolahan dan menstabilkan pH produk akhir yang dihasilkan.

Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran dengan keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5.(Sakidja.1989: 466).

Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga menjadi lebih rendah. Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah (kurang dari 4.6).

Asam sitrat juga dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan asam sitrat banyak digunakan dalam industri minuman.

Asam sitrat juga berfungsi untuk mengisolasi/memisahkan ion-ion logam yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, reaksi pencoklatan, dan pembentukan sruktur-struktur kompleks. Selain itu asam sitrat juga dapat menginaktifkan enzim yang tidak disukai seperti polyphenol oxidase yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis.

Sitrat-sitrat biasanya lebih disukai daripada fosfat-fosfat untuk mengubah kekelatan, karena sitrat-sitrat menghasilkan cita rasa asam yang lebih halus.

(Sakidja,1989: 477) 4. CMC

CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi.

Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian ditambahkan Na-kloro asetat

R OH + NaOH R Na + NaOH

R ONa + ClCH2COONa R O CH2COONa + NaCl

CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis.

CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), CMC akan mengendap.

(5)

CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.

Ada empat sifat fungsional yang penting dari CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi. Didalam sistem emulsi hidrokoloid (CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan.

Penambahan CMC berfungsi sebagai bahan pengental, dengan tujuan untuk membentuk sistem dispersi koloid dan meningkatkan viskositas. Dengan adanya CMC ini maka partikel-partikel yang tersuspensi akan terperangkap dalam sistem tersebut tetap tinggal ditempatnya dan tidak mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi. Mekanisme bahan pengental dari CMC mengikuti bentuk konformasi extended atau streched Ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D glukopiranosil yaitu dari rantai selulosa.

Bentuk konformasi pita tersebut karena bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hydrogen dengan 1,4 -Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil. CMC yang merupakan derivat dari selulosa memberikan kestabilan pada produk dengan memerangkap air dengan membentuk jembatan hydrogen dengan molekul CMC yang lain.

Penggunaan CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain.

Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid.

5. ESSENS DAN PEWARNA

Pewarna ditambahkan ke dalam minuman atau sirup buah karena beberapa alasan, diantranya adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh warna standar, dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya, pewarna yang ditambahkan ke dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik. Essence digunakan untuk memberikan aroma yang sedap pada sirup yang dibuat.

(6)

BAB II

BAHAN DAN PERALATAN

Setiap kali kita hendak membuat atau memproduksi sesuatu pasti diawali dengan langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.

Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat sari buah lemon adalah sebagai berikut.

A. Bahan

Nama Bahan Gambar Jumlah

Asam siklamat Secukupnya

Gula 0,25 kg

Essence coklat Secukupnya

Asam sitrat Secukupnya

Natrium benzoat Secukupnya

CMC Secukupnya

Air mineral 500 ml

(7)

B. Alat

Nama Alat Gambar Jumlah

(buah) Botol bertutup

rapat 1

Panci berlapis

email 1

Kompor listrik 1

Sendok 1

Pengaduk kayu 1

Saringan 1

(8)

BAB III

CARA MEMBUAT SIRUP SINTETIS A. Bagan Kerja

B. Langkah-langkah Kerja

Cara Kerja Foto Hasil Pengamatan

Melarutkan gula dengan air di dalam panci berlapis email diatas kompor listrik

Gula melarut

Setelah mendidih, menambahkan natrium benzoat secukupnya

Natrium benzoat larut

Pada saat hangat, memasukkan asam sitrat dan CMC (bahan cmc terlebih dahulu di larutkan dalam air)

- Asam sitrat

- Setelah ditambahkan CMC, larutan menjadi mengental Melarutakan gula dengan

air di dalam panci berlapis email diatas kompor listrik

Setelah mendidih, menambahkan natrium

benzoat secukupnya

Pada saat hangat, memasukkan asam sitrat

dan CMC (bahan cmc terlebih dahulu di larutkan

dalam air)

Setelah dingin kemudian menambahkan essence

cokelat secukupnya

Menyaring larutan sirup Memasukkan ke dalam botol yang sudah

sterilisasi

(9)

Setelah dingin kemudian menambahkan essence cokelat secukupnya

Larutan berwarna cokelat dan beraroma cokelat

Menyaring larutan sirup Larutan bersih dari

pengotor dan berwarna cokelat

Memasukkan ke dalam botol yang sudah disterilisasi lalu menempelkan label kemasan pada botol

Sirup siap untuk disajikan

(10)

BAB IV

ANALISIS USAHA SIRUP SINTETIS RASA COKELAT

a. Modal yang diperlukan No

.

Alat dan Bahan Quantity (Q) Harga satuan Total

1 Air 1 liter Rp 1.500/liter Rp 1.500

2 Gula 1/2 kg Rp 13.000/kg Rp 6.500

3 Asam Sitrat 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500 4 Natrium Benzoat 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500

6 CMC 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500

5 Essence 1 botol Rp 2000/botol Rp 2.000

7 Kemasan botol kaca

1 buah Rp 500/botol Rp 500

8 Air 1 liter Rp 1.500/liter Rp 1.500

Total Rp. 12.000,-

Modal sebanyak Rp 12.000,- menghasilkan 1 botol sirup coklat sehingga setiap botol memerlukan modal sekitar Rp 12.000,-.

b. Harga Jual

Setiap satu botol sirup coklat dijual dengan harga Rp 20.000,- sehingga setiap produksi 10 botol akan dihasilkan uang sebanyak Rp 200.000,- dari hasil penjualan.

c. Laba

Laba = harga jual – modal = Rp 20.000 – Rp 12.000 = Rp 8.000,- per 1 botol sirup

% Laba = 8.000

20. .000x100 %=40 %

d. Label Kemasan Produk

(11)

e. Desain Produk

JAWABAN PERTANYAAN SIRUP SINTETIS

(12)

1. Sebutkan kelemahan mengonsumsi sirup sintetis dibandingkan dengan mengonsumsi sirup organik (berbahan baku buah-buahan?)

Jawab: Kelemahan sirup sintesis jika dibandingkan dengan sirup organik adalah sebagai berikut (dengan asumsi bahwa semua dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah sedikit namun berulang, dan dalam jumlah besar).

a. Pada penggunaan pemanis sintetis dapat menyebabkan kanker dan gangguan saluran kemih, pengecilan testis, dan kerusakan kromosom

b. Pewarna sintetis dapat menyebabkan tumor, alergi pernafasan, hiperaktif pada anak-anak, kanker limfa, gangguan sistem imun, dan radang selaput lender pada hidung.

Dapat disimpulkan bahwa tidak dianjurkan untuk mengonsumsi produk sintetis dalam jumlah berlebih. Kesadaran diperlukan guna menjaga kesehatan konsumen.

2. Apa fungsi penambahan natrium siklamat dan natrium benzoat dalam pembuatan sirup sintetis?

Jawab: Natrium siklamat berfungsi sebagai pemanis buatan, dengan kadar kemanisannya berkisar antara 30—50 kali lebih manis dibandingkan gula alami.

Adapun natrium benzoat berfungsi sebagai pengawet pada sirup sintesis yang diproduksi.

3. Hitunglah analisis kelayakan usaha dari usaha pembuatan sirup sintetis!

Modal yang diperlukan No

.

Alat dan Bahan Quantity (Q) Harga satuan Total

1 Air 1 liter Rp 1.500/liter Rp 1.500

2 Gula 1/2 kg Rp 13.000/kg Rp 6.500

3 Asam Sitrat 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500 4 Natrium Benzoat 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500

6 CMC 1 bungkus Rp 500/bungkus Rp 500

5 Essence 1 botol Rp 2000/botol Rp 2.000

7 Kemasan botol kaca

1 buah Rp 500/botol Rp 500

8 Air 1 liter Rp 1.500/liter Rp 1.500

(13)

Total Rp. 12.000,-

Modal sebanyak Rp 12.000,- menghasilkan 1 botol sirup coklat sehingga setiap botol memerlukan modal sekitar Rp 12.000,-.

Harga Jual

Setiap satu botol sirup coklat dijual dengan harga Rp 20.000,- sehingga setiap produksi 10 botol akan dihasilkan uang sebanyak Rp 200.000,- dari hasil penjualan.

Laba

Laba = harga jual – modal = Rp 20.000 – Rp 12.000 = Rp 8.000,- per 1 botol sirup

% Laba = 8.000

20. .000x100 %=40 %

4. Buatlah leaflet dari produk sirup sintetis yang anda hasilkan!

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, M.A. dan Wartono. (1984). Pembuatan sirup pala. Bogor : Balai Besar Litbang Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian.

Kus, Sri Martini, Sri Retno Dwi A. (2011). Petunjuk Praktikum Prakarya Kimia.

Surakarta : UNS Press.

Rahardjo. Bahan-bahan tambahan pada pembuatan sirup dan minuman ringan.

Majalah Kimia, VI (16), 1979: 1-11.

Sakidja. 1989. Kimia Pangan. Jakarta: Depdikbud.

Tim Dosen. 2020. Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari. Surakarta : UNS Press.

Referensi

Dokumen terkait