• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN ARGUMENTASI DAN SELF REGULATION PESERTA DIDIK MTS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEMAMPUAN ARGUMENTASI DAN SELF REGULATION PESERTA DIDIK MTS "

Copied!
61
0
0

Teks penuh

PENGARUH MODEL BELAJAR ASSISTED LEARNING DI GOOGLE CLASSROOM TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI DAN SELF-REGULATION SISWA. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut diketahui bahwa kemampuan argumentasi dan pengaturan diri siswa MT Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Adakah pengaruh model pembelajaran eksploratif dengan bantuan google class terhadap keterampilan argumentatif siswa kelas VIII (2) Apakah ada pengaruh model pembelajaran eksploratif dengan bantuan google class? tentang pengaturan diri siswa kelas VIII.

Menyatakan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Argumentasi dan Regulasi Diri Siswa MTs Muhammadiyah Sukarame” benar-benar karya penulis, tidak menjiplak atau menjiplak karya orang lain, kecuali bagian yang telah diacu dan disebutkan dalam catatan kaki atau daftar pustaka. Alhamdulillahi robbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Google Classroom Terhadap Kemampuan Argumentasi dan Regulasi Diri Siswa MTs Muhammadiyah Sukarame”. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul proposal ini, maka pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci beberapa istilah yang menjadi bahan pembahasan dalam judul: “Pengaruh Model Discovery Learning berbantuan Google Classroom terhadap argumentasi dan self- keterampilan regulasi Siswa MT Muhammadiyah Sukarame”.

Latar Belakang Masalah

Sumber : Hasil pra penelitian keterampilan argumentatif siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung. Siswa yang memiliki kemampuan argumentatif yang baik dapat menyelesaikan permasalahan yang diberikan selama proses pembelajaran. Salah satu alternatif cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pengaturan diri siswa adalah dengan melakukan perubahan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan berargumentasi dan mengatur diri siswa pada materi sistem pembelajaran saintifik.

Identifikasi Masalah

Hasil penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemampuan komunikasi dan sikap matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran Discovery, lebih baik dibandingkan yang diajar dengan pendekatan konvensional. Yang membedakan adalah kemampuan yang diukur, penelitian Zinatun Hayati Dina mengukur peningkatan kemampuan komunikasi dan pola pikir matematis, sedangkan peneliti mengukur kemampuan argumentasi dan pengaturan diri.13.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Model Discovery Learning dengan bantuan Google Classroom terhadap kemampuan argumentatif siswa. Untuk mengetahui pengaruh Model Discovery Learning dengan bantuan Google Classroom terhadap keterampilan pengaturan diri siswa.

Manfaat Penelitian

Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sistematika penulisan

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENUTUP

Model Discovery Learning

  • Pengertian Discovery Learning
  • Pengertian Google Classroom

Discovery learning merupakan model pembelajaran yang dirancang agar siswa dapat menemukan konsep dan prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa belum dalam bentuk akhir, melainkan siswa harus menemukannya, mengorganisasikannya secara mandiri. Model pembelajaran Discovery merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif belajar dengan mencari dan menyelidiki pemecahan suatu permasalahan, sehingga hasil yang diperoleh akan tersimpan lama dalam ingatan.

Pembelajaran berpusat pada siswa (Student-Centered Leaning), siswa diharapkan menjadi peserta yang aktif dan mandiri dalam proses pembelajarannya, bertanggung jawab dan berinisiatif mengenali kebutuhan belajarnya, mencari sumber informasi untuk memenuhi kebutuhannya menjawab, membangun juga . 20 Fajar Prasetyo dan Firosalia Kristin1, “Pengaruh Model Problem Based Learning dan Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar” 7 (April 2020). Mulyasa mengatakan bahwa pembelajaran penemuan adalah model pembelajaran menemukan sesuatu yang bermakna dalam pembelajaran yang dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 23.

22 Firosalia Kristin1, “Pengaruh model pembelajaran problem based learning dan Discovery Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas 5 SD.”. Verifikasi (pembuktian) Tahap ini menginstruksikan siswa untuk memeriksa kebenaran dan keabsahan hasil pengolahan data melalui berbagai kegiatan, bertanya kepada teman, berdiskusi dan mencari sumber yang dapat dipercaya. Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menggeneralisasikan hasil kesimpulannya mengenai suatu kejadian atau masalah yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih metakognitif siswa.

Penggunaan pembelajaran penemuan (discovery learning) mempunyai beberapa manfaat, antara lain melibatkan siswa dalam berpikir kritis dan meningkatkan aktivitas belajar siswa, memaksimalkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, membangun hubungan kooperatif dan dinamika tim dalam pemecahan masalah, melatih keterampilan dan ketangkasan pemecahan masalah siswa, serta melatih siswa dalam menggunakan pengetahuan. Kekurangan dalam pembelajaran penemuan (DL atau Discovery Learning) terkadang menimbulkan kebingungan dikalangan siswa jika tidak mempunyai semacam kerangka kerja dan sebagainya, maka terbentuklah miskonsepsi, siswa yang lemah cenderung belajar di bawah standar yang diinginkan dan guru sering kali gagal mendeteksi siswa tersebut ( bahwa mereka memerlukan obat dan stadium). 24.

Tabel 2.1 Sintaks Discovery Learning
Tabel 2.1 Sintaks Discovery Learning

Kemampuan Argumentasi 1. Pengertian argumentasi

  • Indikator Argumentasi
  • Penting Argumentasi bagi siswa
  • Pengertian Self Regulation
  • Aspek-aspek Self Regulation
  • Indikator Self Regulation
  • Manfaat Self Regulation
  • Prinsip-prinsip Self Regulation

Keterampilan argumentatif sangat penting untuk melatih dalam pembelajaran agar siswa mempunyai penalaran yang logis, pandangan yang jelas dan penjelasan yang rasional terhadap hal yang dipelajarinya. Kegiatan pembelajaran berbasis argumen dapat mendorong siswa untuk turut serta memberikan bukti, data, dan teori yang valid untuk mendukung pendapat tentang suatu masalah. 32 Yuni Anggia Purnama, “Analisis Kualitas Argumen Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Media Kartun untuk Konsep Sistem Imun”, 2018.

33 Wahdan, Sulistina dan Sukarianingsih, 'Analisis kemampuan penalaran ilmiah pada materi pengikatan kimia siswa SMA, MAN dan Perguruan Tinggi Tingkat I'. Menurut Sumarwiyah, pengaturan diri mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.Fokus teori pengaturan diri adalah bagaimana siswa mengubah, menggerakkan, dan mempertahankan aktivitas belajarnya, baik dalam lingkungan sosialnya maupun secara mandiri. 36 Aprilia Tri Prasetiani dan Margaretta Erna Setianingrum, “Hubungan regulasi diri dengan kecenderungan kecanduan game online pada mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana” 06 (1 Juni 2020).

Pengaturan diri (self-regulation) merupakan ketahanan diri terhadap rangsangan dari lingkungan yang memaksa seseorang melakukan suatu tindakan, baik tindakan positif maupun tindakan negatif. Menurut Albelbisi & Yusop, pengaturan diri berguna untuk meningkatkan kemandirian belajar dan membantu siswa mengatur pola belajar yang cocok bagi dirinya, sehingga meningkatkan motivasi belajarnya untuk mencapai prestasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat regulasi diri yang tinggi akan menunjukkan motivasi positif, kemandirian dan hasil belajar yang baik.

Keberhasilan siswa dalam belajar berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengatur dirinya dalam belajar. 40. 39 Venna Yulia Rachmawati, „PENSA E-JOURNAL: Pendidikan IPA Implementasi Evaluasi Diri dalam Pembelajaran Daring untuk Meningkatkan Kemampuan Pengaturan Diri Siswa di SMPN 1 Gresik.

Kajian Teori

  • Menganalisis sistem
  • Menyajikan hasil
    • Membuat laporan tetang

28. membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, berhitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang diajarkan di sekolah dan sumber lain dari sudut pandang/teori yang sama.

Materi Sistem Pencernaan

Proses penguraian karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang lebih sederhana akan melibatkan beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati-amilase atau ptyalin, dan enzim pengubah disakarida-disakarida. Protein yang terdapat pada makanan seperti ikan, telur, dan daging disebut protein hewani, sedangkan protein yang diperoleh dari tumbuhan disebut protein nabati yang diperoleh dari tumbuhan seperti kacang-kacangan. Fungsi protein adalah pembentukan dan pertumbuhan sel-sel baru, menjaga kekentalan darah dan produksi energi.

Menurut penelitian para ahli, ternyata tidak ada enzim untuk konversi protein di dalam air liur, sehingga konversi protein (ikatan peptida) tidak terjadi di mulut, melainkan dipecah terlebih dahulu di lambung. Fungsi lemak adalah produksi energi, pelarutan vitamin A, D, E dan K, sebagai bantalan lemak dan perlindungan terhadap suhu rendah. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C dan B.

Mineral yang banyak dibutuhkan tubuh seperti kalsium, fosfor, kalsium, zat besi, natrium, yodium, klorin dan lain-lain. Fungsi mineral adalah pembangun tubuh, misalnya kalsium untuk pembentukan tulang, zat besi untuk pembentukan sel darah merah, dan juga mempunyai fungsi tertentu misalnya kalium untuk kontraksi otot. Sistem pencernaan terdiri dari saluran cerna yang meliputi rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus, serta kelenjar terkait, seperti kelenjar ludah, hati, dan pankreas.

Fungsi pencernaan adalah memperoleh molekul-molekul yang diperlukan dari makanan untuk kebutuhan energi, pertumbuhan dan pertahanan tubuh.

Rongga mulut

Kerongkongan

Lambung

Usus Halus

Usus Besar

Rektum dan Anus

Pencernaan mekanis adalah proses mengubah makanan dari ukuran besar ke ukuran lebih kecil dengan menggunakan organ pencernaan. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecah molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana. Molekul sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening mengangkutnya ke seluruh sel yang membutuhkannya.

Saluran pencernaan manusia dapat terganggu karena beberapa sebab, gangguan ini dapat terjadi pada salah satu organ pencernaan, antara lain:

Kerangka berfikir

Hipotesis

  • Hipotesis Penelitian
  • Hipotesis Statistik

Terdapat pengaruh model Discovery learning yang didukung Google Classroom terhadap kemampuan pengaturan diri siswa VIII. kelas di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung. Model Discovery learning dengan bantuan Google Classroom tidak berpengaruh signifikan terhadap keterampilan argumentasi siswa VIII. kelas di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung). Model Discovery Learning berbasis Google Classroom tidak berpengaruh signifikan terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung).

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Discovery berbantuan Google Classroom terhadap kemampuan pengaturan diri siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung). Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Discovery berbasis Google Classroom terhadap kemampuan pengaturan diri siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung). Ana, Nabila Yuli, “Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar”, Pedagogi: Jurnal Pendidikan.

Penerapan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas X Kimia Tsm A SMK Muhamadiyah 1 Palu” 5, No. Pengembangan media e-learning Google Classroom untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas XI Ekonomi SMA Unggul Sakti Jambi, Jurnal Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial. Mu'minah, Iim Halimatul dan Aden Arif Gaffar, 'Pemanfaatan E-Learning Berbasis Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran Biologi', Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNMA.

Nuryaningsih, Waginah Dwi, “Penggunaan Model Collaborative Discovery Learning dengan Google Classroom dan WhatsApp Group untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa dalam Menulis Ekspositori”, Jurnal Pedagogi. 34; Penerapan model pembelajaran auditory, Intellectual Repetition (AIR) dengan pendekatan Lesson Study dalam pemecahan masalah matematis siswa.

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Discovery Learning
Tabel 2.3 Kajian Teori
Gambar 2.1 Sistem Pencernaan Manusia 42
Gambar 2.2 Struktur Rongga Mulut pada  Manusia 43
+4

Referensi

Dokumen terkait

So sánh tính chất hóa lý đặc trưng của sản phẩm non- ylphenol ethoxylate tổng hợp và Tergitol™ NP-9 Bảng 11 cho thấy thực hiện được quá trình ethoxylate hóa giữa ethylene oxide và