TEKNOLOGI PASCA PANEN LANJUTAN
TUGAS
Oleh
Nama : AHMAD MADANI ARITONANG
Jurusan : Ilmu Pertanian
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN
2023
1. Indeks kematangan
Waktu panen yang tepat adalah hal sangat penting untuk meningkatkan kualitas pascapanen dan memperpanjang umur simpan buah-buahan. Buah yang dipanen sebelum tahap pematangan dan pematangan yang tepat mungkin tidak mencapai kualitas optimal setelah panen dan dapat menjadi lebih mudah mengalami cedera atau bahkan mungkin tidak akan pernah menjadi matang, sedangkan buah yang dipanen setelah melewati tahap optimal mungkin tidak akan memiliki umur pascapanen yang panjang (Yahiadan Jesus, 2011).
Penentuan waktu panen biasanya menggunakan indeks ketuaan visual seperti bentuk buah, warna kulit, ukuran dan sifat akustiknya, selain itu juga dapat menggunakan parameter indeks ketuaan fisik berupa kekerasan (firmness), jus buah yang dihasilkan, serta berat spesifiknya. Metode lain yang digunakan adalah dengan indeks kimia (total padatan terlarut, kandungan pati, dan asam tertitrasi) maupun secara komputasi berdasarkan umur tanam.
Metode-metode tersebut dibagi menjadi menjadi 2 kelompok yakni metode yang destruktif (merusak) dan metode non destruktif (tidak merusak) yang keduanya dapat bersifat subjektif maupun objektif (Ahmad, 2013; Benkeblia et al., 2011; Erkan danDogan, 2019).
Di antara berbagai varietas buah dan sayur-sayuran, terdapat variasi yang besar
mengenai saat kemasakan , apakah cukup dipanen atau belum. Keadaan cukup tua untuk
dipanen dapat ditentukan antara lain sebagai berikut ini:
a. Secara visual adalah dengan melihat warna kulit, ukuran, masih adanya tangkai putik,
adanya daun daun tua di bagian luar yang kering, mengeringnya tubuh tanaman, dan penuhnya buah.
b. Secara fisik dari mudahnya buah terlepas dari tangkai atau adanya absisi, ketegaran, dan berat jenis.
c Dengan analisis kimia, yang meliputi kandungan zat padat, asam, perbandingan zat padat dengan asam, dan kandungan zat pati.
d. Dengan perhitungan jumlah hari setelah berbunga mekar e. Secara fisiologis : mengukur respirasi.
Pada proses pematangan buah, akan terjadi berbagai perubahan fisikokimia
setelah panen yang menentukan kualitas buah. Perubahan yang terjadi dalam proses pematangan buah pada buah yang berdaging adalah sebagai berikut.:
• pendewasaan biji,
• perubahan warna,
• absesi ( secara fisik mudah lepas dari tanaman induknya),
• perubahan kecepatan respirasi,
• perubahan laju pembentukan etilen,
• perubahan permeabelitas jaringan,
• pelunakan yaitu perubahan komposisi zat-zat pektat
• perubahan komposisi karbohidrat perubahan asam-asam organik
• perubahan -perubahan protein
• pembentukan senyawa volatil ( senyawa mudah menguap), dan
• pembentukan lilin pada kulit buah.
Buah yang dikehendaki oleh konsumen adalah buah atau sayuran yang dalam
keadaan masak optimum untuk dimakan. Selama pematangan buah, terjadi perubahan dalam susunannya. Untuk mencapai mutu konsumsi maksimal bagi buah atau sayuran, diperlukan telah terjadinya perubahan kimia demikian itu. Hal ini dapat dicapai apabila buah dipanen pada tingkat kematangan yang tepat. Buah yang belum tua dipanen akan
mempunyai mutu yang tidak memuaskan, walaupun telah terjadi perubahan pematangan
yang diinginkan.
- Seperti dilansir laman Asiarecipe, berikut ini adalah beberapa ciri buah yang memiliki Tingkat kematangan sangat baik.
- Penampilan buah yang matang biasanya akan terlihat dari warna ukuran, tekstur, rasa, serta aromanya.
- Untuk beberapa jenis buah (apel, pisang, nanas, ceri dan tomat) perubahan warna merupakan salah satu indikasi tingkat kematangan buah yang baik.
- Sebagian buah lainnya, warna belum tentu menjadi petunjuk yang bisa diandalkan. Hal ini dikarenakan beberapa buah malah berubah menjadi matang dengan tidak menunjukan perubahan warna sama sekali.
- Aroma yang dikeluarkan buah juga bisa menjadi petunjuk tingkat keatangan buah tersebut.
- Buah yang matang juga memiliki tekstur yang lebih lembut sebagai tanda kematangannya.
Remas kulit buah secara lembut untuk buah yang tidak bekulit tebal untuk melihat tingkat kematangannya.
- Jika buah yang dibeli belum terlalu matang, sebaiknya gunakan proses pematangan buatan sendiri dengan menghangatkannya didekat ruangan yang banyak cahaya atau disimpan dalam kantong kertas dan ditutup dengan rapat.
- Berat buah juga bisa digunakan sebagai indikator dari tingkat kematangan.
Setiap konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda sehingga perusahaan
berusaha untuk memenuhi ragam keinginan konsumen tersebut. Jika kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen, maka keragaman produk yang dihasilkan tidak terlalu menjadi masalah bagi konsumen.
Kontrol kualitas diperlukan tidak hanya untuk memenuhi kepuasan pelanggan, tetapi juga untuk memungkinkan perusahaan tetap kompetitif dalam persaingan bisnis (Elan &
Kusmindah, 2016). Jika kualitas produk yang ditawarkan memenuhi standar,
maka konsumen akan merasa puas dengan barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan.
Standar- standar ini dapat dikendalikan oleh kontrol kualitas
yang diterapkan oleh perusahaan. Pengendalian kualitas merupakan salah satu hal yang harus
dilakukan perusahaan untuk mengurangi resiko produk cacat (Amanah, 2010).
Pengendalian mutu atau biasa dikenal dengan istilah quality control (QC) adalah tindakan pengendalian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mengontrol kualitas produk dan jasa yang diproduksinya. Upaya penerapan pengendalian mutu ini berdampak pada pengeluaran biaya oleh perusahaan, namun manfaat pengendalian mutu yang dilakukan perusahaan sebanding dengan biaya awal yang dikeluarkan. Perusahaan yang menerapkan pengendalian mutu memiliki kualitas produk yang baik dan sedikit produk yang cacat, yang memudahkan perusahaan untuk memasarkan produknya (Elmas, 2017).
Pengendalian mutu perlu diterapkan oleh semua unit sistem organisasi atau perusahaan yang tujuannya memberikan pelayanan atau produk yang dapat memuaskan konsumen (Winarsih, 2017). Tujuan dari pengendalian kualitas itu sendiri adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang diproduksi oleh perusahaan berkualitas tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan mereka (Ramadhany & Supriono, 2015). Pengendalian mutu berguna dalam mengurangi jumlah produk cacat akibat proses produksi (Ratnadi & Suprianto, 2016). Cacat yang lebih sedikit dapat menurunkan biaya perbaikan dan meningkatkan laba perusahaan.
Pengendalian mutusangat penting untuk menjaga reputasi perusahaan karena kepercayaan konsumen terhadap suatu perusahaan dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkannya
(Nastiti, 2014).